Terapi Kanker 1. Tujuan Terapi Efek Samping Kemoterapi

Penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ lain yang letaknya jauh misal kanker usus besar menyebar ke hati. Penyebaran ini dapat melalui aliran darah, aliran getah bening, atau langsung dari tumor. 2.4. Terapi Kanker 2.4.1. Tujuan Terapi Tujuan terapi kanker dapat : 2.4.1.1.Kuratif : Penyembuhan Terapi kuratif adalah tindakan untuk menyembuhkan penderita yaitu membebaskan penderita dari kanker yang dideritanya untuk selama-lamanya. Umumnya untuk sebagian besar kanker penyembuhan hanya mungkin pada kanker dini yaitu kanker lokoregional, masih kecil, operabel atau radiosensitif dan pada kanker yang sistemik yang khemosensitif seperti leukimia, limfoma maligna, choriokarsinoma dan kanker testis dan beberapa kanker yang terdapat pada anak. Kurang lebih 70 kanker yang solid dapat disembuhkan dengan pembedahan. 2.4.1.2.Paliatif : meringankan Terapi paliatif ialah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker terutama bagi yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Tujuan paliatif ialah untuk : 1 Memperbaiki kulaitas hidup 2 Mengatasi komplikasi yang terjadi 3 Mengurangi atau meringankan keluhan 2.5. Pengobatan Kanker 2.5.1. OperasiPembedahan Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi defek yang ada melalui pembedahan. Pembedahan merupakan prosedur penggobatan kanker yang paling tua, dan paling besar kemungkinannya untuk sembuh, khususnya untuk jenis kanker tertentu yang belum menyebar ke bagian tubuh lain. Kemajuan di bidang pembedahan telah memungkinkan tindakan operasi dengan luka dan efek seminimal mungkin.

2.5.2. Radioterapi

Radioterapi ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi. Kerusakan yang terjadi akibat sinar tidak terbatas pada sel-sel kanker saja tetapi juga pada sel-sel normal di sekitarnya, tetapi kerusakan pada sel kanker umumnya lebih besar dari sel normal. Karena itu perlu diatur dosis radiasi sehingga kerusakan jaringan normal yang minimal dapat pulih kembali. Terapi radiasi biasa diberikan pada kanker di daerah kepala, kelenjar, paru-paru, penyakit Hodgkin, dan kenker jenis lain, baik sebagai terapi tunggal maupun terapi kombinasi dengan pembedahan maupun kemoterapi.

2.5.3. Kemoterapi

Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun 1950- an. Diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran kanker yang akan dioperasi, atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa-sisa sel kanker. Kadang dikombinasi dengan terapi radiasi, kadang tidak. Kemoterapi merupakan terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat-obat anti-kanker yang disebut sitostatika. Obat penghancur sel kanker ini diberikan dalam tabletpil, suntikan, atau infus. Lamanya kemoterapi yang dijalani dan ada atau tidaknya efek samping tergantung pada jenis kanker dan jenis kemoterapi yang diberikan.

2.5.4. Immunoterapi

Immunoterapi yang disebut juga terapi merupakan jenis pengobatan kanker yang relatif baru yang merupakan terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker. Kemampuan immunoterapi menghancurkan sel-sel kanker terbatas. Diperkirakan sampai sejumlah 10 5 -10 7 sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif vaksin kanker, pasif, dan terapi adjuvan.

2.5.5. Terapi Gen

Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara : 1 mengganti gen yang rusak atau hilang, 2 menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab tehadap pembentukan sel kanker, 3 menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi, dan 4 menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan kenker sehingga sel-sel kankernya mati.

2.5.6. Hormonterapi

Hormon terapi ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker, sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri.hormon terapi hanya dipakai untuk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon hormondependent, seperti kanker mamae, endometrium, thiroid dan prostat.

2.5.7. Bioterapi

Bioterapi ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, sepereti sitokin, interferon, antiangiogenesis, dsb.

2.6. Retinoblastoma

Retinoblastoma merupakan tumor ganas endo-ocular pada anak yang timbul pada embrionik neural retina. Terdapat dua jenis retinoblastoma : yang berhubungan dengan mutasi genetik dan disebut sporadik retinoblastomas. Retinoblastoma terjadi kira-kira 11 terjadi pada anak-anak umur tahun pertama, 3 terjadi pada anak-anak dibawah umur 15 tahun. Jumlah pasien anak dengan retinoblastoma antara kulit hitam dan kulit putih sama, begitu pula dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan secara essensial tidak berbeda Voute, P.A. et all, 1998.

