Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

SKRIPSI

PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN DALAM EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK SUMUT

OLEH :

NAMA : PUTRI NATALIA SARAGIH

NIM : 060503080

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Regular Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan universitas.

Medan, 3 Maret 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Putri Natalia Saragih NIM : 060503080


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongannya yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT.”

Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantun dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam mennyelesikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi USU.


(4)

3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, dan Dra. Naleni Indra, MM, Ak, selaku Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan ajaran dalam penulisan skripi ini.

5. PT. Bank Sumut Jl. Imam Bonjol No.18 yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan riset dan memperoleh data dari pihak bank.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bgai pembaca.

Medan, 3 Maret 2010

Putri Natalia Saragih (060503080)


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut. Penelitian ini melihat seberapa besar variable independen yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity mempengaruhi pemberian kredit modal kerja. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT. Bank Sumut. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data. Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan Aplikasi SPSS 16.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment secara parsial dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan oleh debitur, dan secara menyeluruh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity memang berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Keenam variabel independen dapat mengidentifikasi kelayakan kredit sebesar 57.6% sedangkan lainnya (42.4%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci : Persetujuan Kredit, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Rentabilitas


(6)

ABSTRACT

This intention of this research is to examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Sumut. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit.

In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT. Bank Sumut. Data collecting by documentation and library, that is collecting datas related to the topic and other resources to make datas more accurate. Technic anlyze is Statistic analyzing using SPSS 16.0.

The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit, and generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit. The six independent variables are be able to identificate the furnishing of working capital credit by 57.6% and the others (42.4%) influenced by other factors.

Key words : Agreement of credit, liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio, rentability ratio.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTRA TABLE ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Judul ... 1

B. Latar Balakang Penelitian ... 1

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Peelitian ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka ... 9

A. Perkreditan ... 9

1. Pengertian Kredit ... 9

2. Jenis-jenis Kredit ... 9

3. Pemberian Kredit ... 12

4. Prosedur Pemberian Kredit ... 13


(8)

B. Analisis Kredit ... 16

1. Konsep 5C ... 17

2. Studi Kelayakan ... 18

C. Laporan keuangan ... 18

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 18

D. Analisis Laporan Keuangan ... 20

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 20

2. Teknis Analisis Laporan Keuangan ... 20

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………... 26

F. Kerangka Konseptual ... 27

G. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Jenis Data ... 30

E. Operasionalisasi Variabel ... 31

F. Metode Analisis Data ... 31

G. Pengujian Hipotesis ... 32

H. Jadwal Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36


(9)

1. Sejarah PT. Bank Sumut ... 36

2. Jenis-jenis Kredit Bank ... 38

3. Prosedur Pemberian Kredit Bank ... 41

B. Hasil Penelitian ... 49

1. Uji Kelayakan Model ... 50

2. Pengujian Hipotesis ... 56

C. Pembahasan Hasil Statistik ... 64

D. Efektivitas Pemberian Kredit ... 69

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Scatterplot

Gambar 4.2. Normal P-Plot Gambar 4.3. Histogram


(11)

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.2. Kerangka Konseptual

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Tabel 4.1. Rasio Keuangan dan Kebutuhan Modal Kerja Tabel 4.2. Coefficients

Tabel 4.3. Descriptive Statistics

Tabel 4.4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tabel 4.5. Model Summary


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut. Penelitian ini melihat seberapa besar variable independen yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity mempengaruhi pemberian kredit modal kerja. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT. Bank Sumut. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data. Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan Aplikasi SPSS 16.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment secara parsial dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan oleh debitur, dan secara menyeluruh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity memang berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Keenam variabel independen dapat mengidentifikasi kelayakan kredit sebesar 57.6% sedangkan lainnya (42.4%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci : Persetujuan Kredit, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Rentabilitas


(13)

ABSTRACT

This intention of this research is to examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Sumut. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit.

In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT. Bank Sumut. Data collecting by documentation and library, that is collecting datas related to the topic and other resources to make datas more accurate. Technic anlyze is Statistic analyzing using SPSS 16.0.

The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit, and generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit. The six independent variables are be able to identificate the furnishing of working capital credit by 57.6% and the others (42.4%) influenced by other factors.

Key words : Agreement of credit, liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio, rentability ratio.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul

Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT

B. Latar Belakang Penelitian

Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, di mana bank tidak perlu mencari nasabah tetapi sebaliknya nasabahlah yang datang mencari bank. Kemudian era tahun 80-an dan 90-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Selanjutnya, awal tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan Indonesia. Puluhan bank dilikuidasi alias dibubarkan dan puluhan lain dimerger akibat terus-menerus menderita kerugian.

Saat ini perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan terutama bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya. Untuk dapat meningkatkan dunia usaha, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbesar volume usaha di bidang industri dan jasa, yaitu dengan jalan penambahan modal usaha. Dana tersebut


(15)

dapat diperoleh dengan meminjam kepada pihak lain, salah satunya adalah lembaga keuangan seperti bank.

Bagi suatu bank, kredit merupakan sumber utama penghasilan bank sekaligus sumber risiko bisnis terbesar di mana ada kemungkinan kredit tak tertagih (kredit macet). Kredit macet terjadi jika kredit yang diberikan oleh bank kepada pihak swasta tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya, baik pokok pinjaman maupun bunga yang ditetapkan, sehingga dapat menekan dan mengurangi profitabilitas bank.

Kredit macet terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor pengawasan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak memadai dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah. Kredit macet dalam jumlah yang besar akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Dengan adanya kredit macet, kegiatan bank akan terhambat sebab keuntungan utama suatu bank diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Selain itu, dampak psikologis yang akan terjadi adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.

