Reliabilitas menyangkut keajegan hasil pengumpulan data dengan menggunakan alat yang sama. Jika instrument tidak konsisten berubah-ubah,
maka instrumen tersebut tidak dapat dipercaya tidak reliable. Reliabilitas selain keajegan juga ketetapan data yang diperoleh secara jujur, sungguh-sungguh dan
teliti. Sebaliknya data yang diproses secara ceroboh dan tidak sungguh-sungguh akan menghasilkan data yang berubah-ubah.
Kebergunaan dalam PTK, menunjukkan hasil penelitian yang terbatas atau terhadap sampel dapat berlaku untuk populasi. Kebergunaan menunjukkan
kesesuaian atau relevansi antara temuan atau hasil penelitian dengan penggunaan penelitian. Etika PTK seperti halnya penelitian-penelitian lain harus
memperhatikan segi-segi etika. Ada beberapa yang perlu diperhatikan sehubungan etika penelitian tindakan seperti: kembangkan pandangan etika pribadi peneliti,
upayakan agar partisipan menyetujui penelitian anda, dan tentukan prinsip-prinsip sosial yang lebih luas terkait dengan sikapo penelitian anda.
B. Pengolahan Data Secara Deskriptif melalui Teknik Triangulasi
Lebih jauh dijelaskan bahwa triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dalam konteks penelitian, triangulasi dapat
diartikan suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data dengan menggunakan berbagai caraprosedurmetode, agar data yang diperoleh dapat dipercaya
kebenarannya. Sekurang-kurangnya ada tujuh macam triangulasi. Pertama, memperlama waktu
penelitian di lapangan. Dengan memperlama waktu di lapangan, diharapkan akan
diperoleh data yang akurat. Data yangdiperoleh dapat dicocokan dari waktu ke waktu. Kedua, theoretical triangulation triangulasi teoritis, yaitu menggunakan
berbagai teori dalam menelaah sesuatu. Peneliti tidak boleh percaya dengan satu teori saja. Peneliti harus menggali berbagai teori yang bisa diaplikasikan dalam
penelitian yang sedang dikerjakannya. Teori itu dibandingkan satu dengan yang lain agar diperoleh suatu keyakinan bahwa teori yang dipilih merupakan teori
terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh peneliti. Ketiga, data triangulation triangulasi data, yaitu mengambil data dari
berbagai suasana ,waktu dan tempat. Peneliti dapat melkukan pengecekan ulang, dan pengecekan silang. Pengecekan dilakukan pada orang yang sama pada waktu
yang tidak berbeda. Pengecekan silang, dilakukan pada orang yang berbeda pada waktu yang berbeda. Dengan melakukan ketiga langkah pengecekan ini, maka
apabila ada kesimpangsiuran data akan segera dapat diketahui data mana yang benardan salah.
Keempat, situational triangulation, yaitu mengamati objek yang sama dalam berbagai suasana. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan data yang
sama pada suasana yang berbeda menghasilkan informasi yang berbeda. Apabila keadaan ini terjadi, maka peneliti harus melakukan pengulangan penggalian data
hingga diperoleh data yang “ajeg”. Selama belum dipeoleh data yang stabil, maka peneliti tidak boleh berhenti. Bila peneliti berhenti dalam melakukan penggalian
data, padahal data yang terjadi belum ada keajegan, maka kesimpulan yang akan dihasilkan tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Kelima, source triangulation, yaitu mengambil data dari berbagai nara sumber. Langkah ini untuk memperkaya data yang diperoleh. Apabila data yang
dicari adalah data yang sama, maka langkah ini sama dengan pengecakan silang. Keenam, instrumental triangulation, yaitu menggunakan berbagai alat atau
instrument agar data yang terkumpul lebih akurat. Langkah ini bisa ditempuh dengan menggunakan pedoman pengamatan, pedoman wawancara, atau angket.
Ketujuh, analytic triangulation, yaitu menggunakan berbagai metode atau cara analisis agar hasil pengolahan data yang terkumpul lebih bisa dipercaya. Langkah
ini bisa ditempuh dengan menggunakan pengamatan, wawancara, data sekunder, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto atau film.
Contoh triangulasi dalam kelas sebagai beikut: Seorang guru Sekolah Dasar sebut saja Bapak Agus Bekamenga AB ingin melihat urut-urutan kegiatan
Cooperative learning di kelas. Kemudian AB mengajak teman guru kolaboratorobservers untuk mengadakan pengamatan urutan kegiatan tersebut.
AB menggunakan rekaman video untuk melihat urutan kegiatan tersebut pada siswa. Selain itu, AB juga meminta bantuan kepada teman guru untuk
mengadakan wawancara dengan siswa mengenai urut-urutan kegiatan tersebut di kelas. Jika tiga “jendela pengamatan” tersebut ternyata menceritakan hal yang
sama tentang urutan structure kegiatan cooperative learning, maka informasi tersebut dinyatakan valid.
C. Sumber data dalam PTK