Kebaruan Novelty 5. Manfaat Penelitian

1. 5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Pengembangan ilmu pengetahuan dalam implementasi kebijakan dan desain sistem pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan terutama di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau. 3. Sebagai bahan pengembangan konsep dasar pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan.

1.6 Kebaruan Novelty

Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebaruan novelty dalam penelitian ini adalah beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik menyangkut pengelolaan ekosistem terumbu karang, analisis keberlanjutannya, maupun lokasi penelitian dilaksanakan. Dari penelitian-penelitian tersebut belum ada yang menganalisis secara multidimensi dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan di Kabupaten Bintan. Adapun penelitian yang terkait yang telah dilakukan adalah : - Ariani 2006 meneliti tentang pengaruh kegiatan pembangunan pada ekosistem terumbu karang studi kasus: efek sedimentasi di wilayah pesisir timur Pulau Bintan. - Partini 2009 meneliti tentang efek sedimentasi terhadap terumbu karang di pantai timur Kabupaten Bintan. - Febrizal 2009 melakukan penelitian tentang kondisi ekosistem terumbu karang di perairan Kabupaten Bintan dan alternatif pengelolaannya. - Alustco 2009 melakukan kajian kualitas tutupan karang hidup dan kaitannya dengan Acthaster planci di Kabupaten Bintan. - Apriliani 2009 meneliti tentang strategi rehabilitasi terumbu karang untuk pengembangan pariwisata bahari di Pulau Mapur Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil kajian-kajian tersebut ditemukan kebaruan novelty baik dilihat dari segi pendekatan metode yang digunakan maupun hasil penelitian. • Dari segi pendekatan metode, penelitian ini menerapkan beberapa metode analisis yang dilaksanakan secara komprehensif PCA, Rap-Insus COREMAG, Analisis Prospektif dalam membangun desain pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau. • Dari segi hasil penelitian, dihasilkan konsep baru pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur yang mengintegrasikan faktor-faktor yang sifatnya spesifik dalam pengelolaan terumbu karang.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Batasan Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir secara ekologis adalah suatu wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, ke arah darat mencakup daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan sedangkan ke arah laut meliputi perairan laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah dan kegiatan manusia di daratan Dahuri et al. 1996. Di wilayah pesisir terdapat ekosistem yang terkait satu dengan lainnya. Ekosistem pesisir merupakan suatu unit tatanan interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan secara bersama-sama menjalankan fungsinya masing-masing pada suatu tempat atau habitat Odum, 1971. Selanjutnya dikatakan bahwa komponen hayati dan nirhayati secara fungsional hubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem. Apabila terjadi perubahan pada salah satu sistem dari kedua komponen tersebut, maka dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur fungsional maupun dalam keseimbangannya Bengen 2002. Salah satu bentuk keterkaitan antara ekosistem di wilayah pesisir dapat dilihat dari pergerakan air sungai, aliran limpasan run-off, aliran air tanah ground water dengan berbagai materi yang terkandung di dalamnya nutrient, sedimentasi dan bahan pencemar yang kesemuanya akan bermuara ke perairan pesisir. Selain itu, pola pergerakan massa air ini juga akan berperan dalam perpindahan biota perairan plankton, ikan, udang dan bahan pencemar dari satu lokasi ke lokasi lainnya Bengen, 2002. Secara prinsip, ekosistem pesisir mempunyai 4 empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan Bengen, 2002. Sedangkan menurut Dahuri et al., 1996, wilayah pesisir secara keseluruhan memiliki berbagai fungsi dan manfaat bagi manusia sebagai berikut: 1. Penyedia sumberdaya alam hayati, seperti sumber pangan protein dan sebagai obat-obatan untuk kesehatan.