r =
9298 ,
1 9298
, 2
+ x
r = 0,9636 5. Kesimpulan :
Karena nilai r
hitung
r
tabel
0,9636 0,707 maka Ho diterima. Artinya kuesioner merupakan instrumen yang reliabel dan dapat dipergunakan.
5.2.5. Penerapan Metode Rasional
Usulan perancangan fasilitas kerja yang dirancangan yaitu alat pemotong pola texon dengan menggunakan metode perancangan rasional yang
dikembangkan oleh Nigel Cross. Adapun langkah-langkah metode perancangan tersebut adalah :
1. Klarifikasi Tujuan Clarifying Objectives
2. Penetapan Fungsi–fungsi Establishing Functions
3. Penyusunan Kebutuhan Setting Requirement
4. Penentuan Karakteristik Determining Characteristics
5. Pembangkitan Alternatif Generating Alternatives
6. Evaluasi Alternatif Evaluating Alternatives
7. Perbaikan Details Improving Details
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.1.Klarifikasi Tujuan
Klarifikasi tujuan adalah langkah pertama pada perancangan produk Nigel Cross. Klarifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan produk
dan sub-sub tujuan, serta hubungan di antara keduanya. Hubungan antara keduanya dengan menggunakan pertanyaan‘bagaimana’ How dan petanyaan
‘mengapa’ Why. Metode yang digunakan adalah metode pohon tujuan objective tree.
Adapun langkah–langkah yang harus dilakukan dalam membuat pohon tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar tujuan perancangan produk
Daftar tujuan perancangan produk alat pemotong pola texon adalah : 1.
Bahan pelapis handle dari busa 2.
Bahan mata pisau terbuat dari besi waja 3.
Bahan batang penekan terbuat dari besi pipa 4.
Bentuk kaki penyangga siku 5.
Warna alat adalah biru 6.
Tebal landasan 16 mm 7.
Tebal mata pisau 10 mm 8.
Tebal sesi rangka 8 mm 9.
Fungsi tambahan sebagai meja pengeleman puring 10.
Daya tahan alat 10 tahun b. Menyusun daftar tujuan dan sub tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan, berhubungan dengan bahan yang akan digunakan untuk membuat
produk secara keseluruhan Gambar 5.5. 2.
Desain, berhubungan dengan desain perancangan produk secara keseluruhan Gambar 5.6.
3. Dimensi, berhubungan dengan ukuran dari perancangan yang akan dilakukan
Gambar 5.7. 4.
Fungsi, berhubungan dengan fungsi-fungsi yang ada dalam sebuah produk Gambar 5.8.
5. Kualitas, berhubungan dengan kualitas dari sebuah produk Gambar 5.9.
Gambar 5.5. Sub Tujuan Bahan
Gambar 5.6. Sub Tujuan Desain
Desain bentuk kaki
penyangga
Warna Biru
Siku Bahan
handle
Mata pisau
Bahan batang penekan
Besi pipa Besi waja
Busa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7. Sub Tujuan Dimensi
Gambar 5.8. Sub Tujuan Fungsi
Gambar 5.9. Sub Tujuan Kualitas
c. Menggambarkan pohon tujuan yang menunjukkan hubungan hierarki antara tujuan-tujuan dan sub-sub tujuan
Pohon Tujuan perancangan alat pemotong pola texon dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Dimensi Tebal
landasan
Mata pisau
Tebal sesi rangka
8 mm 10 mm
16 mm
Fungsi Tambahan
Meja pengeleman
Kualitas Daya tahan
10 Tahun
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10. Pohon Tujuan Pemotong Pola Texon How
Why
Desain bentuk kaki
penyangga Warna
Biru Siku
Dimensi Tebal
landasan
Mata pisau
Tebal sesi rangka
8 mm 10 mm
16 mm
Kualitas Daya tahan
10 Tahun
Fungsi Tambahan
Meja pengeleman Alat Potong
Pola Texon Bahan
handle
Mata pisau
Bahan batang penekan
Besi pipa Besi waja
Busa
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.2.Penetapan Fungsi
Penetapan fungsi bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batas sistem dari sebuah rancangan. Penetapan fungsi
menggunakan metode analisis fungsi dimana setiap komponen atau suatu bagian memiliki fungsi utama dan fungsi pendukung sehingga dapat memperjelas
kegunaan produk bagi konsumen. Langkah-langkah dalam Penetapan Fungsi ini adalah:
1. Menggambarkan fungsi rancangan keseluruhan dalam bentuk input-output.
Langkah pertama ini digambarkan melalui suatu diagram transformasi input- output Black Box yang menunjukkan proses pertambahan nilai suatu input
menjadi output. Transformasi Input-output dapat dilihat pada Gambar 5.11.
Gambar 5.11. Proses Transformasi Input-output Produk Pemotong Pola Texon
Input Black Box
Output
1. Tenaga kerja
2. Bahan :
Besi As Besi Pipa
Besi Plat Besi siku
Besi waja Cat
3. PeralatanMesin
Mesin bubut Mesin milling
Mesin las Mesin potong
4. Modal
5. Informasi
Proses Transformasi Nilai Tambah
Alat pemotong pola texon
Input
Universitas Sumatera Utara
2. Memecah fungsi keseluruhan menjadi sub-sub fungsi yang essensial
Sub fungsi perancangan produk pemotong pola texon adalah : a.
Membuat mata pisau potong dan landasan mata pisau b.
Membuat as pisau potong c.
Mengukur besi plat, besi pipa dan besi siku d.
Memotong besi plat, besi pipa dan besi siku e.
Pengelasan f.
Finishing 3.
Menggambar blok diagram yang menunjukkan interaksi antara sub-sub fungsi Blok diagram interaksi antara sub-sub tujuan dapat dilihat pada Gambar
5.12.
