wawasan remaja mengenai berbagai macam tema yang kompleks belum memadai. Suyatno 2002:3 mengatakan bahwa kriteria puisi untuk anak-anak adalah puisi yang
menampilkan hal-hal yang akrab dengan dunia anak ataupun hal-hal lain yang dapat diterima oleh anak. Lebih lanjut mitchell dalam Nurgiyantoro 2005: 354
mengatakan bahwa tema-tema yang banyak ditemukan pada puisi anak antara lain adalah masalah keluarga, persahabatan, liburan, rumah dan tempat-tempat lain, dan
lain-lain. Kemudian Nurgiantoro 2005:354 lewat pengamatan selintas, kandungan dalam puisi anak, antara lain berkaitan dengan hal-hal yang ada di sekitar anak,
misalnya orang tua, guru, teman sepermainan, binatang kesukaan, lingkungan alam, empati terhadap sesama yang menderita, religiusitas, dan lain-lain. Dalam penelitian
ini, yang dimaksud anak-anak adalah anak usia remaja. Senada dengan pernyataan tersebut, peneliti membatasi puisi atau
geguritan yang akan diantologikan dalam antologi
geguritan remaja hanya terdiri dari geguritan yang bertema keluarga, kemanusiaanempati terhadap penderitaan sesama, patriotisme, cinta tanah air.
2.2.3 Puisi Transparan dan Prismatis
Berdasarkan bahasa yang digunakan, puisi dibagi menjadi dua jenis yaitu puisi transparan dan puisi prismatis. Berikut ini akan dijelaskan mengenai keduanya.
2.2.3.1 Puisi Transparan
Puisi transparan merupakan puisi yang mudah dipahami karena bahasa yang digunakana dalam puisi mirip dengan bahasa sehari-hari. Berbicara mengenai puisi
transparan, Waluyo dan Rosihan mengemukakan pendapatnya. Menurut Waluyo
1995:140 transparan adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa imajinatif, sehingga bahasa dalam puisi mirip dengan bahasa
sehari-hari. Lebih lanjut, Rosihan dalam artikelnya yang berjudul
Puisi Seni Indah Penuh Makna dalam
http:www.astalog.com476puisi-seni-indah-penuh-makna.htm menjelaskan bahwa puisi transparan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada
kata-kata atau lambang yang sukar dipahami. Bahkan jenis ini mendekati seperti cerita sehari-hari. Itulah sebabnya puisi ini mudah dipahami.
2.2.3.2 Puisi Prismatis
Puisi prismatis adalah puisi yang mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk perlambangan atau kiasan-kiasan. Kata-kata dalam puisi prismatis mempunyai
kemungkinan lebih dari satu makna atau poly interpretable, bahkan terkadang juga
menunjuk pada pengertian yang lain Rosihan 2013. Sejalan dengan pernyataan Rosihan, Waluyo juga mengungkapkan pendapatnya mengenai puisi prismatis.
Menurut Waluyo 1995:140, dalam puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa
sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu. Namun makna itu
bagaikan sinar yang keluar dari prisma. Ada bermacam-macam makna yang muncul karena memang bahasa puisi bersifat
multi interpretable. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak gelap. Makna yang aneka ragam itu dapat ditelusuri pembaca.
Jika pembaca mempunyai latar belakang pengetahuan tentang penyair dan kenyataan sejarah, maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.
Puisi karya para penyair besar adalah puisi berjenis ini. Penyair besar adalah orang yang telah melewati proses kreatif yang matang sehingga mereka telah menemukan
dirinya dan menemukan bentuk bagi puisinya. Berdasarkan kedua jenis puisi tersebut, puisi atau
geguritan yang akan diantologikan dalam antologi
geguritan remaja yaitu puisi jenis transparan. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa bahasa puisi yang digunakan dalam pembelajaran
hendaknya mudah dipahami oleh siswa. Pertimbangan tersebut sejalan dengan pemikiran Sayuti 1985: 208 yang menyatakan bahwa bahan puisi yang diajarkan
hendaknya juga tidak terlampau jauh dari penguasaan bahasa para siswa.
2.2.4 Puisi dan Kepribadian Anak