56
a. Sub Model Penyediaan
Gambar 11 menunjukkan bentuk model sederhana diagram-alir sistem dinamik dari subsistem penyediaan. Subsistem penyediaan beras dipengaruhi
oleh berbagai variabel antara lain produksi padi, luas areal padi sawah dan ladang, produktivitas padi, alih fungsi lahan, pembukaan lahan, intensitas
pertanaman IP dan konversi gabah ke beras serta impor. Luas areal padi dalam penelitian ini akan memberikan pengaruh positif
terhadap produksi atau merujuk kepada kerangka pemikiran kesisteman disebut mempunyai hubungan kausal positif. Semakin tinggi luas areal padi maka
semakin tinggi produksi padi yang dihasilkan, dan semakin banyak padi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Dalam penelitian ini luas areal padi dibagi
ke dalam dua yaitu areal padi lahan basah yaitu sawah dan padi lahan kering atau ladang, dimana pola hubungannya serupa.
Sementara itu semakin tinggi luas areal yang tersedia maka semakin besar peluang terjadinya alih fungsi lahan seperti yang sedang terjadi saat ini terutama
di Jawa, banyak lahan padi dikonversi untuk keperluan lain seperti industri, perumahan dan jalan. Konversi lahan ini akan memberikan pengaruh negatif
terhadap luas areal. Hal ini berarti semakin besar konversi lahan maka semakin berkurang luas areal. Hubungan yang terjadi pada
loop seperti ini dinyatakan sebagai
feedback negatif. Oleh karena itu pemerintah saat ini berusaha melakukan perluasan areal dengan melakukan pembukaan lahan atau
pencetakan sawah baru. Bahkan pemerintah saat ini dalam Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mencanangkan lahan pertanian abadi,
lahan sawah 15 juta hektar dan lahan kering 15 juta hektar. Pada loop ini
digunakan variabel perantara yaitu gap yang menyatakan selisih antara goal
lahan dengan luas areal riil. Variabel gap pada loop ini akan menghasilkan
hubungan feedback negatif.
57
Gambar 11. Struktur Sub Model Penyediaan Beras Nasional
Produktivitas padi akan memberikan pengaruh yang positif terhadap produksi padi. Hal ini berarti semakin tinggi produktivitas padi akan
mengakibatkan semakin tinggi produksi. Begitupula intensitas pertanaman IP mempunyai pengaruh positif terhadap luas areal, semakin tinggi IP maka luas
areal akan semakin besar. Dari hubungan sebab akibat antar variabel pada sub model sistem
penyediaan di atas dilakukan penterjemahan diagram sebab akibat ke diagram alir
stok dan flow. Sub Model Penyediaan dirumuskan dalam persamaan matematis sebagai
berikut: Penyediaan = Penyediaan_beras .......................................................................1
Goal_lhn_kering Fraksi_konversi_lhn_kering
Gap_lhn_kering Lj_pembukaan_lhn_kering
Luas_lhn_basah
Lj_konversi_lhn_kering Lj_konversi_lhn_basah
Luas_lhn_kering Fraksi_pembukaan_lhn_basah
Lj_pembukaan_lhn_basah
Goal_lhn_basah Gap_lhn_basah
Fraksi_konversi_lhn_basah
Produksi_padi_lhn_kering Prodktvts_padi_lhn_kering
Produksi_beras fr_rend_gbhbrs
Produksi_padi_lhn_basah IP
Prodktvts_padi_lhn_basah
Produksi_padi Tercecer
Fraksi_tercecer Fraksi_bibit
Bibit Pakan_Ternak
Fraksi_pakan_ternak
Total_produksi_padi
Ekspor
PENYEDIAAN_BERAS_NASIONAL fr_ekspor
Fraksi_pembukaan_lhn_kering
Stok_beras_Nas
iImpor fr_iImpor
58
Dimana: Penyediaan_beras = Produksi_Beras + Impor - Ekspor + Stok_Cadangan
Persamaan 1 ini menyatakan bahwa penyediaan beras nasional merupakan produksi beras yang dihasilkan oleh Indonesia ditambah beras impor
dan stok cadangan beras yang ada dikurangi dengan banyaknya beras yang diekspor.
Produksi_beras = Total_produksi_padiRendemen_gabah_beras ....................2 dimana:
Total_produksi_padi = Produksi_padi – Pakan_Ternak – Bibit – Tercecer Rendemen_gabah_beras = 62
Persamaan 2 menyatakan bahwa total produksi padi merupakan perkalian produksi padi dalam bentuk gabah kering giling dengan konversi gabah
atau rendemen gabah beras menjadi beras. Rendemen yang dipakai dalam analisis sesuai dengan informasi yang didapat dari Sawit 1999 yang
menyatakan bahwa untuk periode tahun 1990 -1996 rendemennya adalah 66 persen, sedangkan sekarang adalah sebesar 62 persen. Rendemen menurun
dari tahun ke tahun disebabkan karena kualitas penggilingan menurun karena mesinnya sudah banyak yang tua.
Total_produksi_padi = Produksi_padi_sawah + Produksi_padi_ladang ............ 3 dimana:
Produksi_padi_sawah = Luas_lahan_basah Produkstivitas_padi_sawah Produksi_padi_ladang = Luas_lahan_keringProduktivitas_padi_ladang
Total produksi padi 3 merupakan penjumlahan dari produksi padi sawah dan produksi padi ladang. Sementara produksi pada sawahladang diperoleh dari
perkalian antara luas lahan basahkering dengan produktivitas padi sawahladang.
Luas_lahan_basah = 8400030 + dtLj_pertumbuhan_lahan_basah – dtLaju_konversi_lahan_basah ..................................4
dimana, Luas_lahan_basah
= luas areal panen padi sawah Ha Laju_pembukaan_lahan_basah
= laju pembukaan lahan sawah Laju_konversi_lahan_basah
= laju konversi lahan sawah Persamaan 4 menyatakan bahwa luas areal panen mengakumulasi
perbedaan antara laju pembukaan lahan sawah dan laju konversi lahan sawah terhadap keadaan luas areal panen sebelumnya yaitu luas panen pada tahun
59
2005 tahun dasar simulasi sebesar 8 400 030 hektar. Luas areal panen adalah besarnya luas lahan yang dapat menghasilkan padi, sedangkan konversi lahan
merupakan konversi lahan sawah ke penggunaan lain misal non pertanian seperti untuk perumahan dan keperluan publik lainnya seperti jalan.
Luas_lahan_kering = 1165000 + dtLaju_pertumbuhan_lahan_kering – dtLaju_konversi_lahan_kering .................................5
dimana, Luas_lahan_kering
= Luas lahan kering untuk padi ladang Laju_pembukaan_lahan_kering
= Laju pembukaan ladang Laju_konversi_lahan_kering
= Laju konversi ladang Luas areal panen padi lahan kering ladang menyatakan bahwa luas areal
lahan kering mengakumulasi perbedaan antara laju pembukaan lahan dan laju konversi lahan terhadap keadaan luas areal panen sebelumnya, yaitu luas panen
pada tahun 2005 sebesar 1 165 000 hektar. Luas areal panen ini yang digunakan untuk tanaman padi ladang. Pembukaan lahan adalah besarnya lahan yang
dapat diusahakan untuk menambah luas areal yang ada, sedangkan konversi lahan merupakan penggunaan areal padi ladang untuk kepentingan lain non
padi dan pemanfaatan bagi kepentingan non pertanian.
b. Sub Model Kebutuhan