3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster randomsampling diambil 3 kelas yang berjumlah 60 siswa, untuk
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas IPA
1
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas IPA
2
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sedangkan kelas IPA
3
dengan pembelajaran konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga.
b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI SMA Efata SoE pada materi sistem pernapasan pada manusia.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan.
Tabel 3.2. Teknik dan instrumen pengumpulan data No Data Teknik
Instrumen pengumpulan data
1 Hasil belajar Kognitif Tes Soal pilhan ganda
Afektif 2 Psikomotorik
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
3 Motivasi Angket
Observasi Nilai postest
kurang nilai
pretest Angket
Lembar angket Lembar observasi
Analisis Gain
Lembar angket
3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum perlakuan, untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Setelah dilakukan uji normalitas ketiga sampel menggunakan SPSS maka nilai sig.= 0,133 0,05 maka data ketiga sampel berdistibusi
normal, Lampiran 36.
3.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum perlakuan, dengan tujuan untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel yang
digunakan berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis untuk uji homogenitas adalah:
H :
��2 = ��2 varians populasi adalah homogen,
1 2 H
1
: ��
2 ≠ ��2 varians populasi adalah tidak homogen 1 2
Dengan statistik uji
� =
� � �� � � �� ���� � �������������
Kriteria pengujian : Tolak H jika F
≥ F
12
α
v1,v2
dengan F ½ α
v1,v2
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat
kebebasan v
1
Setelah dilakukan uji homogenitas ketiga sampe menggunakan SPSS maka nilai sig. = 0,756 0,05 maka data ketiga sampel berdistribusi
homogen, Lamppiran 36.
3.6 Analisis Instrumen Soal
a. Validitas Untuk menentukan validitas tiap soal item digunakan rumus
product moment Arikunto, 2006 sebagai berikut.
N XY – X Y
r
xy
= N X
2
– X
2
N Y
2
– Y
2
Keterangan : r
xy
= Korelasi produk moment N = Banyak peserta tes
X = Skor item soal Y = Skor total.
X
2
= Jumlah kuadrat skor item Y
2
= Jumlah kuadrat skor total XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut: 0,80 r
xy
≤ 1,00 = sangat tinggi 0,60 r
xy
≤ 0,79 = tinggi 0,40 r
xy
≤ 0,59 = cukup 0,20 r
xy
≤ 0,39 = rendah Setelah dilakukan uji validitas instrumen diperoleh data yang valid
sebanyak 27 dari 40 soal. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria validitas butir soal terdapat pada Lampiran 12.
b. Releabilitas
Penghitungan reliabilitas skor tes dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Pada penelitian ini reliabilitas
diukur dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson K-R 20 karena alat evaluasi berbentuk tes pilihan ganda Arikunto, 2006.
n
r
11
=
�
2
−Σ pq n
−1 �
2
Keterangan: r
11
: Reliabilitas instrumen n : Banyaknya butir soal
p : Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salahq=1-p
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S
2
: Varians total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
0,81 r ≤ 1,00 = sangat tinggi
0,71 r ≤ 0,90 = tinggi
0,41 r ≤ 0,70 = cukup
0,21 r ≤ 0,40 = rendah
0,00 r ≤ 0,20 = sangat rendah
Setelah dilakukan uji releabilitas dengan SPSS 16 dihasilkan nilai sebesar 0.854 yang memenuhi kriteria sangat tinggi Lampiran 12
c. Taraf Kesukaran Soal dapat dikatakan baik apabila soal tersebut merupakan soal
yang tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah yang dapat dilihat melalui nilai indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran diberi simbol P proporsi.
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: 0,00 P
≤ 0,30 = Sukar 0,31 P
≤ 0,70 = Sedang
0,71 P ≤ 1, 00 = Mudah
Rumus mencari P menurut Arikunto 2012 untuk tes pilihan ganda adalah:
� =
� ��
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan berhasil JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran untuk setiap butir soal sebanyak 27 soal termasuk kategori sedang Lampiran 13.
d. Daya Pembeda Untuk menghitung besarnya daya beda soal harus menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut: a. Selururuh siswa test dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah,
b. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai terbawah
c. Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus: � =
�
�
−
�
�
= �
− �
�
�
�
�
� �
Keterangan: J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar. B
B
= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar. P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = Daya pembeda soal
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
0,00 D ≤ 0,20 = Jelek
0,21 D ≤ 0,40 = Cukup
0,41 D ≤ 0,70 = Baik
0,71 D ≤ 1,00 = Sangat Baik
Setelah dilakukan uji daya pembeda soal diperolah hasil sebanyak 21 soal kategori cukup dan 6 soal kategori baik Lampiran 13.
3.7 Analisis Hasil Belajar 3.7.1 Analisis Hasil Belajar Kognitif