Dalam rangka memperkecil dan menghindari terjadinya kredit macet di kemudian hari, pihak bank perlu menerapkan efektivitas dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Agar efektivitas dapat tercapai sudah seharusnya pihak bank melakukan analisis terlebih dahulu secara tepat dan akurat terhadap pihak-pihak yang mengajukan permohonan pemberian kredit dan terus mengevaluasi dalam rangka


(16)

melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit tersebut. Indikator yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menilai efektivitas pemberian kredit adalah melalui rasio-rasio keuangan yang dapat diperoleh dari laporan kuangan yang wajib diserahkan oleh debitur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kredit. Laporan keuangan dapat memberikan dasar yang pasti untuk menilai kondisi keuangan dan tingkat laba perusahaan, juga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang termasuk untuk keperluan operasi dan pembayaran pinjaman, serta mempertimbangkan aspek keuangan dan aspek nonkeuangan perusahaan. Oleh karena itu, proses seleksi calon debitur adalah hal yang wajib dilakukan oleh bank. Proses penyaringan yang dilakukan di antaranya adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan calon debitur dengan menggunakan rasio-rasio untuk menilai kondisi keuangan calon debitur. Dari hasil analisis dapat diperoleh informasi yang menjadi dasar pertimbangan pihak bank apakah suatu perusahaan layak atau tidak layak diberikan kredit.

Para peneliti terdahulu, Reza (2008) mengambil kesimpulan bahwa rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap pemberian kredit. Namun penelitian ini tidak memberi penjelasan mengenai bagaimana pengaruh masing-masing rasio secara individu terhadap pemberian kredit. Yuniar (2004) juga melakukan penelitian pada Bank Lippo dengan menggunakan rasio keuangan. Inventory turnover dan profit margin ratio secara individu berpengaruh terhadap pemberian kredit, sedangkan current ratio, debt to equity ratio,


(17)

dan return on investment secara individu tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui bgaimana pengaruh rasio keuangan di PT. Bank Sumut pada tahun 2009, apakah sama dengan hasil penelitian terdahulu atau tidak dengan adanya penambahan variable baru. Adapun variable yang digunakan oleh peneliti adalah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity. Current ratio berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi current ratio berarti semakin bagus tingkat likuiditas perusahaan dan semakin menguntungkan bagi bank. Debt to Equity ratio berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka pendeknya. Semakin kecil rasio ini, maka semakin baik bagi bank maupun bagi perusahaan.

Asset turn over menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan aktivanya. Semakin besar angka yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dari penjualannya. Net profit margin berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Jika perusahaan memiliki NPM yang tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam operasional perusahaan. Return on Investment menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh investasi yang telah dilakukan atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp.1 investasi yang dilakukan. Return on Equity


(18)

mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tesebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Semakin tinggi rasio ROI dan ROE berarti semakin tinggi pula kemampuan debitur melunasi kewajibannya terhadap pihak bank.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis rasio laporan keuangan debitur yang dianggap berpengaruh terhadap pemberian kredit. Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Yuniar (2004). Dengan demikian, peneliti akan mengadakan penelitian mengenai “PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN DALAM EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK SUMUT”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan analisis kredit oleh PT. Bank SUMUT dan manfaat laporan keuangan debitur sebagai bahan petimbangan dalam efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT.Bank SUMUT.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?


(19)

2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

3. Apakah asset turn over berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

4. Apakah net profit margin berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

5. Apakah return on investment berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

6. Apakah return on equity terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

7. Apakah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektifitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan peneliti, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah current ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT. 2 Untuk mengetahui apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT.


(20)

3. Untuk mengetahui apakah asset turn over berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT. 4. Untuk mengetahui apakah net profit margin berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT. 5. Untuk mengetahui apakah return on investment berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT.

6. Untuk mengetahui apakah return on equity berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT. 7. Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektifitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank SUMUT.

B. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan mengenai dunia perbankan khususnya dari segi akuntansi, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(21)

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan informasi tambahan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam usaha pengendalian kredit modal kerja di PT. Bank SUMUT.

3. Bagi Pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi yang berminat mempelajari penerapan ini dan dapat dipakai sebagai bahan pembanding dan pengkajian bagi pihak lain yang memerlukan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Perkreditan


(22)

Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “credere” yang artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), di mana bank percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan pula, bahwa debitur akan memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

2. Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang lazim terjadi di dunia perbankan dilihat dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :

2.1. Dari Segi Kegunaan 2.1.1. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.


(23)

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

2.2. Dari Segi Tujuan 2.2.1. Kredit produktif

Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu (proses produksi) baik barang maupun jasa.

2.2.2. Kredit Konsumtif

Kredit Konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara pribadi atau dipakai (konsumsi) sendiri.

2.2.3. Kredit Perdagangan

Kredit Perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang. 2.3. Dari Segi Jangka Waktu

2.3.1. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.


(24)

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

2.3.3. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, di atas 3 atau 5 tahun.

2.4. Dari Segi Jaminan 2.4.1. Kredit Dengan Jaminan

Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

2.4.2. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dngan bank atau pihak lain.

2.5. Dari Segi Sektor Usaha 2.5.1. Kredit Sektor Pertanian

Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada para petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang dari 1 tahun maupun jangka panjang.


(25)

Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan kepada industri, baik industri kecil, menengah dan besar.

2.5.3. Kredit Sektor Perumahan

Kredit sektor perumahan merupakan kredit yang diberikan untuk kepemilikan rumah atau property lainnya.

2.5.4. Kredit Sektor Profesi

Kredit sektor profesi merupakan kredit yang diberikan kepada profesional seperti dokter, pengacara, dosen dan lainnya.

2.5.5. Kredit Sektor Pertambangan

Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang diberikan untuk pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan seperti emas, batubara, timah dan lainnya. 3. Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2001:74), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

2. Kesepakatan

Di samping kepercayaan, kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko


(26)

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkn dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko yang tidak disengaja misalnya bencana alam.

5. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentunya mengharapkan keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya adinistrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.

Menurut Hasibuan (2005:88), fungsi pemberian kredit bagi masyarakat antara lain :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian;

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat; 3. Memperlancar arus barang dan arus uang; 4. Meningkatkan hubungan internasional; 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada; 6. Meningkatkan daya guna (utility) barang; 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat; 8. Memeperbesar modal kerja perusahaan;

9. Meningkatkan Income per Capita (IPC) masyarakat;

10.Mengubah cara berpikir atau bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis. Sedangkan tujuan penyaluran kredit adalah :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit;

2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada; 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank;

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat; 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran;

6. Menambah modal kerja perusahaan;

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 4. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sejak permohonan kredit diajukan oleh Calon Debitur sampai disetujui oleh bank. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima


(27)

atau ditolak. Menurut Dendawijaya (2005:74) ada sekitar delapan tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu :

a. Permohonan kredit

Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut :

1. Surat permohonan resmi

2. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohonkan kredit.

3. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah.

4. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan surat laporan kelayakan proyek yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah.

5. Laporan keuangan perusahaan.

6. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank. b. Analisis Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank (biasanya yang menerima adalah account officer / wira kredit atau kepala bagian kredit), maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank.

c. Persetujuan Kredit

Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wira kredit diperiksa dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada system dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain :

• Laporan analisis kredit

• Laporan analisis permohonan kredit

• Laporan rekomendasi kredit

• Appraisal study

• Laporan study kelayakan proyek

Atas dasar laporan analisis kredit di atas, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda-beda, tergantung pada system dan prosedur yang berlaku pada bank.

d. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah (atas dasar kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah). Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit.

Ketentuan-ketentuan tersebut sebagian besar diambil dari hasil analisis kredit yang dituangkan dalam laporan analisis kredit yang telah disetujui (termasuk revisi


(28)

atau perubahan yang telah ditetapkan oleh komite kredit maupun direksi bank). Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut ditandatangani oleh bank, nasabah dan notaris publik. Dalam hal terjadi penambahan kredit biasanya dibuatkan tambahan pada perjanjian kredit yang pertama dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

e. Pencairan Kredit

Pencairan kredit yang diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai syarat seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat. Pencairan kredit oleh bank dilakukan dengan berbagai cara, ada yang langsung dikirimkan ke rekening nasabah dan ada pula yang dialamatkan ke rekening-rekening perusahaan yang menjadi rekanan nasabah, misalnya kontraktor bangunan, supplier mesin dan peralatan, dan lain-lain.

f. Pengawasan Kredit

Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu menganalisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit.

g. Pelunasan Kredit

Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau pinjaman bank dinyatakan lunas. h. Penyelamatan Kredit Bermasalah

Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah, pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut :

• Rescheduling; merupakan penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur

• Reconditioning; merupakan perubahan sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati bersama pihak debitur

• Restructuring; merupakan perubahan komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit

• Kombinasi 3-R; merupakan kombinasi dari rescheduling dan reconditioning; rescheduling dan restructuring; restructuring dan reconditioning; rescheduling , restructuring dan reconditioning sekaligus.

• Eksekusi

Jika semua usaha penyelamatan seperti di atas gagal, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara, antara lain dengan menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Urusan Piutang Negara) dan menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata).


(29)

5. Efektivitas Pemberian Kredit

Ada beberapa defenisi efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli antara lain menurut Arens dan Loebhecke adalah sebagai berikut :

“Effectiveness refers to the accomplishment of objectives, whereas efficiency refers to the resource used to achieve those objectives. An example of effectiveness is the production of parts without defects. Efficiency concerns whether those parts are produced at minimum cost”.

Sedangkan menurut Komaruddin (1994:269) “Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan (kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.”

Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa efektivitas pemberian kredit merupakan derajat tingkat keberhasilan pihak bank dalam menyeleksi pihak-pihak debitur apakah layak memperoleh kredit yang diajukan atau tidak dan mampu menilai kemampuan debitur dalam menyelesaikan urusan kreditnya dengan pihak bank dalam waktu yang telah disepakati.

B. Analisis Kredit

Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dahulu perlu dianalisis kelayakan kredit tersebut untuk menghindari kredit yang dibiayai nantinya tidak layak. Apabila kredit telah dinilai secara baik, resiko kredit macet dapat segera diminimalkan.


(30)

Secara umum, analisis kredit dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

a. Aspek kuantitatif adalah analisis terhadap angka-angka yang ditunjukkan oleh laporan keuangan (Financial Statement) yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan.

b. Aspek kualitatif adalah analisis terhadap berbagai faktor non-angka untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendukung dan yang membahayakan bisnis debitur.

Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu :

1. Konsep 5C

Menurut Abdullah (2005:92) konsep 5C terdiri dari : a. Character (Watak)

Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu, bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. b. Capacity (kapasitas)

Pada analisis ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.

c. Capital (modal)

Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Bank tidak akan membiayai kredit 100%. Artinya


(31)

harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya.

d. Condition (kondisi)

Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variable ekonomi (walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik, hukum dan lain-lain).

e. Collateral (jaminan)

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Di samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank.

2. Studi Kelayakan

Menurut Kasmir (2008:289) analisis kredit dengan studi kelayakan dibagi menjadi:

a. Penilaian aspek hukum ; ditujukan untuk menilai kelengkapan dari surat-surat atau dokumen yang dimiliki seperti izin-izin usaha atau dokumen pendukung lainnya.

b. Penilaian aspek pasar dan pemasaran ; ditujukan untuk menilai prospek pasar yang dimasuki kemudian seberapa besar pasar dan peluang pasar yang ada.

c. Penilaian aspek keuangan ; bank akan menilai kelayakan usaha melalui kriteria penilaian investasi yaitu : pay back period, average rate of return, profitability indeks, serta rasio-rasio keuangan yaitu : rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

d. Penilaian aspek teknis/operasi ; dikaitkan dengan penentuan lokasi usaha, tata letak (layout), teknologi uang digunakan dan metode persediaan perusahaan.

e. Penilaian aspek ekonomi sosial ; dikaitkan dengan kondisi lingkungan masyarakat di sekitar lokasi usaha.

f. Penilaian aspek organisasi dan manajemen ; merupakan aspek untuk menilai organisasi perusahaan, kebutuhan tenaga kerja perusahaan, baik jumlah maupun kualitas yang dimiliki.

g. Penilaian aspek amdal ; merupakan aspek untuk menilai dampak usaha yang akan dijalankan terhadap lingkungannya seperti terhadap tanah, air, udara atau terhadap manusia itu sendiri.

C. Laporan Keuangan


(32)

Pada pengajuan kredit limit tertentu, bank akan meminta laporan keuangan perusahaan, baik untuk debitur perorangan ataupun perusahaan. Melalui laporan keuangan, bank dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Bank ingin mengetahui penjualan perusahaan pada periode tertentu dan besaran laba yang diperoleh. Bank juga ingin mengetahui besaran investasi yang dilakukan, modal yang ditanamkan di bisnisnya dan berbagai laporan keuangan lainnya.

Menurut Harahap (1997:105) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.”

Menurut Kasmir (2008:28) ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu :

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambrkan hasil uasha prusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.


(33)

Laporan atas catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

D. Analisis Laporan Keuangan

Untuk menilai kelayakan suatu kredit biasanya bank menilai dari laporan keuangan yang disajikan. Laporan keuangan ini perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu rasio keuangan. Dengan demikian tergambar atau terlihat kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya.

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Dalam setiap strategi pemberian kredit yang akan dilakukan oleh suatu bisnis perbankan sebaiknya didasarkan pada analisis laporan keuangan para calon debitur. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan membuat aplikasi kredit ini, maka bisnis perbankan dapat menyusun sebuah analisis laporan keuangan.

Satradipoera (2004:173) menjelaskan bahwa “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.”

2. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2002:36) “tujuan dari suatu teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat


(34)

lebih dimengerti.” Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah :

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari keadaan keuangan apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.

c. Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

d. Analisis rasio (rasio analysis) adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan, rasio-rasio tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk dari bagian kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio-rasio yang digunakan utnuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah :


(35)

Current ratio = s Liabilitie Current assets Current

Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar.

2.1.2. Cash Ratio

Cash ratio =

s Liabilitie Current Securities Marketable Cash+

Rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan surat-surat berharga terhadap kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos ini berarti semakin likuid suatu perusahaan.

2.1.3. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick Ratio =

s Liabilitie Current Inventory Assets Current

Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.

2.2. Rasio Leverage

Rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah debt to equity ratio.

Debt to Equity ratio =

Equity Total

Debt Total


(36)

Rasio Coverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Rasio yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah :

2.3.1. Times Interest Earned Ratio/ EBIT Coverage Ratio

Times Interest Earned = ( ) x100%

Expense Interest EBIT Taxes and Interest Before Earning

Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan unutk membayar bunga pinjaman.

2.3.2. Dividend Pay-out Ratio

Dividend Pay-out Ratio = x100%

Pajak Setelah Bersih Laba Dibayar yang Tunai Dividen

Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai.

2.4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya.

Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah : 2.4.1. Assets Turnover


(37)

Assets Turnover =

Assets Total

Sales Net

Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan.

2.4.2. Fixed Assets Turnover

Fixed Assets Turnover =

Assets Fixed

Sales Net

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva produktif.

2.4.3. Account Receivable Turnover

Account Receivable Turnover =

ceivables Account

Sales Credit

Re

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam satu tahun.

2.4.4. Inventory Turnover

Inventory Turnover =

Inventory Sold Goods of

Cost

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang.

2.4.5. Account payable turnover

Account payable turnover =

yable AccountsPa

Purchase Net


(38)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun. Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari yaitu Days payable outstanding =

Turnover Payable

Accounts

360

2.5. Rasio Rentabilitas

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham. Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain :

2.5.1. Gross Profit Margin

Gross profit margin = Pr x100%

Sales ofit Gross

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu efisiensi, harga jual dan pengendalian persediaan.

2.5.2. Profit Margin Ratio

Profit Margin Ratio = x100%

Sales Income Net

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis. Profit margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya dan mengindikasikan dua hal : pengendalian biaya dan volume bisnis.


(39)

Return on Investment = x100%

Assets Total

Income Net

Bisa dikenal dengan istilah Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh invesatsi yang telah dilakukan atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp.1 investasi yang dilakukan. 2.5.4. Return on Equity

Return on Equity = x100%

Equity Total

Income Net

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tesebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu No

.

Peneliti/ tahun

Judul penelitian Variable bebas Hasil penelitian 1 Reza

Fahlevi Nasution 2008

Analisis Laporan

Keuangan Debitur dalam Pemberian Kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura

Current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on assets, dan return on equity

Kondisi keuangan debitur yang tercermin dalam 3 macam ratio keuangan (likuiditas, leverage dan profitabilitas) berpengaruh secara signifikan terhadap persetujuan penberian kredit 2 Yuniar

Salehaty 2006

Peranan Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Pengambilan Keputusan

Current ratio, Account receivable turnover, inventory

Inventory turnover dan profit margin ratio secara individu berpengaruh terhadap pemberian


(40)

Kredit Modal Kerja Jangka Pendek pada PT. Bank LIPPO, Tbk CABANG PEMUDA MEDAN

turnover, debt to equity ratio, profit margin ratio dan return on investment

kredit, sedangkan current ratio, debt to equity ratio, dan return on investment secara individu tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit

3. Rahmat Hidayat 2004

Analisa Laporan Keuangan Debitur Untuk

Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Cabang Binjai

Working capital Turnover, current ratio, gross profit margin, debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan,

equity/total assets

Laporan keuangan tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit dan sesuai dengan analisa yang dilakukan oleh pihak bank terhadap laporan keuangan debitur

Tabel 2.1.

F. Kerangka Konseptual


(41)

Current Ratio

Debt to Equilty Ratio

Asset Turnover

Net Profit Margin

Return On Investment

Return On Equity

X7 X1

X2

X3

X4

X5

X6

Pemberian Kredit

Tabel 2.2.

Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependent (Y) adalah efektivitas pemberian kredit, sedangkan yang menjadi variable independent adalah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity. Untuk menghindari terjadinya kredit macet, maka efekitivitas dalam pengambilan keputusan pemberian krdit sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai efektivitas adalah melalui rasio-rasio keuangan. Melalui current ratio dan debt to equity ratio, pihak bank dapat mengukur sejauh mana kemampuan debitur dalam melunasi kewajiban jangka pendek atau jangka panjangnya. Melalui asset turnover bank dapat menilai bagaimana debitur mengelola


(42)

asset yang dimilikinya secara efekif, begitu juga dengan penilaian kemampuan debitur dalam mencetak laba yang dapat diprediksi dari net profit margin, return on investment dan return on equity.

G. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang dapat dikemukakan adalah:

H1 : Current ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H2 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H3 : Asset turnover berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H4 : Net profit margin berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H5 : Return on investment berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H6 : Return on equity berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H7 : Current ratio, debt to equty ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment dan return on equity berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variable dengan variable lainnya atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lainnya (Umar, 2001:63).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007:75). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Sumut selama tahun 2009 yaitu sebanyak 237 perusahaan. Pada penelitian ini metode pengambilan sample yang digunakan oleh peneliti adalah metode simple random sampling (random sederhana). Menurut Erlina (2007:80) “dalam simple random sampling setiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sample penelitian.” Berdasarkan metode tersebut peneliti mengambil 30 sample dari 237 perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Sumut.


