Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan elemen-elemen struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang timbul akibat beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Kolom- kolom dianggap tidak ikut mendukung gaya horizontal, sehingga hanya didesain untuk menahan gaya normal gaya vertikal saja. Secara struktural dinding geser dapat dianggap sebagai balok kantilever vertikal yang terjepit bagian bawahnya pada pondasi atau basemen. Dinding geser berperilaku sebagai balok lentur kantilever. Oleh karena itu dinding geser atau shear wall selain menahan geser shear force juga menahan lentur. Panjang horisontal dinding geser biasanya 3-6 meter, dengan ketebalan kurang lebih 30 cm. Beberapa dinding geser dihubungkan oleh plat lantai beton sebagai difragma membentuk suatu sistem struktur 3 dimensi. Dinding geser pada umumnya bersifat kaku, sehingga deformasi lendutan horizontal menjadi kecil. Kerusakan pada elemen non struktural dinding pembagi ruang, elemen fasad, langit-langit baru terjadi pada gempa yang relatif kuat. Kerja sama antara sistem rangka penahan momen dan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus, dimana dua struktur yang berbeda sifatnya tersebut digabungkan. Universitas Sumatera Utara 15 Dari gabungan keduanya diperoleh suatu struktur yang lebih kuat dan ekonomis. Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam sistem struktur yang tercantum dalam SNI 03-1726- 2002,antara lain sebagai berikut : 1. Sistem dinding penumpu yaitu sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Dinding penumpu atau sistem bresing memikul hampir semua beban gravitasi. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing. 2. Sistem rangka gedung yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing. 3. Sistem rangka pemikul momen yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur. 4. Sistem ganda terdiri dari: a. rangka ruang yang memikul seluruh beban gravitasi b. pemikul beban lateral berupa dinding geser atau rangka bresing dengan rangka pemikul momen. Rangka pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurangkurangnya 25 dari seluruh beban lateral c. kedua sistem harus direncanakan untuk memikul secara bersama-sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan interaksi sistem ganda. 5. Sistem struktur bangunan gedung kolom kantilever: Sistem struktur yang memanfaatkan kolom kantilever untuk memikul beban lateral 6. Sistem interaksi dinding geser dengan rangka. Universitas Sumatera Utara 16 7. Subsistem tunggal yaitu Subsistem struktur bidang yang membentuk struktur bangunan gedung secara keseluruhan. Jenis dinding geser berdasarkan banyaknya dinding dibagi atas : 1. Dinding geser sebagai dinding tunggal gambar 1.1a 2. Beberapa dinding geser disusun membentuk CORE gambar 1.1b Gambar 1.1a. dinding geser tunggal Gambar 1.1b. dinding geser core Jenis dinding geser berdasarkan variasi susunan dinding geser dalam denah dibagi atas : 1. Dinding geser sebagai dinding eksterior gambar 1.2a 2. Dinding geser sebagai dinding interior gambar 1.2b 3. Dinding geser simetri gambar 1.2c 4. Dinding geser asimetri gambar 1.2d 5. Dinding geser penuh selebar bangunan 6. Dinding geser hanya sebagian dari lebar bangunan Universitas Sumatera Utara 17 dinding geser dinding geser dinding geser Dinding geser eksterior interior simetri asimetri Gambar 1.2a.-1.2d. Variasi susunan dinding geser Dinding geser dikategorikan berdasarkan geometrinya yaitu:

1. Flexural wall dinding langsing, yaitu dinding geser yang memiliki rasio hwlw

≥ 2, dimana desain dikontrol oleh perilaku lentur.

2. Squat wall dinding pendek, yaitu dinding geser yang memiliki rasio hwlw

≤ 2, dimana desain dikontrol oleh perilaku geser. 3. Coupled Dinding geserdinding berangkai, dimana momen guling yang terjadi akibat beban gempa ditahan oleh sepasang dinding, yang dihubungkan oleh balok-balok perangkai, sebagai gaya-gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing-masing dasar pasangan dinding tersebut. Universitas Sumatera Utara 18

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan