Pembagian Hak Bersama, Akta Hibah, Surat Keterangan Hibah dan alas pembuktian lainnya.
86
2. Tanah Yang Belum Bersertipikat Sebagai Objek Hak Tanggungan
Tanah-tanah yang belum bersertipikat dalam praktek perbankan banyak yang diterima sebagai jaminan kredit. Tanah-tanah yang belum bersertipkat ini adalah
tanah hak milik adat yang belum terdaftar akan tetapi telah memenuhi syarat untuk didaftarkan tetapi pendaftarannya belum dilakukan. Tanah hak milik adat itu telah
ada hanya proses administrasi dalam konversinya belum selesai dilaksanakan.
87
Tanah-tanah yang belum bersertipikat yang dapat diterima sebagai objek Hak Tanggungan adalah tanah-tanah hak milik adat atau juga disebut tanah bekas hak
milik adat yaitu tanah-tanah yang dipunyai oleh masayarakat hukum adat baik yang dimiliki secara perorangan maupun yang dimiliki secara berkelompok. Tanah-tanah
ini sebelum lahirnya UUPA tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum adat di masing-masing daerah dimana tanah tersebut terletak.
Undang-Undang Pokok Agraria UUPA tetap mengakui tanah-tanah bekas hak milik adat. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan pasal 5 UUPA yang menyatakan
bahwa hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa adalah hukum adat.
86
Hasil wawancara dengan Bukhari, Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Kota Lhokseumawe, pada tanggal 04 Agustus 2010, di Kota Lhokseumawe
87
Penjelasan pasal 10 ayat 3 UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
Universitas Sumatera Utara
Dengan berlakunya UUPA yang menganut asas unifikasi hukum Agraria untuk seluruh wilayah tanah air, maka tanah-tanah hak milik adat tersebut harus
dikonversikan ke dalam hak-hak yang terdapat dalam UUPA. Tanah-tanah bekas hak milik adat tersebut umumnya dikonversikan sebagai tanah Hak Milik menurut
ketentuan UUPA. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, hak-hak atas tanah yang dapat
dijadikan sebagai objek Hak Tanggungan adalah: a. Hak Milik.
b. Hak Guna Usaha.
c. Hak Guna Bangunan .
d. Hak Pakai atas tanah Negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan.
e. Hak Pakai atas Hak Milik masih akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dari berbagai hak-hak atas tanah yang dapat dijadikan objek hak tanggungan, hak milik merupakan hak yang terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
tanah. Hak milik ini dapat diproleh secara turun menurun dan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Hak milik yang saat ini dipunyai oleh masyarakat, dapat berasal dari berbagai macam latar belakang. Ada hak milik yang berasal dari konversi Hak Eigendom yang
merupakan hak yang semula tunduk pada ketentuan BW, ada hak milik yang berasal dari konversi bekas hak milik adat yang semula tunduk pada ketentuan Hukum Adat
dan ada juga hak milik yang diperoleh langsung dari pemberian hak yang dikuasai langsung oleh negara.
Universitas Sumatera Utara
Hak milik yang berasal dari bekas hak milik adat yang belum bersertipikat atau belum terdaftar menurut ketentuan pasal 10 ayat 3 Undang-Undang Hak
Tanggungan dapat dijadikan sebagai objek Hak Tanggungan. Dalam pasal 10 ayat 3 Undang-Undang Hak Tanggungan ditentukan bahwa apabila obyek Hak Tanggungan
berupa hak atas tanah yang berasal dari konversi hak lama yang telah memenuhi syarat untuk didaftarkan akan tetapi pendaftarannya belum dilakukan, pemberian Hak
Tanggungan dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan.
Dalam penjelasan pasal 10 ayat 3 tersebut disebutkan, yang dimaksudkan dengan hak lama tersebut adalah hak kepemilikan atas tanah menurut hukum adat
yang telah ada akan tetapi proses administrasi dalam konversinya belum selesai dilaksanakan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah syarat-syarat yang ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas tanah sebagaimana tersebut di atas dimungkinkan asalkan
pemberiannya dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran hak atas tanah tersebut pada Kantor Pertanahan.
88
Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk membuka kemungkinan bagi pemilik tanah yang berasal dari bekas hak milik adat yang haknya
itu belum dikonversikan ke dalam hak-hak sesuai UUPA, untuk menggunakan tanahnya sebagai jaminan kredit sehingga merekapun dapat memanfaatkan fasilitas
88
Ibid, Penjelasan Pasal 10 ayat 3
Universitas Sumatera Utara
yang disediakan oleh lembaga perkreditan yang ada. Oleh karena itu pendaftaran konversinya akan diberikan prioritas penangannnya.
89
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar tanah-tanah tersebut dapat dijadikan sebagai objek Hak Tanggungan adalah tanah-tanah tersebut dapat dialihkan.
90
Selain itu tanah-tanah tersebut harus jelas status kepemilikannya mempunyai alas hak yang
cukup dan mudah untuk dijual marketable.
91
Selain syarat-syarat tersebut di atas, sebelum tanah bekas hak milik adat yang belum terdaftar tersebut dijadikan jaminan, pihak Bank akan melakukan survey ke
tanah bersangkutan dan bank juga mensyaratkan agar tanah tersebut dilakukan pengukuran terlebih dahulu oleh Kantor Pertanahan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa kepemilikan atas tanah, batas-batas tanah dan luas tanah sebagaimana yang tertera dalam dokumen alas hak yang diberikan oleh debitur
kepada Bank telah dapat dipastikan kebenarannya. Hal ini juga sekaligus untuk mengetahui apakah ada pihak lain yang akan mengajukan keberatan terhadap tanah
tersebut pada saat dilakukan pengukuran oleh Kantor Pertanahan karena merasa mempunyai hak juga atas tanah bersangkutan.
92
89
A.P. Parlindungan, Op.Cit, hal. 166
90
Hasil wawancara dengan Bukhari Muhammad, Notaris dan PPAT di kota Lhokseumawe tanggal 14 Juli 2010 di Kota Lhokseumawe.
91
Hasil wawancara dengan Safriyadi, Account Officer pada PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh kantor Cabang Lhokseumawe, tanggal 14 Juni 2010, di Kota Lhokseumawe.
92
Hasil wawancara dengan Radian, Account Officer pada PT. Bank Rakyat Indonesia tanggal 10 Maret 2010, di Kota Lhokseumawe.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelaksanaan Pemberian Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Belum