c. Defect losses : berarti bahwa peralatan menghasilkan produk yang tidak
memenuhi karakteristik kualitas yang diharapkan. Defect loss terdiari dari 2 tipe utama loss, yaitu kerugian karena scrap dan pengerjaan ulang, dan kerugian
startup.
- Screp dan Pengerjaan Ulang : Kerugian terjadi ketika produk tidak memenuhi
spesifikasi kualitas, walaupun produk-produk tersebut dapat dikerjakan ulang. Tujuan yang harus dicapai adalah zero defect nol cacat – membuat produk
dengan benar pada saat pertama dan setiap saat. Pemahaman terhadap jenis kerugian peralatan ini diperlukan agar hasil
yang diperoleh seoptimal mungkin menggambarkan situasi yang sesungguhnya, serta tidak terdapat hal penting yang terlupakan. Dengan mengetahui dan
memahamim kerugian peralatanmesin tersebut, maka data yang diperlukan untuk pengukuran nilai OEE mudah didapatkan.
- Kerugian Startup : Startup loss terjadi ketika produksi tidak stabil dengan cepat
pada saat peralatan di start up, sehingga produk pertama tidak memenuhi spesifikasi. Kerugian jenis ini merupakan kerugian laten, karena sering diterima,
padahal dapat memberikan kejutan yang cukup besar. OEE merupakan ukuran menyeluruh yang mengidentifikasikan tingkat
produktivitas mesinperalatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas
ataupun efisiensi mesinperalatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan poduksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi dan memperbaiki cara yang tepat untuk mejamin penigkatan produktivitas penggunaan mesinperalatan
Formula matematis
dari overall equipment effectiveness OEE
dirumuskan sebagai berikut :
OEE = Availability x Performance efficiency x Rate of quality product x 100
Kondisi operasi mesinperalatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan jika hanya didasari oleh perhitungan satu faktor saja, misalnya performance
efficiency saja. Dari enam pada six big losses baru minor stoppages saja yang dihitung pada performance efficiency mesinperalatan. Keenam faktor dala six big
losses harus diikutkan dalam perhitungan OEE, kemudian kondisi aktual dari mesinperalatan dapat dilihat secara akurat.
1. Availability Availability merupakan rasio operation time terdapat waktu loading time-
nya. Sehingga dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari : a. Operation time
b. Loading time c. Downtime
Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut :
100 x
time loading
time operation
ty Availabili
=
100 time
loading down time
- time
ty Availabili
x loading
=
Universitas Sumatera Utara
Loading time adalah waktu yang tersedia availability per hari atau per bulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan planned downtime
Loading time = Total availability – Planned downtime Planned downtime adalah jumlah waktu downtime mesin untuk
pemeliharaan scheduled maintenance atau kegiatan manajemen lainnya. Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu
downtime mesin non-operation time, dengan kata lain operation time adalah waktu operasi tesedia availability time setelah waktu downtime mesin keluarkan
dari total availability time yang direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin aka tetapi karena adanya gangguan pada
mesinperalatan aqupment failures mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan
mesinperalatan, penggantian cetakan dies, pelaksanaan prosedur setup dan adjesment dan lain-lainnya.
2. Performance Efficiency Performance afficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed
rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia yang melakuakn
proses produksi operation time. Operation speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal
mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya theoreticalideal cycle time dengan kecepatan aktual mesin actual cycle time. Persamaan matematiknya
ditunjukkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
time cycle
actual time
cycle ideal
rate speed
Operation =
time operation
time processing
actual rate
operation Net
=
Net operation rate merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses processes amount dikali actual cycle time dengan operation time. Net
operation time berguna untuk menghitung rugi-rugi yang diakibatkan oleh minor stoppages dan menurunnya kecepatan produksi reduced speed
Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency : 1. ideal cycle waktu siklus idealwaktu standar
2. Processed amount jumlah produk yang diproses 3. Operation time waktu operasi mesin
Perfomance efficiency dapat dihitung sebagai berikut :
time cycle
actual time
cycle ideal
x time
operating time
cycle actual
x amount
processed rate
speed operating
x operating
net efficiency
e Performanc
= =
100 x
time operation
time cycle
ideal amount x
processed efficiency
= e
Performanc
3. Rate of quality product Rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang lebih baik
terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi rate of quality product adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut :
a. Processed amount jumlah produk yang diproses b. Defect amount jumlah produk yang cacat
Universitas Sumatera Utara
Data Kerugian
Kinerja Kinerja
Keseluruhan
Total Waktu Kerja
Availability Ratio
Unschedule break
Waktu Operasi Schedule Break
Waktu Siklus
Total Produk Menunggu
Material Waktu Setup
Penangan Scrap
Produk Reject Equipment
failure Setup
Adjusment
Speed losses
Idle Minor Stoppages
Quality losses Performance
Ratio
Quality Ratio OEE=
Availability x Performance x
Quality
Rate of quality product dapat dihitung sebagai berikut : 100
x amount
processed amount
defect -
amount processed
products quality
of Rate
=
Perhitungan nilai OEE tersebut dapat digambarkan melalui skema dibawah ini:
Gambar 3.2. Alur Pengukuran Nilai OEE
Universitas Sumatera Utara
3.7. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram