Asal Usul Desa Letak Geografis

BAB II IDENTIFIKASI DAERAH PENELITIAN

2.1. Asal Usul Desa

Desa Merek merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tigapanah. Pada tahun 1927 desa ini belum memiliki nama dan sudah ada penghuninya sekitar 4 kepala keluarga. Orang yang tinggal di desa ini mengumpulkan kayu dari jalan raya yang menuju Dairi untuk di jual. Tentang latar belakang penamaan desa erat hubungannya dengan kegiatan masyarakatnya dan juga keadaan alamnya. Pemberian nama didasarkan pada aktivitas masyarakatnya yaitu usaha menjual kayu. Adapun tokeh pengusaha yang membuka usaha penjualan kayu ini adalah Pasinggapuang Munthe dari Situnggaling yang membuat merek usahanya dengan nama Pasinggapuang. Kemudian tokeh pengusaha yang lainnya juga ikut datang membuka usaha itu yaitu dari desa sekitarnya seperti Garingging, Pangambatan, dan Partibi. Tempat inipun ramai dan masing-masing penjual membuat merek usaha sendiri seperti: 1. Pasinggapuang 2. Nagori Tongging 3. Parjatunggung 4. Tampe Raja 5. Muncul Universitas Sumatera Utara Adapun kayu yang mereka jual seperti kayu, papan, bloti broti, dan sebagainya. Para pembeli kebanyakan dari daerah Topi Tao. 9 Orang topi tao membeli kayu ini untuk membuat Solu. 10 Masyarakat lain membeli untuk membangun rumah panggung karena pada masa ini semen masih langka bagi masyarakat. Jadi karena pedagang kayu ini semua marsibaen merekna 11 , maka pada tahun 1928 dibuatlah nama desa ini desa Merek. 12 Desa Merek ini merupakan simpang tiga yaitu simpang menuju Siantar, Kabanjahe, dan Sidikalang. Jadi dari usaha dagang itulah yang membuat para penduduknya semakin lama semakin bertambah. Mengenai siapa pertamakali memberikan nama ini juga tidak dapat dipastikan. Namun diambil kesimpulan bahwa penduduk yang memberikan nama ini adalah marga Munthe, karena penduduk Desa Merek yang pertama sekali datang adalah marga Munthe yang berasal dari Situnggaling salah satu desa di sekitarnya yang berjarak ± 1.5 km. 13

2.2. Letak Geografis

Desa Merek merupakan salah satu desa di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Desa ini terletak kira-kira 7 km dari pusat kecamatan, dan 24 km dari ibukota Kabupaten Karo. 9 Topi Tao adalah Tepi Danau 10 Solu adalah kapal kecil yang di dayung tanpa mesin. 11 Membuat merek masing-masing 12 Wawancara dengan Jaidin Saragi, 20 Mei 2007. 13 Wawancara dengan Jintha Munthe, 22 Juni 2007. Universitas Sumatera Utara Daerah Desa Merek terletak pada ketinggian 1.192 meter di atas permukaan laut, terletak pada koordinat 2°50 L.U, 3°19 L.S, 97°55-98°38 B.T. Terkenal dekat dengan gunung Sipiso-piso atau Panatapan Air terjun, Air Danau Toba yang kebiruan, dan Tongging yang berjarak kira-kira 5 km dari desa Merek ini. Daerah ini terkenal sebagai daerah dingin tidak berbeda dengan ibukotanya Tanah Karo. Suhu udaranya berkisar antara 16° sd 27° dengan kelembaban udara rata-rata 28 . Musim hujan lebih panjang dibanding kemarau dengan perbandingan 9:3. Awal musim hujan pada bulan Agustus, berakhir pada bulan Januari dan musim hujan kedua dari bulan Maret sampai Mei setiap tahunnya, dengan curah hujan pertahun antara 1000 sd 4000 mm. 14 Secara administratif Desa Merek mempunyai batas-batas sebagai berikut: Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Dairi Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Juhar Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tigapanah. Adapun desa yang berbatasan dengan Kabupaten Simalungun yaitu desa Parbatuan. Hubungan masyarakat yang dekat antara perbatasan ini dengan masyaraktat sekitar Simalungun rukun. Walaupun bukan tanah karo namun ada juga masayarakat Merek dan sekitarnya yang menjual hasil produksi ke pekan Saribudolok karena jarak ke Saribudolok dari Merek lebih dekat daripada ke Kabanjahe. 14 Badan Pusat Statistik Karo. 2006. Universitas Sumatera Utara Desa yang berbatasan dengan Kabupaten Dairi adalah Aekpopo. Masyarakat Aekpopo ini tidak bisa berinteraksi dengan masyarakat Dairi karena jaraknya yang jauh. Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Juhar adalah Ajinembah. Masyarakat desa ini juga jauh dari Merek. Masyarakatnya adalah orang Karo Asli. Jadi masyarakat Merek dengan Ajinembah tidak saling kenal. Sebelah Utara berbatasan dengan Tigapanah. Merek dengan Masyarakat Tigapanah juga tidak saling kenal karena jarak yang jauh, suku dan bahasa yang berbeda. Adapun luas wilayah Desa Merek adalah 1500 Ha. Sebagian tanahnya berbukit – bukit dan sebagian lagi dataran yang dipergunakan sebagai lahan pertanian. Tanah di desa ini diusahai oleh Pemerintah dan Penduduk. Tanah yang diusahai oleh Pemerintah adalah Hutan Tanaman Industri HTI berupa tanaman Pinus dan Ekaliptus. Tanaman hutan ini disebut Busesen yaitu dipelopori oleh orang Belanda pada tahun 1928. 15 Tanah yang diusahai pemerintah ini seluas 8 Hektar. Tanah yang diusahai penduduk yaitu meliputi sawah, ladang, areal pemukiman penduduk, hutan, rawa-rawa, dan untuk keperluan lainnya. Untuk lebih jelasnya areal tanah Desa Merek dapat dilihat dalam bentuk tabel di bawah ini : 15 Wawancara dengan Jaidin Saragi, 20 Mei 2007. Universitas Sumatera Utara Tabel I. Luas Areal Desa Merek menurut penggunaannya No. Penggunaan Tanah Luas Areal Ha 1 2 3 4 5 6 Hutan SawahPerladangan PemukimanPekarangan Kuburan Rawa-rawa Lain-lain 50 900 200 3 220 127 Jumlah 1500 Ha Sumber : Kantor kepala Desa Merek 1990 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa luas areal sawahperladangan penduduk Desa Merek seluas 900 Ha, Pemukimanpekarangan seluas 200 Ha, Hutan seluas 50 Ha, Kuburan seluas 3 Ha, Rawa-rawa seluas 220 Ha, dan areal lainnya 127 Ha. Hutan terdiri atas milik pemerintah, milik penduduk, dan ada juga hutan yang alami tidak terjamah oleh manusia. Sawah dan perladangan berbeda bentuknya, Umumnya perladangan tanahnya datar tidak berbukit-bukit dan sawah berada agak menjorok dari permukaan perladangan yang mempunyai jurang- jurang. Kedalaman sawah dari perladangan kira-kira 50-100 meter. Umumnya rawa- rawa juga masih belum di jamah oleh penduduk, paling-paling digunakan penduduk untuk mencari kayu-kayu ataupun ranting-ranting yang sudah kering untuk kayu bakar keperluan memasak. Universitas Sumatera Utara

2.3. Keadaan Penduduk