Pembinaan Lainnya Pelaksanaan Pembinaan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai)

5 Faktor daya guna, hasil guna dan tepat guna. 73

4. Pembinaan Lainnya

a Penyuluhan narkoba dan obat berbahaya Merupakan suatu kegiatan pembinaan yang bertujuan untuk membimbing narapidana mengembangkan sikap kemasyarakatan dan menanamkan sikap prososial, sehingga mereka nantinya dapat kembali kemasyarakat dan tidak mengulangi tindakan penyalahgunaan narkoba setelah mereka bebas. Kagiatan ini dilakukan langsung oleh tim medis Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai. Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan cara pemeriksaan rutin, pemeriksaan berkala, serta program seminar kesehatan. b Rehabilitasi medis Perawatan media warga binaan pemasyarakatan berfungsi untuk menjaga agar mereka selalu dalam keadaan sehat jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu selalu diusahakan agar mereka tetap memperoleh kebutuhan-kebutuhan dasar yang cukup misalnya makanan, air bersih untuk minum, mandi wudhu den sebagainya. Rehabilitasi medis dilaksanakan oleh dokter dan perawat.Bentuk kegiatannya: 1 Pemeriksaan kondisi kesehatan dan status narapidana baru 2 Identifikasi penyakit yang diderita 3 Detoksifikasi 4 Pemeriksaan urine bagi pegawai dan narapidana 73 Ibid., hlm. 68 xxi 5 Kontrol dokter ke blok-blok penghuni 6 Kegiatan rawat inap dan rawat jalan 74 Tabel 10 Rekapitulasi Keadaan Kesehatan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai Bulan April Tahun 2009 Jumlah No. Penyakit Laki-laki Perempuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penyakit Kulit Penyakit Mata Penyakit Perut Penyakit Pernafasan Penyakit Kelamin Penyakit Malaria Penyakit Beri-beri Kecelakaan Keluhan Lain Gangguan Jiwa Total 62 orang 1 orang 23 orang 31 orang - - - 7 orang 23 orang - 143 orang 2 orang - - - - - - - - - 2 orang Sumber data : Wawancara dengan Dokter Nisna Gustin pada April 2009 di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai Setiap tahanan berhak memperoleh perawatan kesehatan yang layak berupa: 74 Sesuai dengan hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan berupa mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang baik. xxii 1 Perawatan kesehatan tahanan di RutanCabrutan dilakukan oleh dokter RutanCabrutan, dalam hal tidak ada Dokter RutanCabrutan dapat dilakukan oleh para medis. 2 Pemeriksaan kesehatan dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan, kecuali ada keluhan, maka sewaktu-waktu dapat diperiksa Dokter. 3 Atas nasehat Dokter RutanCabrutan dan seizin pihak yang menahan tahanan yang sakit dan tidak bisa dirawat di Klinik RutanCabrutan, dapat dikirim ke Rumah Sakit Umum atas izin instansi yang menahan dengan pengawalan POLRICPM. Apabila ada tahanan yang meninggal dunia karena sakit segera diberitahukan kepada instansi yang menahan dan keluarga tahanan yang bersangkutan serta dimintakan surat keterangan dari Dokter serta dibuatkan Berita Acara oleh Tim yang dituniuk oleh Karutan Kacabrutan. 4 Apabila ada tahanan yang meninggal dunia karena sebab lain, Kepala RutanCabrutan segera melapor kepada Kepolisian terdekat guna penyidikan dan penyelesaian visum et repertum dari Dokter yang berwenang, serta memberi-tahukan kepada instansi yang menahan dan keluarganya. 5 Jenazah yang tidak diambil oleh keluarganya dalam waktu 2 x 24 jam sejak meninggal dunia, padahal telah diberitahukan kepada keluarganya secara layak, maka penguburannya dilakukan oleh Rutan Cabrutan atau Rumah Sakit. 6 Barang-barang milik tahanan yang meninggal dunia segera diserahkan kepada keluarganya dan dibuatkan berita acara dan setelah lewat 3 tiga bulan lamanya, namun tidak ada keluarganya yang mengambil, maka barang-barang tersebut menjadi milik negara. 7 Pengurusan jenazah dan pemakamannya diselenggarakan secara layak menurut agamanya. 8 Sebelum dimakamkan teraan jari tiga jari kiri jenazah, harus diambil untuk pembuktian dan kepastian bahwa jenazah tersebut adalah tahanan yang dimaksud dalam surat-surat dan dokumen yang sah. 9 Setiap ada tahanan yang meninggal dunia segera dilaporkan kepada Kakanwil Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. 75

5. Pembinaan Olahraga dan Kesenian

Dokumen yang terkait

Respon Narapidana Terhadap Program Pembinaan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai

7 100 143

Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan (Tpp) Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

2 75 143

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Pembinaan Narapidana di Lembaga :Pemasyarakatan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan,(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan)

0 32 344

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 12

PENUTUP PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 6

ANALISIS YURIDIS TERHADAP BENTUK PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sidoarjo).

0 0 91

SISTEM PEMIDANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB KABUPATEN TUBAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 1 90

SISTEM PEMIDANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB KABUPATEN TUBAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN SKRIPSI

0 0 40

ANALISIS YURIDIS TERHADAP BENTUK PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sidoarjo) SKRIPSI

0 0 53