Identifikasi Faktor Kunci Yang Berpengaruh Pada Sistem

VI. PEMODELAN NERACA KETERSEDIAAN BERAS YANG BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan bukanlah suatu situasi harmoni yang tetap dan statis seperti yang sudah dikemukakan di Bab Metode Penelitian sebelumnya, melainkan merupakan proses perubahan yang konsisten dengan pemenuhan kebutuhan pada saat ini dan kebutuhan di masa depan. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan sistem system approach yang dapat menyelesaikan persoalan yang kompleks, dinamis dan stokastik, sehingga dengan pendekatan sistem dinamis akan diketahui pendugaan keberlanjutan di masa depan dengan faktor yang berubah menurut waktu Manetch dan Park, 1977. Pemodelan dapat diartikan sebagai suatu gugus aktivitas pembuatan model Eriyatno, 2003 sehingga dihasilkan model yang berfungsi sebagai perwakilan atau abstraksi dari situasi aktual sistem yang sebenarnya. Pemodelan neraca ketersediaan beras dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perilaku ketersediaan beras di masa yang akan datang sebagai pemenuhan kebutuhan antara lain untuk konsumsi rumah tangga RT, bahan baku industri, pemenuhan kebutuhan benih, pakan, stok dan ekspor. Diharapkan bahwa kebutuhan ini sebagian besar dapat dipenuhi dari dalam negeri.

6.1. Identifikasi Faktor Kunci Yang Berpengaruh Pada Sistem

Model pengembangan neraca ketersediaan beras yang berkelanjutan di Indonesia dibangun berdasarkan faktor kunci atau faktor dominan hasil analisis pengaruh langsung antar faktor dengan menggunakan Analisis Prospektif. Untuk menentukan faktor kunci atau faktor dominan dalam neraca ketersediaan beras di masa yang akan datang dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu: 1 faktor kunci atau dominan yang berasal dari atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi analisis status keberlanjutan neraca ketersediaan beras saat ini existing condition pada setiap dimensi; 2 faktor kunci yang diperoleh dari analisis kebutuhan need analysis dari semua pihak yang berkepentingan stakeholder hasil PRA di delapan daerah ekosistem sawah di Indonesia; 3 faktor kunci atau faktor dominan yang dihasilkan dari kombinasi analisis status keberlanjutan ketersediaan beras tahap 1 dan analisis kebutuhan tahap 2. Jadi faktor yang dihasilkan pada tahap tiga ini merupakan faktor kunci gabungan antara existing condition dan analisis kebutuhan need analysis. 120 Berdasarkan hasil analisis status keberlanjutan ketersediaan beras didapatkan 23 peubah atau atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi ketersediaan beras yang dikaji pada kondisi sekarang existing condition seperti terlihat secara jelas pada Tabel 38. Tabel 38. Hasil Identifikasi Atribut Yang Sensitif Mempengaruhi Analisis Keberlanjutan Ketersediaan Beras di Indonesia Dimensi Atribut Sensitif A. Ekologi 1. Ketersediaan lahan dengan sistem irigasi 2. Produktivitas usahatani 3. Konversi lahan sawah 4. Kesesuaian lahan 5. Pencetakan sawah B. Ekonomi 6. Perubahan upah riil buruh tani 7. Jumlah RT pertanian dengan luas lahan yang lebih besar dari 0.5 hektar yang dikuasai 8. Nilai tukar petani 9. Jumlah tenaga kerja pertanian 10. Produksi padi C. Sosial budaya 11. Penduduk 12. Pertumbuhan konsumsi per kapita 13. RT pertanian yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian 14. Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung 15. Perempuan berpendidikan D. Kelembagaan 16. Keberadaan lembaga pemerintah yang terkait dengan benih BPSBTPH 17. Keberadaan lembaga keuangan mikro 18. Keberadaan lembaga pemerintah BPTPH 19. Keberadaan lembaga pemerintah BPTP E. Teknologi 20. Adanya mesin pengering gabah 21. Adanya mesin pembersih gabah 22. Pompa air 23. Mesin pemberantas jasad pengganggu Keterangan: Faktor ini merupakan atribut sensitif yang berpengaruh kepada indeks keberlanjutan ketersediaan beras di masing-masing dimensi Hasil Analisis Status Keberlanjutan