bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Menurut Notoatmodjo 2003, sikap mempunyai beberapa tingkatan yaitu: 1.
Menerima receiving diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon responding diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang yang menerima ide tersebut.
3. Bertanggung jawab responsible, bertanggung jawab atas sesuatu yang telah
dipilhnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi. 4.
Menghargai valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.
2.4 Penghasilan
Menurut Notoadmodjo 1997 menyatakan bahwa penghasilan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan seseorang tidak dapat diukur sepenuhnya dari pekerjaan. Bila dihubungkan dengan faktor-faktor penggunaan narkoba, orang dengan tingkat
penghasilan tinggi akan lebih mudah membeli dan mendapatkan narkoba. Sebaliknya orang dengan penghasilan rendah akan sangat sulit untuk mendapatkan narkoba.
2.5 Perilaku
Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. Skiner 1938 seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
rangsangan dari luar. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang
Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan zat psikoaktif narkotika, psikotropika, dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bahan atau zat-zat kimiawi
yang jika masuk kedalam tubuh secara oral dimakan, diminum, atau ditelan dihisap, dihirup, atau disuntikkan dapat mengubah suasana hati perasaan, perilaku seseorang.
Hal ini dapat menimbulkaan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian dosis yang berlebihan
Kusmiran, 2011. Narkotika menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 adalah bahan-bahan
seperti tanaman papaver, opium mentah, opium masak candu, jicingko, opium obat, morfin, tanaman koka, daun koka, kokaina mentah, ekgonina, tanaman ganja,
dammar ganja. Bahan lain baik yang alamiah, semi sintesis, sintesis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain; ditetapkan Menteri Kesehatan sebagai
narkotika jika penyalahgunaannya dapat menimbulkan akibat ketergantungan yang merugikan, seperti morfin dan kokain Kusmiran, 2011.
Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan: 1.
Opioda Opioda adalah nama segolongan zat, baik alamiah, semisintesis, atau sintesis
yang diambil dari bagian pohon poppy. Opioda selain dapat digunakan sebagai obat, juga dapat digunakan sebagai alat untuk menimbulkan perasaan senang.
2. Kokain
Kokain adalah merupakan zat perangsang yang sangat kuat berupa bubuk Kristal putih yang disuling dari daun coca Erythroxylin coca. Kokain dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan rasa germbira, terangsang, bertambahnya tenaga, meningkatkan rasa percaya diri serta mencapai perasaan sukses. Jika diisap, efek kokain
mencapai puncak dalam 1-4 menit dan hilang setelah 20 menit. Efek menyenangkan yang hebat secara cepat diikuti oleh efek yang tidak
menyenangkan meliputi depresi kelelahan, serta mendorong penggunaan kokain secara terus menerus.
Penggunaan yang secara berulang-ulang mengakibatkan kegelisahan, terlalu gembira, tegang, paranoid, dan psikosis,. Efek fisiologis daapat menyebabkan
percepatan detak jantung, darah tinggi, suhu meningkat, bola mata mengecil, terbius sesaat, nafsu makan hilang, serta susah tidur. Penggunaan yang lama
akan menimbulkan kelelahan, masalah pencernaan, detak jantung tidak teratur, dan penurunan gairah seksual.
3. Kanabismariyuanaganja
Kanabis berasal dari tanaman Cannabis satifa dan Cannabis indica yang merupakan sejenis tanaman perdu yang bisa digunakan sebagai obat relaksan
dan untuk mengatasi intoksikasi ringan. Bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji, dan bunga dari tanaman tersebut.
Kanabis memberikan rasa gembira, meningkatkan rasa percaya diri, perasaan santai serta sangat peka terhadap warna dana suara. Efek kanabis yang lain
yaitu mengurangi kemampuan konsentrasi dan daya tangkap saraf otak, penglihatan kabur, dan berkurangnya sirkulasi darah ke jantung. Jika pengguna
merasa tegang atau tertekan saat menggunakannnya, maka perasaan menyenangkan ini hanya terjadi lebih ringan dan tidak hilang. Perasaan panik
Universitas Sumatera Utara
dan paranoid dapat terjadi jika digunakan dalam dosis tinggi dan jangka panjang. Penggunaan kanabis mempunyai akibat bervariasi tergantung dari
jumlahnya. Kanabis merupakan obat penenang yang banyak disalahgunakan. 4.
Alkohol Alkohol merupakan zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras.
Alkohol merupakan zat yang mengandung etanol berfungsi menekan susunan saraf pusat. Meskipun demikian jika digunakan dalam dosis rendah alkohol
justru membuat tubuh merasa segar bersifat merangsang. Efek penggunaannya tergantung dari jumlah yang dikonsumsi ukuran fisik
pemakai, serta kepribadian pemakai. Pada dasarnya, alkohol dapat memengaruhi koordinasi anggota tubuh, akal sehat, tingkat energi, dorongan
seksual, dan nafsu makan. Dilihat dari kandungan alkoholnya, minuman keras terbagi dalam tiga golongan yakni:
a. Golongan A, minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 1-5.