Gambar 5.12. Blok Diagram yang Menunjukkan Interakasi Antara Sub-sub Fungsi yang Essensial
Input
Pembuatan mata pisau dan landasan
Membuat as Pisau potong
Mengukur besi, plat, besi pipa dan besi siku
Memotong besi plat, besi pipa dan besi siku
Pengelasan Finishing
Output
Universitas Sumatera Utara
4. Menggambar Sistem Pembatas Boundary System
Boundary system menjelaskan batas-batas fungsional untuk produk yang dirancang. Boundary system dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Keterangan : Sistem pembatas
Aliran material
Fungsi Utama Gambar 5.13. Boundary System
5. Mencari komponen-komponen yang tepat untuk melaksanakan sub-sub fungsi.
Komponen-komponen yang diperlukan untuk melaksanakan sub fungsi adalah:
a. Besi waja untuk pembuatan mata pisau dan landasan
b. Besi as sebagai pusat penggerak alat potong
c. Besi siku sebagai kaki-kaki penyangga, besi pipa sebagai batang penekan
Cat elektroda
Bromus scrap Bromus
scrap Membuat as
Pisau potong Mengukur besi, plat,
besi pipa dan besi siku
Memotong besi plat, besi pipa dan besi siku
Pengelasan Finishing
Input
Pemotong pola texon
Pembuatan mata pisau dan landasan
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.3.Menyusun Kebutuhan
Menyusun kebutuhan merupakan tahapan dimana pengumpulan dan pengelompokkan kebutuhan konsumen terhadap produk pemotong pola texon.
Langkah-langkah dalam penyusunan kebutuhan adalah : 1.
Membuat level generalitas yang berbeda-beda dari solusi rancangan yang diterapkan.
Produk alternatif : Pemotong pola texon yang ergonomis Spesifikasi :
a. Bahan : - Pelapis Handle : Busa
- Mata Pisau : Besi waja
- Batang penekan : Besi pipa
b. Desain : - Bentuk kaki penyangga : Siku - Warna : Biru
c. Dimensi : - Tebal Landasan : 16 mm - Tebal Mata Pisau : 10 mm
- Tebal sesi rangka : 8 mm d. Fungsi : - Tambahan : Meja Pengeleman Puring
e. Kualitas : - Daya Tahan : 10 Tahun 2.
Menentukan level generalitas untuk dioperasikan a.
Alat potong pola texon dengan desain yang baik b.
Alat potong pola texon yang berkualitas c.
Alat potong pola texon yang memiliki daya tahan lama d.
Alat potong pola texon dengan bahan yang berkualitas
Universitas Sumatera Utara
3. Mengidentifikasi performansi atribut produk yang diperlukan dengan metode
analisa 5 W What, Who, Why, Where, When : What apa
: Produk yang dibuat adalah alat pemotong pola texon Who siapa
: Alat pemotong pola texon ini khususnya ditujuka kepada pengguna fasilitas kerja pada UD. M Irfan Shoes.
Why Mengapa : Pemotong pola texon ini dibuat karena adanya permintaan konsumen terhadap kebutuhan alat potong yang lebih
ergonomis, berkualitas, dan nyaman. Where Dimana : alat potong pola texon ini digunakan di industry kecil
pembuatan sepatu khususnya pada UD. M Irfan Shoes. When Kapan
: alat potong pola texom ini dapat digunakan pada saat akan memotong pola texon.
4. Menentukan performansi kebutuhan untuk setiap atribut
Spesifikasi alat potong pola texon ditentukan berdasarjan data “demands” yang berasal dari konsumen dan data “wishes” dari perancang, yang dapat
dilihat pada Tabel 5.52.
Tabel 5.52. Spesifikasi Produk Alat Potong Pola Texon
D atau W Kebutuhan
D Bahan pelapis handle dari busa
W Bahan mata pisau dari besi waja
W Bahan batang penekan dari besi pipa
W Bentuk kaki penyangga siku
D Warna alat biru
W Tebal landasan 16 mm
W Tebal mata pisau 10 mm
W Tebal sesi rangka 8 mm
D Fungsi tambahan sebagai meja pengeleman
D Daya tahan 10 tahun
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.4.Penentuan Karakteristik
Dalam penentuan karakteristik yang memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk alat potong pola texon
digunakan metode QFD Quality Function Deployment. Keinginan konsumen yang diperoleh dari kuesioner tertutup berupa atribut untuk alat potong pola texon
akan disesuaikan dengan karakteristik teknik. Hal itu dilakukan dengan menggunakan House of Quality.
Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah : a.
Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam bentuk atribut yang nantinya diinginkan oleh responden.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan melalui dua tahap yaitu sebagai berikut : Tahap 1 : kuesioner terbuka
Para responden bebas untuk menentukan jawaban mengenai atribut yang dianggap penting untuk alat potong pola texon. Kuesioner disebarkan terhadap
8 orang responden. Tahap 2 : kuesioner tertutup
Pada kuesioner tertutup, jawaban responden diberikan dengan mengisi kolom- kolom yang telah berisi atribut-atribut baik primer, sekunder, dan tersier yang
berasal dari modus kuesioner terbuka. Atribut produk alat pemotong pola texon dapat dilihat pada Tabel 5.53.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.53. Atribut Produk Alat Pemotong Pola Texon No
Atribut Primer
Sekunder Tersier
1 Bahan
Pelapis handle Busa
Mata Pisau Besi waja
Batang Penekan Besi pipa
2
Desain
Bentuk kaki Penyangga Siku
Warna Biru
3
Dimensi
Tebal Landasan 16 mm
Tebal Mata Pisau 10 mm
Tebal sesi rangka 8 mm
4 Fungsi
Tambahan Meja Pengeleman
5
Kualitas
Daya Tahan 10 Tahun
b. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut produk
Penentuan tingkat kepentingan relatif atribut ini dilakukan dengan memberikan bobot persentase pada masing–masing atribut dengan
menggunakan skala prioritas. Dalam hal ini digunakan modus yang didapat dari kuesioner tertutup sesuai dengan skala Likert yang dapat dilihat pada
Tabel 5.54.
