Pengaruh Kejiwaan Lembaga Pemasyarakatan Lapas

6. Gangguan pada sistem endokrin seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi estrogen, progesteron, testosteron, penurunan kadar gula darah yang menyebabkan gangguan sakit kepala dan badan gemetar. 7. Gangguan pada saluran perkemihan seperti: infeksi gangguan fungsi seksual, gangguan fungsi reproduksi, dan kecacatan. 8. Gangguan pada otot dan tulang, seperti: peradangan otot akut, penurunan fungsi otot akibat alkohol ataupun patah tulang. 9. Risiko terkena infeksi penyakit menular seksual dan HIVAIDS Kusmiran, 2011.

2.8 Pengaruh Kejiwaan

Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan bermacam-macam akibat, seperti: gangguan psikotik gangguan jiwa berat, depresi, tindak kekerasan, dan pengrusakan serta percobaan bunuh diri. Depresi timbul sebagai akibat mekanisme rasa bersalah dan putus asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan obat ditambahnya kurangnya dukungan dan tuduhan bersalah oleh lingkungan keluarga dan masyarakat Kusmiran, 2011.

2.9 Lembaga Pemasyarakatan Lapas

Lembaga Pemasyarakatan Lapas adalah suatu tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di indonesia. Lembaga Pemasyarakatan merupakan unit pelaksana teknis dibawah direktorat jenderal pemasyarakatan kementerian hukum dan hak asasi manusia. Pada tahun Universitas Sumatera Utara 2005, jumlah penghuni di lembaga pemasyrakatan lapas di Indonesia mencapai 97.671 orang lebih besar dari kapasitas hunian yang hanya untuk 68.141 orang. Maraknya peredaran narkoba juga salah satu penyebab terjadinya over kapasitas pada tingkat hunian lembaga pemasyarakatan lapas Koboi, 2013. Lembaga Pemasyarakatan itu adalah suatu lembaga atau wadah tempat bagi tahanan dan narapidana, yang bertugas disamping melaksanakan hukuman bag narapidana juga membina dan membmbing dengan memberikan bimbingan fisik dan mental serta keterampilan agar setelah bebas dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat, karena sifat pembinaan yang dilakukan adalah merubah sifat buruk atau jahat menjadi baik kembali. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 02-Pk.04.10 Tahun 1990 Lembaga Pemasyarakatan Lapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang menampung, merawat dan membina narapidana Gusfira, 2010. Dalam pasal 1 angka 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang berbunyi: Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan Mazmur, 2010. Berdasarkan ketentuan umum Pasal 1 butir 7 Undang-undang No. 12 Tahun 1995 menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan dilembaga pemasyarakatan. Sementara itu seorag ahli yang bernama Koesnoen menyatakan bahwa yang dimaksud dengan narapidana adalah seorang manusia yang dikenakan hukuman pidana Gusfira, 2010. Universitas Sumatera Utara Narapidana adalah manusia yang memiliki spesifikasi tertentu, secara umum Narapidana adalah manusia biasa seperti kita semua, namun kita tidak dapat begitu saja menyamakan begitu saja. Dalam konsep pemasyarakatan baru Narapidana bukan saja sebagai obyek melainkan juga sebagai sebagai subyek yang tidak berbeda dengan manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan kesalahan atau kekhilafan yang dapat dikenai pidana, sehingga tidak harus diberantas. Bagaimanapun juga Narapidana adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi lebih produktif, untuk menjadi lebih baik dari sebelum menjadi pidana Pratama, 2009. Penghuni lembaga pemasyarakatan lapas pada tahun 2011 di Sumatera Utara dengan kasus pengguna maupun pengedar narkoba sebanyak 815 orang sat.narkoba Polresta Medan 2011. Dan penghuni lembaga pemasyarakatan lapas di lembaga pemasyarakatan kelas IIA Kota Rantauprapat sebanyak 366 orang dengan kasus narkoba, baik pengedar, bandar, maupun pengguna Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Rantauprapat.

2.10 Tindakan