2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian yang dilakukan Prasetya 2012:2 menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Sawojajar 4 Kedungkandang Malang. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sawojajar 4 Kedungkandang
Malang pada siklus I rata-rata hasil belajar yang dicapai 63, 75 sedangkan pada siklus II 65,36. Ketuntasan klasikal yang dicapai 61,66 pada siklus I dan 55
pada siklus II. Selain itu, STAD juga diterapkan pada penelitian yang dilakukan oleh Budi 2011:2. Menurut penelitian Budi 2011:2 keterampilan guru
menunjukkan peningkatan pada siklus I rata-rata skor 4,37 pada siklus II rata – rata skor 4,58, demikian juga dengan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari
siklus ke siklus dengan perolehan hasil belajar siswa rata – rata siswa pada siklus I nilainya adalah 74,75 dengan prosentase ketuntasan 62,5 , rata – rata nilai pada
siklus II adalah 87,25 dengan prosentase 82,5 . Penelitian yang dilakukan Purnomo 2007:2 menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas V SDN Kalipucangkulon 02 Jepara. Selain itu, penelitian lain yang
dilakukan oleh Wakhidah 2007:2 menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe STAD dengan berbantuan mistar bilangan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Ujungbatu 03 Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun pelajaran 20062007 pada pokok bahasan operasi
hitung bilangan bulat
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika
di Sekolah Dasar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini tidak hanya untuk matematika di Sekolah Dasar saja tetapi dapat diterapkan dalam mata
pelajaran lain dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2.3. KERANGKA BERPIKIR
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan
paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru
lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam
membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga
tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
sumber-sumber belajar yang ada. Salah satu metode yang dikembangkan dan dapat diharapkan membawa
siswa untuk meningkatkan aktivitasnya dalam pembelajaran matematika adalah
Metode STAD Berbantuan Komputer. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ini dapat melatih siswa bekerja sama dalam mencapai
tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor
sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Hal ini akan
dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar matematika siswa yang lebih baik. Dalam hal ini peneliti akan meneliti aktivitas siswa, keterampilan guru
dalam mengajar, dan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut.
PELAKSANAAN
STAD Berbantuan Komputer
a. kebiasaan guru yang masih
mendominasi pembelajaran b.
penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat
c.
perilaku anak di dalam kelas tidak menunjukkan perilaku yang ideal
d. kualitas pembelajaran rendah
KONDISI AKHIR
a. Meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika b.
Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika
c.
Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
KONDISI AWAL SIKLUS I
SIKLUS II
KUALITAS PEMBELAJARAN MENINGKAT
2.1. Bagan Kerangka Berpikir
2.4. HIPOTESIS PENELITIAN