Analisis Kredit Persetujuan Kredit

atau ditolak. Menurut Dendawijaya 2005:74 ada sekitar delapan tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu : a. Permohonan kredit Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut : 1. Surat permohonan resmi 2. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohonkan kredit. 3. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah. 4. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan surat laporan kelayakan proyek yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah. 5. Laporan keuangan perusahaan. 6. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank.

b. Analisis Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank biasanya yang menerima adalah account officer wira kredit atau kepala bagian kredit, maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank.

c. Persetujuan Kredit

Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wira kredit diperiksa dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada system dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain : • Laporan analisis kredit • Laporan analisis permohonan kredit • Laporan rekomendasi kredit • Appraisal study • Laporan study kelayakan proyek Atas dasar laporan analisis kredit di atas, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda-beda, tergantung pada system dan prosedur yang berlaku pada bank. d. Perjanjian Kredit Perjanjian kredit dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah atas dasar kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah. Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit. Ketentuan-ketentuan tersebut sebagian besar diambil dari hasil analisis kredit yang dituangkan dalam laporan analisis kredit yang telah disetujui termasuk revisi Universitas Sumatera Utara atau perubahan yang telah ditetapkan oleh komite kredit maupun direksi bank. Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut ditandatangani oleh bank, nasabah dan notaris publik. Dalam hal terjadi penambahan kredit biasanya dibuatkan tambahan pada perjanjian kredit yang pertama dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. e. Pencairan Kredit Pencairan kredit yang diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai syarat seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat. Pencairan kredit oleh bank dilakukan dengan berbagai cara, ada yang langsung dikirimkan ke rekening nasabah dan ada pula yang dialamatkan ke rekening-rekening perusahaan yang menjadi rekanan nasabah, misalnya kontraktor bangunan, supplier mesin dan peralatan, dan lain-lain. f. Pengawasan Kredit Pengawasan monitoring kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu menganalisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit. g. Pelunasan Kredit Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau pinjaman bank dinyatakan lunas.

h. Penyelamatan Kredit Bermasalah