Peningkatan Pendapatan Kerangka Teori 1 Komunikasi

· kelompok pertemuan. · kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

II.4.1 Peningkatan Pendapatan

II.4.1.1 Indikator Peningkatan Pendapatan Sesuai dengan variabel yang digunakan peneliti yaitu peningkatan pendapatan nelayan, maka disini juga dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan itu sendiri, khususnya dalam bidang pembangunan daerah. Indikator peningkatan pendapatan merupakan salah satu acuan dalam proses pembangunan, setelah dijelaskan dalam latar belakang masalah antara keterkaitan pembangunan, difusi inovasi, dan pertanian khususnya sub-sektor perikanan, Indonesia memiliki konsep dasar dan ilustrasi dari pertumbuhan ekonomi. Antara lain Michael. P Todaro, 1983:140: 1. Akumulasi Modal Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagianproporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikanditanam untuk memperbesar outputluaran dan Universitas Sumatera Utara penghasilan di kemudian hari. Pabrik-pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan barang- barang itu akan menambah ‘persediaan modal’ fisik dari suatu negara yang memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih besar. Investasi-investasi ‘produktif secara langsung’ ini ditambah dengan investasi-investasi yang sering dikenal dengan ‘infrastruktur’ sosial dan ekonomi seperti jalan-jalan, listrik, air, dan sanitasi, komunikasi dan lain-lain yang mempermudah dan mengintergrasikan semua kegiatan dan lain-lain. 2. Perkembangan populasi Angkatan Kerja Perkembangan populasi dan yang berhubungan dengan itu, walaupun terlambat, meningkatnya angkatan kerja secara tradisional sudah dianggap faktor yang positif dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi. Banyaknya angkatan kerja berarti besar produktifitas tenaga kerja, sedangkan banyaknya populasi secara keseluruhan meningkat pula jumlah pasar-pasar yang potensial dalam negeri. Akan tetapi, yang perlu dipersoalkan adalah, apakah pertumbuhan persedianpenawaran tenaga kerja di negara - negara yang sedang berkembang akan memberikan pengaruh positif atau negatif terhadap kemajuan ekonomi. Sudah tentu, hal ini tergantung pada kemampuan system ekonomi untuk bisa menyerap dan memperkerjakan secara produktif tambahan tenaga kerja ini untuk kemampuan yang pada umumnya berhubungan dengan itu, seperti keahlian dalam bidang teknologi-teknologi perikanan yang dirancang secara tradisional dan tepat sasaran. 3. Kemajuan Teknologi Sekarang sudah waktunya kita membicarakan factor yang ketiga, yang paling penting bagi ahli ekonomi maupun ilmu sosial lainnya. Dalam bentuk yang sederhana, kemajuan teknologi adalah hasil dari cara-cara baru yang telah diperbaiki dalam melakukan Universitas Sumatera Utara pekerjaan tradisionla, seperti cara menanam gandum, membuat pakaian jadi, dan membangun rumah. Kemajuan teknologi yang seimbang terjadi, apabila telah dicapai tingkat outputluaran yang lebih tinggi dengan kuantitas dan kombinasi faktor masukan yang sma. Pembaharuan- pembaharuan yang sederhana seperti yang ditimbulkan dari ‘pembagian tenaga kerja’, bisa menghasilkan tingkat jumlah output yang lebih tinggi dan konsumsi yang lebih besar bagi semua individual. Dalam hubungannya dengan analisa kemungkinan produksi, perubahan teknologi seimbang, yang katakanlah dua kali jumlah output secara konseptual dengan menduakalikan semua masukan produktif. Dengan pengenalan ini kita telah mengetahui pertumbuhan ekonomi yang sederhana, sekarang kita bisa melihat dengan lebih hati-hati lagi pada pengalaman-pengalaman sejarah pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang sekarang sudah maju untuk menganalisa secara terperinci keadaansifat kedua faktor ini, yaitu faktor non-ekonomis dan ekonomis yang mendasari pertumbuhan jangka panjang. 12

II.5.1 Teori Difusi Inovasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan Bilih Di Danau Toba Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

4 69 61

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 5 102

KARAKTERISTIK NELAYAN DI DESA BANDAR RAHMAT KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

2 13 24

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 14

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 2

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 11

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 17

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 2

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 0 11

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 3 13