METODOLOGI PENELITIAN Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah dua desa dari seratus desa yang dipilih oleh peneliti yaitu Desa Bogak dan Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara karena tingkat aktivitas melautnya lebih sering terjadi di kedua desa ini. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan November- Desember 2014. III.1.2 Kabupaten Batu Bara III.1.2.1 Luas Wilayah dan Topografi Kabupaten Batu Bara adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. DPR menyetujui rancangan undang-undang pembentukanya pada tanggal 8 Desember 2006. Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007. Kabupaten Batu Bara merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan dimana tujuh kecamatan di Kabupaten Asahan dikurangi dan dipindahkan wilayahnya menjadi wilayah Kabupaten Batu Bara dan ibu kotanya adalah Lima Puluh. Kabupaten ini terletak di tepi pantai Selat Malaka, sekitar 175 km kearah selatan adalah ibu kota Medan, sebelah utara berbatasan dengan Bandar Khalipah Kabupaten serdang Bedagai, sebelah selatan berbatasan dengan Meranti kabupaten Asahan, sebelah barat berbatasan dengan Bosar Malinggar, Dolok Batunanggar kabupaten Simalungun, dan sebelah timur berbatasan dengan Air Joman kabupaten Asahan. Secara geografis kabupaten Batu Bara terletak antara 2°03’00”- 3°26’00” Lintang Utara, 99°01’ – 100000’ Bujur Timur. Universitas Sumatera Utara Luas wilayahnya sebesar 1,26 dari total luas daratan Sumatera Utara. Sumber : Pemkab Kab. Batu bara 2013. Tabel.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Kecamatan 2012 No Kecamatan RumahTangga Jumlah jiwa Persentase Luas Km 2 Kepadatan Jiwa Km 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Medang Deras Sei Suka Air Putih Lima Puluh Talawi Tanjung Tiram Sei Balai 9.447 12.233 11.434 17.662 10.977 13.279 8.370 44.970 55.791 47.580 84.853 54.087 58.993 34.328 11,82 14,66 12,50 22,30 14,21 15,50 9,01 65.47 171.47 72.24 239.55 89.80 173.79 109.88 686,88 325,36 658,68 354,20 602,31 339,45 312,38 Jumlah 83.402 380.602 100,00 922.20 412,71 Sumber : BPS Kabupaten Batu Bara, 2012. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah Kabupaten Batu Baramenunjukkan bahwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk berjenis kelamin laki-laki, namun selisih jumlah ini tidaklah terlalu signifikan yaitu sebanyak 1.452 jiwa. Adapun jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 189.580 jiwa dan perempuan adalah 191.032 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki terbanyak adalah Kecamatan Lima Puluh sebanyak 42.324 jiwa, dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sei Balai sebanyak 17.029 jiwa.. Kemudian jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan paling banyak adalah Kecamatan Lima Puluh sebanyak 42.529 jiwa dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sei Balai sebanyak 17.299 jiwa. Universitas Sumatera Utara Tabel.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Menurut Kecamatan 2012 No Rentang Umur Tahun Kecamatan Jumlah Jiwa Medang Deras Sei Suka Air Putih Lima Puluh Talawi Tanjung Tiram Sei Balai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 + 4.332 4.474 4.860 4.802 4.358 3.798 3.529 3.407 2.913 2.082 1.638 1.382 1.223 2.172 3.340 4.200 4.380 4.005 4.040 4.050 4.540 4.290 4.212 3.927 3.806 3.655 3.323 4.203 2.714 3.016 3.329 4.143 4.619 4.607 4.124 4.113 4.063 3.108 3.185 1.936 2.055 2.568 7.826 8.260 8.332 7.404 6.760 6.735 6.146 6.248 5.666 4.825 3.928 3.521 3.222 5.980 6.532 7.974 6.710 6.000 4.558 3.748 3.529 3.507 2.913 2.082 1.517 1.182 1.123 2.712 5.114 5.018 4.805 5.144 5.118 5.089 4.673 4.680 4.027 3.288 3.086 2.708 2.117 4.196 2.403 2.390 2.421 2.449 2.232 2.744 3.053 3.155 3.087 2.125 2.044 2.008 1.626 2.591 32.261 35.332 34.837 33.947 31.685 30.771 29.594 29.400 26.881 21.437 19.204 16.392 14.689 24.422 Jumlah 44.970 55.791 47.580 84.853 54.087 58.993 34.328 380.602 Sumber : BPS Kabupaten Batu Bara, 2012. III.1.2.2 Perkembangan Produksi Perikanan Berdasarkan survey lapangan, peneliti mengamati data produksi diatas memang benar, tetapi keadaan yang sangat gambling terletak pada keadaan nelayan sekarang ini. Banyak permasalahan yang diahadapi oleh nelayan kabupaten Batu Bara yang berasal dari keadaan lingkungan dan pertikaian sesame nelayan. Di antara beberapa hasil peneliti, terdapat lubang pemisah antara nelayan tradisional dan nelayan modern khususnya dalam tata cara penangkapan ikan. Disini nelayan tradisional masih menggunakan jarring dan tenaga manusia untuk mengangkat jarring ikan dilaut yang tidak merusak habitat laut, sehingga kondisi perairan tetap terjaga dan nelayan akan sering melaut, tetapi semejak beberapa teknologi yang baru masuk dan merubah pola pikir untuk menjadi nelayan tradisional ke nelayan modern yang Universitas Sumatera Utara biasa disebut dengan transisi menjadi permasalahan yang cukup memprihatinkan dimana, kondisi perairan yang hancur akibat penggunaan alat yang menggunakan teknologi mesin dapat mengeruk dasar laut sehingga habitat ikan langsung punah, alat tersebut biasa dikenal sebagai pukat grandong. Saat ini pemerintah daerah belum memperhatikan keadaan nelayan tersebut, sehingga