Isolasi Minyak Atsiri Identifikasi Minyak Atsiri 1. Penetapan Parameter Fisika

alas bulat berleher pendek, lalu ditambahkan air suling sebanyak 300 ml. Labu diletakkan diatas pemanas listrik, lalu dihubungkan dengan pendingin dan alat penampung berskala. Sebelum buret diisi penuh dengan air, selanjutnya dilakukan destilasi. Volume minyak atsiri dihitung dan kadar minyak atsiri dihitung dalam vb Depkes RI, 1995.

3.5. Isolasi Minyak Atsiri

Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan metode penyulingan air water destillation. Penyulingan dilakukan dengan menggunakan alat destilasi air. Caranya: sebanyak 200 gram sampel dimasukkan dalam labu alas bulat berleher panjang 2 liter yang telah dirangkai dalam perangkat alat destilasi air. Destilasi dilakukan selama 5-6 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung dalam corong pisah lalu dipisahkan antara minyak dengan air. Kemudian minyak atsiri yang diperoleh ditambahkan natrium sulfat anhidrat, dikocok dan didiamkan selama 1 hari. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna gelap. Minyak yang diperoleh kemudian dianalisis dengan GC – MS. Kemudian dilakukan penetapan parameter fisika yang meliputi penentuan indeks bias dan penentun bobot jenis. 3.6. Identifikasi Minyak Atsiri 3.6.1. Penetapan Parameter Fisika

3.6.1.1. Penentuan Indeks Bias

Penentuan indeks bias dilakukan menggunakan alat Refraktometer Abbe. Caranya: Alat Refraktometer Abbe dihidupkan. Prisma atas dan prisma bawah dipisahkan dengan membuka klem dan dibersihkan dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Cuplikan minyak diteteskan ke prisma bawah lalu ditutup. Melalui teleskop dapat dilihat adanya bidang terang dan bidang gelap lalu Universitas Sumatera Utara skrup pemutar prisma diputar sedemikian rupa, sehingga bidang terang dan gelap terbagi atas dua bagian yang sama secara vertikal. Dengan melihat skala dapat dibaca indeks biasnya.

3.6.1.2. Penentuan Bobot Jenis

Penentuan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Caranya: Piknometer kosong ditimbang dengan seksama, lalu diisi dengan air suling dan ditimbang. Kemudian piknometer dikosongkan dan dibilas beberapa kali dengan alkohol dan dikeringkan dengan bantuan hairdryer. piknometer diisi dengan minyak selanjutnya dilakukan seperti pengerjaan pada air suling. Hasil bobot minyak atsiri diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi minyak atsiri dengan bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiri dengan bobot air suling dalam piknometer Depkes RI, 1995.

2.6.2. Analisis Komponen Minyak Atsiri

Penentuan komponen minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia buah kemukus Piper cubeba L.f dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM dengan menggunakan seperangkat alat Gas Cromatographi – Mass Spectrometer GC - MS model Shimadzu QP 2010 S. Kondisi analisis adalah jenis kolom kapiler Rtx - 5MS, panjang kolom 30 m, diameter kolom dalam 0,25mm, suhu injektor 290 C, gas pembawa He dengan laju alir 0,5 mlmenit. Suhu kolom terprogram temperature programming dengan suhu awal 70 C selama 5 menit, lalu dinaikkan perlahan – lahan dengan rute kenaikan 5,0 Cmenit sampai suhu akhir 280 C yang dipertahankan selama 60,0 menit. Universitas Sumatera Utara Cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan membandingkan spektrum masa dan komponen minyak atsiri yang diperoleh unknown dengan data library yang memiliki tingkat kemiripan similary index tertinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN