penyampaiannya agar menarik bagi pembaca. Dalam hal ini, posisi drama FTV dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas tulisan sebuah cerpen.
Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Utamanya penelitian tentang kebiasaan menonton drama FTV dan hubungannya
dengan kemampuan menulis cerpen pada siswa SMP, dengan judul skripsi:
Korelasi Antara Kebiasaan Menonton Drama FTV dengan Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas XI MA Nurul Huda Depok Tahun
Pelajaran 20132014 .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1. Tingginya tingkat kebiasaan menonton drama FTV di kalangan siswa kelas XI
MA Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014. 2.
Kurangnya kemampuan menulis di kalangan siswa kelas XI MA Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014.
3. Ada banyak faktor penentu dalam hal pembentukan kebiasaan menonton
drama FTV pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014.
4. Rendahnya kemampuan menulis cerpen di kalangan siswa kelas XI MA Nurul
Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya daya, biaya, dan pengetahuan penulis, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada kebiasaan menonton drama FTV dan
hubungannya dengan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 20132014.
D. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan
pembatasan masalah
tersebut, penulis
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana korelasi antara kebiasaan menonton drama FTV dengan kemampuan menulis cerpen pada siswa
kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 20132014.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi atau hubungan antara kebiasaan menonton drama FTV dengan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun
Pelajaran 20132014. Tujuan khususnya yaitu memperoleh data dan mendeskripsikan hasil
temuan terkait kebiasaan menonton drama FTV dan hubungannya dengan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun
Pelajaran 20132014.
F. Kegunaan Penelitian
Secara eksplisit, dapat dikemukakan beberapa kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa dalam hal menonton drama FTV dan kaitannya dengan
kemampuan menulis cerpen, khususnya pada siswa kelas XI MA Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan medium atau alat ukur untuk mendiagnosa sebab ketidaksanggupan siswa dalam hal menulis cerpen,
terutama siswa kelas XI MA Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 20132014, sehingga guru bahasa Indonesia dapat dengan tepat mencarikan solusi.
3. Bagi sekolah.
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi tolok ukur bagi sekolah untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam menyusun strategi pendidikan dan
kurikulum sekolah, sehingga membuahkan policy yang tepat guna dan berdampak positif bagi siswa untuk ke depannya.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretis
1. Drama
Drama adalah
karya
seni berupa dialog yang dipentaskan. Drama kerap dimasukkan dalam ranah kesusasteraan karena menggunakan bahasa
sebagai media penyampai pesan. Nama lain dari drama adalah sandiwara.
1
Bisa dikatakan demikian karena pesan moral yang disampaikan tidak secara langsung, tetapi melalui lakon naskah drama yang ditulisnya.
Artinya, penonton atau pembaca dapat menyimpulkan, pelajaran moral apa yang diperoleh dari membaca atau menonton drama itu.
Berdasarkan masanya kita dapat mengenal adanya drama tradisional atau drama rakyat folk drama dan drama modern.
2
a. Drama tradisional atau drama rakyat adalah drama yang lahir dan
diciptakan masyarakat tradisional. Drama semacam ini digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan seperti menyambut datangnya
panen, menyambut tamu, sarana ritual atau mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. Contoh drama tradisional di Indonesia adalah
wayang orang, wayang kulit, ludruk, ketoprak, lenong, dan tari topeng. b.
Drama modern adalah drama yang lahir pada masyarakat industry. Drama semacam ini sudah mencoba memasukkan unsure teknologi
modern dalam penyajiannya. Dalam seni teater modern, tata busana, tat arias, tata lampu, tata ruang, dan tata panggung dikemas modern,
bahkan sudah ada yang menggunakan teknologi modern. Tidak heran jika dalam pementasan sudah menggunakan film, animasi, ataupun
komputer. Dalam drama modern, ceritanya selalu berkembang dan tidak selalu merujuk pada suatu cerita tertentu.
1
Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo, 2007, hal. 24.
2
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo, 2008, hal. 166.