Pengaruh Pencemaran Air terhadap Ekosistem Sungai

Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. xviii Ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berpengaruh menjadi satu kesatuan dan memiliki kemampuan untuk membuat sistem aturannya sendiri. Pengaruh komponen fisik misalnya kecepatan aliran sungai, substrat, kualitas air, iklim mikro, karakteristik peyinaran matahari dan perubahan temperatur sangat menentukan jenis-jenis biotop fauna yang ada pada wilayah sungai tersebut Diester, 1996, dalam Maryono, 2005, hlm: 31. sungai pada satu tempat, khususnya di lingkungan perkotaan, dapat dijadikan sebagai objek penarik untuk banyak kegiatan dan tujuan khususnya untuk transportasi sungai, kawasan pertamanan, dan sebagainya sampai ke objek menarik dan banyak mendapatkan perhatian untuk rekreasi dan pariwisata Suriawiria, 2005, hlm: 32.

2.2. Pengaruh Pencemaran Air terhadap Ekosistem Sungai

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di muka bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk perairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi, dan air untuk transportasi baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air seperti tersebut dimuka termasuk kegunaan air secara konvensional. Selain kegunaan air secara konvensional, air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industri dan teknologi. Kegiatan industri dan teknologi tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan air. Dalam hal ini air sangat diperlukan agar industri dan teknologi dapat berjalan dengan baik Wardhana, 2001, hlm: 71. Menurut Wardhana 2001, hlm: 72, dalam kegiatan industri dan teknologi, air digunakan antara lain sebagai: a. Air proses b. Air pendingin c. Air ketel uap penggerak turbin d. Air utilitas dan salinitas Kerusakangangguan ekosistem pada tingkat tertentu yang disebabkan pencemaran akan membawa akibat menurunnya daya dukung lingkungan. Berbagai Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. xix jenis dampak kegiatan manusia di daratan seperti buangan sampah kota yang tercecer dan terbawa aliran sungai sampai ke wilayah pantai, limbah industri yang tidak memenuhi baku mutu, semuanya itu akan diderita di wilayah pantai melalui jalur aliran sungai Wibisono, 2005, hlm: 155. Selanjutnya Suriawiria 2005, hlm: 47. Menyatakan bahwa pencemaran terhadap badan air sungai akibat buangan pabrik menyebabkan kematian ikan dan menyebabkan alergi pada kulit. Secara alamiah, sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air saja. Pada sungai yang besar dengan arus air yang deras, sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah Darmono, 2001, hlm: 36. Menurut Wardana 2001, hlm: 74, indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui: a. Adanya perubahan suhu air b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen c. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut e. Adanya mikroorganisme f. Meningkatnya radioaktifitas air lingkungan Banyaknya bahan pencemar dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan, terutama terhadap plankton, yaitu membunuh spesies tertentu dan sebaliknya dapat mendukung perkembangan spesies lain. Jadi jika air tercemar ada kemungkinan terjadi pergeseran dari jumlah yang banyak dengan populasi yang sedang menjadi populasi yang sedikit tetapi populasinya tinggi. Oleh karena itu penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu pencemaran Sastrawijaya, 1991, hlm: 84. Aliran krirtis sungai dikarenakan kondisi super kritis di suatu sungai erat kaitannya dengan erosi dan keberlangsungan ekologi alur sungai di suatu tempat Maryono, 2002, hlm: 55. Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. xx 2.3. Plankton 2.3.1. Defenisi plankton dan Pembagiannya