2.6.1. Tanda-tanda dan Gejala

Tanda-tanda dari retinoblastoma sering pertama kali diketahui oleh orangtua, yang umumnya mereka berkonsultasi dengan seorang opthalmologist dengan satu atau beberapa tanda-tanda ini, strabismus, merah, rasa sakit pada mata yang sering kali disertai oleh glukoma, dan penglihatan yang buruk. Tanda- tanda yang jarang terjadi yaitu rubeosis iridis iris berwarna kemerahan, orbital cellulitis, heterochromia iridis perubahan warna pada sebagian iris, nystagmus. Kejadian tumor awal pada penglihatan yaitu adanya refleks putih yang diketahui sebagai refleks mata kucing atau leukocoria. Hal ini mengindikasikan adanya sebuah tumor besar yang biasanya tumbuh dari periferi. Manifestasi klinis lain yaitu merah, mata nyeri, kadang-kadang disertai dengan glukoma. Kebutaan merupakan tanda akhir. Cara lain mendiagnosa penyakit ini secara dini yaitu dengan mengivestigasi anak dengan riwayat keluarga yang memiliki retinoblastoma.

2.6.2. Diagnosis

Langkah penting dalam mendiagnosa yaitu dengan pemeriksaan mata dengan anastesi melalui seluruh pupil yang terdilatasi, dengan opthalmoscopy langsung dan penekanan sklera oleh ophtalmologis yang berpengalaman. Ultrasonography US dapat sangat membantu dalam membedakan diagnosis pada anak dengan leukoria. Computed Tomography CT dan magnetic resonance imaging MRI berguna untuk mengevaluasi saraf-optik, orbital, keterlibatan susunan saraf pusat, dan adanya kalsifikasi intraokular.

2.6.3. Pengobatan

Dua aspek dalam pengobatan retinoblastoma harus diperhatikan; yang pertama terapi lokal untuk mengobati penyakit intraokular, dan yang kedua terapi untuk pasien dengan ekstra okular, regional, atau perluasan penyakit. Dalam negara berkembang, kebanyakan pasien menderita penyakit intra okular, dan tingkat kesembuhan sebesar 95. Dalam kasus ini, rencan pengobatan harus diperhatikan pemeliharaan kemampuan penglihatan, meminimalisasi akibat dalam waktu yang lama. 2.6.3.1.Pembedahan Enukleasi adalah terapi yang mudah dan aman untuk retinoblastoma. Enukleasi merupakan pengobatan bila terdapat glaukoma, invasi anterior chamber, atau andanya rubeosis iridis, dan bila terapi lokal tidak dapat dilakukan karena katarak atau gagalnya pendekatan pasien. 2.6.3.2.External Beam Radiotherapy EBR Retinoblastoma adalah tumor yang radiossensitif dan radioterapi merupakan terapi yang terpilih untuk retinoblastoma. EBRT biasanya dikirim melalui linear akselerator dengan dosis 40-45 Gy, dengan fraksinasi konvensional meliputi seluruh retina.tingkat keberhasilan penyembuhan dengan terapi ini tidak haya bergantung kepada besarnya tumor, tetapi juga bergantung pada lokasinya. 2.6.3.3.Plaque Radiotherapy Logam radioaktif episkleral menggunakan 60 Co, 106 Ru, atau 125 I yang secara meningkat digunakan dalam pengobatan retinoblastoma. Pengobatan ini biasanya digunakan untuk tumor tunggal dengan ukuran kecil dan sedang. 2.6.3.4.Cryo dan Fotokoagulasi 2.6.3.5.Kemoterapi Adjuvan kemoterapi digunakan pada banyak seri dan banyak pasien yang menerima pengobatan ini bertahan dalam waktu yang lama. Agen kemoterapi yang paling sering digunakan adalah carboplatin, cisplatin, etoposide, teniposide, cyclophosphamide, ifosfamid, vincristine, adriamycin, dan lainnya termasuk idarubisin yang dikombinasi. Meskipun banyak laporan terdahulu yang menyatakan bahwa invasi jelas pada orbit dan preauricular lymph nodes dihubungkan dengan hasil yang fatal, banyak dari pasien ini bertahan mencapai waktu yang lama dengan multimodal kemoterapi kombinasi, pembedahan, dan radioterapi pada seluruh area.

2.7. Kemoterapi Kanker

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.

2.7.1. Tujuan penggunaan kemoterapi :

a. Terapi adjuvan Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase. b. Terapi neoadjuvan Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi. c. Kemoterapi primer Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil uantuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untk mengontrol gejalanya. d. Kemoterapi kombinasi Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi e. Kemoterapi induksi Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya Diananda, 2007.

2.7.2. Cara Kerja Kemoterapi

Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang abormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan terjadi suatu massa yang dikenal sebagai tumor. Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu: a. Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk berkembang, sel ini akan memasiki fase G1. b. Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung 18- 30 jam. c. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di kopi. Fase ini berlangsung 18-20 jam. d. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10 jam. e. Fase M. Sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit. Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi mempunyai target dan efek merusak yang berbeda tergantung pada siklus selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi bukan pada fase G0, sehinggan sel tumor yang aktif merupakan terget utama dalam kemoterapi. Namun, oleh karena sel yang sehat juga bereproduksi, maka tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul sebagai efek samping obat Sukardja, 2000. 2.7.3. Penggolongan Kemoterapi Pada Kanker Ginekologi 2.7.3.1.Golongan alkylating agent Golongan alkylating agent bekerja sebagai pembunuh sel melalui beberapa mekanisme yang dapat terjadi, antara lain depurination, double-stranded single stranded breaks, interstrand intra-strand cross-link, gangguan replikasi DNA, dan gangguan transkripsi. Karena bekerja pada DNA, alkylating agent menyebabkan terjadinya gangguan formasi atau kode molekul DNA. Akibatnya sel yang terpapar dapat mengalami kematian atau masuk dalam proses mutagenesis atau karsinogenesis. Dengan demikian efek samping dari pemberian obat ini dapat menimbulkan resiko untuk terjadinya keganasan lain. Efek karsinogenesis setelah pemberian alkylating agent dapat terjadi pada sel sumsum tulang. Acute myelocytic leukimia dapat terjadi -10 tahun setelah pemberian dan resikonya antara 5-10. Yang temasuk dalam golongan ini antara lain nitrogen mustard, mephalan, chlorambucil, cyclophospamide, dan ifosfamide. 2.7.3.2.Golongan platinum Platinum akan berikatan dengan guanine pada N-7 rantai DNA sehingga menyebabkan terjadinya interstrand DNA cross-links. Platinum sangat aktif pada G1, tetapi juga dapat aktif pada siklus sel lainnya. Platinum mempunyai efek itu, sebelum pemberian obat ini diperlukan hidrasi yang cukup. 2.7.3.3.Golongan Taxanes Taxane akan mengikat microtubule dan menghambat depolimerisasi microtubule. Prepatat taxane yaitu paclitaxel dan docetaxel. 2.7.3.4.Golongan analog asam folat Golongan ini bekerja dengan menghambat enzim dihydrofolate reductase DHFR. Yang termasuk golongan ini antara lain methotrexate MTX. 2.7.3.5.Golongan Analog Pirimedine Bekerja menghambat messenger RNA dan ribosom RNA, menyebabkan gangguan transkripsi RNA, serta menyebabkan pelepasan thymidine. Dengan cara ini, maka golongan ini dapat bekerja pada beberapa siklus sel tetapi yang terutama adalah pada fase S. Yang termasuk golongan ini antara lain 5-fluorouracil 5-FU, cytarabine Ara-C, dan Gemcitabine. 2.7.3.6.Golongan Antibiotik Golongan ini bekerja menurut bebrapa cara. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain Doxorubicin, Actinomycin D, vinca alkaloid, golongan podophillotoksin, Mitomycin C Rasjidi, 2007.

2.8. Efek Samping Kemoterapi

Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah: 2.8.1. Lemas Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan. 2.8.2. Mual dan Muntah Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelumselamasesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama. 2.8.3. Gangguan pencernaan Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan 2.8.4. Sariawan Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi 2.8.5. Rambut Rontok Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai. 2.8.6. Otot dan Saraf Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot. 2.8.7. Efek Pada Darah Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih leukosit. Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan: a. Mudah terkena infeksi Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leokosit turun, karena leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leukosit. b. Perdarahan Keping darah trombosit berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit. c. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb hemoglobin. Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat. d. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang Diananda, 2007.

2.9. Mual dan Muntah

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Kanker Payudara di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2011 – 2012

13 117 144

Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

29 211 102

Gambaran Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita yang Menjalani Commuter Marriage

12 127 105

Perbedaan Perilaku Nyeri Pasien Kanker Kronis yang Didampingi Pasangan Hidup dengan yang Tidak Didampingi di Rsup Haji Adam Malik Medan

0 46 91

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JAN

4 11 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 0 13

Respon Kemoterapi Penderita Kanker Ovarium Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta (Tahun 1997 2002).

0 4 17

PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA

0 1 77

EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIEMETIK DAN RESPON MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 7 13

EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIEMETIK DAN RESPON MUAL MUNTAH PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO - repository perpustakaan

0 1 14