(44)

Pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Penelitian Lapangan (Field Research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada objek yang hendak diteliti. Penelitian ini diperlukan untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan debitur, struktur organisasi perusahaan, standar operasional prosedur perusahaan khususnya mengenai proses pemberian dan analisis kredit.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang merupakan dasar atau landasan untuk digunakan dalam penelitian lapangan dan untuk mendapatkan data pendukung.

D. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, seperti melalui kuesioner dan hasil wawancara dengan pihak account officer yang menangani bagian kredit untuk memberikan keterangan dan penjelasan mengenai analisis kredit.

2. Data skunder, yaitu data yang sudah diolah dan bersumber dari perusahaan yang diteliti, buku-buku, literature dan sumber kepustakaan lainnya yang mendukung pembahasan yang dilakukan.


(45)

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

pengukuran Independen

Analisis Laporan Keuangan

1. Terdapatnya proses

analisis laporan keuangan

2.Terdapatnya prinsip-prinsip analisis kredit

Perhitungan rasio laporan keuangan

a. Rasio likuiditas b. rasio leverage d. Rasio aktivitas e. Rasio rentabilitas Analisis 5C

- Character - Capacity - Capital - Collateral

- Condition of Economy

Rasio Ordinal Dependen Efektivitas pemberian kredit modal kerja

Terdapatnya prosedur pemberian kredit

- Permohonan Kredit

- Pengumpulan data usaha dan peninjauan jaminan

- Analisis kredit

- Penyusunan proposal kredit - Pengumpulan data pelengkap - Pengikatan kredit dan

pengikatan jaminan - Administrasi pinjaman

- Pencairan dana dan

pembukaan fasilitas

Ordinal


(46)

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2007:102) “uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara ntuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan uji statistik.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2007:105), “ uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi di antara variabel independent. Jika VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independent.

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Erlina (2007:106) “uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke


(47)

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas”. G. Pengujian Hipotesis

Menurut Umar (2001:89), “Untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variable independen yang jumlahnya lebih dari dua variabel dikenal dengan analisis regresi berganda”. Bentuk umum persamaan regresi untuk k variabel independen dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y1 = a + b1x1 +b2x2 + b3x3 + ….. bkxk. “

Maka bentuk persamaan regresi untuk 6 variabel independen adalah : Y1 = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6

di mana : Y1 = Pemberian kredit x1 = Current Ratio

x2 = Debt to Equity Ratio x3 = AssetTurn Over x4 = Net Profit Margin x5 = Return on Investment x6 = Return on Equity a = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test. a. Uji signifikansi simultan (F-test)


(48)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

b. Uji signifikansi partial (t-test)

Uji t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk pengukuran efektivitas pemberian kredit, peneliti melakukan pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada pihak bank khususnya analis kredit. Dengan data yang diperoleh dari kuesioner, kemudian peneliti melakukan analisis menggunakan metode persentase Champion untuk mengukur peranan analisis laporan keuangan dalam efektivitas pemberian kredit modal kerja.

Adapun prosedur untuk mengukur efektivitas pemberian kredit adalah :

1. Memisahkan tiap-tiap jawaban responden sesuai dengan jawaban “ya” dan “tidak”.

2. Menjumlahkan berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”.

3. Dari semua jawaban “ya” dibagi dengan semua jawaban kuesioner kemudian dikali 100%.

Persentase hasil penelitian diklasifikasikan menurut ketentuan yang dikemukakan oleh Champion dalam bukunya Basic Statistic for Social Research (1990:31) yaitu :

1. 0% - 25% No association or low association (weak association) 2. 26% - 50% Moderately low association (moderately association)


(49)

4. 76% - 100% High association (strong association) up to perfect association Dari ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan dengan penjelasan sebagai berikut: 1. 0% - 25%

Hasil analisis laporan keuangan tidak berperan dalam efektivitas pemberian kredit 2. 26% - 50%

Hasil analisis laporan keuangan sedikit berperan dalam efektivitas pemberian kredit

3. 51% - 75%

Hasil analisis laporan keuangan cukup berperan dalam efektivitas pemberian kredit

4. 76% - 100%

Hasil analisis laporan keuangan sangat berperan dalam efektivitas pemberian kredit

Persentase kuesioner :

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut : Tahapan

penelitian Nov Des Jan Feb Mar

Pengajuan Proposal Skripsi


(50)

Bimbingan

Proposal Seminar

proposal Pengumpulan dan

pengolahan data

Penyelesaian skripsi

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah PT. Bank Sumut

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1955 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia, dimana dinyatakan bahwa di daerah-daerah Provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk perseroan Terbatas berdasarkan Pada awal pendirian BPDSU ini pengelolahan dilakukan dengan sederhana dan dilengkapi dengan badan-badan seperti dewan pengurus yang diketuai langsung oleh Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara dan direksi adalah para wakil pemegang saham pemerintah dan swasta.

Berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka pada tanggal 23 September 1965 Bank


(51)

Pembangunan Daerah Sumatera Utara merubah status dari bentuk Perseroan Terbatas menjadi Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, dengan pengertian sahamnya 100% dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara, dan Seluruh modal/saham pihak swasta dikembalikan sebagaiman mestinya. Dimana Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 1965 menetapkan besarnya modal dasar yang dimiliki sebesar Rp 100.000.000,- dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan, terjadi beberapa kali perubahan peraturan pemerintah daerah untuk meningkatkan modal disetor.

Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Hukum diubah kembali menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris Alina Nasution, S.H. yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-8224 HT.01.01 Tahun 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 Tanggal 6 Juli 1999, dengan modal dasar Rp 400.000.000.000,- .Dasar perubahan bentuk hokum dan modal dasar sebelumnya telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999. Sesuai dengan kebutuhan dan perkemabngan selanjutnya dengan Akte Nomor 31 Tanggal 15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500.000.000.000,-

Dalam pelaksanaan operasionalnya, nama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) yang disingkat menjadi PT BANK SUMUT Pada Tanggal 16 April 1999 tercatat pernah menempati kantor di Jl. Palang Merah Medan, kemudian


(52)

dipindahkan ke Jl. Imam Bonjol Nomor 7 Medan. Pada Tanggal 20 April 1989. Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri yang menjabat pada saat itu berkenan meresmikan pemakaian gedung kantor baru yang cukup megah yang terletak di jantung bisnis kota Medan tepatnya di Jl. Imam Bonjol Nomor 18 Medan yang ditempati hingga saat ini.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka kini PT Bank SUMUT telah memiliki unit kerja yang berjumlah 23 Kantor Cabang yang terdiri dari 20 Kantor Cabang Konvensional dan 3 Kantor Cabang Syariah, 60 Kantor Cabang Pemabantu, 2 Payment point yang berfungsi unutuk melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (pkb), 2 Kas Mobil, dengan 61 Mesin ATM.