sikap apatis masyarakat mulai muncul dimulai dari apatis terhadap oknuim yang membawa nama pemerintah untuk membantu nelayan, tetapi itu semua tidak ada realisasinya. Tidak hanya sampai disini, HNSI sebagai wadah nelayan tidak bekerja sama sekali, alasannya adalah karena tidak ada bantuan materi dari pemerintah untuk membantu. Semenjak lahirnya nelayan modern, maka lahir pula kontroversi yang cukup apik di masyarakat khususnya masyarakat nelayan yang menganggap penggunaan alat tangkap ikan dengan sisitem mesin dan jaring grandong adalah hal illegal. Setelah dicermati, penggunaan jaring grandong ini tidak illegal apabila digunakan pada kedalaman laut sekitar 40-60 GPA. Tetapi akan disebut illegal apabila digunakan kurang dari 40 GPA. Permasalahan ini tentunya sudah juga diperjelas oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan yang mama menindaklanjuti kejelasan Kepres No. 39 Tahun 1980 tentang penghapusan jaring yang merusak habitat laut. Di kabupaten Batu Bara sempat terjadi perseteruan hebat dari dua desa yaitu desa Bogak dan Desa Bagan Dalam, yang mana nelayan tradisional didominasi oleh desa Bogak dan nelayan tradisional didominasi oleh desa Bagan Dalam. Pembakaran kapal jarring grandong dipelabuhan Tanjung Tiram pada tahun 2011 lalu menjadi kemarahan terbesar bagi masyarakat nelayan tradisional. Sampai saat ini harapan dari kedua belah pihak belum tercapai dan tidak adanya campur tangan pemerintah untuk menyelesaikan pertikaian tersebut. Melihat kejadian tersebut, peneliti mencoba untuk mencari faktor penyebab dari kedua belah pihak. Di satu pihak dari nelayan tradisional mengatakan apabila laut masih didominasi oleh nelayan modern, maka kami enggan untuk melaut karena hanya menangkap Universitas Sumatera Utara lumpur laut. Dan di pihak lain dari nelayan modern mengatakan apabila kami tidak melaut, maka kami tidak makan. Kedua hal tersebut sebenarnya bisa dipecahkan apabila ada benang merah yaitu pemerintah ikut campur tangan dalam permasalahan ini. Peneliti juga memprediksi dalam kurun waktu 8 bulan penerapan dan penggunaan alat tangkap diperketat dan didata sesuai izin melaut, maka keadaan laut akan menjadi lebih baik. Setelah itu, pemerintah juga bisa mencanangkan pembuatan Cold Storage untuk menampung produksi ikan yang melimpah dan menjaga standar harga ikan agar nelayan tetap memiliki pendapatan yang tetap. Semua ini tidak bisa dipastikan oleh peneliti akan berlangsung, tetapi kepastian akan sejahteranya masyarakat nelayan khusunya di kecamatan Tanjung Tiram akan tercipta sesuai dengan pencanangan perencanaan pembangunan daerah pinggir pantai yang baik dan harmonis. Tabel.3 Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan No Kecamatan Laut Darat Jumlah Perairan Umum Budi Daya 1 Sei balai - 335,1 73,5 408,6 2 Tanjung Tiram 10.242,6 - 216,0 10.458,6 3 Talawi 3.414,2 - 279,2 3.693,4 4 Lima Puluh 3.939,5 156,2 4.095,7 5 Air Putih - 260,6 70,4 331,0 6 Sei Suka 1.838,4 148,9 36,2 2.023,5 7 Medang Deras 6.828,4 - 456,6 7.285,0 Batu Bara 26.263,1 744,6 1.288,1 28.295,8 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara 2013 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa lebih besar produksi hasil tangkapan ikan di perairan umumlaut dari pada produksi hasil tangkapan ikan budi daya. Universitas Sumatera Utara III.2 Metode Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topi penelitian, metodologi di pengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif hingga yang sangat kualitatif Mulyana,2001:145. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah yang bersifat rasional atau cara yang masuk akal, empiris ataupun orang lain selain peneliti dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan dan sistematis ataupun menggunakan langkah yang bersifat logis yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono,2012:3, Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan studi korelasional, dimana peneliti mencari hubungan variabel penelitian. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel Faenkel dan Wallen,2008:328. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini melibatkan ukuran statistiktingkat hubungan yang disebut korelasi McMilan dan Schumacer dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25. Penelitian korelasional menggunakan instrument untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. Universitas Sumatera Utara Menurut Gay dalam Sukardi,2006:166 penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. 15 Penelitian korelasional berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada si anatara variabel yang diteliti. Yang dimaksud dengan variabel adalah suatu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Contoh variabel adalah umur, tingkat pendidikan, motivasi, dan keberhasilan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian korelasi tidak menjelaskan sebab akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang diteliti. Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa alternative teknik yaitu : korelasi bivariat, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi kenolikal dan analisis frekuensi multi arah miltiway frecuency analysis Tabachnick Fidell,1996 :20-21 16 . Mana teknik yang dipilih tergantung dari jumlah variabel yang diamati, macam data yang digunakan, dan apakah variabel independen dapat dikonseptualkan sebagai kovariat bila dampak beberapa variabel independen diukur setelah dampak variabel independen dihilangkan. Inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan antarvariabel, tanpa menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Korelasi bivariat merupakan jenis korelasi yang paling populer. Korelasi bivariat menjelaskan hubungan linier antara 2 variabel x dan y. korelasi antara x dan y secara numeric dapat dihitung dengan koefisien korelasi. 15 Usman, Husnaini Purnomo Stiady Akbar. 2009. Metode Penelitia n Sosia l. Jakarta : Bumi Aksara. 16 Mubyarto dan Suratno. 1981. Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta:Yayasan Agro Ekonomika. Universitas Sumatera Utara Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dijadikan penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen Emzir, 2009: 38. Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya, antara lain : 17 1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. 2. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. 3. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam lingkungan nyata. Adapun ciri-ciri dari penelitian korelasi antara lain sebagai berikut Sukardi,2004:166: 1. Penelitian seperti ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yanbg diteliti rumittidak dapat diteliti dengan penelitian eksperimental atau tidak dapat dimanipulasi. 2. Studi seperti ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara sistematik dalam keadaan realistiknya. 3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya hubungan dan bukan ada atau tidaknya hubungan tersebut. 4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: 1. Adakah hubungan diantara dua variabel? 17 Ibid, hal 35. Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimanakah arah hubungan tersebut? 3. Berapa besar jauh hubungan tersebut dapat diterangkan? Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti mempunyai beberapa alasan penting, di antaranya sebagai berikut Sukardi,2004:169: a. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana koefisien korelasi dapat mencapainya. b. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabel- variabel tersebut. c. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antarvariabel. Proses Dasar Penelitian KorelasionalSukardi,2004:172: a. Pemilihan Masalah Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman. b. Sampel dan Pemilihan Instrumen Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran Universitas Sumatera Utara yang valid dan reliable terhadap variabel yang diteliti. Jika variabel yang tidak memadai dikumpulkan, koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili prakiraan tingkat korelasi yang tidak akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur variabel yang diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. c. Desain dan prosedur Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam semua studi korelasional. d. Analisis Data dan Interpretasi Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi, biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai negatif - menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif + menunjukkan dua variabel pada arah yang sama. Jika ada hubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r =-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2 variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Cohen dan Manion,1981:128 dalam Sukardi 2008:170 18 menunjukkan harga rhubungan sebagai berikut: Nilai r Hasil 0,20-0,35 Menunjukkan hubungan dua variabel lemah walaupun signifikan. 0,35-0,65 Menunjukkan hubungan sedang, umumnya signifikan pada lebih dari 1, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi. 0,65-0,85 Menunjukkan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan peneliti melakukan prediksi yang tepat. 0,85 Menunjukkan hubungan antarvariabel tinggi, dan peneliti dianjurkan melakukan prediksi grup secara tepat. Di samping itu, prediksi individual juga dapat dilakukan secara cermat. Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r0,80, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat causal comparative study atau bahkan ke studi eksperimen untuk dapat mendapatkan kepastian apakah hubungan tersebut memiliki sebab akibat. Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana ia digunakan. Dengan kata lain, seberapa besar ia diperlukan agar bermanfaat tergantung pada tujuan perhitungannya. Dalam studi yang dirancang untuk menyelidiki atau mengetahui hubungan yang dihipotesiskan, suatu koefisien korelasi diinterpretasikan dalam istilah signifikansi 18 Nasution. A. H. dan Barisi.1975. Metode Statistik. Jakarta:P.T. Gramedia. Universitas Sumatera Utara statistiknya. Dalam studi prediksi, signifikansi statistik merupakan nilai kedua dari koefisien dalam memudahkan prediksi yang akurat. Ketika menginterpretasikan suatu koefisien korelasi, anda harus selalu ingat bahwa anda hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab akibat. Koefisien korelasi yang signifikan mungkin menyarankan hubungan sebab akibat, tetapi tidak menetapkannya. Dalam kenyataan, itu mungkin tidak saling memengaruhi; mungkin ter dapat variabel ketiga yang memengaruhi kedua variabel. III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia, wilayah geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki objek yang diteliti Kholil,2006:68. Dalam penelitian ini populasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Nelayan yang dibagi atas 3 kategori yaitu Nelayan penuh, Nelayan sambilan uatama, dan Nelayan sambilan tambahan yang berdomisili di dua desa antara lain Desa Bogak dan Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Tabel Jumlah Nelayan Kecamatan Tj. Tiram Desa Bogak dan Desa Bagan Dalam NELAYAN DESA BOGAK DESA BAGAN DALAM TOTAL JUMLAH NELAYAN Penuh 58 Orang 43 Orang 101 Orang Sambilan Utama 27 Orang 12 Orang 39 Orang Sambilan Tambahan 11 Orang 5 Orang 16 Orang TOTAL 156 Orang Universitas Sumatera Utara Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Batu Bara tahun 2013 III.3.2 Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu Nawawi, 2003:144. Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Slovin 1960 dengan presisi 95 atau sig. 0,05 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5, yaitu : N = N n d + N = , + N = , = Orang Keterangan : n = sampel N = jumlah populasi d²= presisi digunakan 95 atau sig. 0,05 Selanjutnya setelah melihat jumlah populasi yang terdiri dari beberapa tingkatan nelayan yaitu nelayan penuh, nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Agar penelitian dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus sebagai berikut : = � � Keterangan : n1 : Jumlah responden tiap tingkatan nelayan n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi III.4 Teknik Penarikan Sampel Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah : a. Proporsional stratified sampling Universitas Sumatera Utara Proporsional stratified sampling yaitu tekink penarikan sampel yang bertujuan membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok strata mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Sampel ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel Rakhmat,2004:79. b. Accidental Sampling Accidental Sampling yaitu penelitian memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai responden. Setelah jumlahnya mencukupi, maka pengumpulan data dihentikan. No Tingkatan Nelayan Populasi Penarikan Sampel Sampel 1 Nelayan Penuh 101 � 72,51 = 73 Orang 2 Nelayan Sambilan Utama 39 � 28 = 28 Orang 3 Nelayan Sambilan Tambahan 16 � 11,4 = 11 Orang Jumlah 112 Orang III.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : a. Peneliti Lapangan Field Research Yaitu mengumpulkan data dilapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya. Universitas Sumatera Utara b. Penelitian Kepustakaan Library Research Yaitu mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literature, dan internet sebagai media online yang sangat membantu untuk memperoleh informasi yang berlangsung dengan masalah penelitian. III.6 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dalam beberapa tahap yaitu : a. Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian dalam ketegori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah- awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori Singarimbun,2008:273. b. Penomoran kuesioner Yaitu,kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para responden dikumpulkan lalu diberi nomor urut sebagai tanpa pengenal 001-112. c. Editing Yaitu proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data ke dalam kotak kode yang telah disediakan. d. Coding Yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke kotak-kotak yang telah tersedia dalam kuesioner berupa bentuk angka skor. e. Inventarisasi tabel Universitas Sumatera Utara Yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Mater Data, sehingga memuat keseluruhan data dalam suatu kesatuan. f. Tabulasi data Yaitu proses pemasukan data dari Master Data ke dalam tabel, yaitu tabulasi tunggal. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori-kategori jumlah, persen dan selanjutnya dianalisa. g. Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistic untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolah. Untuk mengukur tingkat hubungan antara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus koefisien tata genjang Rank Order Correlation Coeficient oleh Spearman atau Spearman Rho Koefisien. Spearmen Rho menunjukkan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan Bilih Di Danau Toba Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

4 69 61

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 5 102

KARAKTERISTIK NELAYAN DI DESA BANDAR RAHMAT KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

2 13 24

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 14

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 2

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 11

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 17

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 2

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 11

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 3 13