Analisis Sensitivitas Model Pemodelan Neraca Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan

154

6.2.3. Analisis Sensitivitas Model

Seperti yang sudah dikemukakan dalam Bab Metoda Penelitian, analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat sensitivitas peubah terhadap sistem yang dikaji. Perlakuan atau intervensi pada model dalam penelitian ini didasarkan pada kondisi yang mungkin terjadi dalam dunia nyata dan berdasarkan kepada pilihan-pilihan kebijakan yang mungkin terjadi. Sehingga besaran nilai kebijakan berbeda untuk masing-masing faktor kunci, hal ini menyebabkan sulit untuk melihat dampak dari perubahan perlakuan kebijakan tersebut. Maani dan Cavana 2000 melakukan sensitivitas terhadap seluruh variabel yang masuk ke dalam sistem, hal ini untuk memudahkan melihat dampak dari masing-masing variabel terhadap sistem. Peubah yang diuji dalam analisis sensitivitas pada penelitian ini hanya peubah yang masuk ke dalam kategori faktor kunci hasil analisis Prospektif dari faktor kunci gabungan antara faktor kunci yang dihasilkan dari analisis keberlanjutan dan analisis kebutuhan. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 52. Tabel 52. Sensitivitas Perubahan Peubah Kunci Penyediaan Beras Nasional No Perubahan 1 Dari Peubah Parameter Perubahan Terhadap Ketersediaan Beras Berkelanjutan 1 Lahan 2.72 2 Produktivitas 16.99 3 Penanganan PascapanenTercecer 0.74 4 Indeks Pertanaman IP 31.81 5 Penduduk 0.90 6 Konsumsi Per Kapita Kota 8.52 Desa 7.43 7 Rendemen Gabah - Beras 7.91 Berdasarkan Tabel 52 dapat diketahui bahwa dari tujuh parameter atau peubah yang diuji ternyata yang paling sensitif berpengaruh pada kinerja model adalah indeks pertanaman IP yaitu sebesar 31.81 ini artinya bahwa bila indeks pertanaman meningkat satu persen akan meningkatkan neraca ketersediaan beras nasional sebesar 31.81 persen. Parameter atau peubah lain yang cukup tinggi mempengaruhi neraca ketersediaan beras nasional adalah produktivitas padi yaitu sebesar 16.99, artinya bahwa bila produktivitas dinaikkan satu persen akan menaikkan neraca ketersediaan beras sebesar 16.99 persen, bila mengikuti kriteria yang dikemukakan Maani dan Cavana 2000 peubah IP dan produktivitas padi ini termasuk kategori higly sensitive karena dampaknya 155 terhadap kinerja model masuk dalam kisaran 15 – 34 persen. Parameter lain yang nilainya di atas 5 persen adalah konsumsi per kapita dan rendemen gabah beras. Dari hasil analisis ternyata perubahan pada pertumbuhan penduduk dan penanganan pasca panen nilainya kurang dari satu tidak sensitive. Parameter yang memiliki sensitivas tinggi merupakan parameter penting dalam menentukan strategi kebijakan.

6.3. Sintesis Hasil Analisis dan Strategi Kebijakan