2. Jenis-jenis Kredit yang Disalurkan oleh Bank 1. Kredit Umum

Kredit umum adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada masyarakat pedesaan dan umumnya digunakan untuk pengembangan usaha-usaha mikro.

2. Kredit SPK

Kredit SPK (Surat Perintah Kerja) yaitu kredit modal kerja dalam bentuk Rekening Koran untuk membantu pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta yang bonafid menurut penilaian bank. Kredit ini mendukung modal kerja Kontraktor/Supplier untuk dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.


(53)

3. Kredit Pensiunan

Kredit Pensiunan adalah produk kredit PT.Bank Sumut yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen). Pengembalian Kredit Pensiun dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran.

4. Kredit Angsuran Lainnya

Kredit Angsuran Lainnya (KAL) merupakan kredit yang membantu keperluan modal kerja maupun investasi untuk badan usaha produktif (sector perdagangan, industry, jasa dan sector lainnya yang menurut Bank layak dan dapat dipertanggungjawabkan) maupun untuk perorangan (pegawai negeri, swasta, BUMN/BUMD yang mempunyai penghasilan sendiri).

5. Kredit Multi Guna

Kredit Multi Guna adalah kredit angsuran yang diberikan kepada pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta Nasional (yang layak menurut penilaian bank) baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank Sumut. Kredit Multi Guna dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan (seperti : biaya sekolah anak,


(54)

biaya perbaikan rumah, biaya pengobatan, dll) maupun untuk membuka usaha sampingan.

6. Kredit Peduli Usaha Mikro

KPUM ( Kredit Peduli Usaha Mikro) merupakan kredit tanpa agunan dengan angsuran tetap yang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan usaha. 7. Kredit Program Pemerintah

Salah satu bentuk Kredit Program Pemerintah adalah Kredit Pembiayaan Pengusaha Nias (KPP-Nias) yang telah berdomisili dan/atau telah melakukan kegiatan usaha diwilayah bencana alam, gempa dan tsunami pada Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.

8. Kredit Kepemilikan Rumah

Kredit Kepemilikan Rumah merupakan kredit yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan masa kerja minimal 1 tahun yang belum memiliki rumah serta berpenghasilan tetap dan mapu membayar angsuran.

9. Kredit Bersubsidi

Kredit Bersubsidi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut disertai dengan bantuan dari Pemerintah.

10. Kredit Konstruksi

Kredit konstruksi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang konstruksi.


(55)

11. Kredit Kepemilikan Sepeda Motor

Kredit kepemilikan sepeda motor adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian sepeda motor bagi karywan Bank Sumut. 12. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

13. Kredit Sindikasi

Kredit sindikasi ialah pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur

sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga-lembaga

keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung

atau pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut diberikan secara sindikasi mengingat jumlah yang dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat

besar, sehingga tidak mungkin dibiayai oleh kreditur tunggal.

14. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja disebut juga dengan Kredit Rekening Koran yaitu kredit yang menambah modal kerja pengusaha untuk memperlancar usaha. 3. Prosedur Pemberian Kredit Bank


(56)

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak pada dokumen persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang diterapkan oleh bank dengan pertimbngan masing-masing. Adapun prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh bank Sumut adalah :

1. Permohonan Kredit

Sebelum Calon Debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit, dokumen-dokumen yang diperlukan, analisis kredit sampai kredit dicairkan. Untuk memperoleh fasilitas kredit oleh bank maka tahap pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam bentuk proposal. Proposal kredit harus dilampirkan bersama dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan. Adapun dokumen-dokumen yang harus dilampirkan oleh Calon Debitur adalah :

a. Surat Permohonan Kredit

b. Foto Copy KTP (Pemohon dan Penjamin)

c. Izin-izin usaha seperti SITU (Surat Izin Tempat Usaha) d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

e. Akte Pendirian dan Perubahannya f. Pengesahan/Legalitas


(57)

h. Susunan Pemegang Saham i. Susunan Pengurus / Direksi j. Agunan

k. Tanda Terima Dokumen Permohonan Kredit 2. Prosedur Pengumpulan Data

Analis Kredit lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur untuk diverifikasi. Calon debitur akan diwawancarai untuk pertama kalinya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Analis Kredit juga menyiapkan rencana kunjungan ke Calon Debitur untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan. Kunjungan ke Calon Debitur dilengkapi dengan Surat Tugas dan dilakukan oleh dua petugas, selain berusaha untuk mengenal lebih dekat dan memperoleh data tambahan yang diperlukan, juga memperoleh pemahaman langsung mengenai kondisi lingkungan dan manajemen perusahaan. Pada tahap ini data yang dikumpulkan lebih terinci dari tahap-tahap sebelumnya. Pemotretan atas barang-barang jaminan juga dapat dilakukan sebagai dokumentasi.

3. Analisis Kredit

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah Calon Debitur memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai


(58)

dengan ketentuan yang disepakati, sehingga kredit macet dapat diminimalis. Analisis kredit dilakukan dengan pendekatan prinsip-prinsip 5C untuk kriteria Calon Debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu :

• Character

Prinsip karakter yaitu penilaian terhadap personalitas Calon Debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, pergaulannya di masyarakat, pendapat masyarakat mengenai Calon Debitur, dll. Watak Calon Debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada.

• Capacity

Prinsip capacity yaitu penilaian terhadap kemampuan Calon Debitur untuk membayar, di mana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat uasahanya, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan Analis Kredit seperti kemampuan Calon Debitur mencetak laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, memenuhi kewajiban kredit, dll.

