BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Di mana salah satu dari profil pribadi muslim yang ideal adalah pribadi yang memiliki wawasan luas.
Melalui pendidikan itulah manusia dapat memperluas wawasannya dan memperoleh ilmu pengetahuan. Dan dengan ilmu pula manusia ditinggikan
derajatnya oleh Alloh SWT.
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
.
QS. Al Mujadalah :11
1
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai respon
terhadap pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan kehidupan
tersebut mendorong setiap individu untuk senantiasa melengkapi dirinya dengan berbagai potensi. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 3 Undang-Undang nomor
20. tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan mengembangkan potensi
1
Departemen Agama RI, AlQuran dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara PenerjemahPentafsir AlQuran, 1971, h. 187
peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam upaya membantu mewujudkan tujuan di atas, diantaranya adalah dengan menggunakan media yang
menarik dalam mengajarkan matematika kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam belajar dan menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang menyenangkan. Tidak lagi menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menjenuhkan.
Matematika sebagai disiplin ilmu memiliki beberapa predikat dalam jajaran ilmu-ilmu yang lain. Dikalangan pelajar matematika mendapat predikat
tambahan yaitu sebagai suatu mata pelajaran yang tidak disukai, seperti yang dikatakan oleh E.T. Russefendi bahwa matematika bagi anak-anak merupakan
pelajaran yang tidak disenangi.
3
Namun menurut Ery Soekresno, Psi. dan Irwan Rinaldi, SS. Setiap orang dapat menikmati matematika. Sebab, matematika adalah ilmu pengetahuan yang
dapat dipelajari. Kalaupun menemui kesulitan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Seperti, faktor psikologis yang ada dalam benak bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit.
4
Karena itu, sejak dini harus ditanamkan bahwa matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan dapat dipelajari oleh setiap orang. Sehingga
timbullah rasa cinta pada diri anak terhadap matematika itu sendiri. Mengajak anak memasuki dunia matematika, ternyata tidak terlalu sukar. Karena pada
hakekatnya, seluruh alam ini mengajak dan mengajarkan anak-anak proses matematis secara alami.
Penggunaan permainan sebagai media pengajaran sangat efektif dalam menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika, karena pada hakikatnya
2
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bandung : Fokusmedia, 2003, Cet. Ke-3, h. 67
3
E.T. Russefendi, Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito, 1988, h. 134
4
Ery Soekresno dan Irwan Rinaldi, 8 Kiat Membantu Anak Mencintai Matematika, Bandung: Asy Syaamil, 2001, h. 2
jiwa anak adalah jiwa bermain, untuk itu kita olah suatu permainan menjadi permainan edukatif atau permainan yang mendidik. Dalam hal ini penulis
memilih permainan monopoli yang biasa dimainkan anak-anak menjadi permainan yang bermuatan pelajaran matematika sehingga siswa dapat bermain
sambil belajar matematika. Adapun permainan monopoli matematika tersebut dibuat oleh penulis sendiri, sedemikian rupa dirancang agar siswa suka terhadap
permainan monopoli matematika tersebut. Dari penjelasan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
yang timbul : 1. Apakah rendahnya prestasi belajar matematika siswa sekolah dasar disebabkan
oleh minat belajar yang rendah? 2. Apakah minat belajar matematika siswa sekolah dasar rendah karena tidak
adanya penggunaan media dalam pengajarannya? 3. Apakah ada perbedaan rata-rata minat belajar matematika antara siswa yang
diajar menggunakan media permainan monopoli dangan yang diajar tidak menggunakan media permainan monopoli?
4. Apakah ada pengaruh penggunaan permainan monopoli sebagai media pengajaran matematika terhadap minat belajar matematika siswa sekolah
dasar? 5. Apakah penggunaan media permainan monopoli dapat efektif untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa sekolah dasar? Dari hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Permainan Monopoli sebagai Media Pengajaran Matematika terhadap Minat Belajar
Matematika Siswa Sekolah Dasar Studi Eksperimen di SDIT Al-Hikmah Kelas V Pada Pokok Bahasan Bangun Datar
”.
Adapun alasan memilih judul di atas adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya minat belajar matematika yang dimiliki siswa terutama siswa
sekolah dasar karena umumnya mereka lebih senang bermain daripada belajar.
2. Penggunaan permainan monopoli sebagai media pengajaran matematika merupakan suatu hal yang baru dan belum banyak dikenal dan digunakan oleh
para akademisi dalam bidang pendidikan matematika. 3. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruhnya penggunaan media
permainan monopoli ini dalam menumbuhkan minat belajar matematika siswa.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah