Indeks Keanekaragaman H’ dan Keseragaman E plankton

Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. mendukung perkembangan genus Radiofilum. Menurut Mc. Naughton, 1990, hlm: 95 bahwa interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang berperan menentukan kemampuan mempertahankan kehidupan. Pada stasiun IV genus yang memiliki nilai Kelimpahan Populasi K terendah yaitu pada Cocconeis, Rhapalodia, Chlorotylium, Pleurogaster, Hydrinus, Cystodinium, sebesar 8,16 indl, Kelimpahan Relatif KR sebesar 1,08, Frekuensi Kehadiran FK sebesar 20. Hal ini karena kondisi lingkungan yang kurang sesuai dengan perkembanganbiakan genus-genus tersebut. Dimana stasiun IV memiliki nilai BOD tertinggi sebesar 3,9 mgl. Disamping karena kisaran toleransi yang sempit terhadap BOD, faktor persaingan dengan genus-genus lain yang jauh lebih tinggi kelimpahannya juga turut mempengaruhi kelimpahan genus-genus tersebut. Menurut Mc. Naughton, 1992, hlm: 518 bahwa kompetisi dan pemangsaan merupakan unsur– unsur lingkungan yang mempengaruhi jumla individu. Dari keempat stasiun penelitian dapat dilihat bahwa stasiun yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu pada stasiun I sebanyak 1779,44 indl, namun jumlah taksa genus yang terbanyak didapatkan pada stasiun IV dengan jumlah genus sebanyak 28 genus. Hal ini dikarenakan tingginya keanekaragaman tidak tergantung pada jumlah kelimpahan, melainkan tergantung pada jumlah individu dari masing – masing spesies, dan jumlah spesies yang berbeda, walaupun stasiun I memiliki nilai kelimpahan tertinggi, namun stasiun IV yang memiliki nilai keanekaragaman tertinggi. Menurut Barus, 2004, hlm: 124 menyatakan bahwa nilai indeks keanekaragaman sangat dipengaruhi oleh faktor jumlah spesies, jumlah individu dan penyebaran individu pada maing – masing spesies.

4.1.3. Indeks Keanekaragaman H’ dan Keseragaman E plankton

Berdasarkan analisis data didapatkan nilai Indeks Keanekaragaman H’ dan keseragaman E plankton pada masing-masing stasiun seperti terlihat pada Tabel 4.3. berikut ini : Tabel 4.3. Nilai Indeks Keanekaragaman H’ dan Keseragaman E Plankton pada Masing-Masing Stasiun Penelitian. Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. INDEKS STASIUN I II III IV Keanekaragaman H’ 2,82 2,70 2,88 3,14 Keseragaman E 0,85 0,85 0,92 0,94 Nilai indeks keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun IV sebesar 3,14. Hal ini karena pada stasiun IV terdapat jumlah jenis dengan penyebaran individu yang merata dibandingkan dengan ketiga stasiun lainnya. Brower et al 1990, hlm: 52 menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies relatif merata. Nilai Indeks Keanekaragaman H’ yang terendah terdapat pada stasiun II sebesar 2,70. Menurut Odum 1994, hlm: 396 keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya dinilai rendah. Dan berdasarkan Indeks Keanekaragaman H’ dari plankton pada maing- masing lokasi penelitian yang diamati, dapat dibuat klasifikasi derajat pencemaran lingkungannya. Menurut Sastrawijaya 1991, hlm: 83 menyatakan bahwa klasifikasi derajat pencemaran air berdasarkan Indeks Keanekaragaman dapat digolongkan sebagai berikut: H’1,0 : Tercemar Berat H’=1,0-1,6: Tercemar Sedang H’=1,6-2,0: Tercemar Ringan H’2,0 : Tidak Tercemar Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka berdasarkan data yang diperoleh stasiun I, II, III, IV termasuk kedalam kelompok perairan yang tidak tercemar dimana indeks keanekaragamannya H’ lebih besar dari 2. Menurut Krebs 1985 nilai Indeks Keseragaman E berkisar antara 0-1. Jika nilai indeks keseragaman E mendekati 0 berarti keseragamannya rendah karena ada jenis yang mendominasi. Bila nilai mendekati 1, maka keseragaman tinggi dan menggambarkan tidak ada jenis yang Yunita Br. Surbakti : Studi Keanekaragaman Plankton Di Aliran Sungai Lau Sitelu Desa Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 2009. mendominasi sehingga pembagian jumlah individu pada masing-masing sangat seragam atau merata. Nilai Indeks Keseragaman E yang diperoleh dari keempat stasiun penelitian berkisar antara 0,85-0,94. Indeks Keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun IV sebesar 0,94. Tingginya nilai Indeks Keseragaman pada stasiun IV karena ketersediaa nutrisi yang cukup untuk penyebaran plankton dan sebaliknya. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa masing-masing Indeks Keseragaman mendekati 1, ini bearti Indeks Keseragaman yang tinggi artinya penyebaran individu tersebut tidak ada spesies yang mendominasi. Menurut sastrawijaya 1991, hlm: 84-85, kondisi yang seimbang adalah jika nilai Indeks Keanekaragaman dan nilai Indeks Keseragaman tinggi. Dan Indeks Keseragaman terendah terdapat pada stasiun I dan II yaitu sebesar 0,85. Ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda akan dapat menyebabkan nilai indeks keanekaragaman dan nilai Indeks Keseragaman yang bervariasi.

4.1.4 Parameter Abiotik