Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna

(1)

USULAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA

STASIUN PENGUPASAN DI UD. PUTRI JUNA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

ELLY SABRINA BR BANGUN 080423083

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

(3)

(4)

RINGKASAN

UD. Putri Juna adalah sebuah usaha kecil menengah yang bergerak dalam pembuatan opak dari ubi kayu. Bagian pengupasan adalah termasuk bagian yang sibuk, karena setiap hari harus mengupas ubi dalam jumlah yang besar. Proses pengerjaannya dituntut kecepatan dan ketepatannya untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Proses pengerjaan tersebut terdapat sikap-sikap kerja yang bermacam-macam yang terus-menerus dilakukan setiap harinya seperti berjalan, berdiri dan memilih serta duduk. Survei awal yang dilakukan ditemukan adanya fasilitas kerja yang tidak ergonomis pada bagian pengupasan, pekerja hanya menggunakan dengklek dan lantai sebagai meja kerja.

Tujuan penelitian ini adalah memberikan usulan fasilitas kerja yang ergonomis pada pengupasan pada pembuatan kerupuk opak di UD. Putri Juna.

Sampel penelitian adalah seluruh pekerja pada bagian pengupasan di UD. Putri Juna sebanyak 10 orang, yang menggunakan fasilitas kerja tidak ergonomis seperti dengklek yang terdiri dari 2 jenis ukuran yaitu dengklek ukuran tinggi 12 cm, lebar 18 cm dan panjang 24 cm dan dengklek ukuran tinggi 10 cm, lebar 20 cm dan panjang 25 cm dan menggunakan lantai sebagai meja kerja.

Fasilitas kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan penyesuaian sikap kerja seperti sikap kerja duduk membungkuk dan jongkok yang menyebabkan keluhan rasa sakit pada bagian tubuh, diketahui dengan menggunakan Body Map Quesioner dan kecepatan reaksi tubuh diketahui dengan menggunakan Whole Body Reaction Tester. Fasilitas kerja yang tidak ergonomis dapat diketahui melalui pengukuran antropometri (dimensi tubuh ) pekerja dalam posisi duduk dengan menggunakan alat Martin Human Body.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keluhan rasa sakit yang sama yang dialami oleh pekerja pada umumnya yaitu leher bagian atas, bahu kiri, punggung, pinggang, bokong dan lutut kiri.

Terjadi peningkatan kelelahan dengan mengukur kecepatan reaksi tubuh terhadap rangsangan cahaya, yaitu Pukul 08.00 wib adalah 0.73 < µ < 0.85, pukul 12.00 wib 0.85 < µ < 0.95 dan pukul 16.00 wib 1.06 < µ < 1.24. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat kelelahan semakin tinggi dengan bertambahnya waktu kerja.

Adanya peningkatan keluhan rasa sakit dan kelelahan, hal ini disebabkan penggunaan fasilitas yang tidak ergonomi. Setelah dievaluasi perlu adanya perbaikan fasilitas yang ergonomis yaitu kursi : tinggi 46 cm, lebar 38 cm, panjang 29 cm, tinggi sandaran 54 cm, lebar sandaran 44 cm, dan meja kerja : Tinggi 56 cm, lebar 100 cm, panjang 200 cm, footrest 25 cm sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman, aman dan produktif.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesempatan, menyertai dan menuntun penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini berjudul “ Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis

pada Stasiun Pengupasan di UD. Putri Juna“. Tugas Akhir ini ditulis sebagai

persyaratan Ujian Sarjana Program Pendidikan Ekstensi, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa adanya kekurangan pada penulisan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 19 Maret 2009 Penulis,


(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak selama penyusunan laporan Tugas Akhir ini, maka kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. H. A. Jabbar M Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Ibu Ir. Anizar, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dorongan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Dosen dan Staff pengajar yang telah memberikan ilmu dan pendidikan selama dibangku kuliah.

5. Bapak Junaidi, selaku pemilik UD. Putri Juna yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian, serta banyak memberikan informasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Pekerja di UD. Putri Juna terutama pekerja bagian pengupasan. 7. Kedua Orang Tua saya yang saya sayangi, adik-adik dan seluruh keluarga

saya yang telah memberikan kasih sayang, bantuan moril dan materil serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(7)

8. Kak Dina, Bang Bowo, Bang Tumijo, Kak Ani, Bang Kumis, Kak Rahma atas bantuan yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Teman seperjuangan saat penelitian Mbak Dwi Lestari, SST yang telah banyak membantu penulis mulai dari kunjungan pabrik dan penyusunan Tugas Akhir, serta banyak memberikan bantuan atas penyelesaian Tugas Akhir ini.

10.Teman-teman seperjuangan dari DIV sampai pindah ke ektensi Meta, Piqih, Sari, Ozi, Yati, Sri, Meli, Beni, Siti, David, Yoa dan yang lainnya yang banyak memberikan saran dan bantuan.

Medan, 19 Maret 2009

Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah. ... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3 1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.3. Manfaat penelitian ... I-4 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi... I-4 1.4.1. Batasan Masalah... I-4 1.4.2. Asumsi-asumsi... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.3.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-6 2.3.2.1. Tenaga Kerja ... II-6 2.3.2.2. Jam Kerja ... II-7 2.3.3 Sistem Pengupahan ... II-7 2.4. Proses Produksi ... II-8 2.4.1. Bahan- bahan yang digunakan ... II-8 2.4.1.1.BahanBaku ... II-9 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-9 2.4.1.3. Bahan Penolong... II-10 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-11 2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-15

III. TINJAUAN PUSTAKA ... III-1


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.2. Bidang Kajian Ergonomi ... III-2 3.2.1. Antropometri ... III-3 3.2.2. Faal Kerja ... III-14 3.2.3 Biomekanika ... III-14 3.2.4. Penginderaan ... III-15 3.2.5. Psikologi Kerja ... III-15 3.3. Kelelahan Akibat Kerja ... III-15 3.3.1. Pengertian Kelelahan ... III-15 3.3.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja ... III-17 3.3.3. Proses Terjadinya Kelelahan Kerja ... III-17 3.3.4. Langkah-langkah Mengatasi Kelelahan ... III-18 3.4. Fasilitas Kerja ... III-21 3.5. Sikap Duduk... ... . III-22

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Prosedur Penelitian . ... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-6 4.4. Objek Penelitian ... IV-7 4.5. Variabel yang Diamati ... IV-7 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-8


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-8 4.8. Analisa Data ... IV-9

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

5.1. Pengumpulan Data... V-1 5.1.1. Data Ukuran Fasilitas Kerja ... V-1 5.1.2. Data Sikap Kerja Operator Bagian Pengupasan ... V-1 5.1.3. Data Rata-rata Hasil Body Map Questioner ... V-4 5.1.4. Data Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja ... V-6 5.1.5. Data Pengukuran Antropometri Posisi Duduk ... V-9 5.2. Pengolahan Data ... V-9 5.2.1. Pengolahan Data Peta Tubuh ( Body Map Questioner) .... V-9 5.2.2. Pengolahan Data Whole Body Reaction Tester ... V-11 5.2.3. Pengolahan Data Antropometri Pekerja ... V-13

5.2.3.1. Perhitungan Nilai Rata-rata ... V-10 5.2.3.2. Perhitungan Nilai Standar Deviasi ... V-11 5.2.3.3. Perhitungan Nilai Maksimum dan Minimum ... V-11 5.2.3.4. Uji Keseragaman Data ... V-12 5.2.3.5. Uji Normal dengan Kolmogorov Smirnov Test ... V-23 5.2.3.6. Perhitungan Persentil ... V-35


(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VI. ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisa Kesesuian Fasilitas Kerja ... VI-1 6.2. Analisa Kuesioner Peta Tubuh (Body Map Questioner) ... VI-4 6.3. Analisa Whole Body Reaction Tester (WBRT) ... VI-6

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi UD. Putri Juna ... II-5 3.1. Probabilitas Distribusi Normal ... III-12 4.1. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-10 5.1. Kursi kecil (Dengklek) pada Bagian Pengupasan ... V-1 5.2. Sikap Kerja Membungkuk ... V-2 5.3. Sikap Kerja Jongkok... V-2 5.4. Sikap Kerja Membungkuk Saat Mengangkat Ubi... V-3 5.5. Sikap Kerja Menunduk ... V-4 5.6. Peta Kontrol untuk Dimensi Tinggi Duduk Tegak (TDT) ... V-17 5.7. Peta Kontrol untuk Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD) ... V-17 5.8. Peta Kontrol untuk Dimensi Tinggi Mata Duduk (TMD) ... V-18 5.9. Peta Kontrol untuk Dimensi Tinggi Siku Duduk (TSD) ... V-19 5.10. Peta Kontrol untuk Dimensi Tebal Paha (TP) ... V-19 5.11. Peta Kontrol untuk Dimensi Tinggi Polipteal (TPo) ... V-20 5.12. Peta Kontrol untuk Dimensi Pantat Polipteal (PP) ... V-21 5.13. Peta Kontrol untuk Dimensi Pantat Ke Lutut (Pkl) ... V-21 5.14. Peta Kontrol untuk Dimensi Lebar Bahu (LB) ... V-22 5.15. Peta Kontrol untuk Dimensi Lebar Pinggul (LP) ... V-22 6.1. Gambar Tiga Dimensi Kursi Kerja ... VI-4 6.2. Tampak Samping Kursi Kerja... VI-4


