Konsep Demokrasi Kedaulatan Rakyat

dan kebebasan, baik terhadap bahaya-bahaya dari dalam maupun bahaya- bahaya dari luar. Orang memberikan hak-hak alamiah kepada masyarakat, tetapi tidak semuanya.” 35 Teori kedaulatan rakyat ini antara lain juga diikuti oleh Immanuel Kant, yaitu yang mengatakan bahwa tujuan Negara itu adalah untuk menegakan hukum dan menjamin kebebasan daripada para warga negaranya. 36 Kedaulatan rakyat dapat diartikan dua macam: a. Kedaulatan rakyat dalam arti: rakyatlah yang diangap menjadi sumber atau asal segala kekuasaan dalam negara. Segala hokum dan peraturan yang diciptakan oleh rakyat harus ditaati lebih dari hokum atau peraturan manapun juga, lebih dari hukum yang diperintahkan oleh Tuhan sekalipun. Dalam hal ini berlakulah semboyan: “suara rakyat suara Tuhan”. b. Kedaulatan rakyat dalam arti: rakyat merupakan tempat kekuasaan yang tertinggi, kekuasaan mana sebenarnya karunia Tuhan. Karena souvereiniteit menurut paham ini karunia Tuhan, maka kebenaran hokum rakyat wajib diukur diselaraskan dengan kehendak Tuhan. 37