Tabel 5.54. Modus Atribut Produk Alat Pemotong Pola Texon No
Atribut Tingkat
Kepentingan Primer
Sekunder Tersier
1 Bahan
Pelapis handle Busa
4 Mata Pisau
Besi waja 4
Batang Penekan Besi pipa
4 2
Desain
Bentuk kaki Penyangga Siku
5 Warna
Biru 5
3
Dimensi
Tebal Landasan 16 mm
5 Tebal Mata Pisau
10 mm 4
Tebal sesi rangka 8 mm
5 4
Fungsi Tambahan
Meja Pengeleman 5
5
Kualitas
Daya Tahan 10 Tahun
5
Universitas Sumatera Utara
c. Mengevaluasi Harapan Konsumen
Evaluasi harapan konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.55.
Tabel 5.55. Evaluasi Harapan Konsumen Produk Alat Pemotong Pola Texon
No Atribut
Tingkat Kepentingan
Primer Sekunder
Tersier
1 Bahan
Pelapis handle Busa
4 Mata Pisau
Besi waja 4
Batang Penekan Besi pipa
5 2
Desain
Bentuk kaki Penyangga Siku
5 Warna
Biru 4
3 Dimensi
Tebal Landasan 16 mm
3 Tebal Mata Pisau
10 mm 4
Tebal sesi rangka 8 mm
4 4
Fungsi Tambahan
Meja Pengeleman 5
5 Kualitas
Daya Tahan 10 Tahun
3
d. Menggambar matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik
teknik. Atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis diletakkan pada
bagian vertikal di tepi sebelah kiri sedangkan karakteristik teknis diletakkan pada bagian horizontal di tepi atas seperti pada Gambar 5.14.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi tambahan meja pengeleman
2 Bahan batang penekan dari besi
pipa Bentuk kaki penyangga siku
Warna alat biru Tebal landasan 16 mm
Tebal mata pisau 10 mm Tebal sesi rangka 8 mm
Bahan mata pisau dari besi waja Bahan pelapis handle dari busa
kualitas Kemudahan
Je n
is Ma
te ria
l
Ke ku
a ta
n b
a h
a n
Ke te
p a
ta n
p o
to n
g a
n
Ke mu
d a
h a
n d
a la
m
g e
n g
g a
ma n
Po sisi
ke rja
ya n
g n
ya ma
n
Pisa u
p o
to n
g ya
n g
rin g
a n
D e
sa in
ya n
g me
n a
rik
Ketahanan Meja 4-6 Tahun Daya tahan 10 tahun
Gambar 5.14. Matriks Perlawanan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik
e. Mengidentifikasi hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis.
Dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan skor yang tertinggi menunjukkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk
mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen. Ini dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi tambahan meja pengeleman
2 -
Bahan batang penekan dari besi pipa
Bentuk kaki penyangga siku Warna alat biru
Tebal landasan 16 mm Tebal mata pisau 10 mm
Tebal sesi rangka 8 mm Bahan mata pisau dari besi waja
Bahan pelapis handle dari busa
- -
- -
- o
4 -
+ +
- -
+ o
5 +
v -
- -
- -
5 -
+ +
- -
- v
5 -
- -
- -
- o
5 +
o -
- v
- v
4 +
- +
o o
v o
+ 4
+ +
- -
v 4
+ o
- +
o -
o kualitas
Kemudahan
Je n
is ma
te ria
l
Ke ku
a ta
n b
a h
a n
Ke te
p a
ta n
p o
to n
g a
n
Ke mu
d a
h a
n d
a la
m
g e
n g
g a
ma n
Po sisi
ke rja
ya n
g n
ya ma
n
Pisa u
p o
to n
g ya
n g
rin g
a n
D e
sa in
ya n
g me
n a
rik
Ketahanan Meja 4-6 Tahun 5
Daya tahan 10 tahun 5
o +
v -
- v
- o
Derajat Hubungan + = Tingkat hubungan kuat=9
o = Tingkat hubungan sedang=6
v = Tingkat hubungan lemah=3
- = Tidak ada hubungan=0
Gambar 5.15. Matriks Hubungan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik
f. Mengidentifikasi interaksi yang relevan antara karakteristik teknik.
Pada Rumah Mutu, besaran diletakkan pada bagian roof. Dengan menggunakan matriks roof akan mempermudah dalam pemeriksaan setiap
pasangan karakteristik teknis. Ini terlihat pada Gambar 5.16.
Universitas Sumatera Utara
v +
e ajat ubu ga + = Tingkat hubungan kuat=9
o = Tingkat hubungan sedang=6
v = Tingkat hubungan lemah=3
- = Tidak ada hubungan=0
kualitas Kemudahan
Je n
is Ma
te ria
l
Ke ku
a ta
n b
a h
a n
Ke te
p a
ta n
p o
to n
g a
n
Ke mu
d a
h a
n g
e n
g g
a ma
n
Po sisi
ke rja
ya n
g n
ya ma
n
Pisa u
p o
to n
g ya
n g
rin g
a n
D e
sa in
ya n
g me
n a
rik o
o v
v
+ -
- o
-
- -
v -
o +
v v
o v
Gambar 5.16. Hubungan Antar Sesama Karakteristik Teknik
g. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai.
Dalam tahap akhir dari QFD ini ditentukan target yang ingin dicapai untuk pengukuran parameter karakteristik teknis sehingga dapat menghasilkan produk
yang dapat memuaskan keinginan konsumen. a.
Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. Perhitungan
dilakukan dengan menterjemahkan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot tadi.