Contohnya; bir b.
Golongan B, minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 5- 20.
Contohnya; anggurwine. c.
Golongan C, minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 20- 50.
Contohnya; wiski, vodka, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput. 5.
Amfetamin
Universitas Sumatera Utara
Merupakan zat perangsang sintesis yang dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk pengobatan medis. Amfetamin tersedia
dalam bentuk dexamphetamin Dexadrine pemoline Volisal. Obat-obat lain yang mengandung zat yang mirip amfetamin seperti prolintane Villescon,
dicthylpropion Tanvate, Dospan, dan Apisate, fentheramine Fondarex, dexfenfluramine Adifax, dan mazindol Teronac, yang dapat digunakan
sebagai penahan lapar. Amfetamin memberikan efek stimulan yang ampuh. Amfetamin sering
digunakan oleh orang untuk meningkatkan kewaspadaan, rasa percaya diri, konsentrasi, mengurangi rasa kantuk, serta mengurangi rasa lelah, bosan, dan
menurunkan berat badan. 6.
Sedatif Sedatif merupakan zat yang dapat mengurangi kerja sistem saraf pusat. Sedatif
dapat menimbulkan rasa santai dan dapat menyebabkan kantuk. Biasanya orang menggunakan sedatif karena mengalami kecemasan yang tinggi, stres berat,
atau kesulitan tidur. Penggunaan sedatif menyebabkan ketergantungan psikologis.
Zat ini dapat menyebabkan koma, bahkan kematian, apabila dipergunakan melebihi dosis yang sarankan oleh dokter. Efek lain adalah terganggunya
ingatan, memori, dan kemampuan berbicara si pemakai, serta dapat terjadi kecacatan. Gejala putus obat bagi pemakai sedatif berat dapat melebihi gejala
putus obat dari heroin. 7.
Ekstasi
Universitas Sumatera Utara
Dikenal dengan nama methidioxy methamfhetamine MDMA merupakan obat sintesis. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul terdiri berbagai jenis,
misalnya: flash, Dollar, Flipper, Hammer, Bon Jovi, Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, Pink polos, dan Pink gendut.
Efek ekstasi adalah meningkatkan kegembiraan, kepercayaan diri, serta energi dan stamina menjadi aktif. Efektifnya timbul 30-60 menit setelah ditelan
mencapai puncak dalam 2-4 jam dan berlangsung antara 4-12 jam. Setelah efek menghilang pemakai akan mengalami depresi dan kelesuan yang apabila
dirangsang terus dapat terjadi kerusakan otak. Ekstasi dapat digolongkan sebagai zat halusinogen amfetamin amfetamin yang dapat menimbulkan efek
halusinasi. 8.
Shabu Shabu merupakan komoditas baru yang sedang naik daun. Zat yang memiliki
nama kimia methamfhetamine yang memiliki kesamaan sifat dengan ekstasi, yaitu termasuk golongan psikotropika yang menstimulasi otak dan dapat
menyebabkan ketergantungan. Efek umum penggunaannya hampir sama dengan ekstasi, yaitu menyebabkan
badan lebih segar dan tidak lelah, kepercayaan diri meningkat, perasaan gembira, serta nafsu makan berkurang. Efek shabu bermacam-macam
tergantung kondisi kejiwaan sebelum mengkonsumsi atau berupa gangguan delusi formikasi yang akan terasa seolah-olah ada serangga disekujur tubuh.
9. Kafein
Universitas Sumatera Utara
Kafein merupakan zat perangsang yang ditemukan dalam bentuk minuman seperti teh, kopi, dan soda. Dalam bentuk obat, kafein digunakan dengan cara
ditelan. Dalam dosis rendah, kafein tidak berbahaya bagi tubuh dan dapat membuat
badan menjadi segar. Penggunaan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kegugupan, tidak dapat tidur, gemetar, serta keracunan. Konsumsi kafein yang
cukup tinggi berisiko pada penyakit jantung dan berbagai jenis kanker.
10. Tembakau
Merupakan daun-daunan pohon tembakau yang dikeringkan dan pada umumnya diproduksi dalam bentuk rokok. Zat aktif dalam tembakau adalah
sebagai berikut. a.
