Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

(1)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

OLEH:

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

OLEH :

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Oleh :

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015


(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015

(Chaterine Tinambunan)


(5)

Judul Skripsi :PERANCANGAN APARTEMEN DI

KAWASAN TRANSIT ORIENTED

DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

Nama Mahasiswa : Chaterine Tinambunan Nomor Pokok : 110406073

Program Studi : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Achmad Delianur Nasution S.T, M.T.,IAI NIP. 197308281999031002

Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi,

Ir. Vinky Rahman, M.T. Ir. Vinky Rahman, M.T. NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001

Tanggal Lulus: Juli 2015


(6)

Tanggal Lulus : Juli 2015 Telah diuji pada

Tanggal: 24 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T, M.T,IAI Anggota Komisi Penguji : 1. Beny O.Y Marpaung, ST, MT, PhD 2. Hajar Suwantoro, ST, MT


(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Chaterine Tinambunan

NIM : 110406073

Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

Rekapitulasi Nilai :

A

B+

B

C

C+

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Koordinator RTA - 4231 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa Sidang 4. Perbaikan Dengan

Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator Tugas Akhir,

Ir. N. Vinky Rahman, MT Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP: 196606221997021001 NIP: 1966062219970210


(8)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur buat Tuhan Yesus Kristus. Atas kemurahan-Nya lah saya dapat menyelesaikan segala keseluruhan dari proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang mana sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara, yang merupakan kampus tercinta.

Tugas Akhir ini diproses dengan penuh duka dan suka cita yang tidak bisa dilalui tanpa dukunga, doa, semangat, dan perhatian yang tiada berhenti mengalir dari kedua orang tua, kedua saudaraku, teman-teman, dan semua orang yang terlibat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan kedalaman hati, saya menyampaikan rasa hormat sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bapak DR. Achmad Delianur Nasution, S.T,M.T, yang mana atas kesediaannya untuk terus membantu, mendorong, memotivasi, pengarahan serta waktu yang terus diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Studio Perancangan Arsitektur 6 ini. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada para penguji bapak Hajar Suwantoro S.T, M.T dan ibu Beny O.Y Marpaung S.T, M.T. yang memberikan komentar dan kritikan dengan tujuan untuk membangun tugas akhir ini semakin baik.

 Kepada kedua sosok yang saya banggakan, Bapak saya tercinta Samuel Tinambunan yang selalu menemani saya begadang dan ikut tiap membuat tugas maket dan Mama tercinta, Sonta Siahaan yang selalu menguatkan saya bertahan untuk mengerjakan tugas. Doa dan dukungan kalian membuat saya kuat.

 Kepada abang dan adik saya, Andreas Martin untuk nasihat yang tiada henti dan Yan Peterson untuk kekuatannya sebagai pendodorong kakak yang baik


(9)

ii

 Untuk para sahabat-sahabat seperjuanganku dari semester 1, Trya, Risma, Hana, Ruth, Christy, Grace yang telah ikut mengukir mimpi dalam menjalani hidup sebagai mahasiswa arsitektur dengan segala humor yang tak pernah terpikirkan. Semoga kita terus sukses...! Untuk teman-temanku tercinta Devi dan Nindya yang terus mendukung dan menyemangatiku terimakasih sobat !

 Teman-teman inspiratif yang sudah saya anggap sebagai “abang” Robert, Dana Gunario, Joshua, dan Bepe. Terimakasih buat pelajarannya dan terimakasih buat kecerewetan kalian.

 Terimakasih buat stambuk 2011 yang menjadi keluarga di kehidupan perkuliahan saya terutama kelompok PA6. Kalian orang-orang hebat dengan imajinasi hebat dan selera humor yang luar biasa hebatnya

 Terimakasih buat Khataiia-ku, Winda, Widya, Angel, Nora, Mutik, Maria, dan Vhani yang terus mendukung dan mendoakanku teman seperjuangan dalam iman. Aku sudah diakhir. Terimakasih mendengarkan curhatku di dunia perarsitekturan yang sebenarnya kalian pun tidak mengerti.

 Dan tidak lupa juga terimakasih kepada semua jenis minuman caffein, tempat makan yang diambil arus listriknya, serta EXO dan Brown Eyed Soul yang lagu-lagunya mengalun terus di laptop.

 Untuk adik-adik junior 2012, 2013, dan 2014 semoga kalian akan menjadi stambuk pionir selanjutnya.

Medan, Juli 2015 Penulis


(10)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 3

1.5. Pendekatan Perancangan ... 4

1.6. Kerangka Berfikir ... 4

1.7. Sistematika Laporan ... 6

BAB II STUDI LITERATUR ... 7

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek ... 7

2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia ... 8

2.2. Pengertian Apartemen ... 10

2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan ... 13

2.4. Studi Banding Apartemen ... 14

2.4.1. Pinnacle @ Duxton ... 14

2.4.2. Goodwood Residence Apartment ... 17

BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN ... 19

3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use ... 19

3.2. Analisa ... 20

3.2.1. Analisa Lokasi ... 20

3.2.2. Analisa Tapak ... 21

3.2.3. Analisa Pengguna Ruang ... 24

3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang ... 25


(11)

iv

3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak ... 28

3.3.2. Konsep Massa Bangunan ... 29

3.3.3. Konsep Fasad Bangunan ... 30

3.3.4. Program Ruang ... 31

3.3.5. Konsep Unit Hunian ... 37

3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan .. 39

3.3.7. Konsep Sistem Struktur ... 41

3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 42

BAB IV HASIL RANCANGAN ... 44

4.1. Masterplan TOD dan Ground Plan Apartemen ... 44

4.2. Denah Apartemen ... 45

4.3. Tampak Apartemen ... 48

4.4. Potongan Apartemen ... 49

4.5. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ... 50

4.6. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 51

4.7. Eksterior Apartemen ... 52

4.8. Interior Apartemen ... 54

BAB V KESIMPULAN ... 57

LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... 71


(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva ...15

Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar ...16

Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular ...16

Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen ...17

Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen ...18

Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai ...20

Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site ...21

Gambar 3. 3. Lokasi Site ...22

Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site...23

Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian ...24

Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen...28

Gambar 3. 6. Konsep Bentukan Massa ...29

Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa...30

Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen ...31

Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen...38

Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel ...39

Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater ...41

Gambar 4. 1. Masterplan dan Groundplan Apartemen ...44

Gambar 4. 2. Denah Lantai Basement Apartemen ...45

Gambar 4. 2. Denah Lantai Dasar Apartemen ...45

Gambar 4. 4. Denah Lantai Tipikal Hunian Apartemen ...46

Gambar 4. 5. Denah Lantai 5 dan 6 Hunian Apartemen ...47

Gambar 4. 6. Denah Lantai Atap Apartemen ...47

Gambar 4. 7. Tampak Utara dan Selatan Apartemen...48

Gambar 4. 8. Tampak Timur dan Barat Apartemen...49

Gambar 4. 9. Potongan Apartemen ...49

Gambar 4. 10. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ...50

Gambar 4. 11. Rencana Sistem Mekanikal dan Elektrikal Apartemen ...51

Gambar 4. 12. Tampak Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...52

Gambar 4. 13. Tampak Apartemen dari Jalan Lintas Medan-Aceh ...53

Gambar 4. 14. Aksonometri Apartemen ...53

Gambar 4. 14. Tampak Barat pada Apartemen ...53

Gambar 4. 16. Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...54

Gambar 4. 17. Kamar Utama pada Apartemen ...54

Gambar 4. 18. Ruang Tamu pada Apartemen ...55

Gambar 4. 19. Dapur pada apartemen ...55


(13)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen ... 28

Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian ... 34

Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang ... 36


(14)

ABSTRAK

Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.

Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.

Kata Kunci : Apartemen, Transit Oriented Development, Mebidangro, Binjai, Stasiun Binjai,


(15)

ABSTRACT

Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.

Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.

Keywords: apartment, Transit Oriented Development, Mebidangro, Binjai Station,


(16)

ABSTRAK

Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.

Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.

Kata Kunci : Apartemen, Transit Oriented Development, Mebidangro, Binjai, Stasiun Binjai,


(17)

ABSTRACT

Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.

Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.

Keywords: apartment, Transit Oriented Development, Mebidangro, Binjai Station,


(18)

BAB I


(19)

1

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus meningkat ini sama dengan meningkatnya jumlah kendaraan sebagai kebutuhan masyarakat untuk bertransportasi. Dengan adanya transportasi, masyarakat berpikir dapat dengan cepat sampai ditempat tujuan, sehingga masyarakat berlomba untuk memperbanyak kendaraan pribadinya yang membuat semakin banyak jumlah kendaraan pribadi di Indonesia.

Banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan makin meningkatnya polusi. Asap kendaraan bermotor menghasilkan banyak gas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Selain asap tersebut kemacetan menjadi masalah yang timbul akibat dari banyaknya kendaraan bermotor. Dalam hal ini negara-negara di dunia kemudian mulai berusaha mengurangi jumlah kendaraan bermotor dengan memperhatikan kebutuhan manusia yaitu, efisiensi waktu dan tenaga serta dapat mengurangi polusi untuk menyelamatkan bumi. Kendaraan bermotor yang terlampau banyak juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan ini sangat banyak merugikan, dimana efisiensi waktu dalam bekerja yang berkurang karena waktu yang juga berkurang akibat kemacetan, tenaga serta pemikiran yang lelah akibat kemacetan lalu lintas.

Negara-negara maju kemudian mencanangkan sistem transit oriented

development (TOD). TOD merupakan suatu kawasan mix-used dimana kita dapat

berjalan kaki dengan radius ±600m dari pusat pemberhentian transit dan area inti komersial. Perumahan mix-used, retail, kantor, RTH, dan area public dari TOD merupakan kawasan yang mendukung keadaan untuk berjalan kaki, dimana


(20)

2

Chaterine Tinambunan | 110406073

masyakarat dan pekerja sekitar merasa nyaman untuk berpindah tempat baik menggunakan, sepeda, jalan kaki, maupun mobil.

Jika melihat konsep TOD maka bertempat tinggal di lokasi yang dekat dengan stasiun kereta api yang menjadi moda utama transportasi merupakan hal yang menguntungkan bagi masyarakat. Masyarakat dapat berjalan kaki menuju stasiun yang membuat pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan lebih hemat serta efisiensi waktu yang lebih cepat. Akan tetapi, lahan untuk tempat tinggal di sekitar stasiun dibatasi untuk pembangunan fungsi lain yang menunjang konsep TOD sehingga permukiman yang tepat untuk kawasan ini adalah hunian vertikal berupa apartemen yang dapat menampung banyak keluarga. Konsep hunian dalam bentuk apartemen ini sudah lama dikembangkan di Indonesia akan tetapi permasalahan sosial seperti kurang mengenalnya antar penghuni apartemen menjadi permasalahan utama dalam kehidupan apartemen sehingga dibutuhkan ruang yang dapat membuat para penghuninya tertarik untuk berinteraksi antar sesama penghuni apartemen.

1.2. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada sub-bab Latar Belakang, proyek ini direncanakan dan dikonsepkan dengan maksud sebagai konsep pembangunan apartemen mixed use bagi masyarakat kota Binjai. Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan dari proyek ini adalah :

1. Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai.

2. Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi seluruh penghuninya.


(21)

3

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.3. Rumusan Masalah

Dari penelaahan Latar Belakang dan penelusuran maksud dan tujuan dari proyek ini, adapun permasalahan-permasalahan dari berbagai aspek yang menyangkut proyek ini adalah sebagai berikut :

 Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan berkumpul bagi para penghuni apartemen.

 Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di ruang terebut.

 Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep sustainable.

1.4. Lingkup / Batasan Proyek

Permasalahan perancangan dan perencanaan apartemen mixed-use ini agar dapat ditangani dengan jelas, dalam pembahasan dan perencanaan ini diadakannya batasan-batasanan berikut:

1. Hunian ini dikhususkan untuk kisaran jumlah keluarga modern (Keluarga Berencana) yang dicanangkan oleh Pemerintah sehingga jumlah kamar untuk keluarga besar tidak dimasukkan.

2. Hunian ini direncanakan untuk proyek TOD sehingga memakai peraturan yang diatur untuk kawasan TOD sehingga standar apartemen yang belum diberlakukan untuk TOD tidak dapat dibandingkan dengan apartemen ini.


(22)

4

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.5. Pendekatan Perancangan

Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan beberapa metoda sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada pada perancangan dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori, penggunaan data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan, kontekstual, dan mendukung dalam proses perancangan.

b. Studi Banding

Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap pendekatan masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan lainnya.

c. Survey Lapangan

Metoda menganalisis dan survey lapangan secara langsung.


(23)

5

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir

Sumber : penulis, 2015

JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul proyek: Perancagan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

LATAR BELAKANG KASUS

 Pengembangan kawasan transit oriented development

di Binjai.

 Kebutuhan masyrakat akan tempat tinggal yang dekat dengan moda transportasi utama.

 Kebutuhan masyarakat akan ruang sosialisasi di kawasan tempat tinggal mereka

MAKSUD DAN TUJUAN

 Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai .

 Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi seluruh penghuninya.

 Menciptakan konsep hunian apartemen yang sustainable.

PERMASALAHAN

 Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan berkumpul bagi para penghuni apartemen

 Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di ruang terebut.

 Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep sustainable.

PENGUMPULAN DATA

 Studi literature

 Studi banding

 Survey lapangan

ANALISA

 Analisa lokasi

 Analisa tapa

 Analissa penggunaan ruang

 Anlisa kebutuhan ruang KONSEP PERANCANGAN


(24)

6

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.7. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, lingkup/batasan proyek, pendekatan, kerangka berfikir dan sistematika laporan

BAB II STUDI LITERATUR

Berisi tentang pengertian dan penjelasan singkat proyek, pengertian apartemen, prinsip-prinsip hemat energi, serta studi banding proyek sejenis. BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang deskripsi proyek, kajian analisis terhadap lokasi, tapak, pengguna ruang dan kebutuhan ruang. Bab ini juga berisi tentang konsep yang akan dipakai, meliputi konsep perencangan tapak, konsep massa bangunan, konsep fasad, program ruang, konsep unit hunian, konsep perapan sustainability, konsep sistem struktur, dan konsep sistem mekanikal dan elektrikal

BAB IV HASIL PERANCANGAN

Berisi gambar hasil perancangan dan penjelasannya yang berupa gambar kerja serta 3D visualisasi dari eksterior dan interior.

LAMPIRAN

Berisi gambar hasil perancangan yang berupa gambar kerja serta 3D visualisasi dari eksterior dan interior .

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(25)

BAB II


(26)

7

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek

Dalam proyek ini, penulis mendapat isu perancangan apartemen di kawasan transit oriented development (TOD) Binjai yaitu dimana dengan jarak sekitar ±600m (sesuai dengan kondisi alam kawasan TOD) para penghuni apartemen dapat langsung mencapai pusat transportasi atau stasiun kereta dengan hanya berjalan kaki. Berdasarkan hal tersebut perancang ditugaskan untuk mengkaji dan merancang konsep apartemen yang tepat dan kontekstual terhadap isi tersebut sehingga penulis mengangkat judul proyek “Perancangan Apartemen

di Kawasan Transit Oriented Developmeny (TOD) Binjai”, yang mempunyai

pengertian :

 Perancangan : Proses, cara atau perbuatan merancang, mengatur segala sesuatu1.

 Apartemen : Suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal2.

 Mixed-Used : Suatu bangunan yang

mengakomodasi beberapa fungsi sekaligus, umumnya fasilitas

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id 2 Harris, 1975; 20


(27)

8

Chaterine Tinambunan | 110406073

komersial yang meliputi mall, perkantoran, restoran, apartemen, dll3

 Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dll4.

 Transit Oriented Development : Suatu kawasan mixed-use dimna kita dapat berjalan kaki dengan radius ±600m (sesuai dengan kondisi keadaaan lingkungan negara TOD) dari pusat pemberhentian transit dan area inti komersial5.

 Binjai : Salah satu kota di provinsi Sumatera Utara yang termasuk dalam proyek pembangunan Mebidang6.

Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai adalah sebuah konsep perancangan apartemen di daerah pemberhentian transit yaitu stasiun di Binjai, Sumatera Utara. 2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia

Melihat banyaknya manfaat dari pengembangan konsep kota TOD, maka banyak negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia mulai menerapkan perancangan kota TOD ini dimulai dari Jabodetabek, Metropolitan Bandung Raya,

3 https://wiraland.wordpress.com

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id

5Calthorpe, Peter, “The Next American Metropolis: Ecology, Comunity and American Dream”.

Princeton Architectural Press; 1993


(28)

9

Chaterine Tinambunan | 110406073

Mebidangro, Gerbang Kartasusila serta Sarbagita7. Selain menertibkan pertumbuhan kendaraan bermotor perencaan kota transit ini juga mengambil peluang peningkatan kualitas ekonominya. Pembangunan kota-kota ini diawali dengan perbaikan dan peningkatan sarana dan transportasi, seperti pembangunan jalan tol, perbaikan jalur kerta api, pengembangan MRT dan BRT.

Untuk Mebidangro sendiri, penyusunan rencana tata ruang kawasan didasarkan pada Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTSM/M/2002. Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Mebidangro, kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional terdiri dari 44 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di Kota Medan, 5 kecamatan di Kota Binjai, 14 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dan 4 kecamatan di Kabupaten Karo.

Kawasan Mebidangro mempunyai kedudukan yang strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore. Kawasan Mebidangro merupakan kawasan yang strategi karena akan menjadi pusat pemerintahan Sumatera Utara, pusat industri, perdagangan dan jasa, serta kawasan yang padat perukimannya. Posisinya yang strategis menjadi perhatian dalam pengembangan kawasan Mebidangro ke depan. Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi

 Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama kerja sama ekonomi subregional Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore.

 Peningkatan aksespelayanan ke pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaandan pengembang wilayah Sumatera bagian Utara

7


(29)

10

Chaterine Tinambunan | 110406073

 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Mebidangro yang merata

 Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di kawasan Perkotaan Mebidangro.

2.2. Pengertian Apartemen

Dewasa ini apartemen sudah menjadi hal umum di kawasan perkotaan. Dengan lokasi yang strategi dekat dengan kantor ataupun tempat hiburan dan pusat perbelanjaan, kemudahan dalam merawat bangunan, serta fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pengembang, apartemen menjadi hal yang sangat diincar oleh mereka yang hidup ditengah perkotaan dan sibuk bekerja.

Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an

indoor) access and areenclosed by a common structural envelope...”, yang berarti

beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulitbangunan yang sama.Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur dan ruang santai.

Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974 dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta dengan jumlah 54 unit apartemen. Apartemen Ratu Plaza merupakan apartemen yang mix-used dengan pusat perbelanjaan. Apartemen ini mengincar kaum menengah ke atas. Kemudian diikuti oleh apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang banyak dikelilingi oleh gedung perkantoran sehingga apartemen ini banyak dihuni oleh pekerja. Kemudian beberapa tahun kemudian kita bisa melihat Jakarta sudah


(30)

11

Chaterine Tinambunan | 110406073

banyak didirikan apartemen dengan berbagai fasilitas. Di Sumatera Utara sendiri sudah berdiri apartemen Cambridge dan saat ini sudah mulai berkembang banyak.

Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat banyak berdatangan ke kota sehingga permintaan akan hunian meningkat. Akan tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kota kemudian melihat kemudahan dan efisiensi hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal hunian ini juga dekat dengan tempat mereka bekerja.

Perkembangan apartemen yang semakin banyak, pengembang mulai bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam mewujudkan kebutuhannya.

Apartemen dapat dibedakan berdasarkan pengelompokannya yaitu

 Berdasarkan tingkat perekonomian penghuninya: - Apartemen golongan bawah

- Apartemen golongan menengah - Apartemen golongan mewah

Perbedaan apartemen ini terletak pada ukuran ruang unit hunian dan fasilitas yang disediakan oleh apartemen tersebut.


(31)

12

Chaterine Tinambunan | 110406073

Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen terdiri atas :

- High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari

sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih komplek sehingga desain unit apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.

- Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai

dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit.

- Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh

lantai dan menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk golongan menengah ke bawah.

- Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai

sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga unit apartemen

- Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai.

Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.

 Berdasarkan bentuk massa bangunan

- Slab

Bangunan pada apartemen ini berbentuk seperti kotak pipih dan menggunakan koridor sebagai penghubung ruang, yang terdiri dari:

a. Double loaded corridor b. Single loaded coridor c. Skip stop plan

d. Terrace plan


(32)

13

Chaterine Tinambunan | 110406073

Apartemen ini biasanya mempunyai ketinggian di atas 20 lantai. Sistem sirkuasinya menggunakan core

- Varian

Massa apartemen ini berbentuk gabungan massa slab dengan podium dan tower dengan podium.

2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan

Berdasarkan buku Inovasi Model Desain Rusunawa Sederhana Hemat Energi oleh Ir. E.B. Handoko Sutanto, MT, pertimbangan desain bangunan hemat energi secara umum unutk bangunan apartemen dan rumah susun di Indonesia, yaitu:

 Merekayasa terbentuknya iklim mikro yang nyaman dengan mendesain open space dan ruang terbuka hijau –semaksimal mungkin.

 Mendesain konfigurasi massa bangunan dalam komposisi dan bentuk yang tidak kompleks, agar komposisi massa dan bentuk bangunan tidak menghalangi dalam upaya penerimaan energi matahari serta penghawaan alami, mempermudah dan menyederhanakan pengaturan orientasi massa dan desain bidang bukaan pada bangunan dan meminimalisir heat transfer

 Mengatur orientasi bangunan untuk menghindari panas matahari langsung, dengan mendesain arah memanjang yaitu massa bangunan dominan ke Utara/Selatan

 Mengutamakan desain massa yang “ramping”

 Mengatur organisasi ruang (mengatur zoning ruangan)

 Mengatur agar penghawaan alami dapat berlangsung secara efektif, pengaturan arah dan dimensi serta perlindungan bukaan dan mengupayakan terjadinya cross ventilation.

 Mendesain agar sekat antar ruangan dalam unit tidak rapat sampai plafon, agar aliran udara dan transmisi cahaya antar ruang masih dapat berlangsung dengan baik


(33)

14

Chaterine Tinambunan | 110406073

 Menggunakan atau merekayasa bahan bangunan agar semaksimal mungkin dapat menahan/mereduksi matahari ke dalam ruangan.

Berdasarkan prinsip-prinsip desain diatas, pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi pada apartemen yaitu:

 Merekayasa bidang-bidang dominan untuk upaya pengumpulan energi melalui solar panel, harvesting/water collecting

 Merekaya terbentuk iklim mikro dengan mendesain open space dan ruang terbuka hijau pada apartemen

 Mengatur orientasi bangunan yang memanjang dominan ke Utara dan Selatan

 Menggunakan sunshading untuk mengatur pencahayaan pada bidang massa bangunan yang menghadap Barat

 Menggunakan penutup bidang bukaan yang bernilai transparansi baik untuk memaksimalkan perolehan cahaya matahari

 Mengutamkan desain massa yang ramping

2.4. Studi Banding Apartemen 2.4.1. Pinnacle @ Duxton

Apartemen Pinneacle berlokasi di Singapore dan dirancang oleh ARC Studio Architecture + Urbanism. Apartemen yang selesai pada tahun 2009, ini memiliki 1.848 unit apartemen dengan tinggi 50 lantai. Jika melihatnya secara langsung apartemen ini terlihat sangat besar dan padat. Konsep apartemen ini

adalah “jalan-jalan di langit”. Bangunan ini jika dilihat dari atas akan membentuk sebuah kurva yang tiap-tiap towernya saling terhubung melalui ruang terbuka hijau pada roof top. Apartemen ini meyediakan ruang terbuka publik yang terintegrasi dengan dua taman linier.


(34)

15

Chaterine Tinambunan | 110406073

Apartemen ini terletak dekat dengan dua stasiun kereta api serta pemberhentian bus yang berada tepat di depannya. Pinnacle ini menciptakan masyarakat yang walkable, beragam, terhubung, sejahtera dalam model urbanisme yang berkelanjutan. Mulai dari keberagaman perekonomian, sosial bahkan politik. Pinnacle mengatur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan baik. Tata letak linier blok memungkinkan kendaraan dapat langsung ke parkiran.

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva

(Sumber : ctbuh.org)

Selain itu terkenal dengan ciri khas sky gardennya, apartemen ini mempunyai berbagai fasilitas seperti taman bermain anak, pusat kebugaran, serta ruang-ruang beragam lainnya yang beragam, keratif dan tidak biasa untuk memenuhi ruang interaksi masyarakat. Sky garden atau ruang terbuka publik apartemen ini berada di lantai 26 dan 50 menghubungkan tujuh tower blok apartemen, yang menciptakan ciri khas apartemen ini. Skygarden ini bertujuan sebagai perpanjangan dari lingkungan hidup masyarakat Apartemen ini juga mempunyai fasilitas seperti retail, food court, pusat pe ndidikan, penitipan anak dan dua pusat komunitas.


(35)

16

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar

(Sumber : ctbuh.org)

Bangunan apartemen ini terbuat dari beton pra-fabrikasi yang dikirim dan disatukan ditempat yang dikenal, beton pra-fabrikasi ini dikenal sebagai bahan sustainable. Penghuni apartemen diberikan sebuah fasad apartemen yang tidak terduga. Dengan aplikasi sederhana dan cat yang terjangkau, fasada apartemen ini berbentuk kotak-kotak dengan adanya jendela, kotak tanaman, dan balkon yang tidak tersusun teratur sehingga menciptakan visual yang menarik dan mengurangi rasa dari massa bangunan yang besar,

Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular


(36)

17

Chaterine Tinambunan | 110406073

2.4.2. Goodwood Residence Apartment

Apartemen ini dirancang oleh studio arsitek tenama Singapore, WOHA yang sering mendapat penghargaan atas karyanya yang green design dan

sustainable. Tidak hanya merancang di Singapore, WOHA juga meranacang

bangunan-bangunan sustainable di luar Singapore seperti Indonesia, Bangkok hingga China. Semua karya-karyanya tidak terlepas dari konsep gren design dengan ciri khas banyaknya taman pada bangunan. Apartemen ini berlokasi di Singapore dan mempunyai 210 unit apartemen. Apartemen ini mengelilingi sebuah taman tengah sebagai koneksi visual. Bangunan ini terdiri dari dua blok yang berbentuk L dan terdiri dari 12 lantai di lahan 2,5 hektar.

Fasade apartemen ditutupi oleh sunscreens yang terbuat dari aluminium fin yang dapat naik-turun yang berorientasi 45o dari utara-selatan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk maupun privasi pemiliknya. Fasade ini terinspirasi dari pola pakaian Asia dan tipikal perumahan bambu kolonial. Pada lantai dasarnya didesain seperti landasan yang menghasilkan sebuah koneksi kuat ke luar apartemen dengan langit-langit yang tinggi, jendela sorong yang menghadap ke kolam., Total 1700m2 vertikal garden, termasuk diantaranya tanaman untuk di tangga luar, tanaman di kolam-kolam serta pepohonan yang ditaman membuat apartemen ini memiliki dekoratif alami.

Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen


(37)

18

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada lantai kedua dan ketiga, 15 unit apartemennya terlihat seperti rumah pohon yang terhubung ke pondok-pondok luar, dimana kanopi-kanopinya dinaikkan. Penghuninya dapat berkumpul dan bersantai ditengah-tengah puncak kanopi pohon. Mereka bertindak sebagai ruang transisi yang menyenangkan antara alam dan block perumahan yang seragam.

Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen

(Sumber : www.dezeen.com)

Konsep-konsep green desain yang dipakai apartemen ini yaitu dengan adanya ruang terbuka hijau, hampir 80% area dari apartemen ini dibuat untuk lansekap dan fasilitas ruang komunal. Prinsip desain sustainable lainnya yaitu mengurangi penggunaan air dengan harvest rainwater, irrigation water run-off and air bawah tanah untuk mengairi tanaman pada lansekap.

Dari studi banding apartemen diatas dapat kita lihat usaha arsitek untuk menciptakan ruang interaksi antara sesama penghuni apartemen dengan menyediakan ruang terbuka hijau. Selain hal itu arsitek-arsitek tersbut menerapkan konsep sustainable pada bangunan. Kedua hal ini dapat menjadi contoh yang dapat diterapkan pada rancangan apartemen yang dirancang oleh penulis.


(38)

BAB III

ANALISA DAN KONSEP

PERANCANGAN


(39)

19

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB III

ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN

3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use

Sesuai buku Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Binjai tugas PA 6 Kelompok Empat, hunian masyarakat merupakan apartemen yang terletak dekat stasiun dengan luas area 787 m2.

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :

1. Judul proyek : Perancangan apartemen mixed-use di kawasan transit oriented development (TOD) di Binjai.

2. Fungsi : Apartemen, Hunian

3. Lokasi Proyek : Jalan Lintas Medan - Aceh

Batas Site :

 Utara : Retail- Retail

 Selatan : SPBU

 Timur : Perumahan Penduduk

 Barat : Sekolah 4. Luas Lahan : 787 m2 5. Status Proyek : Fiktif

6. Karakteristik site : Site merupakan kawasan pengembangan kota transit yang berada di dekat stasiun kereta api dan terminal Binjai.


(40)

20

Chaterine Tinambunan | 110406073

3.2. Analisa

Pada tahap analisa ini, perancang menganalisa berdasarkan buku Masterplan Perancangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai Tugas PA 5 Kelompok Empat serta mengaitkannya terhadap eksisting yang sudah ada diluar masterplan.

3.2.1. Analisa Lokasi

Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Apartemen ini berlokasi di Binjai Timur yang cukup padat penduduk. Kondisi di sekitas lokasi, yaitu :

 Berada tepat di samping RTH kota Binjai dan Sekolah Dasar

 Berada di kawasan TOD dengan berada dekat dengan stasiun dan terminal Binjai

 Terletak di Jalan lintas Sumatra, sehingga lokasi sangat strategis dengan lalu lintas yang tidak padat pada jam-jam tertentu.


(41)

21

Chaterine Tinambunan | 110406073

3.2.2. Analisa Tapak a. Analisa Sirkulasi

Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Melihat pada Gambar 3.2 di atas, tapak berada di samping jalan raya utama yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan pada utara (Jalan Ikan Paus) site berorientasi pada stasiun yang merupakan inti dari site. Sehingga terbentuklah 2 jalur pintu masuk utama dan keluar yaitu dari Jalan Ikan Paus dan Jalan Lintas Medan-Aceh agar memudahkan penghuni apartemen maupun pengunjung langsung mengakses apartemen ini.

Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung fasilitas mixed-us apartemen dapat dengan mudah datang ke apartemen.

b. Analisa View

- Analisa View Ke Dalam

Keberadaan lokasi site yang dilalui jalan lintas Sumatera serta berada di lokasi TOD yang nantinya akan banyak didatangi orang membuat apartemen ini akan banyak dilihat orang. Dari analisa dapat kita sadari bahwa tampak pada


(42)

22

Chaterine Tinambunan | 110406073

apartemen ini harus dibuat menarik untuk menarik perhatian masyarakat yang datang maupun melalui apartemen ini

Gambar 3. 3. Lokasi Site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

- Analisa View Ke Luar

Pada site lokasi proyek apartemen ini pada bagian barat berbatasan dengan sekolah serta ruang terbuka hijau untuk kawasan TOD ini, adanya SPBU yang menjadi view keluar apartemen menjadikan view bagi penghuni sangat tidak menarik.