• Capital

Prinsip capital yaitu penilaian terhadap besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan


(59)

sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal kerja baik sehingga perusahaan berjalan lancar, berapa besar modal kerja, dll. dan dapat dilihat di Neraca Calon Debitur.

• Collateral

Prinsip Collateral yaitu jaminan yang diberikan Calon Debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (Liquid Value) adalah 70% dari nilai jaminan (Nilai Pasar) sedangkan pemberian kredit akan dipertimbangkan jika Cover Ratio di atas 100%.

Cover ratio = x100%

Kredit Permohonan

Value Liquid

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antra lain adalah jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum dan barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, serta kondisi dan lokasi jaminan yang cukup baik.

• Condition

Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sector usaha calon cebitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang yang perlu diteliti dengan maksud agar bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi.

Setelah data-data yang dibutuhkan untuk proses analisis dianggap cukup dari berbagai aspek mengenai kelengkapan Calon Debitur maka dilakukan


(60)

anlisis kredit. Pada tahap ini, analis kredit harus lebih banyak berdiskusi dengan rekan sejawat, Kasi/Kabag Pemasaran/ Kasi Kredit/ Kepala Cabang agar diperoleh hasil analisis yang tepat, efektif dan teruji. Analis Kredit lalu menyiapkan analisa pembahasan kredit secara umum yang menyangkut :

• Aspek hukum

Analisis aspek hukum menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan calon debitur dari segi hukum, mencakup :

a. Keabsahan akte pendirian dimana ditetapkan bahwa akte tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman.

b. Surat-surat izin perusahaan, seperti: SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi), dll.

c. Legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai jaminan.

• Aspek manajemen

Titik berat analisis ini diarahkan kepada :

a. Riwayat perusahaan, mencakup bentuk/status perusahaan serta sejarah singkat perusahaan, gambaran mengenai struktur organisasi serta pembagian wewenang, gambaran pengalaman usaha dalam bisnisnya dan susunan pemegang saham.


(61)

b. Performance pengurus/ pemilik/ pemohon, yang perlu diperhatikan adalah latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurus dalam mengelola perusahaan.

• Aspek keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Cara yang digunakan oleh Bank Sumut untuk meneliti keadaan keuangan calon debitur adalah melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang meliputi rasio likuiditas, raso leverage, rasio coverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.

• Aspek teknis

Aspek ini menekankan kelayakan dari segi proses produksi, dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan biaya yang efisien sehingga dapat diharapkan mampu menunjang pemasaran porduk.

• Aspek pemasaran

Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber utama untuk pengembalian kredit.


(62)

Dalam menilai aspek ini pihak bank secara langsung memperhatikan apakah jaminan yang diberikan oleh calon debitur memiliki bukti kepemilikan yang sah dan tidak dalam perebutan kekuasaan apapun.

• Aspek sosiologi, ekonomi dan lingkungan

Dalam menilai aspek ini, pihak bank secara langsung harus memperhatikan apakah usaha yang dijalankan calon debitur dapat diterima masyarakat umum, terutama yang menyangkut norma agama, adat istiadat, undang-undang serta lingkungan masyarakat setempat.

4. Tahap Keputusan Kredit

Setelah itu, Analis Kredit merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang meliputi : plafond, jangka waktu kredit, suku bunga, provisi biaya, dll. Jika telah diyakini pada suatu kesimpulan bahwa permohonan kredit terebut layak untuk diajukan maka hasil analisa dan usulan kredit dibuat dalam Formulir Memorandum Pengusulan Kredit (FMPK). Memorandum ini pada dasarnya merupakan proposal kredit yang berisi identitas Calon Debitur dan hasil analisa kredit serta kesimpulan dari analisis kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan Calon Debitur.

Memorandum Pengusulan Kredit berisi : a. Identitas Pemohon

b. Uraian permohonan kredit c. Uraian jaminan kredit


(63)

d. Data umum tentang Calon Debitur e. Aspek-aspek yang dianalisa

f. Hasil/kesimpulan atas analisa yang dilakukan

Setelah itu, MPK diserahkan ke KPK (Kelompok Pemutus Kredit) untuk mendapatkan keputusan. Lalu KPK membuat keputusan dalam memorandum KPK dan menyerahkannya kembali ke Analis Kredit. Apabila permohonan kredit disetujui maka dilaksanakanlah penandatanganan akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan kredit. Namun apabila analis kredit merekomendasikan penolakan permohonan terhadap kredit tersebut, cukup dibuat memo penolakan kredit yang isinya sebagai berikut :

a. Pertimbangan-prtimbangan/ alasan-alasan kuat unutk menolak permohonan kredit tersebut.

b. Laporan aspek-aspek penilaian c. Laporan kunjungan setempat

Setiap permohonan kredit yang ditolak wajib dibuatkan surat keputusan kredit dan segera disampaikan kepada Calon Debitur beserta alasan/ pertimbangan penolakannya.

B. Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah berupa informasi-informasi keuangan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan debitur tahun 2009. Berikut penulis


(64)

membuat deskripsi rasio-rasio keuangan dan kebutuhan modal kerja perusahaan debitur yang menjadi sample dalam penelitian ini :

DEBITUR KMK CR DER ATO NPM ROI ROE

A 275000000 2.246 0.388 0.786 0.201 0.158 0.219 B 200000000 1.453 0.357 1.633 0.161 0.263 0.357 C 400000000 1.327 0.619 0.788 0.097 0.076 0.138 D 500000000 1.450 0.275 0.474 0.362 0.172 0.174 E 150000000 1.667 0.195 0.051 5.376 0.276 0.330 F 210000000 2.215 0.348 0.694 0.147 0.102 0.137 G 300000000 3.022 0.252 0.627 0.084 0.084 0.105 H 200000000 3.361 0.146 0.527 0.171 0.090 0.090 I 190000000 2.971 0.289 0.912 0.157 0.143 0.185 J 100000000 1.186 0.478 3.724 0.121 0.450 0.450 K 300000000 3.015 0.238 0.813 0.158 0.129 0.129 L 300000000 2.573 0.310 0.583 0.16 0.093 0.122 M 400000000 2.175 0.283 1.268 0.204 0.255 0.171 N 125000000 3.933 0.193 1.047 0.154 0.162 0.193 O 500000000 3.509 0.518 0.530 0.647 1.220 1.638 P 100000000 2.694 0.162 0.496 0.140 0.070 0.070 Q 300000000 2.841 0.244 0.403 0.115 0.046 0.057 R 75000000 2.215 0.326 1.318 0.077 0.102 0.135 S 500000000 2.116 0.397 1.734 0.162 1.541 0.932 T 250000000 1.686 0.106 0.459 0.121 0.055 0.015 U 60000000 6.239 0.132 1.223 0.193 0.236 0.267 V 500000000 2.138 0.377 0.655 0.151 0.099 0.136 W 200000000 3.994 0.204 0.748 0.207 0.155 0.194 X 85000000 2.830 0.027 1.740 0.214 0.373 0.191 Y 150000000 2.677 0.267 0.856 0.142 0.122 0.152 Z 70000000 1.591 0.246 2.005 0.185 0.372 0.285 AA 200000000 2.048 0.305 0.584 0.207 0.121 0.157 BB 100000000 1.925 0.301 1.823 0.122 0.222 0.302 CC 250000000 3.709 0.236 0.303 0.135 0.041 0.050 DD 250000000 2.266 0.286 0.195 0.154 0.030 0.039


