5. Klasifikasi Partai
Klasifikasi partai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila dilihat dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, secara umum dapat dibagi
dalam dua jenis, yaitu: a Partai Massa.
Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, oleh karena itu ia biasanya terdiri dari
pendukung-pendukung dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang sepakat untuk bernaung dibawahnya dalam
memperjuangkan suatu program yang biasanya luas dan kabur. b Partai kader
Partai kader mementingkan ketaatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya. Pimpinan partai biasanya
menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadp calon anggotanya dan memecat
anggota yang menyeleweng dari garis partai yang ditetapkan.
52
Klasifikasi lainnya menurut sifat dan orientasi, partai politik dapat dibagi dalam dua jenis:
a Partai Lindungan Patronage Party. Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang
kendor sekalipun organisasi ditingkat lokal cukup ketat, disiplin yang lemah dan biasanya tidak terlalu mementingkan
52
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 166.
pemungutan iuran secara teratur. Maksud utamanya ialah memenangkan pemilihan umum untuk anggota-anggota yang
dicalonkannya, karena itu hanya giat menjelang masa-masa pemilihan umum.
b Partai Ideologi. Partai ideologi atau partai azas Sosialisme, Fasisme,
Komunisme, Kristen-Demokrat
biasanya mempunyai
pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan
mengikat. Terhadap calon anggota diadakan saringan, sedangkan untuk menjadi anggota pimpinan disyaratkan lulus
melalui beberapa tahap percobaan. Untuk memperkuat ikatan bathin dan kemurnian ideologi, maka dipungut iuran secara
teratur dan disebarkan organ-organ partai yang memuat ajaran- ajaran serta keputusan-keputusan yang telah dicapai oleh
pimpinan.
53
Klasifikasi partai politik menurut jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara. Klasifikasi ini antara lain:
a Sistem Partai Tunggal. Sistem satu partai atau sistem partai tunggal tidaklah layak
disebut sebagai “sistem” karena ia bukanlah kumpulan atau unsur yang saling berhubungan karena tidak ada yang bersaing
53
A. Rahman H. I., Sistem Politik Indonesia, h. 105.
dalam sistem kepartaian tersebut. Bentuk partai tunggal identik dengan sistem politik totaliter danatau sistem politik
komunisme. b Sistem Partai Hegemonik.
Agak berbeda dengan bentuk kepartaian tunggal, sistem partai hegemonik hegemonik memberi ruang bagi partai-partai lain
untuk turut terlibat dalam konstelasi pemilihan umum dalam sebuah sistem kepartaian. Namun tidak ubahnya dengan bentuk
partai tunggal, sistem partai hegemonik ternyata hanya menyediakan ruang pengakuan bagi partai besar dukungan
pemerintah. Artinya, partai-partai politik lain yang terlibat dalam sistem kepartaian hanya dijadikan legitimasi formal
pemerintah dalam rangka kebutuhan politik internasional rezim yang berkuasa agar disebut sebagai pemerintahan yang
demokratis. c Sistem Dua Partai.
Sistem kepartaian ini menyediakan ruang bagi dua partai untuk bersaing
guna mendapatkan
danatau mempertahankan
otoritasnya dalam suatu sistem politik. Dalam sistem ini terbangun secara pasti antara partai berkuasa dengan partai
oposisi. Partai politik yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan umum secara otomatis menjadi partai berkuasa
selama waktu yang ditetapkan oleh konstitusi. Sedangkan partai
yang kalah menjadi partai oposisi yang memberikan antitesisi atau counterpart pada setiap kebijakan danatau keputusan
politik yang dihasilkan oleh pemerintah. d Sistem Multi Partai.
Sistem multi partai adalah sistem kepartaian yang terdiri atas dua atau lebih partai politik yang dominan. Sistem multi partai
merupakan produk dari struktur masyarakat yang pluralis, heterogen, serta majemuk.
54
C. Pemilihan Umum