Ketersediaan Beras Berdasarkan hasil analisis prospektif melalui penilaian pengaruh langsung antar faktor tahap pertama seperti yang terlihat pada Gambar 26, dari 23 faktor didapatkan sembilan faktor kunci. Dari sembilan faktor kunci tersebut empat di antaranya merupakan faktor kunci yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan rendah yaitu: 1 ketersediaan sistem irigasi, 2 kesesuaian lahan, 3 penduduk dan 4 pertumbuhan konsumsi per kapita, sedangkan lima faktor kunci lainnya merupakan faktor kunci yang mempunyai pengaruh kuat dan 121 ketergantungan yang kuat antar faktor, yaitu: 1 produktivitas usahatani, 2 konversi lahan sawah, 3 pencetakan sawah, 4 adanya kelembagaan BPTP dan 5 produksi padi. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Ketersediaan Beras yang Dikaji Mesin Pembersih Gabah Desa Tidak Memiliki Akses Penghubung Penduduk RT Pert Yang Pernah Mengikuti Penyuluhan Pert Pertumbuhan Konsumsi Per Kapita Produksi Padi Nilai Tukar Petani Perubahan Upah Riil Buruh Tani Jumlah RT Pertanian Dengan Luas Lahan Yang Dikuasai Jumlah TK Pertanian Pencetakan Sawah Ketersediaan Sistem Irigasi Kesesuaian Lahan Konversi Lahan Sawah Produktivitas Usahatani Mesin Pengering Gabah Mesin Pemberantas Jasad Pengganggu Pompa Air LKM BPTPH BPSBPTPH BPTP Perempuan Berpendidikan -- - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Ketergantungan P e ng ar uh Gambar 26. Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor Existing Condition Yang Berpengaruh Pada Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan di Indonesia Analisis prospektif tahap dua yaitu melakukan penilaian pengaruh langsung antar faktor hasil identifikasi analisis kebutuhan need analysis. Hasil identifikasi faktor berdasarkan analisis kebutuhan yang didapat dari semua pihak yang berkepentingan stakeholder dalam mewujudkan sistem beras yang berkelanjutan didapatkan sebanyak 24 faktor Tabel 39. Seperti yang sudah dikemukakan dalam Bab Metode Analisis, analisis kebutuhan ini didapatkan dari responden di delapan provinsi ekosistem padi yaitu: Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan Lampiran 71. 122 Tabel 39. Hasil Identifikasi Faktor Kunci Penentu Berdasarkan Hasil Need Analysis dari Stakeholder di Delapan Ekosistem Sawah di Indonesia Dimensi Faktor Kunci A. Dimensi Ekologi 1. Sarana irigasi 2. Pengendalian hama penyakit 3. Penggunaan pupuk 4. Produktivitas padi 5. Mutu benih B. Dimensi Ekonomi 6. Harga gabah 7. Jumlah tenaga kerja 8. Permodalan 9. Harga saprodi 10. Pendapatan C. Sosial Budaya 11. Penyuluhan 12. Akses penghubung 13. Pengetahuan petani 14. Akses informasi teknologi D. Kelembagaan 15. Kelompok petani 16. Lembaga penyuluhan 17. Peraturan Daerah 18. Koordinasi dan kerjasama antar sektor 19. Kelembagaan panen E. Teknologi 20. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadi PTT 21. Teknologi pemupukan berimbang 22. Teknologi pasca panen 23. Teknologi pengendalian HPT 24. Teknologi tata air Hasil analisis prospektif melalui penilaian pengaruh langsung antar faktor tahap kedua seperti yang terlihat pada Gambar 27. Dari 24 faktor yang dianalisis didapatkan delapan faktor kunci. Dari delapan faktor kunci, empat faktor kunci mempunyai pengaruh kuat dengan ketergantungan yang rendah yaitu: 1 penggunaan pupuk, 2 mutu benih, 3 teknologi pengendalian HPT dan 4 sarana irigasi, selain itu didapatkan empat faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan kuat antar faktor, yaitu: 1 produktivitas padi, 2 peraturan daerah, 3 koordinasi dan kerjasama antar sektor serta 4 kelembagaan panen. 123 Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Ketersediaan Beras yang Dikaji - Kelembagaan Panen Koordinasi dan Kerjasama Antar Sektor Perda Peraturan Daerah Kelembagaan Penyuluhan Kelompok Tani Akses Informasi Teknologi Akses Penghubung Pengetahuan Petani Rendah Penyuluhan Tidak Berkelanjutan Penggunaan Pupuk Teknologi Pengendalian HPT Mutu Benih Produktivitas Padi Sarana Irigasi Harga Gabah Keterbatasan TK Kurangnya Permodalan Harga Saprodi TinggiPendapatan Teknologi PTT Teknologi Pemupukan Berimbang Teknologi Pasca Panen Teknologi PHT Teknologi Tata Air - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Ketergantungan P e nga ru h Gambar 27. Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor Need Analysis Yang Berpengaruh Pada Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan di Indonesia Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan antar faktor pada tahap pertama dan tahap kedua seperti yang terlihat pada Gambar 26 dan Gambar 27 diperoleh sebanyak 17 faktor kunci atau faktor penentu 9 faktor dari existing condition dan delapan faktor dari need analysis seperti yang terlihat pada Tabel 40. Di antara 17 faktor ternyata ada dua faktor yang sama yaitu faktor produktivitas padi pada existing condition sama dengan produktivitas pada analisis kebutuhan, kemudian faktor ketersediaan sistem irigasi pada existing condition sama dengan sarana irigasi pada hasil analisis kebutuhan, kedua faktor tersebut dijadikan satu faktor Tabel 40, sehingga jumlah faktor kunci gabungan menjadi hanya 15 faktor, yaitu: 1. Ketersediaan sistem irigasi 2. Kesesuaian Lahan 3. Konsumsi perkapita 4. Penduduk 5. Produktivitas padi 6. Konversi lahan 7. Pencetakan sawah 8. Lembaga BPTP 9. Produksi padi 10. Penggunaan pupuk 124 11. Mutu benih 12. Serangan hama penyakit 13. Peraturan Daerah 14. Koordinasi dan kerjasama antar sektor 15. Kelembagaan panen Tabel 40. Faktor-Faktor Kunci Penentu Hasil Gabungan Faktor Existing Condition dan Need Analysis No Existing Condition Need Analysis 1 Ketersediaan sistem irigasi Sarana irigasi 2 Kesesuaian Lahan 3 Konsumsi perkapita 4 Penduduk 5 Produktivitas padi Produktivitas padi 6 Konversi lahan 7 Pencetakan sawah 8 Lembaga BPTP 9 Produksi padi 10 Penggunaan pupuk 11 Mutu benih 12 Serangan hama penyakit 13 Peraturan Daerah 14 Koordinasi dan kerjasama antar sektor 15 Kelembagaan panen Dari 15 faktor gabungan antara faktor existing condition dan faktor need analysis ini, dilakukan analisis prospektif kembali, dilihat tingkat kepentingan faktor-faktor gabungan antara existing condition dan need analysis yang berpengaruh pada ketersediaan beras yang berkelanjutan, hal ini secara jelas dapat dilihat pada Gambar 28. Berdasarkan hasil prospektif gabungan ini, didapatkan tujuh faktor kunci yang berpengaruh pada neraca ketersediaan beras. Dari ke tujuh faktor didapatkan empat faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan rendah antar faktor serta tiga faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan yang kuat antar faktor, faktor-faktor tersebut yaitu: 1 Pencetakan sawah 2 Konversi lahan sawah 3 Kesesuaian lahan 4 Penduduk 5 Produksi padi 125 6 Produktivitas usahatani 7 Konsumsi per kapita Ke tujuh faktor kunci ini menjadi dasar yang dipertimbangkan masuk sebagai peubah dalam analisis sistem dinamis dan dasar penentuan skenario dalam neraca ketersediaan beras serta perumusan alternatif dan strategi kebijakan. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Ketersediaan Beras yang Dikaji - Konsumsi Per Kapita Perubahan Upah Riil Buruh Tani Penduduk Teknologi Pengendalian HPT Pencetakan Sawah Konversi Lahan Sawah Produksi Padi Lembaga BPTP Produktivitas Usahatani Jumlah RT Pertanian dgn Luas Lahan 0.5 Ha Pompa Air Mesin Pemberantas HPT Kesesuaian Lahan Ketersediaan Sistem Irigasi Peraturan Daerah Koordinasi dan Kerjasama Antar Sektor Kelembagaan Panen Penggunaan Pupuk Mutu Benih - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Ketergantungan P e nga ru h Gambar 28. Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor Gabungan Antara Existing Condition dan Need Analysis Yang Berpengaruh Pada Neraca Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan di Indonesia

6.2. Pemodelan Neraca Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan