40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian pada pemgembangan modul IPA terpadu tema Kalor berpendekatan Starter Experiment Approach untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa telah dilaksanakan dan diperoleh beberapa data yang diperlukan dalam penelitian. Data-data tersebut selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui layak-tidaknya modul yang diterapkan dan keefektifan penggunaan modul dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut adalah
uraian hasil penelitian.
4.1.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian pengembangan modul IPA terpadu berpendekatan Starter Experiment Approach dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wonokerto dengan tiga
tahapan yaitu uji coba skala kecil, uji coba skala besar dan penerapan. Uji coba skala kecil dan besar merupakan tahapan dalam pengembangan modul IPA
terpadu yang dikembangkan sebelum diterapkan pada kelas penerapan. Uji coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui kesiapan modul sebelum
digunakan pada uji coba skala besar. Uji coba skala kecil dilaksanakan pada satu pertemuan dalam proses pembelajaran pada kelas VII 6 dengan jumlah terbatas
yaitu 10 anak. Dalam uji coba skala kecil siswa diminta untuk mengisi angket tentang tanggapan terhadap modul tersebut. Sebelum mengisi angket siswa
diberikan draft modul yang telah divalidasi oleh pakar untuk dibaca dan dipelajari. Kemudian, dari hasil tanggapan siswa tersebut dilakukan revisi kembali atas
kekurangan modul pada uji coba skala kecil sehingga dapat digunakan dalam uji coba skala besar.
Uji coba skala besar merupakan tahapan pengembangan yang menghasilkan modul akhir sehingga dapat diterapkan pada kelas penerapan. Proses pelaksanaan
uji coba skala besar dilakukan pada kelas VII 4 dengan jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan uji coba skala kecil yaitu 34 siswa. Siswa diberi draft modul dan diminta untuk mengisi angket tanggapan tentang modul tersebut. Kemudian,
hasil tanggapan siswa tentang kekurangan dari produk modul tersebut direvisi kembali agar mendapatkan produk modul yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran pada kelas penerapan untuk mengukur keefektifan modul IPA terpadu berpendekatan Starter Experiment Approach yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Modul yang telah di uji cobakan pada skala kecil dan besar kemudian
diterapkan pada kelas VII 1 dan digunakan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
modul yang dikembangkan yaitu pendekatan Starter Experiment Approach. Proses pembelajaran berlangsung selama empat pertemuan. Namun, ditambah
dengan dua kali pertemuan yang digunakan untuk pretest dan postest. Pretes berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan modul dan
postes berguna untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi modul. Dengan menggunakan pretes dan postes dapat diketahui bagaimana peningkatan
kemampuan siswa dalam berpikir kritis sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan modul IPA terpadu berpendekatan Starter
Experiment Approach. Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
memberikan modul IPA terpadu berpendekatan SEA kepada siswa dan memperkenalkan pembelajaran IPA terpadu sehingga siswa tidak merasa bingung
untuk mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Dalam pertemuan pertama dilakukan kegiatan siswa yang pertama yaitu tentang percobaan untuk mengetahui
pengertian kalor. Dalam percobaan tersebut, siswa disediakan suatu masalah kemudian siswa melakukan pengamatan, dan menentukan rumusan masalah dan
dugaan sementara. Setelah itu siswa melakukan kegiatan pengujian melalui kegiatan percobaan. Setelah itu siswa menyusun sebuah konsep dari percobaan
tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan dan penerapan konsep tentang pengertian kalor.
Pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat mengetahui pengaruh kalor terhadap perubahan suhu melalui kegiatan praktikum
dengan tahapan pembelajaran SEA. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasilnya secara berkelompok dan menjawab soal yang terdapat dalam modul. Setelah itu
siswa juga diberikan materi tentang besarnya kalor yang diserap oleh suatu benda. Siswa juga diberikan latihan soal untuk memperdalam pengetahuan mereka dalam
menghitung penyerapan kalor. Sedangkan pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan dengan tujuan
agar siswa dapat mengetahui pengaruh kalor pada perubahan wujud zat dengan melakukan kegiatan praktikum dan mempresentasikan hasil yang telah diperoleh.
Setelah itu guru memperkuat pengetahuan siswa dengan memberikan penjelasan tentang macam-macam perubahan wujud dan contohnya. Siswa juga diberikan
soal untuk mengidentifikasi perubahan wujud pada suatu benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Pertemuan keempat proses pembelajaran dilakukan dengan praktikum tentang perpindahan kalor. Siswa mengidentifikasi terjadinya perpindahan kalor
baik secara konduksi, konveksi dan radiasi. Kemudian mempresentasikan hasil percobaan dan menjawab soal yang disediakan. Setelah itu kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan menjawab soal pada uji kompetensi dan siswa diminta untuk mengisi angket tanggapan terhadap modul dan proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Angket siswa yang sudah didapat, dianalisis untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan modul dalam kegiatan pembelajaran.
4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan Modul