Selanjutnya, tingkat kesulitan yang diberi skala 1 sampai 9 diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
0 – 5 tingkat kesulitannya = 1 6 – 11 tingkat kesulitannya = 3
12 – 17 tingkat kesulitannya = 5 18 – 23 tingkat kesulitannya = 7
24 tingkat kesulitannya = 9
Besar nilai tingkat kesulitan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara sesama
karakteristik teknis yaitu: Bobot untuk Jenis Material
= 9 + 3 + 6 + 6 + 3 + 3 = 30 Bobot untuk Kekuatan Bahan
= 9 + 9 + 0 + 0 + 6 + 0 = 24 Bobot untuk Ketepatan Potongan
= 3 + 9 + 0 + 0 + 3 + 0 = 15 Bobot untuk Kemudahan Genggaman
= 6 + 0 + 0 + 9 + 6 + 3 = 24 Bobot untuk Posisi Kerja yang Nyaman
= 6 + 0 + 0 + 9 + 6 + 3 = 24 Bobot untuk Pisau Potong yang Ringan
= 3 + 6 + 3 + 6 + 3 + 3 = 24 Bobot untuk Desain yang Menarik
= 3 + 0 + 0 + 3 + 6 + 3 = 15 Total bobot untuk semua hubungan antar sesama karakteristik teknis
adalah : = 30+24+15+24+24+24+15
= 156 Untuk tingkat kesulitan masing-masing karakteristik teknis digunakan
rumus :
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Kesulitan 100
x tikTeknis
Karakteris Bobot
Total Teknis
tik Karakteris
Tiap Bobot
=
Tingkat Kesulitan untuk Jenis Material =
19 23
. 19
100 156
30 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Kekuatan Bahan =
15 38
. 15
100 156
24 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Ketepatan Potongan =
10 61
. 9
100 156
15 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Kemudahan Genggaman =
15 38
. 15
100 156
24 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Posisi Kerja yang Nyaman =
15 38
. 15
100 156
24 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Pisau Potong yang Ringan =
15 38
. 15
100 156
24 ≈
= ×
Tingkat Kesulitan untuk Desain yang Menarik =
10 61
. 9
100 156
15 ≈
= ×
b. Penentuan derajat kepentingan Besar nilai derajat kepentingan dapat dihitung dengan cara
menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis.
Bobot untuk Jenis Material = 9 + 9 + 9 + 9 + 0 + 0 + 0 + 9 + 0 + 6 = 51
Bobot untuk Kekuatan Bahan = 6 + 9 + 6 + 6 + 0 + 9 + 9 + 3 + 0 + 9 = 57
Bobot untuk Ketepatan Potongan = 0 + 9 + 0 + 0 + 0 + 9 + 9 + 0 + 0 + 3 = 30
Bobot untuk Kemudahan Genggaman = 9 + 0 + 9 + 0 + 0 + 0 + 0 + 3 + 0 + 0 = 21
Bobot untuk Posisi Kerja Nyaman = 6 + 0 + 6 + 3 + 0 + 0 + 0 + 3 + 0 + 0 = 18
Bobot untuk Pisau Potong Ringan = 0 + 3 + 6 + 0 + 0 + 0 + 9 + 9 + 0 + 3 = 30
Universitas Sumatera Utara
Bobot untuk Desain yang Menarik = 6 + 6 + 3 + 3 + 6 + 3 + 6 + 0 + 6 + 0 = 39 Total bobot untuk semua hubungan antara atribut produk dan karakteristik
teknis yaitu : = 51 + 57 + 30 + 21 + 18 + 30 + 39
= 246 Untuk menghitung derajat kepentingan untuk atribut produk dengan karakteristik
teknis digunakan rumus : 100
x atribut
dengan tikTeknis
Karakteris Bobot
Total atribut
dengan Teknis
tik Karakteris
Tiap Bobot
entingan DerajatKep
=
Derajat Kepentingan untuk Jenis Material =
21 73
. 20
100 246
51 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk Kekuatan Bahan =
23 17
. 23
100 246
57 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk Ketepatan Potongan =
12 71
. 11
100 256
30 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk Kemudahan Genggaman =
8 20
. 8
100 256
21 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk Posisi Kerja yang Nyaman = 7
03 .
7 100
256 18
≈ =
×
Derajat Kepentingan untuk Pisau Potong yang Ringan =
12 71
. 11
100 256
30 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk Desain yang Menarik =
15 23
. 15
100 256
39 ≈
= ×
c. Perkiraan biaya : Yang dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya adalah faktor tingkat
kesulitan, semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin mahal
Universitas Sumatera Utara
pula alokasi biayanya. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persen dan diperngaruhi berbagai pertimbangan dari si perancang sendiri.
Total bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis produk yaitu, sebagai berikut :
= 7 + 5 + 3 + 5 + 5 + 5 + 3 = 33
Perkiraan Biaya untuk Jenis Material =
21 12
. 21
100 33
7 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Kekuatan Bahan =
15 15
. 15
100 33
5 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Ketepatan Potongan =
9 09
. 9
100 33
3 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Kemudahan Genggaman =
15 15
. 15
100 33
5 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Posisi Kerja yang Nyaman =
15 15
. 15
100 33
5 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Pisau Potong yang Ringan =
15 15
. 15
100 33
5 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk Desain yang Menarik =
9 09
. 9
100 33
3 ≈
= ×
Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya dapat dilihat pada Gambar 5.17.
Universitas Sumatera Utara
21 23
3 8
7 12
15 21
15 9
15 15
15 9
7 5
12 5
5 5
3 Tingkat kesulitan
Derajat kepentingan Perkiraan biaya
Gambar 5.17. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya
h. Membuat Rumah mutu
Dalam tahap akhir dari QFD ini, adalah keseluruhan langkah diatas digabungkan sehingga menghasilkan sebuah gambar rumah mutu seperti Gambar
5.18.