Nikotin Meningkatkan tingkat metabolisme dan detak jantung, serta menurunkan
nafsu makan. Dalam dosis besar nikotin memberikan efek penenang dan perasaan rileks. Gejala-gejala penghentian akan menyebabkan perasaan
kesal, tertekan, tegang, gelisah, sulit berkonsentrasi, lapar, pusing, serta dapat menyebabkan kecanduan.
b. Karbon monoksida
Memiliki daya tarik yang lebih besar pada komponen sel darah merah yang menyebabkan kurangnya sirkulasi oksigen ke tubuh.
c. Tar
Universitas Sumatera Utara
Terdiri lebih dari 4.000 zat kimia yang beracun, memedihkan mata serta menyebabkan kanker. Disamping itu juga merusak lubang udara diantara
mata dan saluran pernapasan. Efek dari nikotin dalam tubuh dapat meningkatkan kerja jantung, tekanan
darah, serta pengaeluaran air liur. Perokok dapat terkena risiko penyakit paru-paru, kanker mulut, dan tenggorokan, stroke, jantung koroner, dan
emfisema berkurangnya
kapasitas paru-paru
untuk menghirup
udaraoksigen karena alveoli rusak akibat dari merokok sehingga napas jadi lebih pendek.
11. Lysergic Acid Diethylamide LSD.
LSD berasal dari jamur yang tumbuh pada kotoran sapi yang kemudian dikembangkan dalam bentuk bubuk putih buatan yang dapat larut dalam air.
LSD tersedia dalam bentuk kapsul gula balok, butiran kecil, serta kertas pengisap dengan bentuk khas seperti star wars, white dove, dan lain-lain.
Penggunaan jangka pendek LSD adalah perasaan seperti terbang yang timbul kira-kira setengah sampai satu jam setelah penggunaan dan akan mencapai
puncaknya 2-6 jam kemudian. Perasaan tersebut akan menghilang setelah kurang lebih 12 jam tergantung dosis yang dipergunakan.
LSD menimbulkan efek halusinasi, dapat membuat pemakai merasa melihat segala sesuatu yang tidak dilihat dari orang lain. Halusinasi dapat berbahaya
jika mendorong pemakai bertingkah laku sesuai dengan dalam khayalannya. Jika pemakaian berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan pemakai
tidak memiliki identitas diri disorientasi tempat, waktu, dan diri sendiri .
Universitas Sumatera Utara
12. Bahan pelarut
Bahan pelarut merupakan zat senyawa organik yang berbentuk gas yang mudah menguap,istilah yang paling umum adalah “glue sniffing” atau “ngelem”.
Bahan pelarut yang sering disalahgunakan misalnya seperti lem, aerosol, thinner, solven, inhalasi, serta cairan penghapus. Bahan pelarut dapat
menyebabkan tingkah laku yang tidak terkendali dan berbahaya. Pemakai tidak merasa sakit yang timbul setelah mabuk pada tingkat ringan sakit kepala, sulit
berkonsentrasi, dan sebagainya. Bahan pelarut tersebut dapat menyebabkan rasa ketagihan secara psikologis. Sebagian kasus kematian disebabkan karena
tercekik saat pemakai kehilangan kesadaran. Setelah beberapa tahun penggunaan berat dapat mengalami kerusakan hebat pada obat yang
memengaruhi kontrol motorik. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
13. Steroid
Steroid merupakan istilah bahan anabolik yang dapat meningkatkan ukuran otot dan kekuatan. Termasuk golongan steroid adalah anabolik steroid hormone
pertumbuhan HCG, beta-2-agonis seperti clenbuterol, dan lain-lain. Penggunaan steroid dapat meningkatkan kumpulan otot yang berlemak. Apabila
dikombinasikan dengan protein dan makanan berkalori tinggi serta olah raga berat seperti angakt besi, obat ini dapat meningkatkan kekuatan otot yang
melewati batas maksimum dibandingkan dengan cara alami. Karena memiliki efek yang bersifat “kejantanan” steroid meningkatkan efek kompetisi
keagresifan yang mendorong seorang berlatih lebih keras.
Universitas Sumatera Utara
Efek secara psikologis meliputi gejala mania, depresi, paranoid, dan sifat agresif berlebihan yang dikenal dengan “roid rage”. Sebagian pemakai
mengalami ketergantungan psikologis yang disebabkan oleh perasaan perkasa dan agresif yang ditimbulkan oleh steroid dan hal lain ini dapat datang
bersamaan dengan peningkatan prestasi dan fisik sehingga penghentian penggunaan obat semakin sulit Kusmiran, 2011.
14. Chatinone
Chatinone berasal dari tanaman Catha Edulis atau Khat. Tanaman ini tumbuh di Afrika dan sebagian wilayah Arab. Di daerah asalnya, tanaman ini dikonsumsi
langsung dengan cara dikunyah dan bukan diekstrak kandungan aktifnya yakni chatinone. Dilihat dari strukturnya, chatinone tidak jauh berbeda dibanding
narkoba yang lebih populer di Indonesia yakni amphetamine. Meski tidak termasuk golongan amphetamine, chatinone memiliki efek yang kurang lebih
sama yakni mampu membangkitkan stamina. Dalam UU 352009 tentang Narkotika, chatinone sudah dimasukkan sebagai daftar narkotika golongan I.
Dalam lampiran I UU Narkotika, chatinone masuk dalam urutan ke-35. Namun, dalam lampiran itu ditulis sebagai katinona,dengan penjelasan --S-2-
ainopropiofenon Pramudiarja, 2013. Efek samping zat chatinone dapat menimbulkan rasa senang dan kehilangan nafsu
makan bagi penggunanya Kus
Anna, 2013. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
Universitas Sumatera Utara
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Tanjung, 2012.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahanzat yang bila masuk ke dalam tubuh terutama susunan syaraf pusatotak sehingga bilamana disalahgunakan akan
menyebabkan gangguan fisik, psikisjiwa dan fungsi sosial Lidya Harlina, 2008. Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba:
a. Kurang pecaya diri
Karena kurang mengenal diri sendiri, seseorang tidak menyadari potensi dirinya dan sering menganggap dirinya banyak kekurangan. Akibat terobsesi untuk
mengangkat dirinya setara dengan orang lain, ia mudah terpengaruh memilih jalan keluar yang menjanjikan hasil seketika walaupun tindakan tersebut bukan
pilihan yang terbaik atau benar. b.
Harga diri yang rendah Hal ini dapat diartikan bahwa seseorang merasa dirinya tidak berharga dan tidak
memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan. Seringkali yang bersangkutan merasa bahwa dirinya tidak dianggap dan disepelekan. Hal tersebut merupakan beban
psikologis yang cukup berat. Keterbatasan keterampilan dalam mengahadapinya mengakibatkan seseorang tidak mampu melaksanakan perbaikan diri serta
cenderung lari dari kenyataan. c.
Kurang terampil dalam mengambil keputusan Adanya kebiasaan sebelumnya bahwa setiap keputusan dalam hidup ditentukan
oleh orang lain, maka individu yang bersangkutan tidak terbiasa dalam proses membuat keputusan yang tepat. Seseorang bisa menjadi tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
membedakan antara keinginan dan kebutuhan, membuat urutan prioritas serta mengantisipasi dampak dari tindakannya terhadap diri sendiri maupun orang lain.
d. Kurang terampil memecahkan masalah
Dalam kehidupan manusia selalu menghadapi bermacam-macam masalah. Bagi seseorang yang terbiasa selalu dibantu oleh orang lain untuk mencari jalan keluar
mengahadapi masalah, mangakibatkan yang bersangkutan kurang memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Biasanya ia akan menyangkal adanya
masalah atau meremehkannya atau mememcahkannya dengan cara yang kurang matang.
e. Sulit mengendalikan keinginan
Dalam hal ini bila mempunyai suatu keinginan, seseorang yang berkepribadian rentan jelas mempunyai kelemahan dalam mengendalikan keinginannya impulse
control impairment. Akibatnya ia cenderung bertindak impulsif, yaitu melakukan suatu perbuatan tanpa berfikir atau membuat pertimbangan yang
rasional. f.
Sulit menerima kekecewaan Seseorang yang terbiasa dengan gaya hidup dimana setiap keinginannya
dipenuhi, ia akan sulit menghadapi kekecewaan dan kemarahannya bila suatu keinginannya tidak terpenuhi. Dapat melakukan perbuatan yang merusak diri
sendiri dan orang lain self-defeating destructive behaviours jika permintaannya tidak dituruti.
g. Kurang asertif dan terbuka
Universitas Sumatera Utara
Kerentanan seseorang tehadap narkoba berkaitan erat dengan kemampuan seseorang bersikap asertif dan terbuka. Seseorang yang kurang mampu untuk
mengungkapkan perasaannya negatif seperti kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan yang ternyata lebih rentan.
h. Kondisi emosi yang labil
Kondisi emosi yang labil menyebabkan seseorang sering mengalami perubahan emosi yang mendadak dan tanpa faktor penyebab yang jelas mood swing .
Kondisi tersebut mencetuskan rasa yang tidak nyaman dalam dirinya emotional discomfort karena harapan sering tidak cocok dengan kemauannya. Perbuatan
mengkonsumsi narkoba dianggap lebih bisa memberikan ketenangan pada dirinya Tanjung, 2013.
Faktor-faktor penggunaan narkoba di lembaga pemasyarakatan : a.
narapidana yang masih belum terlepas dari narkoba b.
narapidana yang tidak mendapatkan terapi dalam lapas c.
kondisi lapas di Indonesia sebagian besar masih ada yang memiliki kapasitas yang berlebihan
d. karena pengaruh lingkungan karena narapidana yang tidak terlibat
menggunakan narkoba di satukan dengan narapidana yang menggunakan narokba Purnama, 2012.
2.7 Dampak Penyalahgunaan Narkoba