C. menunjukkan lokasi dari pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan alveoli.
2.2 Etiologi
Menghisap rokok merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan perkembangan PPOK; bagaimanapun juga, penyakit ini dapat dihubungkan pada
kombinasi faktor resiko yang dihasilkan dari luka paru dan kerusakan jaringan. Faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan PPOK dapat dibagi
menjadi faktor host tuan rumah dan faktor lingkungan dan secara umum, interaksi antara faktor ini menuju pada tanda dari penyakit ini. Faktor host, seperti
predisposisi genetik, mungkin tidak dapat dimodifikasi tapi penting untuk mengidentifikasi pasien pada resiko tinggi dari perkembangan penyakit ini. Faktor
lingkungan, seperti menghisap tembakau dan bahaya debu dan zat kimia, adalah faktor yang dapat dimodifikasi, yaitu jika dihindari, mungkin mengurangi resiko
perkembangan penyakit ini. Tekanan lingkungan yang berhubungan dengan PPOK adalah partikel
yang dihirup oleh individual dan menghasilkan inflamasi dan luka sel. Keterbukaan pada toksin lingkungan yang bermacam-macam meningkatkan
resiko PPOK. Dalam kasus seperti ini, sangat membantu jika mengkaji beban total individu dari partikel yang terhirup. Sebagai contoh, individu yang merokok dan
bekerja pada pabrik tekstil memiliki beban total lebih tinggi dari partikel yang dihirup daripada individu yang merokok dan tidak memiliki resiko tekanan
lingkungan Dipiro, 2005.
Rika Afrisanti Sianipar : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. Dr.Hasan Sadikin Bandung, 2008
USU Repository © 2008
2.3 Epidemiologi
Prevalensi dan mortalitas akibat PPOK terus mengalami peningkatan, bahkan di negara maju sekalipun.Organisasi Kesehatan Dunia memprediksi, pada
2020 angka kejadian PPOK akan meningkat dari posisi 12 sebagai penyakit terbanyak di dunia menjadi peringkat 5, dan dari posisi 6 sebagai penyebab
kematian terbanyak menjadi posisi 3. Alasan peningkatan dramatis ini adalah adanya penurunan penyakit kardiovaskuler di negara-negara industri dan penyakit
infeksi di negara berkembang, bersamaan dengan meningkatnya jumlah perokok dan polusi lingkungan di negara-negara berkembang.
Survey kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1995 menyimpulkan, PPOK dan asma menduduki peringkat ke 5 sebagai penyebab
kematian di Indonesia. Prof. Faisal Yunus tahun 1997 melakukan penelitian di Bagian Pulmonologi RS Persahabatan dan menemukan, PPOK menduduki
peringkat ke-5 dari jumlah pasien yang dirawat. Diprediksi angka ini akan terus meningkat, karena paparan secara terus menerus terhadap faktor risiko PPOK,
seperti merokok dan polusi serta semakin meningkatnya jumlah orang berusia lanjut, yang disebabkan semakin meningkatnya usia harapan hidup orang di
Indonesia Ethical Digest, 2007. Data dari Survey Nasional kesehatan di tahun 2001 mengindikasikan
bahwa 12,1 milyar orang diatas 25 tahun di Amerika Serikat menderita PPOK. PPOK menempati peringkat k-4 penyebab kematian di Amerika Serikat setelah
kanker, jantung, dan penyakit stroke. Di tahun 2000, lebih dari 119.000 orang meninggal di Amerika Serikat dan 2,74 milyar orang meninggal di seluruh dunia
Rika Afrisanti Sianipar : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. Dr.Hasan Sadikin Bandung, 2008
USU Repository © 2008
akibat PPOK. Pada umumnya, tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Tingkat kematian lebih tinggi pada orang berkulit
putih dibandingkan orang kulit hitam. Merokok merupakan penyebab utama dari Ethical Digest, 2007.
2.4 Patofisiologi