Universitas Sumatera Utara
MO D
U S
Derajat Hubungan + = Tingkat hubungan kuat=9
o = Tingkat hubungan sedang=6
v = Tingkat hubungan lemah=3
- = Tidak ada hubungan=0
Tingkat Kebutuhan Relatif Derajat Kepentingan
5 = mutlak sangat penting
4 = sangat penting 3 = penting
2 = tidak penting 1 = sangat tidak penting
Tingkat Kesulitan 1 = sangat tidak
sulit 3 = tidak sulit
5 = cukup 7 = sulit
9 = sangat sulit
K A
R A
K T
E R
IS T
IK
T E
K N
IK
KEINGINAN KONSUMEN
Fungsi tambahan meja pengeleman 2
- Bahan batang penekan dari besi pipa
Bentuk kaki penyangga siku Warna alat biru
Tebal landasan 16 mm Tebal mata pisau 10 mm
Tebal sesi rangka 8 mm Bahan mata pisau dari besi waja
Bahan pelapis handle dari busa
- -
- -
- o
4 -
+ +
- -
+ o
5 +
v -
v v
+ -
5 -
+ +
- -
- v
5 -
- -
- -
- o
5 +
o -
- v
- v
4 +
- +
o o
v o
+ 4
+ +
- -
v 4
+ o
- +
o -
o
Ketahanan Meja 4-6 Tahun 5
Daya tahan 10 tahun 5
o +
v -
- v
- o
Tingkat kesulitan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya 7
5 3
5 5
5 3
21 23
12 8
7 12
15 21
15 9
15 15
15 9
PERSEPSI KONSUMEN v
+ kualitas
Kemudahan
Je n
is Ma
te ria
l
Ke ku
a ta
n b
a h
a n
Ke te
p a
ta n
p o
to n
g a
n
Ke mu
d a
h a
n
g e
n g
g a
ma n
Po sisi
ke rja
ya n
g
n ya
ma n
Pisa u
p o
to n
g ya
n g
rin g
a n
D e
sa in
ya n
g me
n a
rik
o o
v v
+ -
- o
-
- -
v -
o +
v v
o v
Persepsi Konsumen 5 = sangat baik
4 = baik 3 = cukup
2 = tidak baik 1 = sangat tidak baik
Derajat Kepentingan 0 – 5 = tidak penting
6 – 11 = sedang 12 – 17 = penting
18 – 23 = sangat penting 24 = mutlak sangat
penting Perkiraan Biaya
0 – 5 = tidak mahal 6 – 11 = sedang
12 – 17 = mahal 18 – 23 = sangat mahal
24 = mutlak sangat mahal
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
5 4
1 2
3 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
1 2
3 4
5 P
P = Produk Rancangan
Gambar 5.18. House of Quality Produk Pemotong Pola Texon
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.5.Pembangkitan Alternatif
Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin alternatif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, untuk kemudian dicari
alternatif yang terbaik. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Metode Peta Morfologi Morphological Charts dengan langkah–langkah sebagai berikut:
a. Membuat daftar sub fungsi atau tujuan yang penting untuk produk
1. Bahan teridiri dari : - Pelapis handle
- Mata pisau
- Besi penekan
2. Desain Terdiri dari : - Bentuk kaki penyangga - Warna alat
3. Dimensi terdiri dari : - Tebal landasan mata pisau - Tebal mata pisau
- Tebal sesi rangka 4. Kualitas terdiri dari : - Daya tahan
5. Fungsi tambahan : - Meja pengeleman puring b.
Untuk setiap fungsi atau tujuan yang telah dibuat dicantumkan cara perolehannya. Ini terlihat pada Tabel 5.56.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.56. Cara Mencapai Fungsi atau Tujuan Alat Pemotong Pola Texon
No FungsiTujuan Alternatif perolehan
1 Pelapis handle
Busa, karet 2
Mata Pisau Besi waja, stainless, besi tuang
3 Batang
Penekan Besi pipa, besi bulat padat
4 Bentuk kaki
Penyangga Siku, bulat
5 Warna
Biru, hijau, kuning 6
Tebal Landasan
16 mm, 10 mm, 15 mm 7
Tebal Mata Pisau
10 mm, 8 mm 8
Tebal sesi rangka
8 mm, 10 mm 9
Tambahan Meja Pengeleman, pemotong pola upper
10 Daya Tahan 10 Tahun, 20 tahun, 5 tahun
c. Menggambar Morphological Chart untuk mencamtumkan semua
kemungkinan-kemungkinan hubungan solusi. Pada Tabel 5.57.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.57. Morphological Chart Alat Pemotong Pola Texon No
karakteristik Means
1 2
3
1 Pelapis handle
Busa Karet
- 2
Mata Pisau Besi waja
Stainless Besi tuang
3 Batang
Penekan Besi pipa
Besi bulat padat -
4 Bentuk kaki
Penyangga Siku
Bulat -
5 Warna
Biru Hijau
Kuning 6
Tebal Landasan
16 mm 10 mm
15 mm 7
Tebal Mata Pisau
10 mm 8 mm
- 8
Tebal sesi rangka
8 mm 10 mm
- 9
Tambahan Meja Pengeleman
Pemotong pola upper -
10 Daya Tahan
10 Tahun 20 tahun
5 tahun
5.2.5.6.Evaluasi Alternatif
Setelah didapatkan alternatif–alternatif dari Morphological Chart selanjutnya dilakukan evaluasi altenatif dengan cara meneliti kembali alternatif–
alternatif yang akan dipilih sehingga dihasilkan alternatif terbaik. Untuk langkah ini metode yang digunakan harus relevan terhadap beban objektif. Dalam hal ini
metode yang digunakan adalah Metode Analisa Bobot Tujuan. Langkah–langkah dalam evaluasi alternatif ini adalah :
1. Membuat Daftar Tujuan Perancangan, dalam pembuatan daftar tujuan terbagi
berdasarkan levelnya Alternatif 1
Alternatif 2
Universitas Sumatera Utara
Daftar tujuan perancangan dapat dilihat pada Tabel 5.58.
Tabel 5.58. Daftar Tujuan Perancangan Level 1
Level 2 Level 3
Bahan Pelapis handle
Busa Mata Pisau
Besi waja Batang Penekan
Besi pipa Desain
Bentuk kaki Penyangga Siku
Warna Biru
Dimensi Tebal Landasan
16 mm Tebal Mata Pisau
10 mm Tebal sesi rangka
8 mm Fungsi
Tambahan Meja Pengeleman
Kualitas Daya Tahan
10 Tahun
2. Membuat peringkat tujuan perancangan daftar tujuan dan sub–sub tujuan dari
tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang rendah. Dalam membuat peringkat
digunakan Pair-Wise Comparison dengan rumus :
n n
x x
x x
P ...
3 2
1
× ×
× =
Dimana : n = jumlah responden
x = Tingkat kepentingan responden berdasarkan skala AHP
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk elemen level 1 dapat dilihat pada
Tabel 5.59.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.59. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Untuk Elemen Level I
Level I Bahan
Desain Fungsi
Dimensi Kualitas Bahan
1 4.31
3.87 1.72
1.06 Desain
0.23 1
1.15 1.32
2.63 Fungsi
0.26 0.87
1 0.86
1.53 Dimensi
0.58 0.76
1.16 1
2.19 Kualitas
0.94 0.38
0.65 0.46
1 Jumlah
3.01 7.32
7.83 5.36
8.41 Perhitungan rata-rata pembobotan untuk elemen level dapat dilihat pada
Tabel 5.60. 5.61. dan 5.62. Tabel 5.60. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Untuk Elemen Level II
Bahan
Level II Pelapis
pegangan Mata
pisau Batang
penekan Pelapis
pegangan 1
3.63 4.01
Mata pisau
0.28 1
0.80 Batang
penekan 0.25
1.25 1
Jumlah 1.53
5.88 5.81
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.61. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Untuk Elemen Level II Desain
Level II Warna
Bentuk kaki penyangga
Warna 1
2.60 Bentuk kaki
penyangga 0.38
1 Jumlah
1.38 3.60
Tabel 5.62. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Untuk Elemen Level II Dimensi
Level II Tebal sesi
rangka Tebal
landasan Tebal mata
psiau Tebal sesi rangka
1 3,28
2,05 Tebal landasan
0,30 1
0,90 Tebal mata psiau
0,49 1,11
1 Jumlah
1,79 5,39
3,95
3. Membuat Bobot Hubungan Dengan Tujuan Tersebut
Dengan menggunakan metode pendekatan untuk melakukan sintesisasi yang dapat menghasilkan angka preferensi yang cukup baik untuk masing-
masing keputusan di dalam masing-masing kriteria. Lalu kita bagi masing- masing angka di setiap kolom dengan jumlah kolom masing-masing.
Sebelum dilakukan pembobotan, terlebih dahulu dihitung rata-rata pembobotan dengan menggunakan rata-rata geometrik dari penilaian yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan 8 responden. Sehingga diperoleh matriks normalisasi Hasil pembobotan level 1 dapat dilihat pada Tabel 5.63.
Tabel 5.63. Pembobotan Level I
Level I Bahan
Desain Dimensi Fungsi Kualitas Bobot
Bahan 0,33
0,59 0,49
0,32 0,13
0,37 Desain
0,08 0,14
0,15 0,25
0,31 0,18
Dimensi 0,09
0,12 0,13
0,16 0,18
0,14 Fungsi
0,19 0,10
0,15 0,19
0,26 0,18
Kualitas 0,31
0,05 0,08
0,09 0,12
0,13 Jumlah
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
Hasil pembobotan level 2 dapat dilihat pada Tabel 5.64. 5.65. dan 5.66. Tabel 5.64. Pembobotan Level II Bahan
Level II Pelapis
pegangan Mata
pisau Batang
penekan Bobot
Pelapis pegangan
0,65 0,62
0,69 0,65
Mata pisau
0,18 0,17
0,14 0,16
Batang penekan
0,16 0,21
0,17 0,18
Jumlah 1,00
1,00 1,00
1,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.65. Pembobotan Level II Desain
Level II Warna
Bentuk kaki penyangga
Bobot Warna
0,72 0,72
0,72 Bentuk kaki
penyangga 0,28
0,28 0,28
Jumlah 1,00
1,00 1,00
Tabel 5.66. Pembobotan Level II Dimensi
Level II Tebal sesi
rangka Tebal
landasan Tebal mata
psiau Bobot
Tebal sesi rangka 0,56
0,61 0,52
0,56 Tebal landasan
0,17 0,19
0,23 0,19
Tebal mata psiau 0,27
0,21 0,25
0,24 Jumlah
1,00 1,00
1,00 1,00
4. Membuat bobot relatif dari setiap tujuan Pemberian bobot dapat dilakukan dengan menggunakan perbedaan nilai dari
setiap pohon tujuan sehingga jumlah total bobot bernilai 1. Analisa bobot tujuan dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Alat pemotong pola texon
1 1
Desain 0.18
0.18 Bahan
0.37
0.14 0.14
Dimensi 0.37
0.18 Fungsi
0.18 10 tahun
1
0.13 Meja pengeleman
0.08
1 3 Kg
1
0.18 10 mm
1
1 Busa
0.06
0.03
Besi waja
0.07 0.24
Besi pipa 1
1
Daya tahan 1
0.13 Tambahan
1 0.18
Tebal sesi rangka 0.56
0.08 Tebal Mata pisau
0.24 0.03
Batang penekan 0.18
0.07 Mata pisau
0.16 0.06
Palapis handle 0.65
0.24
Warna 0.72
0.13 Biru
1 0.13
0.13 Kualitas
0.13 Bentuk kaki
penyangga 0.28
0.05 Siku
1 0.05
1 16 mm
0.03 Tebal landasan
0.19 0.03
Gambar 5.19. Analisa Bobot Tujuan untuk Alternatif Pemotong Pola Texon
Universitas Sumatera Utara
5. Menetapkan parameter pelaksanaannilai kegunaan untuk masing-masing tujuan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan nilai adalah berdasarkan QFD, yaitu berdasarkan pada permintaan konsumen yang dapat diperoleh dari
modus pada kuesioner. Parameter-parameter yang dimaksud di atas, yakni:
1. Pelapis handle
; parameter : Kualitas Bahan 2.