(1)

Differences Positive .161

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .882

Asymp. Sig. (2-tailed) .418

sa. Test distribution is Normal.


(2)

(3)

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Petunjuk pengisian

Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertsnyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan nama, maka pertanyaan pada bagian A boleh tidak diisi.

A. Pertanyaan Umum

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin : 4. Jabatan : B. Pertanyaan Khusus

Pertanyaan kuesioner ini mengenai “Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja” pada perusahaan tempat Bapak/Ibu bekerja. Bapak/Ibu dimohon untuk member tanda tickmark (√) pada jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai. Adapun alternative jawaban adalah YA atau TIDAK


(4)

KUESIONER

PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN DALAM EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

Tabel Pertanyaan 1

“ Prosedur Pemberian Kredit “

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak 1 Apakah kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan,

dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten?

2 Apakah dokumen-dokumen persyaratan permohonan kredit cukup menggambarkan kondisi calon debitur?

3 Apakah pihak analis kredit benar-benar kompeten dalam menghadapi setiap calon debitur yang datang?

4 Apakah ada tindakan manajemen yang dilaksanakan secara intensif untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur dalam hal pemberian kredit?

Apakah manajemen melakukan penaksiran resiko atas kemungkinan salah saji laporan keuangan yang meliputi kejadian-kejadian internal dan eksternal yang timbul karena :

5 Perubahan dalam lingkungan operasional atas pemberian kredit dalam perusahaan?

6 Penempatan karyawan baru dalam aktivitas pemberian kredit? 7 Perubahan dalam system informasi pemberian kredit?

8 Perbahan pada penggunaan prinsip-prinsip akuntansi dalam pemberian kredit? 9 Peningkatan aktivitas pemberian kredit ?

10 Sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru dalam aktivitas pemberian kredit?

11 Apakah bukti pemberian kredit masuk terdiri dari beberapa rangkapan dan didistribusikan kepada bagian yang berbeda ?

12 Apakah manajemen melakukan aktivitas pemantauan untuk menilai efektivitas pemberian kredit?

13 Apakah data transaksi pemberian kredit telah disajikan secara akurat dan teliti ? 14 Apakah data transaksi pemberian kredit bersifat dapat diandalkan atau dapat

dipercaya?

15 Apakah aktivitas pemberian kredit telah aman dari resiko kecurangan dan penipuan?


(5)

17 Apakah sejauh ini pelaksanaan pemmberian kredit sudah efektif?

Tabel Pertanyaan 2

“Laporan Keuangan yang Andal”

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak 18 Apakah laporan keuangan menjadi salah satu persyaratan dalam mengajukan

permohonan kredit?

19 Apakah calon debitur dapat mengajukan permohonan kredit tanpa menyerahkan laporan keuangan ?

20 Apakah laporan keuangan mampu mencerminkan kondisi keuangan calon debitur?

21 Apakah laporan keuangan yang diserahkan calon debitur adalah berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum?

22 Apakah laporan keuangan yang diserahkan calon debitur telah diaudit oleh Akuntan Publik?

23 Apakah pihak bank melakukan pemeriksaan laporan keuangan secara tepat dan akurat untuk menghindari terjadinya manipulasi data oleh calon debitur?

Tabel Pertanyaan 3

“Pengumpulan data dan informasi”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 24 Apakah pihak bank membuat wawancara khusus untuk calon debitur?

25 Apakah pihak bank memberikan fasilitas dalam pengumpulan data calon debitur seperti untuk dokumentasi atau teknik lainnya ?

26 Apakah pihak bank melakukan kunjungan langsung ke lapangan (on the spot inspection)?

27 Apakah petugas yang melakukan on the spot inspection mempunyai surat tugas?

28 Apakah terdapat fasilitas yang membuktikan hasil on the spot inspection untuk menghindari terjadinya kecurangan?

29 Apakah pihak bank meminta informasi mengenai calon debitur melalui pihak ketiga?


(6)

Tabel Pertanyaan 4

“Analisis Laporan Keuangan”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 31 Apakah analisis laporan keuangan berpengaruh terhadap pemberian kredit?

32 Apakah analisis laporan keuangan mampu mencerminkan kelayakan pemberian kredit?

33 Apakah analis benar-benar berkompeten dalam hal menganalisis laporan keuangan?

34 Apakah terdapat standar perusahaan atas rasio-rasio keuangan?

35 Apakah rasio-rasio keuangan yang dihasilkan bermanfaat dalam efektivitas pemberian kredit?

Table pertanyaan 5

“Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Defektivitas Pemberian Kredit Modal Kerja”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 36 Apakah sebelumnya bank menerapkan analisis laporan keuangan dalam

pemberian kredit?

37 Apakah terdapat perbedaan antar sebelum dan sesudah penerapan analisis laporan keuangan dalam pemberian kredit?

38 Apakah analisis laporan keuangan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pemberian jumlah kredit?

39 Apakah terdapat standar perusahaan atas rasio-rasio keuangan dalam analisis laporan keuangan?

40 Apakah rasio-rasio keuangan yang dihasilkan benar-benar mencerminkan keadaan calon debitur?

41 Apkah selama ini analisis laporan keuangan berperan dalam efektivitas pemberian kredit?