(43)

23

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Seperti yang digambarkan pada Gambar 3.4 lokasi site yang berada di inti TOD, dikelilingi oleh jalan lintas Medan-Aceh sehingga pada site sering dilalui oleh truk dan bus , adanya stasiun kereta dan terminal serta sekolah yang berada di samping site menjadikan tingkat kebisingan pada site tinggi. Asal-asal kebisingan ini berasal dari suara kendaraan, suara kereta api yang lewat dan suara keributan anak-anak sekolah pada jam pagi hingga siang.

d. Analisa Pedestrian

Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung fasilitas mixed-use apartemen dapat dengan mudah datang ke apartemen.


(44)

24

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Pada Gambar 3.5 kita bisa melihat adanya RTH disamping apartemen sehingga dapat memacu ketertarikan para pengunjung apartemen untuk berjalan kaki menuju site. Jalan-jalan pedestrian juga sudah diatur dalam buku Masterplan Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Binjai tugas PA 6 Kelompok Empat.

3.2.3. Analisa Pengguna Ruang

Dalam apartemen mixed-use ini terdapat beberapa pelaku kegiatan beserta dengan alur kegiatannnya, sebagai berikut:

1. Penghuni

Penggunan utama dari apartemen mixed-use ini adalah para penghuni apartemen. Penghuni apartemen ini adalah masyarakat kota yang bekerja sama halnya dengan mereka yang tinggal di perumahan sehingga aktivitasnya sama dengan masyarakat yang tinggal di perumahan. Penghuni ini apartemen ini rencananya akan dihuni oleh keluarga, baik yang sudah mempunyai anak maupun baru menikah dan juga single, yang nantinya akan menghuni apartemen studio. 2. Manager (pengelola)

Manager (pengelola) bangunan adalah penanggung jawab dari keberlangsungan segala sistem yang ada pada apartemen ini mulai dari pelayanan


(45)

25

Chaterine Tinambunan | 110406073

hingga keadaan sistem bangunan. Tiap-tiap hal tersebut dibantu oleh staf-staf yang mempunyai divisi sendiri sesuai dengan skill dan pengalaman mereka. 3. Staff (per divisi)

Staff bekerja sesuai dengan divisi yang mereka pegang masing-masing yang telah diatur sesuai dengan skill mereka. Tiap-tiap divisi ini mempunyai kepala divisi sendiri yang mengontrol bawahannya. Divisi ini bekerja melayani penghuni apartemen, menangani sistem bangunan hingga ke perawatan bangunan dan menjadi resepsionis.

4. Masyarakat umum/Pengunjung

Mayarakat dalam hal ini ditujukan untuk pengunjung yang datang dan menikmati fasilitas mixed-use yang disediakan oleh apartemen. Pengunjung dapat dengan bebas menikmati fasilitas mixed-use tapi tidak dengan fasilitas khusus yang diberikan untuk penghuni apartemen sehingga kenyamanan para penghuni apartemen tetap terjaga.

3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas yang diwadahi:

No. Fungsi Aktivitas Kebutuhan

Ruang

Karakter Ruang

1. Fungsi Utama Hunian

Tidur,

Mandi, Buang Air, Menyiapkan Makanan Makan, Bertamu Ruang Tidur KM/wc Dapur/Pantry Ruang Makan Ruang Tamu Private, Rutin Private, Rutin Nonfromal, Bersih Semiprivate, Intim Semiprivate,


(46)

26

Chaterine Tinambunan | 110406073

Intim

2. Fungsi Pendukung

Layanan Perbelanjaan

Minimarket Ruang Minimarket, Gudang

Rekreatif, Publik

Private Restoran / Cafe Dapur

Gudang Ruang Saji Ruang Makan Private Private, Nonformal Publik, Nonformal Publik, Nonformal

Retail Ruang Barang

Kasir

Publik Publik

Layanan Olahraga

Fitness/Gym Ruang Fitness Ruang Administasi KM/WC Loker Publik Publik Private Publik Jogging Track Jogging Track Publik

Layanan Penitipan

Anak

Daycare Ruang Bermain

Anak Ruang Istirahat Ruang Belajar Ruang Administrasi KM/WC Publik, Rekreatif Private, Disiplin Publik, Disiplin Publik Private


(47)

27

Chaterine Tinambunan | 110406073

3 Fungsi Pelengkap

Koordinasi Pengelolaan

Ruang Manager Ruang Asisten Manager Ruang Sekretaris Ruang Rapat

Private, Disiplin, Formal

Private, Disiplin, Formal Semiprivate, Disiplin, Formal Marketing Banguunan Ruang Manager Ruang Staff Ruang Rapat

Private, Disiplin, Formal

Private, Disiplin, Formal

Semiprivate, Disiplin, Formal

Keuangan Ruang

Manager

Ruang Staff

Private, Disiplin, Formal

Private, Disiplin, Formal Operasional Bangunan Ruang manager Ruang Staff Ruang Cleaning Service Gudang

Private, Disiplin, Formal Service Service Mekanikal Elektrikal R. Keamanan Ruang Trafo Ruang Genset Ruang Chiller Ruang GWT Service Service Service Service Service


(48)

28

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Pompa Service

Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen

Seperti pada Tabel 3.1 dapat kita lihat bahwa pembagian fasilitas terbagi atas 3 yaitu fasilitas hunian, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap. Fasilitas-fasilitas ini kemudian terbagi atas beberapa ruang yang dibutuhkan oleh tiap-tiap orang yang menggunakan apartemen.

3.3. Konsep Perancangan

3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak

Seperti yang sudah dianalisa bahwa site ini berada di pengembangan kawasan TOD yang berarti semua fungsi dapat terhubung secara cepat walau hanya dengan berjalan kaki. Pembagian kawasan bermula dari letak stasiun sebagai inti dari pengembangan ini. Site ini juga berada di dua jalan utama kawasan yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan Jalan Ikan Paus yang menuju stasiun.

Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen


(49)

29

Chaterine Tinambunan | 110406073

Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.6 tanda panah hijau menunjukkan jalur masuk dan keluar kendaraan dan tanda panah merah menunjukkan alur pejalan kaki. Jalur utama masuk kendaraan berada di Jalan Lintas Medan Aceh. Pada bangunan bagian ini akan diberikan 2 jalur masuk menuju basemen, karena panjangnya bangunan dan 3 pintu masuk menuju apartemen.

Sedangkan untuk Jalan Ikan Paus ini lebih diutamakan digunakan oleh pedestrian, sehingga pada sekeliling apartemen tidak diberikan dinding pembatas sehingga semua orang yang mengunjungi kawasan TOD Binjai ini dapat dengan bebas menikmati fasilitas apartemen dengan berjalan kaki dari Jalan Ikan Kakap hingga menuju stasiun.

Pada site terdapat RTH, yang dapat dilihat sebagai keuntungan karena potensi masyarakat untuk mengunjungi fasilitas mixed-use yang diberikan oleh apartemen sangat banyak. Oleh karena itu, pada bangunan yang bersampingan dengan site diberikan jalur masuk menuju fasilitas mixed-use apartemen.

Untuk jalur masuk penghuni sama dengan jalur masuk pengunjung apartemen akan tetapi dibedakan ketika sudah masuk lobby lift penghuni. Lobby lift penghuni lebih dibuat private dan terjamin keamanannya.

3.3.2. Konsep Massa Bangunan


(50)

30

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada gambar 3.7 merupakan konsep bentukan massa dari apartemen ini. Konsep ini beradaptasi dari lahan site yang makin lama makin sempit menuju Jalan Ikan Kakap. Dan bentukan maju mundur untuk memaksimalkan cahaya yang masuk pada bangunan dan mendapatkan view bagi semua penghuni.

3.3.3. Konsep Fasad Bangunan

Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa

Untuk memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal maka fasad bangunan diutamakan menghadap utara dan selatan seperti pada gambar 3.8 diatas. Selain itu pada bagian utara dan selatan ini direncakan peletakan kamar dengan ventilasi dan bukaan yang besar sehingga udara dan cahaya dapat masuk masksimal sehingga pemakain lampu maupun AC dapat berkurang.

. Untuk ruang jemur yang memerlukan angin dan panas matahari, ruang jemur ditutupi oleh kisi-kisi yang bisa juga menjadi sunshading. Kisi-kisi ini terbuat dari aluminium fin.sehingga angin dan panas dapat masuk dengan kuantitas yang banyak dan juga menutupi kesemrawutan pakaian yang dijemur dan menjadikannya sebagai fasad yang indah.


