Pemuda Sagtas Desa Gili Indah
99 masyarakat, baik para pengusaha, perorangan, Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM maupun pemerintah yang menaruh perhatian terhadap usaha pelestarian terumbu karang. Dengan dana tersebut diharapkan upaya pelestarian terumbu
karang dapat diwujudkan, sehingga sumberdaya alam menjadi lestari dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Desa Gili Indah menjadi lebih baik
di masa kini dan masa yang akan datang. Lembaga ini kemudian diperkuat dengan aturan-aturan lokal yang dibuat
bersama dengan masyarakat setempat. Pranata hukum adat ini disebut dengan awiq-awiq
yang antara lain berisi sebagai berikut: 1. Apabila ditemukan dan terbukti ada oknum yang melakukan pengeboman dan
pemotasan serta pangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun lainnya diharuskan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan
tersebut serta dibebani denda uang maksimal Rp.10.000.000,- Sepuluh Juta Rupiah untuk kemudian di lepas kembali.
2. Apabila oknum tersebut untuk kedua kalinya terbukti melakukan perbuatan itu lagi, dilakukan pengerusakanpembakaran terhadap alat serta sarana yang
dipergunakan dalam kegiatannya. 3. Apabila setelah dikenakan sanksi pada poin pertama dan kedua tersebut diatas
oknum tersebut masih dilakukan kegiatannya dan terbukti, maka kelompok nelayan akan menghakiminya dengan pemukulan masal tidak sampai mati.
Hasil penelitian Satria et. al. 2005 menyatakan bahwa kesuksesan Awiq- awiq yang diterapkan dalam sistem community based management masih
dipertanyakan. Antara lain kegagalan awiq-awiq dalam mengatasi konflik antar stakeholder dalam pengalokasian sumberdaya pesisir di Desa Gili Indah. Masalah
hak pemanfaatan dan hak mengelola antar masyarakat masih sulit definisikan. Kekuatan hak kepemilikan masih sulit dalam penerapan community based
management, khususnya dalam keanekaragaman sumberdaya seperti di Gili
Indah. Faktor yang mempengaruhi lemahnya awiq-awiq di Gili Indah adalah karena dibuat tanpa memperhatikan aspirasi dari masyarakat setempat.
Ketidakadilan antara pihak pengusaha dengan masyarakat nelayan disekitarnya tidak dipertimbangkan.
100 Setelah Satgas ini terbentuk, lengkap dengan perangkat aturannya.
Kemudian oleh kelompok nelayan Lombok Utara tergugah untuk membentuk lembaga yang sejenis dengan tujuan yang lebih luas. Tidak hanya melindungi
terumbu karang sebagai tempat pemijahan ikan, juga mencakup pembagian wilayah penangkapan berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan.
101
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Kesesuaian
Analisis kesesuaian wisata bahari di Gili Indah dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian berbagai aktifitas wisata bahari dengan
mempertimbangkan berbagai kriteria kesesuaian yang disyaratkan. Kesesuaian sumberdaya pesisir dan lautan ditujukan untuk mendapatkan kesesuaian
karakteristik sumberdaya wisata Yulianda et.al., 2010. Lebih lanjut dijelaskan bahwa wisata bahari yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan
potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai objek wisata yang akan
dikembangkan. Kegiatan wisata bahari merupakan kegiatan rekreasi yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan lingkungan perairan laut yang
dilakukan di sekitar pantai dan lepas pantai, antara lain seperti berenang, berjemur, menyelam, snorkeling dan treking di hutan mangrove.
Penentuan kesesuaian wisata bahari mempertimbangkan berbagai parameter sesuai dengan jenis wisata bahari dengan empat klasifikasi penilaian. Berikut ini
dijelaskan hasil analisis kesesuaian untuk berbagai jenis wisata bahari.