3. HASIL PENGUKURAN KOEFISIEN EKSPANSI TERMAL

IV. 3. HASIL PENGUKURAN KOEFISIEN EKSPANSI TERMAL

Hasil pengukuran termal ekspansi untuk setiap komposisi diperlihatkan pada Gambar IV.11. sampai dengan Gambar IV. 15 Koefisien ekspansi termal, g = 10 x 10 -4 0 C -1 90 Al 2 O 3 , suhu sintering 1500 C y = 0, 001x – 0,0924 Gambar IV.11. Hubungan ILo terhadap suhu pemanasan pada komposisi 90Al 2 O 3 - 10 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 dan suhu sintering 1500 C Kaston Sijabat : Pembuatan Keramik Paduan Cordierit-Alumina Sebagai Bahan Refraktori dan Karakterisasinya, 2007 USU e-Repository © 2008 Koefisien ekspansi termal, g = 9 x 10 -4 0 C -1 80 Al 2 O 3 , suhu sintering 1450 C y = 0, 0009x – 0,1007 Gambar IV.12. Hubungan ILo terhadap suhu pemanasan pada komposisi 80Al 2 O 3 - 20 2MgO .2Al 2 O 3 .5SiO 2 dan suhu sintering 1450 C 70 Al 2 O 3 , suhu sintering 1450 C y = 0, 0008x – 0,0613 Koefisien ekspansi termal, g = 8 x 10 -4 0 C -1 Gambar IV.13. Hubungan ILo terhadap suhu pemanasan pada komposisi 70Al 2 O 3 - 30 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 dan suhu sintering 1450 C Kaston Sijabat : Pembuatan Keramik Paduan Cordierit-Alumina Sebagai Bahan Refraktori dan Karakterisasinya, 2007 USU e-Repository © 2008 Gambar IV.14. Hubungan ILo terhadap suhu pemanasan pada komposisi 60Al 2 O 3 - 40 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 dan suhu sintering 1400 C Koefisien ekspansi termal, g = 7 x 10 -4 0 C -1 50 Al 2 O 3 , suhu sintering 1400 C y = 0, 0006x – 0,0427 60 Al 2 O 3 , suhu sintering 1400 C y = 0, 0007x – 0,0574 Koefisien ekspansi termal, g = 6 x 10 -4 0 C -1 Gambar IV.15. Hubungan ILo terhadap suhu pemanasan pada komposisi 50Al 2 O 3 - 502MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 dan suhu sintering 1400 C Kaston Sijabat : Pembuatan Keramik Paduan Cordierit-Alumina Sebagai Bahan Refraktori dan Karakterisasinya, 2007 USU e-Repository © 2008 Hubungan kurva antara persen ekspansi termal terhadap perubahan suhu untuk semua sampel menujukkan pola yang sama yaitu memiliki hubungan yang linier, hanya berbeda dari nilai kemiringannya. Semakin besar komposisi Cordierit 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 , yang ditambahkan maka suhu sintering cenderung menurun. Akibat penambahan Cordierit 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 akan memberikan nilai koefisiensi ekspansi yang kecil. Karena alumina murni memiliki koefisien ekspansi termal sebesar 8 x 10 -6 C -1 , dengan adanya fasa cordierit dalam keramik alumina, maka nilai koefisien termal ekspansinya akan berkurang dari 8 x 10 -6 C -1 . Tabel IV.1. Nilai Koefisien ekspansi termal dari keramik Al 2 O 3 - 2MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 pada beberapa komposisi dan suhu sintering. Suhu Sintering C Komposisi Koefisien ekspansi termal, g 10 -6 0 C -1 1500 90Al 2 O 3 - 10MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 10 1450 80Al 2 O 3 - 20MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 9 1450 70Al 2 O 3 - 30MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 8 1400 60Al 2 O 3 - 40MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 7 1400 50Al 2 O 3 - 50MgO.2Al 2 O 3 .5SiO 2 6 Kaston Sijabat : Pembuatan Keramik Paduan Cordierit-Alumina Sebagai Bahan Refraktori dan Karakterisasinya, 2007 USU e-Repository © 2008

IV. 4. HASIL ANALISIS DTA