KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DESAIN PTK

Kemampuan tersebut sangat penting bagi anda untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang model-model desain penelitian tindakan kelas, yang dapat menjadikan anda mampu melakukan penelitian tindakan kelas. Agar anda berhasil dengan baik dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk belajar mempelajari BBM ini sebagai berikut: 1. Bacalah dengan teliti bagian pendahuluan BBM ini sampai anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit pada BBM ini atau dalam kamus yang punya anda. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan sesama rekan anda. 4. Terapkan pengertian-pengertian dari konsep dasar desain PTK secara imajiner dalam pikiran, lalu diskusikan dengan teman sejawat saat tutorial di kampus. 5. Mantapkan pemahaman anda melalui tutorial tatap muka langsung dan buatkan kelompok diskusi kemudian simulasikan dalam kelompok kecil simulasi peer-group simulation. KEGIATAN PEMBELAJARAN I: MODEL-MODEL DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DESAIN PTK

Prinsip utama diterapkan Penelitian Tindakan Kelas PTK dimaksudkan untuk mengatasi dan memecahkan permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Karena itu pada tahap awal peneliti perlu menjajagi keadaan dan kemampuan siswa melalui observasi. Misalkan bagaimana gambaran keadaan kelas, perilaku siswa sehari-hari, perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan guru, sikap siswa terhadap mata pelajaran, kondisi media dan lain sebagainya. Jika berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran, peneliti perlu mengadakan tes untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Penjajagan kondisi awal ini sangat diperlukan untuk dijadikan landasan atau patokan guna mengetahui adanya perubahan dan peningkatan yang terjadi sebagai akibat dari penerapan tindakan yang dilakukan guru di dalam pembelajaran di kelas. Pada tahap berikutnya peneliti merancang tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki jika perlu meningkatkan dan mengadakan perubahan keadaan sebagaimana yang dinyatakan di dalam hipotesis tindakan. Coba perhatikan contoh berikut, guru berkeinginan mengubah suasana belajar yang terkesan pasif, kaku, dan siswa diam. Hasil pengamatan guru menunjukkan bahwa siswa akan berbicara kalau disuruh guru, akan menulis jika ditugaskan malahan akan bergerak kalau diberi instruksi oleh guru. Kondisinya duduk rapih sambil tangan terlipat di atas meja, pandangan mata mengarah ke papan tulis, mencatat apa yang dikatakan guru, malahan jika guru mengajukan pertanyaan dijawab siswa secara serentak bersama-sama saur manuk dan kondisi seperti ini akan sulit menemukan ada siswa yang mau bertanya kepada guru, apalagi membantah pembicaraan guru. Gambaran seperti ini, guru merasakan tidak berhasil dalam proses pembelajaran dengan bukti pencapaian hasil siswa pada ulangan harian malahan pada ujian akhir bersama prestasi mereka di bawah rata- rata pada umumnya. Ilustrasi di atas anda bisa memperkirakan, jika kondisi pembelajaran tersebut tetap dibiarkan tidak diperbaiki, maka akan menyebabkan masalah yang lebih besar lagi baik bagi siswa maupun guru sendiri. Disinilah diperlukan penelitian tindakan kelas untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu menjadikan kelasnya menjadi kelas yang hidup dan aktif seperti siswa berani bertanya dan dapat mengemukakan pendapatnya, berani maju ke depan kelas untuk menyampaikan materi yang disarikan dalam bahan bacaan tanpa malu. Apa yang diharapkan dan dikehendaki guru tersebut dibuatkan rencana tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. Setelah rencana dianggap matang, kemudian guru melaksanakan tindakan misalkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menceritakan kembali kegemarannya. Pada kesempatan lain, siswa diminta untuk memberikan pendapat atau komentarnya tentang apa yang dikemukakan guru di dalam kelas itu. Peneliti mengamati perilaku dan perubahan sikap yang terjadi pada diri siswa saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Guru membuat catatan tentang apa yang dilakukan dan dampak dari perlakuan terhadap siswa tersebut. Hasil pemantauan peneliti tersebut merupakan bahan untuk mengadakan perbaikan proses pembelajaran. Guru sebagai peneliti membahas dampak yang ditangkap dan membandingkan dengan kondisi sebelum dilakukan tindakan. Pertanyaan penelitian dapat diajukan untuk perbaikan proses pembelajaran seperti: benarkan perubahan yang terjadi benar-benar akibat dari tindakan atau perlakuan yang dikenakan guru terhadap siswa bukan karena sebab lain, perubahan apalagi yang terjadi pada diri guru sendiri, seberapa besar perubahan dan peningkatan terjadi, apakah perubahan dan peningkatan ke arah yang lebih baik sudah sesuai dengan harapan, apakah masih mungkin dilakukan perbaikan lagi, bagaimana jika dilihat dari segi efisiensi dan efektivitas tindakan apakah cukup memadai dsb. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti itu akan menimbulkan kesadaran ketika menyusun desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Jika guru merasa belum puas terhadap hasil yang dicapainya maka guru tersebut dapat membuat rencana baru atas dasar apa yang telah diperoleh atau masukan apa yang telah dimilikinya. Sementara itu, peneliti dapat membuat suatu rancangan model tindakan baru sebagai pengembangan model awal guna mendukung pencapaian tujuan utama dari tindakan yang telah dilakukan. Perlu disadari bahwa penelitian tindakan kelas bersifat siklus berputar seperti arah jarum jam dan spiral. Artinya semakin lama kegiatan berlangsung semakin meningkat perubahan dan pencapaian hasilnya. Proses siklus mencapai kemantapan jika guru merasakan kepuasan terhadap apa yang diperolehnya, karena itu guru merencanakan beberapa siklus agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Kinerja guru akan semakin mantap ketika apa yang direncanakan dapat dilakukan yang berbentuk tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran ke arah yang lebih aktif dan menyenangkan. Karena itu guru sebagai peneliti harus memahami berbagai model desain Penelitian Tindakan Kelas.

B. MODEL-MODEL DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS