َسّجََُ ُاَوَ بَا اَََِاَو ِةَرْطِفْلا َىلَع ُدَلْوُ ي دْوُلْوَم لُك ِهِناَرّصَُ ي ْوَا ِهِناَدّوَهُ يْوَا ِهِنا
اور يراب
“setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Majusi, Yahudi, atau Nasrani”. H.R.
Bukhari.
َْا ُمُكْيِلْهَأَو ْمُكَدَاْوَأ اْوُمّلَع ْمُهْوُ بّدَأ َو َرْ ي
“Ajarilah Anak-anak dan keluargamu kebaikan, dan didiklah mereka”. H.R. Abdur Razaq dan Sa’id bin Manshur
ْنََا عاَصِب َقَدَصَتَ ي ْنَأ ْنِم رْ يَخ َُدَل َو ُلُجَرلا َبّدَؤُ ي
“Seseorang yang mendidik anaknya adalah lebih baik dari pada ia bersedekah satu sha”. H.R. Tirmidzi
ْنِم َلَضْفَأ اًدَلَو دِلاَو َلَََ اَم نَسَح بَدَأ
“Tidaklah ada pemberian yang lebih baik dari seorang ayah kepada anaknya dari pada akhlak yang baik”. H.R. Tirmidzi
ْمُكَدَاْوَأ اْوُ بّدَأ ِنآْرُقْلا ِةَوَاِتَو ِهِتْيَ ب ِلآ ّبُح َو ْمُكّيِبَن ّبُح : لاَصِخ ِثَاَث ىَلَع
“Didiklah anak-anakmu kepada tiga hal: cinta kepada Nabi mu, dan cinta kepada keluarganya, dan gemar membaca Al-
Qur’an”. H.R. Tabrani.
17
E. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Adapun tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah agar kelak anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut nantinya, yang
meliputi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Selain itu juga membantu anak agar berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar dan mengarungi kehidupan di masa dewasa,
serta membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah.
18
F. Materi Pendidikan Anak Usia Dini
Materi pendidikan anak usia dini sangat banyak jumlahnya, tetapi kalau diklasifikasikan ada beberapa materi yang sangat penting untuk diberikan kepada
anak usia dini yaitu: 1.
Pendidikan Iman
17
Abdullah Nasih Ulwan, Op.cit. h. 44.
18
Maimunah Hasan, Op.cit.h. 17
Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah menanamkan kepada anak dasar-dasar keimanan, rukun Islam dan dasar-dasar syariat sejak sedini mungkin.
Ketika anak baru dilahirkan hendaknya menyerukan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kirinya, agar kalimat yang pertama ia dengar adalah kalimat
tauhid yang nantinya akan mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar-dasar aqidah di dalam jiwanya. Selain itu anak juga harus diajarkan dan diperkenalkan
kepada perkara yang halal dan haram, agar ketika ia memasuki masa baligh ia sudah memahami tentang hukum-hukum halal dan haram. Serta mengajarkan
kepada anak akan hakekat tuhan yang selalu mengawasinya disetiap saat. 2.
Pendidikan Akhlak Dalam hal ini anak harus diajarkan pada dasar-dasar akhlak yang baik agar
menjadi tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak kecil. Ada beberapa hal yang dapat dianggap positif untuk dibiasakan terhadap anak usia
dini, di antaranya adalah: a.
Anak harus dibiasakan menjaga kebersihan, sebab Islam sangat mementingkan kebersihan, sebagaimana Allah firman:
َنيِرّهَطُمْلا بُِي ُهاَو
…
“… Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”. Q.S. At-Taubah [9:108]
Ayat di atas menjelaskan tentang kecintaan Allah terhadap orang yang bersih, yaitu orang menyucikan dirinya dari segala macam najis dan
kotoran sekaligus membersihan jiwanya dari segala macam dosa.
19
Dalam rangka membiasakan hidup bersih dan hidup sehat, pada anak usia dini, hendaklah anak dibiasakan untuk
berdo’a sebelum tidur dan ketika bangun, mandi secara teratur, menggosok gigi setiap bangun dan
menjelang tidur, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta membuang sampah pada tempatnya.
19
Al Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir A l Qur’an al-‘Ażīm,
terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr Juz 11, Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003,
h. 661-662.
b. Anak dilatih dan dibiasakan hidup teratur, misalnya dengan membiasakan
anak makan secara teratur dan tidak berlebihan, sebagaimana firman Allah:
َيِفِرْسُمْلا بُِيَا ُهَنِإ اوُفِرْسُتَاَو اوُبَرْشاَو اوُلُكَو دِجْسَم ّلُك َد ِع ْمُكَتَيِز اوُذُخ َمَداَء ََِباَي
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan”.Q.S. Al-A’raaf [7: 31] Makna yang terdapat pada ayat ini adalah makanlah sesukamu dan
berpakaianlah sesukamu selagi engkau hindari dua pekerti, yaitu berlebih- lebihan dan sombong. Allah menghalalkan makan dan minum selagi
dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak untuk kesombongan
20
. Untuk itu anak harus dilatih untuk tidak berlebihan dan sombong dalam
segala hal. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda tentang aturan makan dan minum,
seperti:
َمِشِب ُلُكْأَي َناَطْيَشلا َنِإَف ِهِيِمَيِب ْبَرْشَيْلَ ف َبِرَش اَذِإَو ِهِيِمَيِب ْلُكْأَيْلَ ف ْمُكُدَحَأ َلَكَأ اَذِإ ِهِلا
ِب ُبَرْشَيَو ِهِلاَمِش
.