(14)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

6.3. Tiga Dimensi Meja Kerja ... VI-5 6.4. Tampak Depan Meja Kerja ... VI-6


(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Pembagian Tenaga Kerja pada Setiap Stasiun Kerja di UD. Putri Juna ... II-6 2.2. Jadwal Jam Kerja di UD. Putri Juna... II-7 3.1. Perhitungan Persentil ... III -12 5.1. Data Keterangan Pekerja Objek Penelitian Bagian Pengupasan di

UD. Putri Juna ... V-5 5.2. Data Rata-rata Hasil Body Map Quesioner Bagian Pengupasan di

UD. Putri Juna ... V-5 5.3. Hari I Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja Bagian

Pengupasan di UD. Putri Juna... V-7 5.4. Hari II Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja Bagian

Pengupasan di UD. Putri Juna... V-7 5.5. Hari III Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja Bagian

Pengupasan di UD. Putri Juna... V-8 5.6. Data Antropometri Posisi Duduk Pekerja Bagian Pengupasan di

UD. Putri Juna ... V-9 5.7. Keluhan Rasa Sakit pada Pekerja Bagian Pengupasan di UD. Putri

Juna ... V-10 5.8. Pengukuran Whole Body Reaction Tester (WBRT) Pekerja Bagian


(16)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Data Hasil Pengukuran Dengan X, , Xmaks, Xmin, BKA, BKB ... V-16 5.10. Keseragaman Data Masing-masing Dimensi ... V-23 5.11. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tinggi Duduk Tegak

(TDT) ... V-25 5.12. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tinggi Bahu Duduk

(TBD)... V-26 5.13. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tinggi Mata Duduk

(TMD) ... V-27 5.14. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tinggi Siku Duduk

(TSD) ... V-28 5.15. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tebal Paha (TP) ... V-29 5.16. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Tinggi Polipteal (TPo) ... V-30 5.17. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Pantat Polipteal (PP) ... V-31 5.18. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Pantat Ke Lutut (Pkl) ... V-32 5.19. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Lebar Bahu (LB) ... V-33 5.20. Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Lebar Pinggul (LP) ... V-34 5.21. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov Smirnov Data Antropometri ... V-34 5.22. Hasil Perhitungan Persentil Data Antropometri Pekerja Bagian


(17)

6.1. Hasil Perhitungan Persentil Data Antropometri Pekerja Bagian Pengupasan di UD. Putri Juna... VI-1 6.2. Keluhan Rasa Sakit pada Pekerja Bagian Pengupasan di UD. Putri

Juna ... VI-4 6.3. Penyebab Keluhan Rasa Sakit yang Dialami Pekerja Bagian

pengupasan Ubi di UD. Putri Juna ... VI-5 6.4. Tabulasi Hasil Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja Bagian


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Masing-masing bagian organisasi di UD. Putri Juna ... L-1

2. Mesin, Peralatan dan Utilitas yang Digunakan di UD. Putri Juna ... L-2

3. Rekapitulasi Pengukuran Kecepatan Reaksi Tubuh Pekerja Bagian Pengupasan di UD. Putri Juna ... L-3 4. Perhitungan Interval Kelelahan Kerja Operator Melalui pengukuran

dengan Whole Body Reaction Tester ... L-4 5. Gambar Sikap Kerja Operator Bagian pengupasan ... L-5 6. Kuesioner Peta Tubuh ( Body Map Questioner) Pekerja Bagian

Pengupasan ... L-6 7. Gambar Pedoman Kuesioner Peta Tubuh ( Body Map Questioner) .... L-7 8. Gambar Pedoman Pengukuran Antropometri (Dimensi Tubuh) ... L-8 9. Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal ... L-9


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perubahan merupakan ciri khas dunia usaha saat ini, selalu ada produk-produk baru dan mesin-mesin yang lebih modern. Pemilik dari perusahaan kecil dan menengah berada dalam suatu kedudukan dimana dapat bertindak dengan cepat untuk memenuhi tuntutan yang selalu berubah-ubah. Pemilik perusahaan kecil dan menengah ini tidak mempunyai keterampilan untuk semua bidang manajemen, ia bertanggungjawab terhadap SDM, pembelian, keuangan, administrasi dan operasional sehari-hari. Ini menyebabkan kekurangan pengelolaan secara menyeluruh. Seorang pemilik tunggal cenderung untuk melakukan sesuatu secara berlebihan dalam bidang yang dikuasai dan mengabaikan bidang yang tidak dikuasai. (Bustami, 2007)

Perusahaan dapat dikelola dengan baik, terutama skala kecil dan menengah antara lain melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja. Produktifitas tenaga kerja dapat meningkat apabila kondisi dan sarananya mendukung. Sebab rendahnya produktifitas tenaga kerja dan upaya perbaikannya dapat diketahui melalui penerapan ilmu ergonomi. (Hamonangan,2006)

Adaptasi merupakan salah satu dari karakteristik yang dimiliki oleh manusia, mereka dapat beradaptasi dengan organisasi industri, proses produksi, alat-alat/mesin produksi, bahkan dapat beradaptasi dengan peralatan atau fasilitas


(20)

yang kurang baik. (Santoso, 2004)

UD. Putri Juna adalah sebuah usaha kecil menengah yang bergerak dalam pembuatan opak dari ubi kayu. Bagian pengupasan adalah termasuk bagian yang sibuk, karena setiap hari harus mengupas ubi dalam jumlah yang besar. Proses pengerjaannya dituntut kecepatan dan ketepatannya untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Proses pengerjaan tersebut terdapat sikap-sikap kerja yang bermacam-macam yang terus-menerus dilakukan setiap harinya seperti berjalan, berdiri dan memilih serta duduk.

Survei awal yang dilakukan ditemukan adanya fasilitas kerja yang tidak ergonomis pada bagian pengupasan, pekerja hanya menggunakan dengklek dan lantai sebagai meja kerja. Ukuran dengklek yang tidak sesuai yang terdiri dari 2 jenis ukuran. Dengklek ukuran tinggi 12 cm, lebar 18 cm dan panjang 24 cm dan dengklek ukuran tinggi 10 cm, lebar 20 cm dan panjang 25 cm, membuat pekerja tidak dapat duduk nyaman sehingga pekerja sering jongkok saat bekerja. Fasilitas berupa lantai sebagai meja kerja menimbulkan sikap kerja duduk membungkuk karena pekerja harus melihat kebawah dengan menunduk secara terus-menerus. Sikap kerja ini menyebabkan adanya keluhan rasa sakit pada bagian punggung, leher dan kaki serta cepat lelah.

Rancangan kerja yang salah dapat dihindari dengan cara membuat rancangan kerja yang memperhatikan ukuran tubuh manusia (antropometri). Rancangan kerja yang lebih ergonomis akan membuat pekerja tidak harus bekerja dengan posisi membungkuk atau posisi lain yang tidak memberikan kenyamanan bagi anggota tubuh lainnya. (Wigjosoebroto,1995)


(21)

Permasalahan ini merupakan objek kajian keilmuan ergonomi, khususnya dalam penggunaan fasilitas kerja yang ergonomis yang bertujuan untuk mengurangi keluhan rasa sakit pada tubuh pekerja dan mengurangi tingkat kelelahan kerja pada stasiun pengupasan ubi di UD. Putri Juna, sehingga menciptakan rasa efektif, aman, nyaman, sehat dan efisien dalam bekerja. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti menggangkat objek tersebut sebagai judul tugas akhir.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah perlunya usulan fasilitas kerja yang ergonomis pada stasiun pengupasan di UD. Putri Juna

1.3.Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan usulan fasilitas kerja yang ergonomis pada pengupasan pada pembuatan kerupuk opak di UD. Putri Juna.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi fasilitas kerja pada stasiun pengupasan di UD. Putri Juna. 2. Mengetahui keluhan rasa sakit yang dialami pekerja pada stasiun


(22)

3. Mengukur tingkat kelelahan pekerja pada bagian pengupasan dengan mengetahui kecepatan reaksi tubuhnya dengan menggunakan Whole Body Reaction Tester.

4. Mengukur antropometri pekerja pada bagian pengupasan di UD. Putri Juna.

5. Memberikan usulan fasilitas kerja yang ergonomis pada stasiun pengupasan di UD. Putri Juna.

1.3.3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Bagi mahasiswa

Meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan teori yang telah diperoleh.

2. Bagi perusahaaan

Diperoleh gambaran awal tentang fasilitas kerja yang ergonomis untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja serta meningkatkan produktifitas tenaga kerja khususnya Stasiun pengupasan di UD. Putri Juna.

3. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian akan menjadi salah satu sumber informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi yang telah ada.


(23)

1.3.Batasan Masalah dan Asumsi 1.4.1. Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan supaya penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembatasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Pembatasan masalah dibatasi pada usulan fasilitas kerja yang ergonomis berdasarkan antropometri pada stasiun pengupasan di UD. Putri Juna.

2. Penelitian yang dilakukan di UD.Putri Juna, Tanjung Anom yang bergerak dibidang pembuatan opak dari ubi kayu hanya pada stasiun pengupasan.

1.3.2. Asumsi-asumsi

Asumsi yang digunakan untuk membantu memecahkan persoalan yang ada adalah :

1. Karyawan bekerja pada kondisi normal

2. Tidak ada pergantian fasilitas kerja selama dilakukan penelitian 3. Tidak ada perubahan kondisi kerja


(24)

1.4.Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan penulisan, pembahasan, dan penilaian tugas akhir ini. Maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan diuraikan secara ringkas berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, antara lain : sejarah umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan manajemen, proses produksi, dan sebagainya

BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang relevan dan mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam pemecahan masalah mulai dari identifikasi masalah sampai pada penarikan kesimpulan dan saran


(25)

Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan juga berisi pengolahan data sebagai dasar pada bab analisa pemecahan masalah

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisa terhadap hasil pengolahan data untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dan saran yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang dapat diberikan peneliti bagi perusahaan berdasarkan kesimpulan yang diambil


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

Gagasan untuk membuka usaha pembuatan opak UD. Putri Juna dimulai sejak tahun 1999. Nama yang dibuat untuk usaha ini berasal dari nama pendiri usaha ini yaitu Pak Junaidi dan nama anaknya Putri. Usaha ini berhasil didirikan pada tahun 2000 oleh Pak Junaidi, seorang pengusaha yang meniti karirnya mulai dari seorang pencabut ubi harian dengan penghasilan Rp.15.000,00 per harinya.

Pengusaha ini mulai menjadi seorang pencabut ubi sejak tahun 1997, setahun pekerjaan ini dilakukannya. Tetapi lama-kelamaan ia melihat keuntungan yang cukup besar apabila ia berani memborong ubi-ubi tersebut dan menjualnya kepada penampung ubi. Pada tahun 1998 akhirnya Pak Juna mewujudkan keinginannya untuk menjadi pemborong ubi dengan penghasilan mula-mula Rp.50.000,00 perharinya. Dengan penghasilan yang bertambah ini beliau belum merasa puas dan pada saat itu timbul niat untuk membuka pabrik pengolahan ubi menjadi kerupuk opak. Ternyata harapan tersebut dapat terwujud. Akhirnya Pak Juna mewujudkan keinginannya untuk menjadi pemborong ubi dan memberanikan diri untuk mengajak penampung ubi menjadi mitra kerjanya.

Pada tahun 2000 usaha pembuatan opak UD. Putri Juna berhasil didirikan dengan modal yang berasal dari penampung ubi tersebut, dengan penghasilan bersih Rp. 75.000,00 perharinya dengan jumlah tenaga kerja 9 orang. Dan berkembang hingga saat ini dengan hasil yang semakin besar.


(27)

UD Putri Juna berlokasi di Dusun II Bakti, Desa Sukaraya Nomor 5, Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Pada awal perusahaan hanya mendirikan satu perusahaan, tetapi seiringnya waktu serta banyaknya permintaan kerupuk opak maka pihak perusahaan telah membangun tiga perusahaan. Satu perusahaannya berada persis dibelakang rumahnya, hal ini memudahkan pemilik perusahaan mudah untuk mengawasinya. Sedangkan dua perusahaan lagi berada sekitar 1 km dari rumahnya. Perusahaan yang diteliti terletak di belakang rumahnya dengan luas areal produksi 1200 m2.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UD. Putri Juna merupakan usaha kecil menengah yang hanya mempunyai satu jenis produksi pembuatan opak, yaitu jenis opak yang berukuran kecil yang diberi nama opak Jaipong. Bahan baku diperoleh dengan membeli ubi kayu dari para petani melalui supplier yang berasal dari Sukaraya, Tanjung Anom, Tanah Karo, Lubuk Pakam, Galang, Perbaungan, dan Tebing Tinggi. Selain itu perusahaan juga mendapat pasokan dari kebun yang dimiliki oleh UD. Putri Juna, kebun ubi kayu ini berguna untuk menjamin tersedianya bahan baku untuk diolah. Sampai saat ini kebun-kebun ubi kayu yang dimiliki sekitar 10 hektar.

Untuk pemasaran hasil produksi perusahaan seluruhnya dijual ke daerah-daerah seperti Medan, Jakarta, Tangerang, Jambi dan Pekan Baru. Pihak perusahaan tidak bertanggung jawab dalam hal pendistribusian. Pihak perusahaan hanya menjual kerupuk opak mentah, selanjutnya yang mengelola kerupuk opak


(28)

menjadi produk beraneka rasa dilakukan oleh perusahaan lain. Pihak perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam hal penjualan.

2.3. Organisasi dan Manajemen.

Organisasi adalah merupakan alat atau wadah dari suatu kelompok orang yang bekerja sama dengan terkoordinasi dengan cara yang terstruktur, untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi sering juga dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan serangkaian bagian yang saling terkait dan saling tergantung yang diatur sedemikian rupa sehingga sehingga menghasilkan keseluruhan yang menyatu.

Organisasi dan manajemen adalah salah satu faktor penting yang mendukung maju mundurnya perusahaan. Penyusunan sistem organisasi dan manajemen harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan yang bersangkutan, sebab sistem yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan yang lainnya. Adanya sistem yang sudah terencana dengan baik, akan menjamin lancarnya komunikasi dan informasi di dalam organisasi sehingga akan diperoleh kebijaksanaan-kebijaksanaanyang tepat pada keadaan-keadaan yang dibutuhkan.

Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari sumber-sumber daya terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan. Perusahaan yang dimiliki berbagai kegiatan yang berbeda-beda harus dikoordinasikan secara baik agar tujuan dan sasaran perusahaan tercapai dengan kondisi efisien yang tinggi.


(29)

Secara umum dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar organisasi adalah adanya dua orang atau lebih, adanya maksud kerjasama, adanya pengaturan hubungan dan adannya tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian dapat dirumuskan defenisi yang umum yaitu, organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam rangkaian suatu tekat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari defenisi di atas didapat tiga unsur yang dirasa perlu diperhatikan yaitu:

1. Organisasi bukan tujuan, tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dalam melakukan tugas pokok. Oleh karena itu susunan organisasi harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan dan perkembangan tugas-tugas pokok.

2. Organisasi merupakan wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal.

3. Dalam organisasi selalu ada hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan bawahan dalam mencapai suatu tujuan. Dengan adanya wewenang dari atasan terhadap suatu perintah yang harus diatasi oleh bawahan dalam menjalankan suatu tugas demi tercapainya suatu tujuan yang semaksimal mungkin.

Struktur organisasi yang digunakan pada UD. Putri Juna adalah struktur organisasi yang berbentuk garis. Organisasi garis (line Organizations) adalah suatu bentuk organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahnya. Dalam bentuk


(30)

organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpangsiuran perintah yang diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Pada struktur organisasi garis prinsip kesatuan dalam komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberikan perintah.

Chief Operation Officer

Executive Secretary Ka.Marketing Production Sec. Head Engineering Sec.Head

Mandor

PEKERJA

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. Putri Juna

2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Menjalankan organisasi suatu usaha perlu adanya tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan. Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada UD. Putri Juna dapat dilihat pada Lampiran 1.


(31)

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang-orang yang kegiatan sehari-harinya terikat atas suatu pekerjaan, baik itu keterikatannya pada organisasi perusahaan dalam proses produksi untuk mencapai suatu tujuan maupun diluar kegiatan organisasi perusahaan.

UD. Putri Juna memiliki tenaga kerja yang terdiri dari pekerja harian dan pekerja borongan. Pekerja-pekerja tersebut ditempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Pembagian Tenaga Kerja pada Setiap Stasiun Kerja di UD. Putri Juna

Pekerja Bagian

Jenis Kela min Juml ah Chief Operation Officer

Kantor

Laki-laki

1 Oran g

Executive Secretary Kantor Wanit a

1 Oran g

Ka. Marketing Produ

ksi Laki-laki 1 Oran g Production Section Head Produ ksi Laki-laki 1 Oran g Engineering Section Head Produ ksi Laki-laki 1 Oran g


(32)

Mandor Produ ksi Wanit a 1 Oran g Pekerja Borongan Pengu

pasan Wanit a 10 Oran g Pekerja Harian Pencu cian Laki-laki 1 Oran g Pereb usan Laki-laki 1 Oran g Pelum atan Laki-laki 1 Oran g Penge pressa n Wanit a 2 Oran g Pencet akan Wanit a 2 Oran g Penje muran Laki-laki 2 Oran g Wanit a 1 Oran g

Sortasi Wanit

a

1 Oran g

Total 27

Oran g


(33)

2.3.2.2. Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku di UD. Putri Juna hanya satu shift kerja. Pembagian jam kerja yang telah ditetapkan di UD. Putri Juna dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jadwal Jam Kerja di UD. Putri Juna

Pekerja Hari Jam Keterangan

Borongan Senin – Sabtu

8.00 – 12.00

Bekerja

12.00 – 13.00

Istirahat

13.00 – 16.00

Bekerja

Harian Senin –

Sabtu

8.00 – 12.00

Bekerja

12.00 – 13.00

Istirahat

13.00 – 17.00

Bekerja

(Sumber : UD. Putri Juna)

2.3.3. Sistem Pengupahan

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,


(34)

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha (pemberi pekerjaan) dan pekerja termasuk termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.

