berbasis telepon baik yang berbayar ataupun tidak. Pengembangan aplikasi ini juga dapat diarahkan sebagai alat bantu dalam proses klaim asuransi kesehatan.
Dalam berbagai pengembangan model logika fuzzy, biasanya peneliti menggunakan toolsalat bantu yang tidak mengakomodasi komputasi yang
kompleks, seperti Visual Basic, Delphi ataupun PHP sehingga fungsi-fungsi perhitungan ditransformasikan kedalam bahasa pemrograman secara manual
dibuat sendiri sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan. Hal ini juga berpengaruh pada pengembangan selanjutnya dari penelitian tersebut karena harus
merubah kembali rumusan dari fungsi perhitungan yang lama. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan Matlab sebagai tool atau alat
bantunya. Banyak fitur yang disediakan Matlab dalam mendukung fungsinya, lihat Bab II subbab 2.12. Dengan menggunakan Matlab, proses fuzzyfikasi,
inferensi dan defuzzyfikasi dijalankan secara otomatis oleh Matlab itu sendiri serta untuk pengembangan selanjutnya perubahan dapat dilakukan pada fungsi
keanggotaan dan rule base atau basis aturannya saja.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah dijabarkan pada subbab 1.1 di atas, terdapat masalah yang timbul yaitu adanya hubungan yang kompleks antara gejala klinis DBD dan
demam tifoid sehingga dapat menyebabkan kesalahan diagnosis dini bagi penderita. Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam
penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan sebuah model logika fuzzy untuk diagnosis dan tata laksana penyakit demam berdarah dengue dan demam tifoid
berdasarkan gejala-gejala klinis yang ada.
1.3 Batasan Masalah
Dikarenakan luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar hasil penelitian dapat maksimal maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Diagnosis adalah diagnosis klinis bukan diagnosis pasti, berdasarkan gejala
klinis yang tampak, bukan gejala klinis asimtomatik atau tidak jelas. 2.
Jenis penyakit yang menjadi objek diagnosis adalah demam berdarah dengue DBD dan demam tifoid.
3. Parameter yang digunakan dalam proses diagnosis adalah demam yang
sifatnya mendadak atau bertahap, nyeri otot dan sendi, manifestasi pendarahan pendarahan pada hidung dan gusi serta uji tourniquet positif,
adanya gangguan pencernaan dan kondisi lidah apakah berselaput atau tidak. 4.
Output diagnosis dibagi menjadi 4 kategori, demam tifoid, observasi, cek labratorium dan DBD.
5. Tools yang digunakan adalah Matlab 7.8
6. Pengembangan sistem tidak sampai pada tahap deployment akan tetapi hanya
sampai pada tahap construction dikarenakan aplikasi ini tidak ditujukan untuk digunakan langsung oleh pelanggan atau user.
7. Pengujian menggunakan pendekatan black box dengan metode unit test dan
integration test.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terbagi dalam 3 kategori, jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah mengembangkan
model logika fuzzy dan model sistem pakar yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit DBD dan demam tifoid. Tujuan jangka menengah
adalah menjadi sarana seorang pakar dalam hal ini dokter untuk mendokumentasikan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan jangka panjang dari
penelitian ini adalah dapat dikembangkan menjadi aplikasi diagnosis penyakit yang lengkap sehingga dapat dipergunakan secara nyata seperti untuk membantu
proses validasi catatan diagnosis klaim asuransi kesehatan dan untuk pelayanan konsumen sebuah produk, misalnya produk kesehatan seperti obat-obatan.
1.5 Manfaat Penelitian