Ciri Anatomi Kayu
a. Pori Pembuluh Pori atau sel pembuluh adalah suatu sel yang berfungsi sebagai penyalur.
Pori apabila dilihat dari samping mirip tabung., tetapi jika dilihat dari bidang lintang berbentuk bulat atau oval. Pori sebagian besar soliter, tetapi terdapat juga
pori berganda 2 seperti terlihat pada Gambar 5. Diameter pori terpendek maksimal 196
µm dan minimal 88,2000 µm dengan rata-rata 136,6116 ± 13,6296 µm; diameter pori terpanjang sampai 187,3400
µm dan minimal 135,0700 µm dengan rata-rata 162,4133 ± 12,9391
µm; frekuensi pembuluh 0,6565 ± 0,0736 per mm²
atau 65,6500 per cm².
a
b
0,25 cm
Gambar 5. Pori Pembuluh Mindi M. azedarach L Perbesaran 40x
a. Pori Ganda, b. Pori Soliter
Berdasarkan penggolongan pembuluh menurut Martawijaya dkk, 1995, diameter pembuluh Mindi termasuk ukuran agak kecil, sedangkan frekuensi
pembuluh yang 2 per mm² termasuk sangat jarang. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasmudjo dan Sunarto 1999 pada kayu Mindi
umur 12 dan 18 tahun, diperoleh bahwa frekuensi pembuluh 8-30 per mm².
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan variasi umur kayu memungkinkan perbedaan sifat kayu, salah satunya pembuluh. Pada umur 12 tahun, proporsi sel pembuluh sebesar 18,9
sedangkan pada umur 18 tahun, proporsi sel pembuluh sebesar 20,3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua umur kayu Mindi, semakin tinggi proporsi sel
pembuluhnya sampai batas produksi. Ukuran diameter pori berpengaruh terhadap permeabilitas suatu kayu. Semakin besar pori suatu kayu akan
memudahkan cairan untuk melewatinya. Hal ini merupakan salah satu penyebab kayu menjadi lebih permeabel. Begitu juga dengan frekuensi pori, semakin
banyak jumlah pori maka semakin besar sifat permeabel suatu jenis kayu. Hal ini disebabkan banyaknya pembuluh-pembuluh yang dapat dilalui oleh cairan.
b. Parenkim Kayu Mindi M. azedarach L memiliki parenkim paratrakea parenkim
yang berhubunganbersinggungan dengan pembuluh dengan tipe selubung; rata- rata 1-2 sel per utas dari 1-6 sel per utas.
a
b
c
Gambar 6. Penampang Lintang Mindi M. Azedarach L Perbesaran 40x
a. Pori Soliter b. Parenkim, c. Jari-Jari
Universitas Sumatera Utara
c. Jari-Jari
Jari-jari homogenous; tinggi jari-jari maksimal 509,6000 µm dan minimal
78,4000 µm dengan rata-rata 285,7244 ± 37,6989 µm; lebar maksimal 68,6000
µm dan minimal 29,4000 µm dengan rata-rata 46,3231 ± 3,2528 µm; frekuensi jari-jari 0,9990 per mm². Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tinggi jari-
jari Mindi pada umur 6 tahun termasuk luar biasa pendek 0,5 mm, lebar jari- jari termasuk agak sempit dan frekuensi jari-jari sangat jarang bila disesuaikan
dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam Atlas Kayu Indonesia Jilid I.
a
0,1 cm
Gambar 7. Penampang Tangensial Mindi M. azedarach L. Perbesaran 100x
a. Jari-Jari d. Serat