4. Apakah merasa ada penolakan dalam diri
sendiri? 5.
Mampu atau tidak membuat keputusan sendiri?
6. Apakah mengalami keterlambatan atau
penuruna dalam bertindak? 7.
Peka tidak terhadap lingkungan sekitar? 8.
Apakah selalu menunda-nunda hal yang yang akan dilakukan?
9. Apakah ada usaha untuk keluar dari situasi
yang mengancam? b. Penurunan Kognitif
1. Apakah mempunyai keyakinan bahwa
masalah yang dihadapi dapat terselesaikan? 2.
Mampukah keluar dari situasi yang mengancam?
3. Apakah ada pemikiran-pemikiran tentang
hal-hal negatif? 4.
Pernah tidak masalah kecil dijadikan sebagai masalah besar?
5. Pernah tidak menganggap suatu masalah
tidak dapat diselesaikan? 6.
Apakah mengalami
kesulitan dalam
merespon kejadian? 7.
Pernah tidak memperlambat persepsi terhadap masalah yang dialami?
c. Penurunan Emosional 1. Mampukah mengendalikan situai yang tidak
menyenangkan? 2.
Apakah merasakan
ketakutan yang
berlebihan? 3.
Pernah mengalami keinginan untuk bersaing? 4.
apakah termasuk tipe orang yang mendominasi?
5. Apakah mengalami kehilangan nafsu makan?
6. Apakah mengalami penurunan dalam hal
seksualitas? 7.
Apakah termasuk orang yang mudah tersinggung?
3.4.2 Observasi
Metode observasi digunakan untuk memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut Rahayu dan Ardani 2004, h.1. Tujuan
dilakukannya observasi adalah untuk mendeskripsikan setting penelitian yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang diamati tersebut. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut
Marshall, dalam Sugiyono 2012, h.64. Terdapat beberapa alasan penggunaan observasi atau pengamatan
dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut Guba dan Lincoln dalam Moleong 2000, h.125-126 ;
a. Observasi didasarkan atas pengalaman secara langsung.
b. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.
c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data.
d. Digunakan sebagai pelengkap wawancara karena terkadang terjadi
keraguan atau kekeliruan sehingga observasi dapat digunakan untuk mengecek hal tersebut.
e. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang
rumit. f.
Dapat digunakan untuk kasus-kasus tertentu yang tidak dapat menggunakan metode lain, observasi dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian. Peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan
sebagai teknik untuk melengkapi informasi yang tidak bisa didapatkan melalui teknik wawancara. Teknik pencatatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
teknik observasi deskriptif. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran learned helplessness yang dipelajari pada subjek. Alat
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anecdotal yaitu dimana observer mencatat hal-hal yang penting. Pencatatan dilakukan sesegera
mungkin pada tingkah laku yang istimewa Rahayu, 2004, h.19, dari pencatatan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti didapat hasil
adalah kondisi tempat tinggal narasumber dan tempat dilakukannya proses wawancara, kondisi narasumber ketika wawancara berlangsung, sikap dan
respon yang ditunjukkan narasumber ketika menjawab pertanyaan.
3.5 Analisis Data