(51)

31

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada bagian barat bersebelahan dengan RTH, sehingga pada bagian ini juga dijadikan sebagai hunian, akan tetapi untuk mengurangi pencahayaan yang masuk ke dalam hunian apartemen maka, pada bagian barat ditambahkan sun shading

Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen

Gambar 3.9 diatas merupakan gambar tampak yang menghadap stasiun. Pada apartemen ini view serta pencahayaan merupakan bagian penting sehingga pada kamar diberikan view yang full. Penutup ruang service cuci jemur juga dapat kita lihat sebagai bagian dari fasade.

3.3.4. Program Ruang

Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, program ruang yang dibutuhkan dalam apartemen Binjai Park Apartmen, yaitu sebagai berikut:

1. Unit Hunian: Kelompok

Ruang

Ruang Luas (m2)

Tipe Studio Ruang Tidur Utama 12

KM/WC 4,5

Dapur+R.Makan 6


(52)

32

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Duduk 7

Total Luas 34

Total Luas 35 Unit 1.190

2 Kamar Type A Ruang Tidur Utama 16,5

KM/WC 4

Ruang Tidur Anak 11,5

KM/WC 4

Dapur 15

Ruang Makan 7

Ruang Tamu/Keluarga 8

Ruang Cuci Jemur 3,75

Balkon 6

Total Luas 76

Total Luas 19 Unit 1.444

2 Kamar Type B Ruang Tidur Utama 15

Ruang Tidur Anak 9,5

KM/WC 4,5

Dapur 3,75

Ruang Makan 3,75

Ruang Tamu/Keluarga 8,5

Ruang Cuci Jemur 4,5

Balkon 6

Total Luas 60

Total Luas 180 Unit 10.800

3 Kamar Type A Ruang Tidur Utama 16,25

KM Utama 4,5

Ruang Tidur Anak 9,5


(53)

33

Chaterine Tinambunan | 110406073

KM/WC 5,5

Dapur 6,85

Ruang Makan 8

Ruang Tamu/Keluarga 15,75

Ruang Cuci Jemur 5,25

Balkon 6

Total Luas 86

Total Luas 21 Unit 1.806

3 Kamar Type B Ruang Tidur Utama 15,75

KM Utama 4,5

Ruang Tidur Anak 9,5

Ruang Tidur Anak 9,5

KM/WC 4

Dapur 8

Ruang Makan 7,5

Ruang Tamu/Keluarga 8

Ruang Cuci Jemur 5,25

Balkon 6

Total Luas 78

Total Luas 85 Unit 6.630

3 Kamar Type C Ruang Tidur Utama 15,75

KM Utama 4,5

Ruang Tidur Anak 9,5

Ruang Tidur Anak 9,5

KM/WC 4

Dapur 8

Ruang Makan 7,5


(54)

34

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Cuci Jemur 5,25

Total Luas 72

Total Luas 14 Unit 1.008

Sirkulasi pada tiap unit lantai 897

Total Sirkulasi 6.279

Total Keseluruhan 20.721

Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian

2. Fasilitas Penunjang

Fasilitas Indoor Entrance dan Lobby

Hall 104

Lounge Area 72

Sirkulasi 40

Total Luas 216

Restoran/cafe 2 unit

Dapur 16,25

Ruang Saji 16,25

Ruang Makan 52

Sirkulasi 36

Total Luas 241

Restoran FastFood

Dapur 68,5

Ruang Saji 24

Ruang Makan 134

Toilet/Lavatory 22

Sirkulasi 3


(55)

35

Chaterine Tinambunan | 110406073

Mini Market

Ruang Display 440

Kasir 80

Total Luas 520

Fitness Center

Ruang Fitness 200

Ruang Tunggu 25

Ruang Administrasi 12

Loker 10

Ruang Ganti/Toilet 50

Total Luas 297

Retail

Ruang Display 20

Kasir 2

Sirkulasi 8

Total Luas 30

Total Luas Unit 500

Daycare

Ruang Bermain 140

Ruang Kreatifitas 76

Ruang Istirahat 35

R.Sirkulasi 30

Toilet 24

Total Luas 305

Drugstore

Ruang Display 58

Kasir 4


(56)

36

Chaterine Tinambunan | 110406073

Galery Atm

Mesin ATM 8

Sirkulasi 400

Total Luas 600

Fasilitas Outdoor Jogging Track 1.120

Ruang Komunal 1.584

Total 2704

Total Keseluruhan 3304

Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang

3. Fasilitas Pengelolaan :

Kelompok Ruang Ruang Luas

Pengelola Ruang Manager 32

Ruang Asisten Manager 20 Ruang Sales dan

Marketing

14

Ruang Keuangan 14

Ruang Staff 62,75

Ruang Front Office 15

Ruang Keamanan 14

Pantry 8

Toilet 30

Sirkulasi 72

Total Luas 281,75

Service Gudang 64

Toilet 80


(57)

37

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Ganti Pegawai 78 Ruang Pegawai Service 60

Total Luas 300

Mek & Elektrikal Ruang Enginnering 36

Ruang GWT 64

Ruang Pompa 64

Ruang Trafo 48

Ruang Panel 48

Ruang Chiller 42

Ruang Bank Batery 36

Total Luas 338

Total Keseluruhan 920

Tabel 3. 4 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengelola

Total seluruh kebutuhan ruang pada bangunan yaitu : Fasilitas Luas (m2) Fasilitas Hunian 20.721 Fasilitas Penunjang 5.635 Fasilitas Pengelolaan 920

Total Keseluruhan 27.276

3.3.5. Konsep Unit Hunian

Apartemen ini mempunyai 5 jenis tipe hunian: a. Type Studio (34 m2)

b. Type 2 Bed (76 m2) c. Type 2 Bed (60m2) d. Type 2 Bed (86 m2)


(58)

38

Chaterine Tinambunan | 110406073

e. Type 2 Bed (78 m2) f. Type 2 Bed (72 m2)

Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen

(Sumber : data pribadi)

Seperti yang terlihat pada gambar 3.10 unit apartemen ini dibuat untuk pekerja dengan rentan usia yang masih orang tua muda ataupun pasangan yang


(59)

39

Chaterine Tinambunan | 110406073

baru menikah sehingga kamar-kamar yang dibuat pada tiap unit hanya berjumlah dua dan tiga. Unit apartemen ini tidak telalu banyak sekat. Apartemen ini dirancang seefisien mungkin ruangnya sehingga tidak membebankan saat membersihkan ruang karena asumsi bahwa penghuni yang sibuk bekerja yang harus berangkat pagi hari dan pulang di sore hari yang memberi kelelahan saat membersihkan apartemen.

3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan

Indonesia merupakan negara tropis dengan pasokan energi matahari yang banyak serta curah hujan yang tinggi. Pada jalan-jalan di Kota Binjai sendiri sudah memakai solar panel untuk lampu-lampu jalan. Apartemen inipun tidak ketinggalan untuk mengolah energi-energi alam yang ada. Selain pasokan listrik dari PLN, apartemen ini juga menggunakan pasokan energi listrik yang berasal dari energi matahari yang ditangkap oleh solar panel. Solar panel ini nantinya akan diletakkan dilantai atap .

Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel

(Sumber : spiresolarsystems.com)

Pada gambar 3.7 sinar matahari yang ditangkap oleh solar panel akan disalurkan ke baterai yang berada diruang baterai kemudian masuk ke dalam ruang panel dan didistribusikan ke panel-panel distribusi. Untuk lampu yang menggunakan solar panel ini merupakan lampu kamar mandi serta lampu-lampu


(60)

40

Chaterine Tinambunan | 110406073

kecil yang ada pada koridor apartemen karena efisiensi lampu solar panel hanya 5 jam. Berikut perhitungan kebutuhan solar panel pada bangunan :

Kebutuhan daya pada apartemen:

1. Lampu Dapur dan Ruang Makan (15Watt) = 5.310 Watt 2. Lampu Ruang Cuci (7 watt) = 2.474 Watt 3. Lampu Kamar Mandi (5 Watt) = 2.370 Watt

4. Lampu Koridor (7Watt) = 13.034 Watt

Dengan Total Keseluruhan 23.188 watt yang untuk mengantisipasi kekosongan baterai atau sebagai inventer menambahkan 20% dari total keseluruhan sehingga jumlah kebutuhannya 27.862 watt. Untuk mendapatkan perhitungan jumlah solar panel yang dibutuhkan kita harus mengetahui berapa jumlah baterai yang diperlukan dengan memakai baterai berdaya 65AH 12V maka didapat jumlah baterai yang diperlukan yaitu 36 baterai yang bisa menghasilkan 28.080 watt. Pada apartemen ini digunakan solar panel dengan 240wp. Efisiensi penyinaran matahari di Indonesia yaitu 5 jam sehingga, 1 solar panel bisa menghasilkan 1200 watt. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jumlah solar panel yang dibutuhkan yaitu 24 panel.

Untuk air hujan, konsep yang dipakai adalah harvest rainwater. Dimana air hujan yang terkumpul dapat kita olah kembali, untuk apartemen ini, hasil dari harvest rainwater dipakai sebagai water flush toilet, dan sebagai pembersih lantai gedung.


(61)

41

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater

Sumber : diehardindian.com

Seperti pada gambar 3.8 ai hujan yang turun ke pipa-pipa yang disediakan dari lantai atas bangunan akan ditampung di tank filtrasi kemudian setelah difiltrasi air tesebut akan masuk ke dalam tangki yang sudah terkumpul air bersih dan disalurkan ke tangki atas yang kemudian akan mendistribusikannya melalui shaft-shaft apartemen.


(62)

42

Chaterine Tinambunan | 110406073

Bangunan apartemen ini memiliki system frame rigid yang terdiri dari kolom vertical dan balok horizontal. Bangunan apartemen mix-used ini memiliki 8lantai serta 3 basement. Secara keseluruhan bangunan ini menggunakan kolom baja WF. Bentangan kolom sepanjang 6 meter dan 8 meter. Dengan panjang bangunan 280 meter, maka bangunan ini memiliki 6 titik garis dilatasi yang menggunakan dilatasi kolom setiap 48 meter panjangnya. Dinding basementnya merupakan dinding penahan tanah.

3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal

- Konsep penyediaan air bersih

Untuk air bersih, sumber air berasal dari PDAM yang kemudian masuk dalam GWT lalu dipompa ke tangki yang berada di lantai atas apartemen kemudian di salurkan ke shaft plumbing dan kemudian disalurkan ke shaft tiap unit.

- Konsep pembuangan

Pembuangan limbah cairan rumah tangga pada apartemen dibagi tiga yaitu limbah dari kitchen sink, limbah bekas air mandi dan limbah bekas dari toilet yang masing-masing masuk ke pipanya dan ke shaft air kotor lalu disalurkan ke bak kontrol maupun bak lemak yang kemudian masuk ke septick tank lalu ke riol kota. - Konsep pembuangan sampah

Sampah rumah tangga berada di ruang service per unit yang berupa trash chute, sampah-sampah ini dipisahkan menurut jenis yang dilakukan sendiri oleh penghuni setelah masuk ke shaft sampah, sampah ini akan meluncur ke bawah menuju penampungan akhir.


(63)

43

Chaterine Tinambunan | 110406073

- Konsep sistem pengudaraan

Sistem pengudaraan untuk unit apartemen di usahakan semaksimal mungkin untuk menggunakan pengudaraan alami dengan besarnya jendela akan tetapi untuk mengantisipasi kenyamanan penghuni pada unit hunian diberikan fasilitas AC yang menggunakan sistem split sehingga penghuni sendiri yang mengatur suhu dalam ruang. Akan tetapi unutk lantai dasar yang merupakan zona publik digunakan sistem terpusat dimana pengelola sendiri yang mengatur suhu dalam ruang.

- Konsep Instalasi Listrik

Listrik pada apartemen berasal dari PLN sebagai pasokan utama, dan jika terjadi pemadaman listrik maka sebagai cadangan menggunakan generator.

- Konsep Pencahayaan

Apartemen ini menerapkan banyaknya penerapan cahaya alami sehingga tidak menghabiskan pasokan energi listrik terlalu banyak. Dan untuk lampu pada pada apartemen ini dibantu dengan menggunakan solar panel.

- Konsep Penanggulangan Kebakaran

Sistem penanggulangan kebakaran pada apartemen ini terdiri dari:

o Penempatan tangga kebakaran yang mudah diakses

o Pengadaaan hidran yang mudah dijangkai semua bangunan


(64)

BAB IV


(65)

44

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB IV

HASIL RANCANGAN

4.1. Masterplan TOD dan Ground Plan Apartemen

Gambar 4. 1. Masterplan dan Groundplan Apartemen

Pada gambar 4.1 dapat kita lihat letak apartemen yang berada di sebrang stasiun dan berbatasan langsung dengan ruang terbuka hijau yang cukup besar dan ini dapat dijadikan suatu keuntungan bagi pengelola apartemen untuk menjadikan apartemen ini mixed-use. Jalur masuk pada apartemen berada pada Jalan Lintas Medan-Aceh dan Jalan Ikan Paus. Pada denah lantai dasar ini dapat kita lihat fungsi pada lantai ini merupakan fungsi publik yang dapat diakses oleh non penghuni atau masyarakat sekitar. Apartemen ini tidak menggunakan dinding pembatas sehingga dapat diakses oleh semua pejalan kaki dengan mudah.


(66)

45

Chaterine Tinambunan | 110406073

4.2. Denah Apartemen

Gambar 4. 2. Denah Lantai Basement Apartemen

Seperti pada gambar 4.2 lahan parkir pada lantai basement berjumlah 374 dengan perkiraan semua penghuni menggunakan mobil. Untuk parkir untuk pengunjung tidak disediakan dengan asumsi bahwa pengunjung fasilitas mixed-use pada lantai dasar dapat berjalan kaki menuju apartemen ini dikarenakan kawasan TOD yang menerapkan lebih banyak pejalan kaki dan penggunaan kendaraan umum, serta penggunaan utama kereta. Parkiran sepeda motor diletakkan pada lantai basemen satu.

Gambar 4. 3. Denah Lantai Dasar Apartemen

Seperti pada gambar 4.2 lantai dasar bangunan di tempatkan sebagai fasilitas publik dimana terdapat retail-retail yang mengarah ke Jalan Ikan Paus dengan menyamakan fungsi bangunan yang berada di depan apartemen yang


(67)

46

Chaterine Tinambunan | 110406073

merupakan jajaran bangunan retail. Sehingga pengunjung pada kawasan TOD Binjai ini dapat menikmati suasana window shopping yang berawal dari jalan Ikan Kakap hingga menuju stasiun sehingga tidak membuat para pengguna stasiun kelelahan dan bosan untuk berjalan kaki.

Pada lantai dasar ini juga difasilitasi dengan caffe, restoran dan ada juga fasilitas outdoor cafe yang berada di Jalan Lintas Medan Aceh sehingga menambah kesan menarik untuk berjalan kaki mengelilingi kawasan TOD Binjai ini. Selain fasilitas tersebut pada apartemen juga terdapat daycare dimana para penghuni yang diasumsikan merupakan pekerja dapat menitipkan anaknya tanpa perlu jauh-jauh menuju suatu tempat dengan kendaraan cukup dengan turun ke lantai dasar. Fasilitas fitness centre serta apotik juga bisa kita dapatkan di lantai dasar apartemen.

Gambar 4. 4. Denah Lantai Tipikal Hunian Apartemen

Seperti pada gambar 4.3 kita bisa melihat pada denah lantai dasar ini terdapat 6 jenit unit hunian. Unit studi diletakkan pada bagian barat dengan berhadapan dengan unit hunian 3 kamar tipe c seluruh unit diletakkan campuran sehingga tidak adanya pengelompokan status sosial. Unit tipikal ini berada dari lantai dua hingga lantai empat dan dilanjutkkan kembali dari lantai tujuh hingga ke lantai delapan Unit hunian sengaja diletakkan dengan hunian yang berhadap-hadapan sehingga tiap tetangga unit dapat bertegur sapa ketika memasuki unit layaknya berada di perumahan. Seluruh apartemen terhubung sehingga menghasilkan massa yang panjang sehingga untuk berkunjung ke unit lain dengan tingkatan yang sama tidak memerlukan lift hanya dengan berjalan saja.


(68)

47

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 4. 5. Denah Lantai 5 dan 6 Hunian Apartemen

Pada lantai lima dan lantai enam seperti gambar 4.5 terdapat ruang komunal yang panjang, ruang komunal ini disebut terrace center. Kebutuhan manusia akan sosialisasi sangat penting. Untuk itu ruang komunal ini dibuat sepanjang apartemen tanpa terputus sehingga menciptakan taman di tengah apartemen,. Dimana bentukan dari ruang komunal ini seperti layaknya teras dan dimiliki oleh semua penghuni. Dengan penambahan tanaman serta pepohonan disepanjang ruang komunal ini, ruang komunal ini dapat juga menjadi penarik para penghuni untuk dapat menanam tanaman dan saling merawat tanaman disini. Pada lantai enam terdapat void sehingga penghuni di lantai 6 dapat melihat situasi dan memandang ke lantai lima yang berada dibawahnya.

Gambar 4. 6. Denah Lantai Atap Apartemen

Apartemen ini menyediakan fasilitas jogging track pada lantai atapnya dengan panjang bangunan yang panjang, para penghuni dapat berlari di sepanjang lantai atap apartemen ini. Pada lantai atap apartemen ini juga ditanami pepohonan


(69)

48

Chaterine Tinambunan | 110406073

dan tanaman lain sehingga membuatnya para penghuni yang menggunakannya seperti berlari di taman seperti yang tampak pada gambar 4.5 di atas.

4.3. Tampak Apartemen

Gambar 4. 7. Tampak Utara dan Selatan Apartemen

Dengan memikirkan cahaya yang baik serta pengudaraan maka apartemen ini mengambil bagian utara dan selatan sebagai tampak utama seperti yng tampak pada gambar 4.7 diatas. View tampak utara merupakan kawasan TOD dengan stasiun, hotel serta retail yang berjejer di sepanjang Jalan Ikan Paus. View selatan menampakkan Jalan Lintas Medan-Aceh serta Binjai Super Mall yang berada di depannya. Dengan view yang bagus terssebut maka unit apartemen diberikan bukaan yang lebar untuk menikmati view yang ada serta pengudaraan yang baik karena berada pada bagian utara dan selatan yang tidak terlalu banyak mendapat terik panas matahari.


(70)

49

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 4. 8. Tampak Timur dan Barat Apartemen

Seperti pada gambar 4.8 tampak barat memakai sunshading. Bagian barat bangunan ini sangat disayangkan jika tidak digunakan sebagai unit hunian dengan pemandangan ruang terbuka hijau di bawahnya. Sunshading yang dipakai pada tampak barat ini menggunakan sunshading sehingga jumlah cahaya yang menyinari unit apartemen tidak terlalu banyak.

4.4. Potongan Apartemen

Gambar 4. 9. Potongan Apartemen

Pada gambar 4.9 merupakan gambar potongan dari apartemen ini dimana gambar paling atas menunjukkan potongan melintang horizontal yang menampakkan potongan tiap-tiap kamar sedangkan gambar bawah adalah potongan melintang dari utara ke selatan yang menampakkan potongan kamar, tangga darurat serta koridor yang menghubungkan antar blok apartemen.


(71)

50

Chaterine Tinambunan | 110406073

4.5. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen


(72)

51

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada gambar 4.10 diatas terdapat renana pembalokan dimana balok induk 35x70 cm pada bentang 8 meter dan 25x50 cm pada bentang 6 meter sedangkan balok anak pada bentang 8 meter 25x50 dan untuk bentag 6 meter balok anak berukuran 20x40. Untuk pondasinya bangunan apartemen ini menggunakan pondasi tiang pancang dengan pile 6 dan 4.

4.6. Sistem Mekanikal dan Elektrikal


(73)

52

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada gambar 4.11 terdapat rencana elektrikal, telekomunikasi, konsep distribusi air besir, konsep pengudaraan, konsep sistem pembuangan air rumah tangga serta konsep sprinkler.

4.7. Eksterior Apartemen

Gambar 4. 12. Tampak Apartemen dari Jalan Ikan Paus

Pada gambar 4.12 dapat kita lihat tampak perspektif dari Jalan Ikan Paus yang di depannya berbatasan dengan retail berderet di sepanjang Jalan Ikan Paus. Pada gambar ini juga tampak bentukan fasad yang maju mundur dan mendekap terrace center atau ruang komunal pada apartemen ini.


(74)

53

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 4. 13. Tampak Apartemen dari Jalan Lintas Medan-Aceh

Pada tampak selatan yaitu tampak yang dilihat dari Jalan Lintas Medan-Aceh bisa kita lihat persamaannya dengan tampak utara dimana diantara blok-blok terlihat sebuah taman.

Gambar 4. 14. Aksonometri Apartemen

Pada aksonometri yang terlihat pada gambar 4.14 di atas dapat kita lihat kpada bagian barat apartemen besebelahan dengan ruang terbuka hijau kawasan TOD Binjai ini. Dan adanya SPBU di antara blok apartemen.


(75)

54

Chaterine Tinambunan | 110406073

Seperti yang terlihat pada gambar 4.14 apartemen pada bagian barat bersebelahan dengan RTH TOD Binjai, pada bagian ini lantai dasar difungsikan sebagai restoran foodcourt. Pada unit hunian juga tampak ditutupi dengan

sunshading.

Gambar 4. 16. Apartemen dari Jalan Ikan Paus

Pada gambar 4.16 bisa kita lihat retail serta jalan pedestrian untuk pejalan kaki, pejalan kaki dapat dengan bebas berjalan disekitar apartemen dan berbelanja di lantai dasar apartemen.

4.8. Interior Apartemen


(76)

55

Chaterine Tinambunan | 110406073

Kamar utama pada hunian apartemen ini dilengkapi dengan balkon sehingga pada tiap kamar utama diberikan pintu kaca geser serta kaca yang setinggi lantai ke plafon sehingga pencahayaan alami lebih banyak dan tidak banyak memakai penggunaan lampu ketika siang hari seperti pada gambar 4.17.

Gambar 4. 18. Ruang Tamu pada Apartemen

Pada gambar 4.18 dapat terlihat dapur, ruang makan serta ruang keluarga yang digabung. Ruang-runag praktis yang dibutuhkan oleh orang-orang pekerja yang tidak perlu waktu lama untuk membersihkan rumah dan tidak banyak sekat, sehingga para pekerja yang membutuhkan waktu cepat dipagi hari dan pulang dengan keadaan lelah tidak perlu banyak membersihkan ruang.


(77)

56

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada gambar 4.19 dapat kita lihat pada dapur terdapat dinding yang diberikan kaca ini untuk pencahayaan alami. Ruang jemur sendiri berada di luar dapur dengan ditutupi sunshading aluminium fin cahaya masih dapat masuk sehingga tidak banyak memerlukan banyak lampu

Gambar 4. 20. Ruang Komunal pada Apartemen

Ruang komunal seperti yang terlihat pada gambar 4.20 dapat kita lihat ruang ini panjang, dan ditanami pepohonan serta adanya penambahan lebar ruang sehingga bias menampung banyak aktivitas serta orang yang berkumpul di dalamnya ruang-ruang komunal ini saling terhubung anatar ruang komunal lain.


(78)

BAB V


(1)

65

Chaterine Tinambunan | 110406073


(2)

66

Chaterine Tinambunan | 110406073


(3)

67

Chaterine Tinambunan | 110406073


(4)

68

Chaterine Tinambunan | 110406073


(5)

69

Chaterine Tinambunan | 110406073


(6)

70

Chaterine Tinambunan | 110406073

MAKET