3. Konsep Demokrasi

Ada bermacam-macam istilah demokrasi. Semua konsep ini memakai itilah demokrasi, yang menurut asal kata berarti “rakyat berkuasa” atau 35 Ni’matul Huda, Ilmu Negara, h. 189. 36 Soehino, Ilmu Negara Yogyakarta: Liberty, 2005, h. 161. 37 Notohamidjojo, Teras Tatanegara Solo: Sadu Budi, 1956, h. 5 “goverment or rule by the people”. Kata Yunani demos berarti rakyat, kratoskratein berarti kekuasaan berkuasa. 38 Tokoh yang menjadi bapak dari ajaran ini adalah J. J. Rousseau. Menurut teori ini, rakyatlah yang berdaulat dan mewakilkan atau menyerahkan kekuasaannya kepada negara. Kemudian negara memecah menjadi beberapa kekuasaan yang diberikan kepada pemerintah ataupun lembaga perwakilan. Apabila pemerintah tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan bertindak untuk mengganti pemerintah itu. Kedaulatan rakyat ini, didasarkan pada kehendak umum yang disebut dengan volonte generale oleh Rousseau. 39 Kemauan bersama volonte generale ini, sebagai suatu kualitas. Kemauan bersama senantiasa bertujuan kebaikan dan kepentingan bersama, ia senantiasa benar dan adil. Ia akan mengalahkan kepentingan diri, yang menurut pendapat Rousseau memang tidak akan muncul apabila manusia itu dibiarkan berpikir sendiri tanpa dipengaruhi oleh bisikan dan hasutan dari luar. Kemauan bersama, katanya, tidak sama dengan kemauan semua sekutu volonte des tous, ini termasuk dalam lingkungan kuantitas, yakni berupa jumlah dari kemauan-kemauan yang ada. Kemauan bersama, adalah pemegang kedaulatan yang tidak terbatas, tidak dapat diserahkan dan tidak dapat pula dibagi-bagi. Kedaulatan terletak pada pihak yang memerlukan kemauan bersama, jadi rakyat keseluruhan. Kemauan bersama juga 38 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 50. 39 Jazim Hamidi, dkk, Teori Hukum Tata Negara: A Turning Point Of The State Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2012, h. 5. merupakan sumber hukum yang senantiasa harus didasarkan pada “bersamanya” bukan diuntukkan bagi seseorang atau segolongan. 40 Oleh karena negara untuk kepentingan bersama, maka menurut Montesquieu kekuasaan negara haruslah dipisah-pisahkan. 41 Salah satu konsep demokrasi yang kita kenal ialah demokrasi konstitusional. Demokrasi Konstitusional sendiri memiliki ciri tersendiri, yaitu terbatasnya kekuasaan pemerintah serta tidak dibenarkannya tindakan sewenang-wenang pemerintah kepada masyarakat. Kedua hal itu termaktub secara gambling dalam konstitusi, yang menjadi acuan bagi pemerintah. Ciri tersebut memiliki nafas yang sama dengan pernyataan Lord Acton, “power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely ” manusia yang memiliki kekuasaan cenderung akan menyalah-gunakannya, dan apabila manusia memiliki kekuasaan yang absolute atau tidak terbatas, tentunya akan disalah gunakan. Pemisahan danatau pembagian kekuasaan, sehingga kekuasaan tidak terpusat hanya pada satu lembaga atau individu, dalam prakteknya di Indonesia dapat dilihat melalui tiga lembaga Negara utama yang berperan dalam menjalankan roda pemerintahan, yaitu eksekutif presiden, legislatif DPR serta yudikatif MA. Sama halnya dengan sang induk, demokrasi konstitusional juga berkembang merespon pada tuntutan zamannya. Setelah pada abad 19 menitik beratkan pada penegakan hokum serta HAM, dalam 40 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Ideologi, Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke-3 Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 155. 41 C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Ilmu Negara Jakarta: Sinar Grafika, 2007, h. 160. perkembangannya dewasa ini, terdapat syarat-syarat bagi penyelenggaraan demokrasi konstitusional, yaitu: a. Perlindungan konstitusionil, yang mencakup perlindungan terhadap hak-hak individu serta prosedur untuk memperoleh perlindung tersebut. b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak. c. Pemilihan umum yang bebas. d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat. e. Kebebasan untuk berserikatberorganisasi dan beroposisi. f. Pendidikan kewarganegaraan civic education. 42 Ciri khas demokrasi konstitusionil adalah : a. Gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap negaranya. b. Pembatasan tercantum dalam konstitusi. c. Disebut “constitutional government“ Konsep demokrasi konstitusional memiliki tiga aspek utama, yaitu penataan lembaga negara, proses legislasi, dan judicial review. Aspek pertama, penataan lembaga negara merupakan hal penting karena lembaga negara ini yang menjalankan kekuasaan negara. Prinsip pembagian kekuasaan division of powers yang semula diagungkan diganti 42 B. Harimurti, “Sistem Pemerintahan Indonesia-Demokrasi Konstitusional”, artikel diakses pada 10 Januari 2014 dari http:www.koranpagi.comsistem-pemerintahan- indonesia pemisahan kekuasaan separation of powers dengan prinsip checks and balances. Perubahan signifikan dengan meninggalkan doktrin supremasi parlemen menjadi supremasi konstitusi.Pemisahan kekuasaan dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan kekuasaan yang berpeluang disalahgunakan. Prinsip checks and balances ditandai fungsi legislasi di tangan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah, tetapi presiden masih memiliki hak mengajukan rancangan undang-undang, membahas, dan memberikan persetujuan. Kekuasaan legislasi juga dikontrol dan diimbangi Mahkamah Konstitusi dalam menguji konstitusionalitas undang-undang judicial review. Begitu pula kekuasaan eksekutif dikontrol dengan fungsi pengawasan DPR dan DPD. Prinsip ini melengkapi doktrin pemisahan kekuasaan dengan kelemahan tidak mungkin kekuasaan mutlak diisi orang-orang dan fungsi yang murni berbeda dan terpisah.Tetapi, pemisahan kekuasaan ini bukan tanpa masalah. Janedjri menyatakan, bisa muncul ketegangan yang mengganggu fungsi masing-masing lembaga negara karena beda tafsir atas kekuasaan masing- masing dan personifikasi lembaga dengan pribadi pejabat. Hubungan tidak sehat manakala melibatkan hubungan emosional. Aspek kedua, yaitu pembuatan hukum melalui proses legislasi. Pembentukan hukum harus dilakukan melalui mekanisme demokratis dan cerminan ideal dan kebutuhan masyarakat. Hak-hak konstitusional, termasuk hak-hak masyarakat hukum adat, tidak boleh dilanggar norma yang hierarkinya lebih rendah karena konstitusi akan turun derajat tertingginya. Selain itu, Janedjri juga mengulas secara mendalam prasyarat demokratisasi pembentukan undang-undang agar terpenuhi yaitu dengan ada keterbukaan, forum publik, dan partisipasi dari masyarakat. Aspek ketiga yaitu judicial review. Mekanisme ini penegasan prinsip checks and balances, memperkuat negara demokrasi konstitusional, dan mengawal konstitusi sebagai supreme law dan menjaga konstitusi agar hidup. 43 Carol C. Gould mengklasifikasikan demokrasi dalam tiga model, yaitu 1 model individualisme liberal, 2 model pluralis, dan 3 model sosialisme holistik. Teori model demokrasi model individualisme liberal menjeaskan demokrasi sebagai pelindung orang dari kesewenang-wenangan kekuasaan pemerintah, dan mendudukan pemerintah sebagai pelindung kebebasan seluruh rakyat dari ancaman dan gangguan. Model demokrasi ini menginginkan kesamaan universal bagi seluruh rakyat dan kesamaan hak bagi seluruh rakyat itu dalam proses politik. Pandangan ini ditandai oleh one man one vote. Teori model pluralis merupakan kebalikan dari individualisme abstrak yang menekankan kepentingan pribadi individu-individu yang saling lepas. Dalam hal ini pluralisme memusatkan perhatian pada kepentingan kelompok sebagai agregasi dari kepentingan individual, dan pemunculannya akan mengakibatkan konflik dalam proses politik. Sehingga demokrasi politik 43 Flory Kresinda Sonnie , “Konsep Demokrasi dan Demokrasi Konstitusional Indonesia ”, artikel diakses pada 10 Januari 2014 dari http:konsepdemokrasi.blogspot.com201203konsep-demokrasi.html ditafsirkan sebagai sistem pemerintahan yang menengahi konflik kompetisi itu untuk memperoleh keseimbangan sosial. Menurut teori ini demokrasi politik memaksimumkan terwakilinya individu-individu yang kepentingannya mungkin tidak akan diwakili secara memadai oleh kekuasaan kelompok tempat ia bergabung. Teori ini juga menyatakan bahwa pluralisme melindungi kebebasan memilih para individu dengan menyediakan alternatif- alternatif politik yang mampu mewakili pluralitas kelompok kepentingan interest group ataupun partai. Struktur politik yang diciptakannya adalah menutup kemungkinan hegemoni dari suatu kelompok atau partai tunggal. Model pandangan ketiga, sosialisme holistik, merupakan salah satu pendekatan yang menekankan demokrasi ekonomi dan muncul untuk menanggapi ditolaknya kenyataan hubungan sosial dan ekonomi yang dilontarkan oleh individualisme liberal. 44

B. Partai Politik

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS IJIN CUTI KEPALA DAERAH PROVINSI UNTUK MENGIKUTI PEMILIHAN PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 2 16

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

Pengusulan Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Sebagai Peserta Pemilu Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008

0 10 122

Pengusulan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta pemilu menurut undang-undang pilpres

1 8 14

KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

0 4 20

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Kema Unpad.

0 0 1

peran media dalam kampanye di tinjau dari undang-undang no.42 tahun 2008 tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden berdasarkan hukum penyiaran di indonesia.

0 1 1

PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 66

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

ANALISIS PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi terdahap Undang-Undang No 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden) - Raden Intan Repository

0 0 90