Mata pisau ; parameter : Kualitas Bahan
3. Batang penekan
; parameter : Kualitas Bahan 4.
Bentuk kaki penyangga ; parameter : Model
5. Warna
; parameter : Kesesuaian 6.
Tebal landasan ; parameter : Satuan mm
7. Tebal mata pisau
; parameter : Satuan mm 8.
Tebal sesi rangka ; parameter : Satuan mm
9. Fungsi tambahan
; parameter : Kesesuaian 10.
Daya tahan ; parameter : Tahun Pemakaian
6. Membuat perhitungan dan membandingkan nilai-nilai utilitas relatif dari
rancangan-rancangan produk. Pada tahap ini, akan dihitung nilai relatif dari masing-masing rancangan
yang akan disajikan dalam Tabel 5.67.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.67. Perbandingan Alternatif Rancangan Pemotong Pola Texon
No Kriteria Evaluasi
Alternatif 1 Alternatif 2
Tujuan Wt
Ket Nilai
V Wt.V
Ket Nilai
V Wt.V
1 Pelapis handle
0.24 Baik
4 0.96
Baik 4
0.96 2
Mata pisau 0.06
Baik 4
0.24 Baik
4 0.24
3 Batang penekan
0.07 Baik
4 0.28
Sangat baik
5 0.28
4 Bentuk kaki
penyangga 0.05
Sangat baik
5 0.25
Sangat baik
5 0.25
5 Warna
0.13 Sangat
baik 5
0.65 Baik
4 0.52
6 Tebal landasan
0.03 Sangat
baik 5
0.15 Cukup
3 0.09
7 Tebal mata pisau
0.03 Baik
4 0.12
Baik 4
0.12 8
Tebal sesi rangka 0.08
Sangat baik
5 0.40
Baik 4
0.32
9 Fungsi tambahan
0.18 Sangat
baik 5
0.9 Sangat
baik 5
0.9
10 Daya tahan
0.13 Sangat
baik 5
0.65 Cukup
3 0.39
Total 4.6
4.07
Perbandingan kedua alternatif tersebut akan disajikan dalam bentuk Gantt Chart sehingga akan terlihat langsung bagaimana kinerja dari karakteristik kedua
alternatif sehingga perancang bisa langsung mengetahui dimana kelebihan dan
Universitas Sumatera Utara
kekurangan rancangan alternatif tersebut. Gantt Chart untuk kedua alternatif tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.20.
1 2
3 4
5 5
4 3
2 1
W 1 = 0.24 W 2 = 0.06
W 3 = 0.07 W 4 = 0.05
W 5 = 0.13 W 6 = 0.03
W 7 = 0.03 W 8 = 0.08
Alternatif 1 Alternatif 2
Wt xV= 4.6 Wt x V = 4.07
W 10 = 0.13 W 9 = 0.18
V Nilai Kepentingan
Gambar 5.20. Gantt Chart Produk alat Potong Pola Texon
Dari Gambar diatas terlihat bahwa alternatif 1 lebih baik dari alternatif 2 karena memiliki nilai bobot kriteria yang lebih baik dikarenakan hasil dari nilai
bobot mendekati nilai keseimbangan.
5.2.5.7.Rincian Perbaikan Improving Details
Tahap akhir dari proses perancangan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai produk bagi konsumen dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh
produsen. Solusi yang telah didapat dari alternatif-alternatif yang ada kemudian dikomunikasikan kepada konsumen melalui produk dengan segala keunggulan
Universitas Sumatera Utara
atribut yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Rekayasa Nilai Value Engineering. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah :
1. Membuat daftar komponen produk dan mengidentifikasi fungsi masing-
masing komponen. Data komponen dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 5.68.
Tabel 5.68. Data Komponen-Komponen dan Fungsinya No
Komponen Fungsi
1 Besi waja
Bahan mata pisau dan landasan
2
Besi Plat 12 mm Bahan meja landasan
3
Besi pipa bulat 1.5 inchi Bahan batang penekan tuas
4 Besi Plat 8 mm
Bahan sesi rangka alat
5
Besi pipa Siku 40 x 30 mm Bahan kaki penyangga
6 Besi pipa Siku 10 x 10 mm
Bahan penampung texon
7
Besi As 4 inchi Bahan sokar pemotong texon
8
Besi As 12.5 mm Penghubung tuas dengan mata pisau
9 Baut As 10 mm
Penghubung rangka dan plat
10
Kayu Triplek Bahan laci
11 Cat
Pewarna Alat
2. Menentukan nilai fungsi yang teridentifikasi
Berdasarkan fungsi yang telah diidentifikasi, ditentukan nilai-nilainya berdasarkan persepsi konsumen. Nilai-nilai dari tiap fungsi dapat dilihat pada
Tabel 5.69.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.69. Nilai Setiap Fungsi
No. Fungsi
Nilai Keterangan
1 Desain
Baik Desain alat pemotong pola texon ini
cukup unik dengan warna biru dan bentuk penyangga kaki siku
sehingga tidak mudah goyang ketika digunakan
2 Bahan
Baik Bahan yang digunakan adalah besi
waja, besi plat,besi pipa, besi as yang memiliki kekuatan dan kualitas
baik
3 Dimensi
Cukup Dimensi dari perancangan ini adalah
tebal landasan 16 mm, tebal mata pisau 10 mm, dan tebal sesi rangka 8
mm.
