nilai maksimun return on equity yang hanya sebesar 0,48 lebih kecil dari 1.
5. Variabel independen yang kelima adalah Debt to Equity Ratio, pada
sampel penelitian ini, mempunyai nilai terendah yaitu 0,51 dan nilai tertinggi adalah 17,62, dengan nilai rata-rata 2,6311. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan yang diamati mempunyai nilai debt to equity ratio positif. Artinya, tidak satupun sampel dalam penelitian ini yang memiliki
nilai total debt dan nilai total equity yang bernilai negatif. Nilai tertinggi rasio ini sebesar 15,928 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini ada
beberapa sampel yang diamati memiliki nilai total debt yang lebih besar daripada total equity yang dimilikinya. Sedangkan nialai minimum sebesar
0,51 menunjukkan bahwa ada pula beberapa sampel yang memiliki nilai total debt yang lebih kecil daripada total equity yang dimiliki perusahaan.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Data a. Uji Asumsi Klasik
1 Uji Multikolinearitas Regresi yang baik adalah regresi yang tidak memiliki gejala korelasi yang
kuat antarvariabel bebasnya. Multikolinearitas adalah keadaan adanya korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain, dalam hal ini
disebut variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antarvariabel bebas tersebut sama dengan nol. Jejak
Universitas Sumatera Utara
multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai korelasi antarvariabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala
multikolinearitas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Constant CR
CFR TIE
ROE DER
Step 1 Constant
1.000 -.823
-.285 .048
.114 -.552
CR -.823
1.000 .164
-.227 -.122
.175 CFR
-.285 .164
1.000 -.370
-.400 -.210
TIE .048
-.227 -.370
1.000 -.167
.212 ROE
.114 -.122
-.400 -.167
1.000 .155
DER -.552
.175 -.210
.212 .155
1.000
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antar variabel independen. Gejala multikolonieritas
terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0.90 matriks korelasi di atas memperlihatkan bahwa korelasi antarvariabel
independen yang paling besar hanya 0,823 lebih kecil dari 0.90. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel current ratio, cash flow
ratio, time interest earned, return on equity dan debt to equity ratio lolos uji gejala multikolonieritas.
Universitas Sumatera Utara
b. Menilai Model Fit Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau
tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal block number =0 dengan nilai -2 log likelihood pada
akhir block number =1. Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Nilai -2 Log Likelihood -2LL Awal
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Step 0
1 26.233
1.556 2
25.142 1.995
3 25.116
2.077 4
25.116 2.079
5 25.116
2.079 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL Akhir
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant CR
CFR TIE
ROE DER
Step 1
1 19.961
.491 .544
-.251 -.005
2.018 .037
2 15.504
-.180 1.288
-.409 .006
2.817 .086
3 13.577
-1.242 2.297
-.459 .021
3.054 .134
4 12.822
-2.221 3.365
-.322 .022
2.876 .162
5 12.677
-2.808 4.061
-.145 .013
2.764 .171
6 12.670
-2.953 4.238
-.087 .010
2.738 .172
7 12.670
-2.959 4.247
-.083 .010
2.737 .172
8 12.670
-2.959 4.247
-.083 .010
2.737 .172
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta
yang dapat dilihat pada step 5, memperoleh nilai sebesar 25,116. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2 log likelihood akhir dengan block number =
1, nilai -2 log likelihood pada tabel 4.4 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variable independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 log
likelihood akhir pada step 8 menunjukkan nilai 12,670. Adanya pengurangan nilai antara -2 log likelihood awal dengan nilai -2 log
likelihood akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2005:219. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa
model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan variabel bebas yaitu
Universitas Sumatera Utara
current ratio, cash flow ratio, time interest earned, return on equity dan debt to equity ratio ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini.
Menilai model fit dapat juga dilihat melaui tabel omnibus test of model coefficients berikut ini :
Tabel 4.5 Omnibus Test of Model Coefficient
Chi-square df
Sig. Step 1
Step 12.445
5 .029
Block 12.445
5 .029
Model 12.445
5 .029
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi chi square dimana tingkat
signifikansinya adalah 0,029 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model yang terdiri dari beberapa variabel independen tersebut berpengaruh
dan dapat digunakan untuk menilai variabel dependen. Nilai chi square di atas adalah hasil dari selisih -2LL awal dengan -2LL akhir.
c. Menguji Kelayakan Model Regresi. Pengujian kelayakan model regresi logistic dilakukan dengan menggunakan
goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lameshow.
Tabel 4.6 Hosmer and Lameshow Test
Step Chi-square
df Sig.
1 2.651
7 .915
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 0,915. Nilai signifikansi yang diperoleh ini lebih besar dari 0,05, maka Ho tidak dapat
ditolak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan nyata antara
klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Tabel 4.7 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
BondR = NIG BondR = IG
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1
2 2.581
2 1.419
4 2
1 .852
3 3.148
4 3
1 .283
3 3.717
4 4
.166 4
3.834 4
5 .095
4 3.905
4 6
.017 4
3.983 4
7 .004
4 3.996
4 8
.001 4
3.999 4
9 .000
4 4.000
4
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Dari tabel kontinjensi untuk uji hosmer and lameshow, dapat dilihat bahwa
dari 9 langkah pengamatan untuk peringkat obligasi dengan peringkat investment grade 1 maupun peringkat non invesment grade 0, nilai yang diamati maupun
nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini
mampu memprediksi nilai observasinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari
variabel-variabel bebas terhadap peringkat obligasi. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Ikhtisar Pengolahan Data
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis
36 100.0
Missing Cases .0
Total 36
100.0 Unselected Cases
.0 Total
36 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan table 4.8 di atas dapat diambil analisis sebagai berikut : a.
jumlah observasi sebanyak 36, dan seluruh observasi telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis
b. tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy
variabel. Variabel dependen bernilai 1 untuk peringkat investment grade dan bernilai 0 untuk peringkat non investment grade.
c. metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter
dimana dengan menggunakan metode ini seluruh variabel bebas independen disertakan dalam analisis data untuk mengetahui variabel
mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen ditampilkan pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell R
Square Nagelkerke R
Square 1
12.670
a
.292 .582
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan table 4.9 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square sebesar 0,292. Cox Snell
R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai
maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelkerke’s R
2
merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari nol 0 sampai satu 1, dilakukan dengan cara membagi
nilai Cox dan Snell R
2
dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R
2
dapat diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke’s R
2
menunjukkan angka sebesar 0,582 yang berarti variabilitas variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variable
independen adalah sebesar 58,2, sedangkan 41,8 dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Universitas Sumatera Utara
a. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan penerimaan peringkat investment grade obligasi perusahaan.
Tabel 4.10 Matriks Klasifikasi
Observed Predicted
BondR Percentage
Correct NIG
IG Step 1 BondR NIG
2 2
50.0 IG
32 100.0
Overall Percentage 94.4
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.10 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan penerimaan peringkat investment grade pada pemeringkat obligasi sebesar 100. Ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model regresi yang digunakan ada 32 perusahaan yang diprediksi akan mendapatkan peringkat investment grade atas obligasi perusahaan tersebut
dari total 32 perusahaan yang mendapatkan peringkat investment grade atas obligasi yang diterbitkan perusahaan tersebut. Kekuatan prediksi model untuk
peringkat non investment grade adalah sebesar 50, yang berarti bahwa model regresi yang diajukan ada 2 perusahaan yang menerbitkan obligasi yang diprediksi
akan menerima peringkat non investment grade dari 4 perusahaan penerbit obligasi yang diobservasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Menguji Koefisien Regresi Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik.
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Regresi
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
95,0 C.I.for EXPB Lower
Upper Step 1
a
CR 4.247
2.566 2.739
1 .098
69.888 .457
1.068E4 CFR
-.083 2.764
.001 1
.976 .920
.004 207.108
TIE .010
.165 .004
1 .952
1.010 .731
1.396 ROE
2.737 3.526
.602 1
.438 15.439
.015 1.550E4
DER .172
.431 .159
1 .690
1.188 .510
2.765 Constant
-2.959 2.891
1.048 1
.306 .052
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.11 di atas memperlihatkan hasil pengujian hipotesis regresi logistik
pada tingkat signifikansi 5. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut pada kolom B maka diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut :
Y= -2,959 + 4,247X
1
- 0,083X
2
+ 0,010X
3
+ 2,737X
4
+ 0,172X
5
Konstanta sebesar -2,959 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai CR, CFR, TIE, ROE, dan DER, maka kemungkinan penerimaan peringkat
obligasi investment grade sebesar -2,959.
C. Pembahasan Hasil Penelitian