4 Stasiun dan terminal yang tidak terintergrasi. Terminal terpadu hanya berupa
nama dan disalah artikan pengunaanya karena terpadu yang dimaksudkan adalah terpadu sebagai sebuah kesatuan utuh kemudian yang disalah artikan
menjadi terpadu yang terletak berdekatan. Sebagai contoh terminal terpadu Amplas, terminal ini telah gagal karena frekuensi pengguna terminal sangatlah
minim, gedung terminal tidak berfungsi semestinya dan semua pengguna transportasi umum ini bisa naik turun dimanapun dan kapanpun mereka mau
diluar terminal meningkatkan kemacetan. Alhasil terminal terpadu tersebut menjadi tempat peristirahatan dan ngopi khusus para supir saja. Permasalahan
inilah sebagai acuan atau gambaran untuk dijadikan isu keberlanjutan yang dapat di cegah dengan menerapkan konsep TOD agar Binjai tidak bernasib
sama dengan terminal yang ada di Medan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan proyek ini adalah : 1. Merencanakan bangunan mixed-use hotel dengan retail di kawasan
TOD, Kota Binjai. 2. Merancang bangunan mixed-use yang walkable sehingga nyaman dan
mudah diakses dengan berjalan kaki. 3. Merancang ruang-ruang publik untuk mendukung berbagai aktifitas dan
kegiatan.
1.3 Sasaran dan Lingkup Perancangan
Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan Transit, perhotelan dan kegiatan pendukung berupa retail.
Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini adalah sebagai berikut :
1. Perancangan bangunan hotel mixed-use yang mencakup kegiatan transit, kegiatan perhotelan dan kegiatan pendukung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5 2. Perancangan mengikuti standar ukuran ruang terhadap masing-masing
kegiatan. 3. Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan
arsitektur, sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. 4. Pembahasan proyek pada penerapan konsep arsitektur fungsional yang
dikaitkan dengan fungsi proyek.
1.4 Perumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan dan merancang hotel dengan fungsi mix-use sehingga mampu mewadahi berbagai kegiatan dan terintergrasi secara
baik dan benar. 2. Bagaimana merencanakan pencapaian aksesibilitas yang mudah.
3. Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya dan hemat energi.
1.5 Metode Pendekatan Masalah
Adapun pendekatan masalah yang dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah:
1. Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data- data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi
literature sebagai penambahan dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.
2. Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari
proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan. 3. Studi pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk
mendapatkan informasi dalam mempelajari permasalahan serta pemecahannya yang mampu mendukung dalam proses perancangan
yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, internet, dan sumber-sumber lain yang dianggap perlu.
Universitas Sumatera Utara
6 4. Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide
perancangan yang akan diterapkan.
1.6 Asumsi-Asumsi