Gaji adalah upah dasar yang diberikan dari pemberi dari pemberi kerja kepada penerima kerja dalam ukuran waktu tertentu misalnya ukuran 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan, dan kadang disebut dengan gaji pokok, yang jumlahnya tetap dan akan mengalami kenaikan pada periode tertentu sesuai dengan jabatan dan prestasi pihak penerima.

Sistem pengupahan di UD. Putri Juna terdiri dari dua yaitu sebagai berikut : 1. Sistem harian

Sistem pengupahan harian dipakai untuk semua pekerja. 2. Sistem borongan

Pembayaran upah dilakukan dua minggu sekali. Besar upah borongan ini tergantung dari jenis pekerjaan dan kuantitas borongan yang dikerjakan. Setiap pekerjaan yang diborongkan memiliki satuan harga tertentu yang akan dikalikan dengan banyaknya hasil yang diperoleh.

2.4. Proses Produksi

Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana mengubah sumber daya (material, tenaga kerja, mesin, dana dan metode) yang ada untuk memperoleh hasil, sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesumpulan


(35)

bahwa proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya material, tenaga kerja, mesin, dana dan metode yang ada.

2.4.1. Bahan-Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan kerupuk opak pada UD. Putri Juna dapat dikelompokkan atas tiga, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang membentuk bagian integral dari suatu produk dimana bahan tersebut dapat dengan mudah ditelusuri sampai bahan jadi atau dengan kata lain suatu bahan yang turut serta dalam penentuan produk yang memiliki pengaruh yang paling besar dan dapat diketahui dengan jelas, atau dengan persentase komposisi bahan yang tinggi. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pembuatan opak adalah Ubi Kayu.

Ubi kayu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan opak. Ubi kayu juga adalah salah satu sumber makanan bergizi yang banyak mengandung karbohidrat. Ubi kayu banyak digunakan sebagai bahan makanan seperti tepung terigu yang dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan. Selain itu untuk sebagian orang ubi digunakan pengganti nasi. Mudah mendapatkan ubi kayu, harganya yang murah, rasanya yang enak dan mudah untuk mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan membuat ubi banyak diminati masyarakat.


(36)

Perusahaan membeli bahan baku ubi kayu dengan membeli melalui supplier dari perkebunan ubi kayu yang berasal dari Sukaraya, Tanjung Anom, Perbaungan, Tebing Tinggi, Tanah Karo, Lubuk Pakam, Galang. Selain memasok dari luar, UD. Putri Juna juga mendapat pasokan bahan baku dari perkebunan milik sendiri seluas 10 Ha.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk membantu peningkatan mutu produk. Bahan tambahan yang diperlukan dalam pembuatan opak adalah :

1. Goni

Goni digunakan sebagai kemasan yang membungkus opak secara langsung. Setiap satu goni beratnya 50 kg opak.

2. Spidol

Spidol digunakan sebagai alat tulis yang memberikan informasi berisi keterangan berat produk yang ditulis pada bagian luar goni.

3. Tali

Tali terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk mengikat produk yang telah dikemas dalam goni.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan Penolong adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi dengan tujuan membantu memperlancar proses produksi. Bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan-bahan yang digunakan yaitu :


(37)

Air yang digunakan berasal dari sumur yang terdapat di lokasi pabrik. Beberapa penggunaan air yang berasal dari sumur adalah :

a. Digunakan untuk keperluan pencucian ubi kayu dalam bak pencucian. b. Keperluan perebusan ubi kayu dalam bak perebusan.

c. Sebagai campuran minyak yang digunakan pada mesin press dan

mesin pencetak agar adonan yang dibentuk pada mesin tidak lengket. d. Membersihkan mesin dan peralatan.

2. Campuran minyak dan air

Minyak yang digunakan adalah minyak goreng yang dicampur dalam air. Campuran minyak dan air ini digunakan untuk mengolesi mesin press dan mesin pencetak agar pada saat pengepressan dan pencetakan, adonan tidak lengket.

3. Tepung

Tepung yang digunakan diambil dari produk cacat opak yang berbentuk halus. Tepung ini ditaburkan kedalam adonan ubi yang sudah dicetak agar tidak lengket apabila ditumpuk untuk selanjutnya dijemur. Selain itu tepung juga ditaburkan pada tangan pekerja agar adonan tidak lengket pada tangan.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi yang terjadi dalam pembuatan kerupuk opak di UD. Putri Juna adalah sebagai berikut :


(38)

1. Penerimaan

Bahan baku ubi kayu yang dibawa ke pabrik diterima di departemen penerimaan. Ubi kayu tersebut diperoleh dari dua sumber pasokan yaitu dari supplier yang telah bekerjasama dengan pihak perusahaan dan dari kebun milik sendiri. Satu mobil pengangkut berisi 11 ton ubi kayu, satu kali proses produksi kerupuk opak diperlukan 3,5 ton ubi kayu. sehingga cukup untuk tiga kali produksi kerupuk opak.

2. Pengupasan

Setelah ubi diturunkan dari mobil ubi ditumpuk di bagian penerimaan, ubi dibawa ke bagian pengupasan. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan pengupasan ubi kayu. Ubi kayu dikupas dengan menggunakan pisau pemotong, dengan cara terlebih dahulu memotong kedua ujung ubi tersebut dan kemudian dikupas. Pekerja bagian pengupasan menggunakan sarung tangan yang berguna untuk melindungi tangan pekerja dari pisau pada saat pengupasan. Pengupasan dilakukan dekat dengan bagian penerimaan ubi. Pengupasan dilakukan oleh pekerja borongan, sistem pengupahannya yaitu jumlah ubi yang dikupas dikali dengan harga yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ubi kayu yang sudah dikupas dimasukkan ke dalam goni untuk ditimbang.


(39)

Ubi kayu yang sudah dikupas kemudian dibawa ke bak pencucian dengan menggunakan beko. Setelah ubi dimasukkan ke dalam bak pencucian, kemudian dimasukkan air. Pencucian dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat diubi pada saat pengupasan dilakukan.

4. Perebusan

Ubi kayu yang sudah dicuci selanjutnya dipindahkan ke bak perebusan menggunakan sekop. Satu bak perebusan berisi 2,275 ton ubi. Satu kali proses perebusan ubi kayu memerlukan waktu selama 4 jam. Perebusan dimulai pada pukul 3.30 Wib pagi dan dibongkar kembali pada pukul 07.30 Wib.

5. Pelumatan

Ubi kayu yang sudah direbus kemudian dipindahkan ke departemen pelumatan dengan menggunakan sekop. Ubi kayu dimasukkan ke dalam mesin pelumat, dalam keadaan panas. Hal ini dimaksudkan agar ubi mudah dilumatkan, karena apabila ubi sudah dingin maka proses pelumatan menjadi lama. Hasil pelumatan ubi di tampung ke dalam baskom yang terbuat dari seng yang terletak dibawah mesin pelumat.

6. Pengepressan

Proses selanjutnya setelah ubi di lumatkan, maka hasil pelumatan dipindahkan ke departemen pengepressan. Pengepressan dilakukan dengan memasukkan dan menekan bongkahan lumatan ubi kedalam mesin press. Penekanan


(40)

dilakukan bertujuan agar ubi yang masuk ke mesin press bisa rata sepanjang mesin dan padat sehingga hasil produk cacat dapat diminimalkan. Pada saat pemasukkan dan penekananan bongkahan ubi, diatasnya ditaburi tepung agar ubi tidak lengket. Pada mesin press juga dibalut plastik, bertujuan agar adonan ubi yang sudah dilumatkan tidak lengket pada mesin, dan memperlancar proses pengepressan. Pada balutan plastik yang ada di mesin press juga diberikan minyak agar adonan press ubi tidak lengket dan dapat dengan mudah lepas dari mesin pressan. Hasil pengepressan dilapisi dengan plastik polybag, untuk mempermudah proses selanjutnya.

7. Pencetakan

Ubi yang sudah dipress, selanjutnya dimasukkan ke mesin pencetak. Pada mesin pencetak juga dilapisi plastik putih dan diberi minyak serta ditaburi tepung. Hal ini dimaksudkan agar adonan yang akan dicetak tidak lengket. Pada mesin pencetak inilah akan hasil pressan membentuk opak yang bulat.

8. Penjemuran

Setelah pencetakan ubi selesai, maka hasilnya dibawa ke departemen penjemuran dengan menggunakan beko. Penjemuran dilakukan di halaman yang berumput dan lansung terkena sinar matahari. Penjemuran dilakukan


(41)

selama 5-6 jam apabila sinar matahari sangat panas. Tapi apabila hari mendung atau hujan penjemuran memakan waktu 10 jam sampai 2 hari.

9. Peremasan dan Pemisahan (sortasi)

Opak yang sudah kering dibawa ke departemen pemisahan (sortasi). Pengangkutan kerupuk opak dari departemen penjemuran ke departemen pemisahan dilakukan dengan menggunakan beko. Opak yang masih berbentuk lembaran-lembaran selanjutnya diremas agar opak terpisah satu sama lain, seperti bentuk hasil cetakannya. Peremasan dan pemisahan kerupuk dilakukan di meja pengayakan. Pada meja pengayakan ini akan terpisah produk cacat yang kasar dengan yang halus. Produk cacat yang kasar akan diproses ulang kembali menjadi kerupuk opak, sedangkan opak yang halus akan dijual kepada masyarakat dan perusahaan pakan ternak sebagai bahan untuk diolah menjadi makanan ternak.

10. Pengemasan (packaging)

Proses selanjutnya adalah pengepakan (packaging). Opak yang sudah disortasi (produk yang tidak cacat), dimasukkan kedalam goni. Satu goni berisi 50 kg opak dan di depan goni tertulis tulisan 50 kg yang ditulis dengan menggunakan spidol. Setelah kerupuk opak ditimbang, goni diikat dengan menggunakan tali plastik. Setelah proses pengepakan selesai goni berisi opak dibawa ke gudang untuk disimpan.


(42)

Mesin-mesin disini maksudnya adalah alat-alat produksi yang digunakan untuk mengubah/mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau mengubahnya menjadi produk jadi (hasil akhir). Spesifikasi mesin dan peralatan merupakan hal yang penting didalam suatu pabrik, dimana jika terjadi perubahan pada alat maka mudah diadakan penggantian. Daftar mesin dan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Defenisi Ergonomi

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem


(43)

itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, nyaman, sehat, efisien.1

1. International Labour Organization (ILO) mendefenisikan ergonomi ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dengan manusia secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraaan.

Beberapa pengertian istilah ergonomi adalah sebagai berikut :

2. Suma'mur PK mendefenisikan ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan mencapai produktivitas dan efisiensi yang- setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya.

3. Kroemer dan Grandjen mendefenisikan ergonomi adalah pengetahuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Atau satu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan mesin, pekerjaan, sistem, organisasi dan lingkungan dengan kemampuan, keahlian dan keterbatasan manusia, sehingga tercapai satu kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman, efisien dan produktif, melalui pemanfaatan fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.

1


(44)

Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa ergonomi memberikan manfaat yang sangat besar dalam keberhasilan suatu perusahaan. Ilmu ergonomi yang diterapkan secara tepat pada perusahaan, akan memberikan manfaat. Manfaat penerapan ergonomi antara lain adalah :

1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.

2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan

3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan.

4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.

5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.

3.2. Bidang Kajian Ergonomi

Pengelompokan bidang kajian ergonomi mencakup seluruh perilaku manusia dalam bekerja. Bidang tersebut adalah sebagai berikut :

3.2.1. Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi dan cara untuk mengaplikasikan karakteristik tertentu dari tubuh manusia (Roebuck, 1994). Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti manusia, dan metrikos yang berarti pengukuran. Sehingga Antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang


(45)

digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya (Pheasant, 1988).

Pengukuran antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :

1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam dan dilakukan dalam posisi berdiri dan posisi duduk.

2. Antropometri dinamis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang sedang bergerak dalam berbagai posisi tubuh sehingga lebih kompleks dan sulit diukur.

Dalam mengukur antropometri banyak ditemui perbedaan-perbedaaan sumber validitas yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang akan digunakan dalam perancangan suatu produk.

Berdasarkan perbedaan pada tubuh manusia secara global maka dikenal tiga prinsip dalam perancangan, pengukuran dan perbaikan sistem kerja, yaitu :

1. Perancangan berdasarkan individu ekstrim

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang memakainya (biasanya minimal 95 % pemakai). Contohnya :

- Ketinggian kontrol maksimum sesuai dengan jangkauan keatas dari orang pendek


(46)

- Tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi 2. Perancangan fasilitas yang disesuaikan

Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa dipakai atau bisa menampung dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.

Contohnya Kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan sandarannya.

3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya

Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas bisa disesuaikan dianggap tidak layak. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya. Sedangkan jika fasilitas dirancang berdasarkan prinsip yang bisa disesuaikan tidak layak karena harganya mahal.

Kenyamanan ataupun ketidaknyaman menggunakan alat tergantung dari kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Apabila ukuran alat tidak disesuaikan dengan ukuran pengguna alat tersebut pada jangkauan waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh. Stress tubuh tersebut antara lain bisa berupa tidak nyaman, lelah, nyeri, pusing, dan lain sebagainya.


(47)

Untuk mendapatkan data antropometri yang teliti sehingga dapat digunakan sebagai dasar ukuran desain suatu alat, produk, ataupun suatu perencanaan, antara lain2

1. Jumlah sampel memenuhi :

2. Sampel pada masyarakat tertentu 3. Dapat digeneralisasi pada populasi

Agar data antropometri tersebut dapat digunakan, maka sampel antropometri harus diklasifikasikan.

Pengklasifikasian ini dibuat berdasarkan perbedaan yang terpenting pada ukuran manusia, klasifikasi sampel tersebut adalah :

1. Jenis kelamin

secara distribusi normal ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang segmen badannya dari pada wanita. Oleh karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

2. Suku bangsa

Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari suatu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara


(48)

Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi antropometri secara nasional.

3. Usia

Digolongkan ada beberapa kelompok usia yaitu : a.Balita

b.Anak-anak c.Remaja d.Dewasa dan e.Lanjut usia

Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh kurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs). Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.

4. Jenis pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan/stafnya. Seperti misalnya: buruh dermaga/pelabuhan adalah harus mempunyai postur tubuh yang relatif besar dibandingkan


(49)

dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.

5. Pakaian

Hal ini merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronotpun harus mempunyai pakaian khusus.

6. Faktor Kehamilan pada Wanita

faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisa perancangan produk (APP) dan analisa perancangan kerja. (APK)

7. Cacat fisik tubuh

Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu diberikannya skala prioritas pada rancangan bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan ”kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.


(50)

3.2.1.2. Pengolahan Data Antropometri

Untuk Menghasilkan perancangan yang baik maka data antropometri yang diambil harus diuji secara statistik untuk menunjukkan bahwa data antropometri tersebut adalah seragam. Dimensi tubuh ini digunakan untuk merancang fasilitas kerja. Untuk bisa menggunakan data dimensi tersebut ke dalam perancangan terlebih dahulu dibuat perhitungan rata-rata, standar deviasi.

a. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum dan Minimum.

Data antropometri dari seluruh operator selanjutnya akan menentukan nilai rata-ratanya, standar deviasinya, nilai maksimumnya dan minimumnya untuk masing-masing.

1. Nilai Rata-rata (X)

Menentukan nilai rata-rata dimensi tubuh dengan rumus sebagai berikut :

X =

n

Xn X

X1+ 2...+

= n

Xn

Dimana :

N = Banyaknya pengamatan

X = X rata-rata

Xn = Jumlah pengamatan ke n

2. Nilai Standar Deviasi

Untuk menentukan nilai standar deviasi masing-masing pengukuran, dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :


(51)

=

1 1

2

−    

  −

n X Xi n

Dimana :

= Standar deviasi Xi = pengamatan ke n

X = Nilai rata-rata pengamatan N = Banyaknya pengamatan

3. Nilai Maksimum dan Minimum

Untuk menentukan nilai maksimum dan minimum maka data harus diurutkan dari nilai terbesar sampai nilai terkecil atau sebaliknya. Nilai yang paling besar dinamakan nilai maksimum (Xmaks) sedangkan nilai yang paling kecil dinamakan nilai minimum (Xmin).

4. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan sebagai berikut :

BKA = X− + 2

BKB = X− - 2

Jika Xmin > BKB dan X max < BKA maka data seragam Jika Xmin < BKB dan X max > BKA maka data tidak seragam


(52)

b. Uji Normal Dengan Kolmogorov Smirnov Test

Uji kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan, yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil, disamping dengan menggunakan uji chi-square dapat juga digunakan uji Kolmogrov Smirnov. Suatu alternatif dari uji kesesuain ini dikemukan oleh A. Kolmogorov dan NV. Smirnov matematisi bangsa rusia yang melakukan dasar teoritis dari alternatif uji kesesuian.

Dalam uji kolmogorov smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi komulatif yang diharapkan. Uji kesesuaian Kolmogrov Smirnov dapat diterapkan pada dua keadaan :

a. Menguji apakah sampel mengikuti suatu bentuk distribusi populasi teoritis.

b. Menguji apakah dua buah sampel berasal dari dua populasi yang identik. Adapun langkah – langkah yang perlu dalam pengujian adalah :

1. Data hasil pengamatan disusun dimulai dari nilai pengamatan terkecil sampai dengan nilai pengamatan terbesar.

2. Nilai – nilai pengamatan tersebut kemudian disusun membentuk distribusi frekuensi komulatif relatif, dan dinotasikan dengan Fa ( X ).

3. Hitung nilai Z dengan rumus :

σ

X X Z = i

Keterangan : Xi = Data Ke – i


(53)

σ = Standar Deviasi

4. Hitung distribusi frekuensi komulatif teoritis (berdasarkan kurva normal) dan dinotasikan dengan Fe ( X ).

5. Ambil selisih antara Fa(X) dengan Fe(X)

6. Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan D. D = Max Fa(X)−Fe(X)

a. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilaiDα dari Tabel Uji Kolmogorov smirnov.

b. Kriteria Pengambilan Keputusan adalah : Ho diterima apabila D<Dα

Ho ditolak apabila D>Dα

Uji hipotesis yang digunakan adalah : Ho : Data tidak berdistribusi normal Hi : Data berdistribusi normal

c. Persentil

Penerapan data antropometri akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih


(54)

rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi, maka 2,5 dan 97,5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Untuk mengetahui letak persentil yang digunakan maka dapat dilihat pada kurva distribusi normal pada Gambar 3.1. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan berdasarkan tabel probabilitas distribusi normal sehingga perhitungan nilai persentil dapat dilihat pada Tabel 3.1.

x σ 96 , 1 x ) ,

(X x

N σ

95%

2,5 %

97,5 th% ile 2,5 th% ile

2,5 % x σ 96 , 1 X

Gambar 3.1 Probabilitas Distribusi Normal Tabel 3.1. Perhitungan Persentil

Persentil Kalkulasi

1st

x

x

2

,

325

σ

2,5 th

x

x

1

,

96

σ

5 th

x

x

1

,

645

σ

10 th

x


(55)

50 th

x

90 th

x

x

+

1

,

280

σ

95 th

x

x

+

1

,

645

σ

97,5 th

x

x

1

,

96

σ

99 th

x

x

2

,

325

σ

3.2.1.3. Desain Produk (peralatan) Ergonomis Berdasarkan Antropometri

Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia di lingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi manusia tersebut. Dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka waktu panjang.

Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan. Richard (2001) menyebutkan bahwa saat ini terdapat 80 % orang hidup setelah dewasa mengalami nyeri pada bagian tubuh belakang (back pain) karena berbagai sebab termasuk kondisi tidak ergonomis, dan karena back pain ini mengakibatkan 40% orang tidak masuk kerja. Tidak masuknya kerja ini sangat merugikan perusahaan atau institusi, karena produksi berkurang.


(56)

Perilaku manusia yang dibahas pada faal adalah reaksi tubuh manusia selama bekerja khususnya mengenai energi yang dikeluarkanya. Energi diperoleh manusia dari makanan yang dimakannya. Melalui berbagai tahap metabolisme dalam sistem pencernaan dan zat-zat yang mengandung energi yang disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen. Untuk keperluan bekerja, glikogenlah yang berperan besar, yang akan membawa oksigen untuk dikirim ke otot-otot tubuh yang memerlukannya.

3.2.3. Biomekanika

Biomekanika kerja mengkaji perilaku manusia dari aspek-aspek mekanika

gerakan anggota tubuh. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa biomekanika kerja berhubungan dengan kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kemampuan otot dalam berinteraksi dengan aspek-aspek mekanik yang ditimbulkan oleh kerja.

Dalam dunia pekerjaan, bidang-bidang perhatian biomekanika adalah kekuatan kerja otot, kecepatan dan ketelitian gerak anggota-anggota badan dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh terhadap beban.

3.2.4. Penginderaan

Secara biologis, manusia dikenal memiliki lima indera. Mata merupakan indera yang paling banyak dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan industri, yaitu sekitar 85 %, kemudian diikuti oleh telinga. Dalam ergonomi aspek penginderaan dikaji terutama untuk mengetahui apa yang terjadi kelemahan masing-masing indera dalam menghadapi sistem kerja yang akan dibuat.


(57)

3.2.5. Psikologi Kerja

Psikologi kerja membahas masalah-masalah kejiwaan yang dijumpai pada tempat kerja yaitu menyangkut apa yang disebut dengan faktor-faktor diri ini adalah jenis kelamin, usia, sifat, atau kepribadian, sistem nilai, karakteritik fisik, minat, motivasi, pendidikan, dan pengalaman.

3.3. Kelelahan Akibat Kerja 3.3.1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semua bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh3

1. Lelah otot, yang dalam hal ini bisa dilihat dalam bentuk munculnya gejala kesakitan yang sangat ketika otot harus menerima bahan yang berlebihan.

. Ada beberapa macam kelelahan yang diakibatkan oleh faktor yang berbeda-beda, antara lain adalah :

2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ visual (mata). Mata yang berkonsentrasi secara terus-menerus pada

3


(58)

suatu objek (layar monitor), seperti yang dialami oleh operator komputer misalnya akan terasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa menimbulkan gejala yang sama.

3. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan

diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja mental (proses berfikir sebagai contoh). Lelah mental ini sering kali pula disebut sebagai lelah otak.

4. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat menjemukan. Pekerjaan yang tidak memberikan tantangan, tidak memerlukan skill, akan menyebabkan motivasi pekerja akan rendah.

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder. Teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensorik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.


(59)

Grandjean (1991) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, dan untuk memelihara/mempertahankan kesehatan dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan di luar tekanan. Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat memberikan penyegaran. Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50 % dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja hanya dalam 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari.

3.3.3. Proses Terjadinya Kelelahan Kerja

Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk ini bersifat dapat membatasi kelangsungan aktifitas otot. Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah, glikogen hanya dapat digunakan sebagai energi untuk keperluan otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah, tubuh kita dapat menyimpan glikogen dalam jumlah terbatas. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti oleh oksidasi glukosa yang merubah glikogen menjadi tenaga dan asam laktat. Pada masa pemulihan asam laktat akan diubah kembali menjadi glikogen dengan adanya oksigen dari pernapasan, sehingga memungkinkan otot


(60)

dapat berfungsi kembali yang berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik.

Keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu ceberi cortex yang dipengaruhi atas dua sistem saraf antagonis yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak. Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang bersifat dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan tubuh kearah bereaksi.

Keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung pada hasil kerja kedua sistem tersebut. Apabila sistem penggerak lebih kuat daripada sistem penghambat maka keadaan orang tersebut dalam keadaan segar untuk bekerja, demikian sebaliknya apabila sistem penghambat lebih kuat maka orang tersebut akan mengalami kelelahan. Agar seseorang berada dalam keserasian dan keseimbangan dalam bekerja, kedua sistem tersebut harus berada kepada kondisi yang memberikan stabilitas kepada tubuh. (Granjean, 1993 dan Nurmianto, 1996)

3.3.4. Langlah-Langkah Mengatasi Kelelahan

Seperti yang telah diuraikan bahwa kelelahan disebabkan banyak faktor yang sangat kompleks dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Yang terpenting adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan dengan cara yang tepat maka kita harus mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan. Berikut


(61)

ini akan diuraikan antara faktor penyebab terjadinya kelelahan, penyegaran dan cara menangani kelelahan agar tidak menimbulkan resiko yang lebih parah.

3.3.4.1. Penyebab Kelelahan

a. Aktivitas kerja fisik b. Aktivitas kerja manual

c. Stasiun kerja tidak ergonomis d. Sikap paksa

e. Kerja statis

f. Kerja bersifat monotoni g. Lingkungan kerja ekstrim h. Psikologis

i. Kebutuhan kalori kurang

j. Waktu kerja-istirahat tidak tepat k. Dan lain-lain

3.3.4.2. Resiko

a. Inovasi kerja turun b. Performansi rendah c. Kualitas kerja rendah d. Banyak terjadi kesalahan e. Stress akibat kerja f. Penyakit akibat kerja g. Cedera


(62)

i. Dan lain-lain

3.3.4.3. Cara Mengatasi

a. Kapasitas kerja fisik

b. Sesuai kapasitas kerja mental c. Redesain stasiun kerja ergonomic d. Sikap kerja alamiah

e. Kerja lebih dinamis f. Kerja lebih bervariasi g. Redesain lingkungan kerja. h. Reorganisasi kerja

i. Kebutuhan kalori seimbang j. Istirahat tiap 2 jam kerja k. Dan lain-lain.

3.3.4.4. Manajemen Pengendalian

a. Tindakan preeventif melalui pendekatan inovatif b. Tindakan kuratif

c. Tindakan kuratif d. Tindakan Rehabilitas e. Jaminan masa tua

3.4. Fasilitas Kerja

Perancangan fasilitas kerja haruslah memperhatikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki dan mengurangi kelelahan kerja. Mengingat dimensi


(63)

ukuran tubuh manusia berbeda-beda, maka diperlukan penyesuaian fasilitas kerja harus selalu mempertimbangkan antropometri pemakainya. Dengan fasilitas kerja yang ergonomis maka karyawan dapat bekerja dengan nyaman, aman dan produktif. Apabila fasilitas kerja tidak ergonomis maka akan timbul sikap kerja yang tidak benar, sehingga performansi kerja orang tersebut akan menurun, tidak efektif dan efisien.

Suatu desain fasilitas kerja disebut ergonomis apabila secara antropometri, faal, biomekanik dan psikologis cocok dengan manusia pemakainya. Mendesain fasilitas kerja yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain berpusat pada manusia pemakainya. (Sutalaksana, 1999)

Dalam perancangan fasilitas kerja terdapat aspek-aspek yang mempengaruhi meliputi :

1. Memperhatikan perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekan prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokok meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.

2. Memperimbangkan kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia. Data antropometri akan menunjang dalam proses perancangan fasilitas kerja dengan tujuan mencari keserasian hubungan fasilitas kerja dengan manusia yang memakainya.

3. Mempertimbangkan pengaturan tata letak fasilitas kerja yang digunakan, pengaturan ini pada prinsipnya bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan yang efisien.


(64)

3.5. Sikap Duduk

Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator yang bekerja sambil duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Disamping itu operator juga lebih kuat bekerja dan oleh karena itu lebih cekatan dan mahir.4

Namun sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab adanya

masalah – masalah punggung. Operator dengan sikap duduk yang salah akan menderita pada bagian punggungnya. Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri atau berbaring. Jika diasumsikan tekanan tersebut sekitar 100 %, maka cara duduk yang tegang atau kaku (erect posture ) dapat menyebabkan tekanan tersebut mencapai 140 % dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk menyebabkan tekanan tersebut sampai 190 %. Sikap duduk yang tegang lebih banyak memerlukan aktifitas otot atau urat saraf belakang dari pada sikap duduk yang condong kedepan.

