Proses Destruksi Basah untuk Susu Sapi Pemeriksaan Kuantitatif .1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium

Silvia : Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom, 2010. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa populasi sampel adalah homogen dan sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang sedang diteliti Sudjana, 2002.

3.4.2 Penyiapan Sampel

Air tajin dibuat dari 250 g beras direbus dengan air sebanyak 1750 g sampai mendidih. Lalu air rebusan yang telah menjadi air tajin diambil setelah beberapa menit.

3.4.2.1 Penentuan berat jenis air tajin

Piknometer dicuci dengan aquadest dan dikeringkan. Lalu piknometer kosong ditimbang dalam neraca analitik. Kemudian piknometer diisi dengan air tajin sampai penuh dan tidak ada gelembung udara. Piknometer dibersihkan dengan tisu sampai kering dan ditimbang sebanyak 6 kali Andrean,2007. Data hasil penimbangan dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.4.3 Pembuatan Pereaksi Larutan HNO 3 5N Larutan HNO 3 65 bv sebanyak 344 ml diencerkan dengan air suling sebanyak 1000 ml Ditjen POM, 1979.

3.4.4 Proses Destruksi Basah untuk Susu Sapi

Sebanyak 8 ml sampel susu dimasukkan ke dalam cawan porselen, direndam sampel selama satu malam selanjutnya didestruksi dengan 12 ml HNO 3 5 N pada suhu di bawah 100 o C selama ± 30 menit dengan menggunakan hot plate dan didinginkan. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 Silvia : Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom, 2010. ml. Residu dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali. Hasil pembilasan dimasukkan ke dalam labu tentukur. Lalu dicukupkan dengan aquadest sampai garis tanda, dihomogenkan. Disaring dengan kertas Whatman no.42 dan dibuang 10 filtrat pertama. Larutan ini digunakan untuk uji kuantitatif Haswell, 1991. 3.4.5 Proses Destruksi Kering untuk Air Tajin Air tajin yang telah ditimbang lebih kurang 50 g dalam krus porselen, lalu diarangkan dengan hot plate dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Sampel kering dimasukkan dalam tanur pada suhu 450 o C selama 5 jam, kemudian dibiarkan mendingin dalam desikator. Ditimbang berat abunya Barus P., 2005. Data hasil penimbangan dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.4.5.1 Pembuatan Larutan Sampel Abu yang telah dingin dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 5 N. Lalu filtrat dipanaskan pada hot plate selama 15 menit, didinginkan. Lalu dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml. Residu dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali. Hasil pembilasan dimasukkan ke dalam labu tentukur. Lalu dicukupkan dengan aquadest sampai garis tanda, dihomogenkan. Disaring dengan kertas Whatman no.42 dan dibuang 10 filtrat pertama. Larutan ini digunakan untuk uji kuantitatif Barus P., 2005. 3.4.6 Pemeriksaan Kuantitatif 3.4.6.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium Larutan standar kalsium 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, dicukupkan dengan aquadest sampai garis tanda diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 mcgml. Larutan baku 10 mcgml dipipet masing-masing 15, 20, Silvia : Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom, 2010. 25, 30, 35, 40 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, dicukupkan dengan aquadest sampai garis tanda larutan kerja ini mempunyai konsentrasi 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 422,7 nm. Data hasil pengukuran konsentrasi, absorbansi dan perhitungan persamaan regresi dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.4.6.2 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas Deteksi LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi LOQ merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi SD dari kurva antara respon dan kemiringan dengan rumus Harmita, 2004 : SB = 2 - n Yi - Y 2 ∑ LOD = Slope SB × 3 LOQ = Slope SB × 10 Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.4.6.3 Keseksamaan Presisi Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual. Keseksamaan dinyatakan sebagai keterulangan. Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Kriteria seksama Silvia : Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom, 2010. diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2 atau kurang. Dihitung Relatif Standar Deviasi RSD dengan rumus Harmita, 2004 : SD 1 2 − − = ∑ n X Xi RSD = X SD x 100 Keterangan : X i = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel n = Jumlah perlakuan. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13,14. 3.4.6.4 Penentuan Kadar Kalsium dalam Sampel Larutan yang telah didestruksi, diukur absorpsinya dengan spektofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 422,7 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam nilai absorbansi kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi kalsium dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya dan kadar logam dalam sampel dapat ditentukan dengan rumus : Kadar logam mcgml = BS Fp V C × × Keterangan : C = Konsentrasi mcgml V = Volume larutan sampel ml Fp = Faktor pengenceran BS = Berat sampel g Silvia : Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom, 2010. Data dapat dilihat pada Lampiran 5 dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6. 3.4.7 Analisis Data secara Statistik 3.4.7.1 Uji Penolakan Hasil Analisis

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, Dan Magnesium Pada Air Tebu Merah Dan Air Tebu Hijau Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 59 94

Penetapan Kadar Ca Dalam Susu Kedelai Murni dan Kemasan yang beredar di Pasaran Secara Spektrofotometri Serapan Atom.

11 96 84

Penetapan Kadar Kalsium Susu Kambing, Susu Kuda Liar Dan Susu Sapi Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

12 57 66

Analisis Saluran Pemasaran Susu Sapi (Kasus: Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

17 95 70

Penentuan Kadar Unsur Kalsium (Ca+) Pada Susu Sapi Murni Dan Susu Sapi Di Pasaran Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

12 137 3

Penetapan Kadar Kalsium Dan Magnesium Pada Susu Kambing Dan Susu Sapi Secara Kompleksometri

11 119 71

Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Segar dan Susu Sapi Cair Kemasan Ultra High Temperature (UHT) di Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2015

1 21 107

KADAR KALSIUM DAN UJI ORGANOLEPTIK DADIH KOMBINASI SUSU KACANG MERAH DAN SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN Kadar Kalsium Dan Uji Organoleptik Dadih Kombinasi Susu Kacang Merah Dan Susu Sapi Dengan Penambahan Ekstrak Nanas Dan Jambu Biji.

0 4 13

KADAR KALSIUM DAN UJI ORGANOLEPTIK DADIH KOMBINASI SUSU KACANG MERAH DAN SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN Kadar Kalsium Dan Uji Organoleptik Dadih Kombinasi Susu Kacang Merah Dan Susu Sapi Dengan Penambahan Ekstrak Nanas Dan Jambu Biji.

0 2 15

Analisis Kandungan Fe dalam Susu Sapi Kemasan Asal Kabupaten Sinjai Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 73