“Jika makan salah seorang diantara kamu, maka makanlah dengan tangan kanan, dan jika minum, maka minumlah dengan tangan kanan,
karena sesungguhnya syaitan makan dan minum dengan tangan kiri ” HR.
at- Tirmiżi
21
c. Biasakan anak untuk tidak berbohong
Kebiasaan suka berbohong merupakan kebiasaan yang sangat buruk dalam Islam. Oleh karena itu, para pendidik baik orang tua maupun guru harus
mencurahkan perhatiannya dalam membiasakan anak untuk selalu berkata jujur. Dalam hal ini Rasul telah memperingatkan kepada pendidik orang
tua maupun guru agar tidak berbuat kebohongan dihadapan anak-anaknya, meskipun hanya bujukan ataupun permainan. Karena anak akan meniru
sehinga akan terbiasa dalam kehidupannya.
20
Ibid, . Juz 8, h. 353.
21
Najib Khalid Al ‘Amir,
Op.cit.
h. 208.
Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
ةَبْذَك َيِهَف ْهِطْعُ ي َْل َُُ ،َكاَه ِبَصِل َلاَق ْنَم
“Barang siapa berkata kepada seorang anak kecil, “kemarilah dan ambillah sesuatu”, lalu ia tidak memberinya, maka perbuatan itu adalah
suatu kedustaan”.
d. Ajarilah anak untuk tidak mencela dan mencemooh orang lain.
Kebiasaan mencela dan mencemooh merupakan gejala terburuk yang tersebar luas ditengah-tengah anak-anak dan lingkungan masyarakat yang
jauh dari petunjuk Al- Qur’an dan pendidikan Islam.
Ada dua faktor utama yang menimbulkan kebiasaan mencela dan mencemooh, yaitu:
Pertama , karena teladan yang buruk. Apabila anak selalu mendengar
kalimat-kalimat buruk, celaan, dan kata-kata yang mungkar, maka sudah barang tentu anak akan meniru kalimat-kalimat tersebut dan membiasakan
diri dengan kata-kata kotor dan senantiasa mengeluarkan kata-kata keji dan mungkar.
Kedua , karena pergaulan yang tidak baik. Apabila anak dibiarkan bermain
di jalanan dan bergaul dengan teman-teman yang buruk akhlaknya, maka secara alami anak akan mempelajari bahasa kutukan, celaan dan
penghinaan dari teman-temannya. Ia akan mengambil perkataan, kebiasaan, dan akhlak yang buruk, serta tumbuh dewasa pada dasar
pendidikan dan moralitas yang sangat buruk. Karena Rasulullah pernah bersabda:
ِءْيِذَبْلا َاَو ِشِحاَفْلاَاَو َناَعَللا َاَو ِناَعَطلاِب ُنِمْؤُمْلا َسْيَل
“Orang mu’min itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan pula orang yang suka melaknat, dan bukan pula orang yang berkata keji, dan bukan
pula orang yang suka berkata kotor”. H.R. Tirmidzi
22
22
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam. Terj, Jamaludin Miri Jakarta: Pustaka Amani. 1994, Juz 1, h. 188.
3. Pendidikan Fisik
Untuk membimbing anak agar terikat dan tertarik dengan ajaran-ajaran kesehatan dan sasaran pencegahan penyakit, maka dalam rangka memelihara
kesehatan anak dan menumbuhkan kekuatan jasmaninya, di samping mereka pun harus berkonsultasi dengan para spesialis mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan untuk menjaga jasmani dari berbagai penyakit, orang tua maupun guru juga harus membimbing dan mengajari anak untuk selalu menjaga
kesehatannya. Jika memakan buah-buahan mentah itu dapat menimbulkan penyakit,
hendaklah para pendidik membimbing anak-anak supaya membiasakan diri memakan buah-buahan yang sudah matang, dan jika memakan sayur-sayuran atau
buah-buahan yang belum dicuci itu bisa menimbulkan berbagai penyakit, hendaklah para pendidik membimbing anak-anak supaya membiasakan diri
memakan sayuran dan buah-buahan itu setelah dicuci. Jika mencampurkan satu makanan dengan makanan lainnya dalam satu
waktu dapat menyebabkan penyakit di dalam perut, alat pernafasan dan alat pencernaan, maka para pendidik hendaknya membimbing anak-anak agar
membiasakan diri mengatur waktu makan. Begitu juga jika mengambil makanan dengan tangan yang kotor itu dapat menimbulkan penyakit, maka para pendidik
hendaknya membimbing anak-anak untuk menerapkan petunjuk Islam dalam mencuci tangan sebelum makan dan sesudahnya. Selain itu juga pendidik harus
membimbing anak agar selalu membiasakan diri untuk berolah raga karena akal yang sehat terdapat dalam jiwa sehat.
23
4. Pendidikan Sosial
Dalam menumbuhkan jiwa sosial anak, maka terlebih dahulu anak harus ditanamkan jiwa Ukhuwah Islamiyah yaitu ikatan kejiwaan yang mewarisi
perasaan mendalam tentang kasih sayang, kecintaan dan penghormatan serta pengorbanan kepada setiap orang yang diikat oleh perjanjian aqidah Islamiyah,
23
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Buku Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam,Terj. Ruh Al-
Islam, Muthaba’ah Lajnah Al-Bayan Al-‘Arabi oleh Syamsudin Asyrofi, Achmad Warid khan, dan Nizar Ali, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996 Cet, 1. h. 119.