Kenaikan tekanan tersebut dapat mengikat dari suatu perubahan dalam lekungan tulang belakang yang terjadi pada saat duduk. Suatu keletihan pada pinggul sekitar 900 tidak dapat dicapai hanya dengan rotasi dari tulang pada sambungan paha ( persendian tulang paha ). Urat-urat lutut (hamstring) dan otot – otot gluteal pada bagian belakang pinggul menghasilkan suatu rotasi parsial dari pinggul (pelvis), termasuk tulang ekor (sacrum). Hal tersebut hanya menghasilkan 600 – 900 kelebihan putar pinggul dengan rotasi pada persendian tulang paha itu


(65)

sendiri. Oleh sebab itu perolehan 300 dari rotasi pinggul (pelvis) searah dengan lrkukan tulang belakang kearah belakang (lordosis) dan bahkan memperkenalkan suatu lekukan tulang belakang kearah depan (kyphosis).

Tekanan antar ruas tulang belakang akan meningkat pada saat duduk jika dihubungkan oleh rata rata degenerasi dari bagian – bagian tulang yang saling bertekanan. Seperti cara duduk dikendaraan dimana ada getaran (vibrasi), dan dimana seseorang tidak siap untuk mengubah sikap duduknya. Bangkit dan bergerak- gerak adalah sangat bermanfaat bagi ruas tulang– tulang karena meningkatkan diffusi nutrisi bagi tulang tersebut. Oleh karena itu sikap duduk yang benar sangat diharapkan.


(66)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UD. Putri Juna yang bergerak dalam bidang produksi pembuatan opak dari ubi yang bertempat di Dusun II Desa bakti Sukaraya kec. Pancur batu kab. Deli Serdang. Waktu penelitian dilakukan mulai pada Juli 2008.

4.2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dibuat untuk pemecahan masalah sebagai berikut:

4.2.1. Dilakukan Studi Literatur


(67)

Studi literatur adalah pemahaman tentang kondisi perusahaan, dan pengamatan pada stasiun kerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian populasi, yaitu penelitian dilakukan pada semua operator pada stasiun pengupasan.

4.2.2. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah diperoleh dari hasil observasi (pengamatan), pengukuran dan wawancara yang dilakukan pada pekerja. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Data pengukuran fasilitas kerja pengupasan

Fasilitas kerja yang diukur adalah dengklek (kursi kecil) yang digunakan pekerja bagian pengupasan sebagai tempat duduk saat bekerja.

b. Data keluhan rasa sakit

Pengumpulan data keluhan rasa sakit yang dialami oleh pekerja dilakukan dengan pengisian Body Map Questioner. Data Body Map Questioner akan menunjukkan perbedaan rasa sakit yang dialami oleh pekerja bagian pengupasan.

c. Data pengukuran tingkat kelelahan

Pengukuran kelelahan menggunakan Whole Body Reaction Tester (WBRT) dilakukan untuk mengukur waktu reaksi rangsangan seluruh tubuh. Pengukuran WBRT dilakukan selama 3 hari kerja, dan dilakukan pada waktu


(68)

sebelum bekerja pukul 08.00 Wib, sebelum makan siang pukul 12.00 Wib dan sebelum pulang pukul 16.00 Wib.

d. Data pengukuran dimensi tubuh pekerja

Data pengukuran dimensi tubuh pekerja dalam posisi duduk dengan

menggunakan instrumen Human Body Measuring Instrument Model YM-1, dimensi tubuh yang diukur adalah sebagai berikut :

1. Tbt = tinggi duduk tegak 2. Tbd = tinggi bahu duduk 3. Tmd = tinggi mata duduk 4. Tsd = tinggi siku duduk 5. Tp = tebal paha

6. Tpo = tinggi polipteal 7. Pp = pantat polipteal 8. Pkl = pantat ke lutut

9. Lb = lebar bahu

10.Lp = lebar pinggul

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data diperoleh dari penelusuran pustaka dan informasi ataupun data dari perusahaan. Dalam penelitian ini data sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Data sejarah perusahaan 2. Ruang lingkup bidang usaha 3. Organisasi dan manajemen


(69)

4. Proses produksi 5. Kapasitas produksi

4.2.3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

4.2.3.1. Pengolahan Data Peta Tubuh (Body Map Quesioner)

Dari data pengisian kuesioner yang dilakukan pada semua pekerja pengemasan diketahui jenis keluhan pekerja sebelum bekerja di pagi hari (puku l 08.00 wib), sebelum makan siang (pukul 12.00 wib) dan sebelum pulang kerja (pukul 16.00 wib).

4.2.3.2. Pengolahan Data Whole Body Reaction Tester (WRBT)

Untuk menentukan seberapa besar tingkat kelelahan dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan angka rata-rata kuantitatif (nilai mean) dan estimasi interval rata-rata untuk mengetahui tingkat kelelahan dengan tingkat kepercayaan 90 %.

4.2.3.3 Pengolahan Data Antropometri (Dimensi Tubuh) Pekerja


(70)

Data antropometri dari seluruh operator selanjutnya akan ditentukan nilai rata-ratanya, standar deviasinya, nilai maksimumnya dan minimumnya untuk masing-masing data.

- Nilai Rata-rata (X )

Menentukan nilai rata-rata dimensi tubuh dengan rumus sebagai berikut :

X =

n

Xn X

X1+ 2...+

=

n Xn

Dimana :

N = Banyaknya pengamatan

X = X rata-rata

Xn = Jumlah pengamatan ke n - Nilai Standar Deviasi

Untuk menentukan nilai standar deviasi masing-masing pengukuran, dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

= 1 1 2 −       −

n X Xi n Dimana :

= Standar deviasi Xi = pengamatan ke n

X = Nilai rata-rata pengamatan N = Banyaknya pengamatan


(71)

Untuk menentukan nilai maksimum dan minimum maka data harus diurutkan dari nilai terbesar sampai nilai terkecil atau sebaliknya. Nilai yang paling besar dinamakan nilai maksimum (Xmaks) sedangkan nilai yang paling kecil dinamakan nilai minimum (Xmin).

- Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan sebagai berikut :

BKA = X − + 2 BKB = X - − 2

Jika Xmin > BKB dan X max < BKA maka data seragam Jika Xmin < BKB dan X max > BKA maka data tidak seragam -Uji Normal Dengan Kolmogorov Smirnov Test

-Perhitungan persentil

Data-data antropometri yang sudah diperoleh dari seluruh operator selanjutnya untuk menentukan ukuran maksimum dan minimum digunakan data antropometri untuk 5-th, dan 95-th persentil.

4.2.4. Analisa dan Evaluasi

Data hasil pengolahan akan dibandingkan antara data yang diperoleh dari lapangan dengan teori yang mendasari yang selanjutnya dievaluasi.


(72)

Pengambilan kesimpulan yang tepat diperoleh dari hasil analisa dan evaluasi dari keseluruhan fakta yang terdapat di perusahaan dan akan diajukan saran-saran untuk membangun dan perbaikan kondisi pabrik di masa yang akan datang.

4.3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan deskriptif. Rancangan deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaaan secara objektif dalam memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.5

Pengambilan sampel dilakukan adalah berdasarkan populasi, yaitu keseluruhan pekerja pada bagian pengupasan.

4.4. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah apa-apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek penelitian ini adalah tingkat kelelahan pekerja yang diketahui dari kecepatan reaksi tubuh pekerja pada stasiun pengupasan di UD. Putri Juna.

4.5. Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati pada saat penelitian adalah :

a. Fasilitas kerja yang digunakan pada stasiun Pengupasan di UD. Putri Juna.

5


(73)

b. Keluhan rasa sakit yang timbul pada bagian tubuh pekerja yaitu gambaran rasa sakit pada bagian tubuh akibat penyesuaian sikap kerja terhadap fasilitas kerja yang damati pada pukul 08.00 Wib, 12.00 Wib dan 16.00 Wib.

c. Pengukuran tingkat kelelahan kerja yaitu dengan mengukur kecepatan reaksi pekerja, yang dilakukan pada pukul 08.00 wib, 12.00 wib dan 16.00 wib.

d. Antropometri pekerja yang diambil melalui pengukuran dimensi tubuh pekerja pada bagian pengupasan dalam posisi duduk pada proses pengupasan ubi untuk melihat kesesuaian fasilitas kerja yang digunakan oleh pekerja.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a.Martin human body measuring instrumen model YM-1 yang digunakan

untuk mengukur dimensi tubuh (antropometri) pekerja.

b. Kuesioner peta tubuh (Body map kuesioner): digunakan sebagai gambaran akan rasa sakit pada bagian tubuh pekerja.

c.Whole body reaction tester model YB 1000 : digunakan untuk mengukur

kecepatan reaksi tubuh pekerja.