4 Kualitas
Baik Kualitas dari alat potong dilihat dari
daya tahan alat potong terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas
5 Fungsi
Cukup Alat potong ini diharapkan dapat
memiliki fungsi lain seperti dapat digunakan sebagai meja pengeleman
3. Menghitung biaya dari setiap komponen.
Harga dari bahan baku utama, bahan tambahan, maupun bahan penolong untuk pembuatan produk telah diperkirakan sebelumnya. Harga-harga komponen
pembuatan produk yang diperoleh dari survey pada toko besi seperti yang terdapat pada Tabel 5.70.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.70. Harga Tiap Komponen
No Komponen
Jumlah Harga Rp
Biaya Rp 1
Besi waja 25 Kg
75.000Kg 1.875.000
2 Besi Plat 12 mm
0.28 m
2
2.263.0001.2 x 2.4m 226.300
3 Besi pipa bulat 1.5 inchi 1.7 mm
0.3 m 59.0006m
2.950 4
Besi Plat 8 mm 0.28 m
2
1.511.0001.2 x 2.4m 151.000
5 Besi pipa Siku 40 x 30 mm
3 m 78.0006m
39.000 6
Besi Pipa Siku 10 x 10 mm 2.7 m
43.0006m 19.350
7 Besi As 4 inchi
0.08 m 5.900.0006m
78.600 8
Besi As 12.5 mm 0.1 m
411.0006m 6.850
9 Baut As 10 mm
0.88 m 330.0006m
48.400 10 Kayu Triplek
0.07 m
2
70.0001.2 x 2.4m 1.700
11 Cat 1 kaleng
20.000kaleng 20.000
Total 2.469.150
4. Mencari cara untuk memperkecil biaya tanpa mengurangi nilai. Adapun cara untuk menurunkan harga tanpa mengurangi nilainya :
a. Eliminasi Eliminate fungsi dan komponennya baik keduanya ataupun
salah satunya. b.
Kurangi Reduce jumlah komponen yang dapat dikurangi atau komponen yang dapat disatukan dengan yang lain.
c. Modifikasi Modify apakah ada material lain yang lebih murah? Ataupun
adakah cara perakitan yang dapat diubah? Setelah dilakukan survey maka akan diperoleh pengurangan biaya untuk
meningkatkan rasio nilai terhadap biaya. Untuk mengurangi biaya tersebut maka dicari suatu cara untuk mengurangi biaya akan tetapi kualitas tetap
sama yaitu dengan cara memodifikasi komponen dengan membeli bahan mata pisau dari besi per yang memiliki harga lebih murah tetapi memiliki
kualitas yang sama dan membeli besi pipa bulat dengan ketebalan yang
Universitas Sumatera Utara
lebih kecil namun tetap memiliki funsi yang sama sebagai batang penekan begitu juga dengan komponen cat. pemakaian cat, digunakan merk lain
tanpa mengubah warna, dan penggunaan yang efisien. Pengurangan biaya dapat dilihat pada Tabel 5.71.
Tabel 5.71. Hasil Evaluasi Komponen Produk
No Komponen
Jumlah Harga Rp
Biaya 1
Besi per 25 Kg
40.000Kg 1.000.000
2 Besi Plat 12 mm
0.28 m
2
2.263.0001.2 x 2.4m 226.300
3 Besi pipa bulat 1.5 inchi 1.6 mm
0.3 m 50.000 6m
2.500 4
Besi Plat 8 mm 0.28 m
2
1.511.0001.2 x 2.4m 151.000
5 Besi pipa Siku 40 x 30 mm
3 m 78.000 6m
39.000 6
Besi Pipa Siku 10 x 10 mm 2.7 m
43.000 6m 19.350
7 Besi As 4 inchi
0.08 m 5.900.0006m
78.600 8
Besi As 12.5 mm 0.1 m
411.000 6m 6.850
9 Baut As 10 mm
0.88 m 330.000 6m
48.400 10
Kayu Triplek 0.07 m
2
70.0001.2 x 2.4m 1.700
11 Cat
1 kaleng 15.000kaleng
15.000 Total
1.588.700
5. Evaluasi alternatif dan menyeleksi perubahan. Dengan mengurangi biaya melalui cara modifikasi, solusi yang diperoleh
kemudian dikomunikasikan melalui produk kepada konsumen dengan segala keunggulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Tingkat Keluhan Musculoskeletal
Pembobotan dilakukan untuk mengetahui persentase pada masing-masing kategori rasa sakit, sehingga dapat diketahui bagian tubuh mana yang paling
merasakan sakit, dengan demikian akan dirancang fasilitas kerja baru yang dapat meminimalkan rasa sakit tersebut.
Setelah dilakukan perhitungan persentase keluhan secara keseluruhan terhadap 8 orang operator, maka diperoleh bahwa rata-rata operator mengalami
keluhan terbesar pada bagian tubuh antara lain : 1.
Bagian pinggang 2.
Bagian punggung 3.
Bagian betis kiri 4.
Bagian betis kanan 5.
Bagian leher atas 6.
Bagian leher bawah 7.
Bagian paha kanan 8.
Bagian paha kiri Keluhan musculoskeletal pada beberapa bagian tubuh operator ini
disebabkan karena posisi kerja yang tidak ergonomis pada saat melakukan
Universitas Sumatera Utara