Konsep 5C Analisis Kredit

Secara umum, analisis kredit dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. a. Aspek kuantitatif adalah analisis terhadap angka-angka yang ditunjukkan oleh laporan keuangan Financial Statement yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan. b. Aspek kualitatif adalah analisis terhadap berbagai faktor non-angka untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendukung dan yang membahayakan bisnis debitur. Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu :

1. Konsep 5C

Menurut Abdullah 2005:92 konsep 5C terdiri dari : a. Character Watak Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban- kewajibannya. Untuk itu, bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. b. Capacity kapasitas Pada analisis ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan. c. Capital modal Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan- cadangan, dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Bank tidak akan membiayai kredit 100. Artinya Universitas Sumatera Utara harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya. d. Condition kondisi Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variable ekonomi walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik, hukum dan lain-lain. e. Collateral jaminan Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai marketability. Di samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank.

2. Studi Kelayakan