(74)

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada stasiun pengupasan produksi di UD. Putri Juna. Waktu penelitian dimulai pada Juli 2008 hingga Januari 2009. Pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Mengukur fasilitas kerja (kursi kecil) pada bagian pengupasan

b. Mengukur dimensi tubuh pekerja dalam posisi duduk dengan menggunakan instrumen Human Body Measuring Instrument Model YM-1

c. Mengukur kecepatan reaksi tubuh pekerja dengan Whole Body Reaction Tester (WRBT)

d. Pengisian kuesioner menggunakan Peta Tubuh (Body Map Quesioner), pengisian kuesioner yang dilakukan pada semua pekerja pengemasan diketahui jenis keluhan pekerja sebelum bekerja di pagi hari (pukul 08.00 wib), sebelum makan siang (pukul 12.00 wib) dan sebelum pulang kerja (pukul 16.00 wib).

4.8. Analisa Data

Pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kajian antropometri. Hasil pengolahan data maka analisis dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya pengaruh fasilitas kerja yang tidak ergonomis terhadap kelelahan pekerjanya di UD. Putri Juna. Secara garis besar, prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1


(75)

Studi Literatur - Studi Ergonomi

- Fasilitas Kerja - Pengukuran Antropometri - Kelelahan Kerja

Data Primer - Data Pengukuran Fasilitas Kerja - Data Keluhan Rasa Sakit Pekerja - Data pengukuran Tingkat Kelelahan Kerja - Data Pengukuran Dimensi Tubuh Pekerja

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

- Perhitungan Hasil Kuesioner (data keluhan rasa sakit yang pada tubuh pekerja)

- Perhitungan hasil pengukuran tingkat kelelahan - Pengolahan data Antropometri

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran Studi Pendahuluan

Tujuan Penelitian

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Studi Lapangan - Melakukan pengamatan langsung - Pencatatan secara langsung dan sistematis - Pengukuran langsung

- Wawancara

Data Sekunder - Data sejarah perusahaan - Struktur organisasi - Data proses produksi - Kapasitas produksi - Jumlah karyawan


(76)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Ukuran Fasilitas Kerja

Fasilitas yang digunakan adalah kursi kecil (dengklek) yang terdiri dari 2 jenis ukuran. Dengklek ukuran tinggi 12 cm, lebar 18 cm dan panjang 24 cm dan dengklek ukuran tinggi 10 cm, lebar 20 cm dan panjang 25 cm dan menggunakan lantai sebagai meja kerja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Kursi Kecil (Dengklek) pada Bagian Pengupasan 5.1.2. Data Sikap kerja Operator Bagian Pengupasan

5.1.2.1. Sikap kerja Membungkuk

Setiap pekerja pada bagian pengupasan masing-masing mengambil ubi yang akan dikupasnya. Ubi ditumpuk pada satu tempat saja sehingga pekerja yang harus berdiri, membungkuk dan menjangkau tumpukan tersebut Sikap kerja pekerja saat mengambil ubi dapat dilihat pada Gambar 5.2.


(77)

Gambar 5.2. Sikap Kerja Membungkuk 5.1.2.2. Sikap Kerja Jongkok

Fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan antropometri pekerja menimbulkan kesalahan sikap kerja yang bermacam-macam. Gambar 5.3. menunjukkan sikap kerja pekerja pada saat menjangkau ubi dengan posisi jongkok.


(78)

5.1.2.3. Sikap Kerja Membungkuk saat Menganggkat Ubi

Masing-masing pekerja bagian pengupasan memindahkan sendiri ubi yang sudah dikupas kedalam goni dan memindahkan goni yang sudah penuh ke satu tempat supaya tidak mengganggu pekerja. Gambar 5.4. menunjukkan sikap kerja pekerja membungkuk saat memindahkan ubi yang telah dikupas ke dalam goni.

Gambar 5.4. Sikap Kerja membungkuk Saat Menggangkat Ubi 5.1.2.4.Sikap Kerja Menunduk

Fasilitas kerja berupa lantai sebagai meja kerja mengakibatkan sikap kerja melihat kebawah dengan menunduk secara terus-menerus /monoton. Sikap kerja menunduk dapat dilihat pada Gambar 5.5.


(79)

Gambar 5.5. Sikap Kerja Menunduk

5.1.3. Data Rata-rata Hasil Body Map Quesioner

Pengisian kuesioner dilakukan pada semua pekerja pengemasan selama 3 hari kerja, yang bertujuan untuk mengetahui keluhan bagian tubuh yang merasa sakit. Data body map didapatkan dengan cara menanyakan langsung pada pekerja sebelum bekerja di pagi hari (pukul 08.00 wib), sebelum makan siang (pukul 12.00 wib) dan sebelum pulang kerja (pukul 16.00 wib). Data keterangan pekerja yang dijadikan subjek dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.1.


(1)

Tugas :

- Memimpin dan mengurus semua aspek produksi.

- Mengatasi setiap kendala yang dihadapi pada proses produksi kerupuk opak.

- Melaksanakan proses produksi untuk produk kerupuk opak sesuai dengan jadwal produksi yang ditetapkan.

Tanggung jawab :

- Bertanggung jawab terhadap pengawasan secara menyeluruh dari bahan baku yang masuk di bagian penerimaan sampai proses packing dan penyimpanan di gudang.

e. Engineering Section Head Tugas :

- Mengkoordinir seluruh kegiatan permesinan, listrik, bengkel dan instalasi perawatan mesin dan peralatan.

- Melakukan pemeriksaan terhadap mesin dan peralatan yang tidak dapat dipakai serta kondisinya.

Tanggung jawab :

- Bertanggung jawab terhadap operasional.

- Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin dan peralatan serta sumber daya listrik.


(2)

f. Mandor Tugas :

- Mengawasi pekerjaan pekerja.

- Melaporkan kerusakan yang terjadi pada Production Section Head. - Melatih pekerja baru sesuai dengan bidangnya.

Tanggung jawab :

- Bertanggung jawab pada Production Section Head untuk kelancaran bagian produksi.

g. Pekerja

- Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengerjaan produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.

MESIN, PERALATAN DAN UTILITAS YANG DIGUNAKAN

DI UD. PUTRI JUNA


(3)

Tipe : HB-2-30-4 Kapasitas : 5000 kcal/jam

Spesifikasi : 380 V, 2.5 KVA, 50 Hz, 1 Phase Jumlah : 1 unit

Kegunaan : menghasil angin untuk membantu pembakaran kayu pada proses perebusan ubi kayu.

2. Mesin Press

Tipe : MP-21 Kapasitas : 300 kg/jam Spesifikasi : 220 V, 2.5 VA Jumlah : 1 unit

Kegunaan : membentuk adonan tipis dan padat. 3. Mesin Pelumat

Tipe : VGV-126 Kapasitas : 250 Kg/jam Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Untuk melumatkan ubi kayu. 4. Mesin Cetakan

Merek : GRAM Kapasitas : 300 Kg/jam

Spesifikasi : 380 V, 2.5 KVA, 50 Hz, 1 Phase Jumlah : 1 unit


(4)

Kegunaan : untuk membentuk atau mencetak adonan berbentuk kerupuk opak.

B. Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan kerupuk opak antara lain :

1. Meja Kerja

Meja kerja ini terbuat dari kayu. Meja kerja digunakan sebagai tempat pengepressan dan pencetakan. Terletak dibawah mesin press dan mesin pencetak yang berguna sebagai penampung atau tempat produk setelah dibentuk adonan pada mesin press dan setelah dicetak pada mesin pencetak.

2. Meja Pengayakan

Meja pengayak terbuat dari kawat kasa yang digunakan untuk menyaring produk jadi setelah penjemuran dan untuk memisahkan produk cacat yang kasar dengan yang halus.

3. Plastik Polybag

Plastik polybag berukuran 100 cm x 60 cm, berfungsi sebagai alas adonan yang sudah dipress sampai dicetak.

4. Goni

Goni berguna sebagai tempat ubi kayu setelah dikupas, sebagai tempat pembungkus opak yang siap dijual dan sebagai tempat sampah (kulit ubi).


(5)

Beko berguna untuk membawa ubi yang sudah dikupas ke bak pencucian, membawa hasil cetakan ke tempat penjemuran, dan dari penjemuran ke gudang.

6. Sekop

Sekop berguna untuk memindahkan ubi dari bak pencucian ke dalam bak perebusan, dan memindahkan ubi hasil rebusan ke bak pelumatan.

7. Cangkul

Cangkul berguna untuk memindahkan ubi kayu yang sudah direbus ke dalam mesin pelumat.

8. Pisau Pemotong

Pisau berguna untuk mengupas kulit ubi. 9. Baskom

Terbuat dari seng yang berguna untuk menampung ubi yang sudah dilumatkan dari mesin pelumat.

10.Timbangan

Timbangan berguna untuk menimbang ubi (bahan baku) dan produk jadi opak yang sudah dikemas dengan goni.


(6)

Sarana penunjang untuk menjalankan kegiatan produksi dari awal hingga produk ahkir sangat penting. Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit lain dalam suatu pabrik.

1. Air

Dalam kelangsungan proses produksi air memegang peranan penting, Digunakan untuk keperluan pencucian ubi kayu dalam bak pencucian, keperluan perebusan ubi kayu dalam bak perebusan, sebagai campuran minyak yang digunakan pada mesin press dan mesin pencetak agar adonan yang dibentuk pada mesin tidak lengket, membersihkan mesin dan peralatan dan keperluan untuk kamar mandi.

2. Listrik

Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, listrik digunakan untuk bagian produksi. Pabrik juga menyediakan genset bilamana terjadi pemadaman listrik dari PLN.