Batasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Profitabilitas

Before Interest and Tax dengan Total Asset dan termasuk di dalamnya jumlah piutang. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

B. Batasan Masalah

Peneliti memberikan batasan masalah agar penelitian ini fokus pada topik yang dipilih. Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu : 1. Piutang yang dimasukkan dalam menghitung rasio tingkat perputaran piutang adalah dengan menggunakan jumlah piutang dagang dalam neraca perusahaan. 2. Rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset ROA. Alasan pemilihan rasio ini adalah karena peneliti hanya ingin melihat pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas dari tingkat pengembalian aktiva.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah tingkat perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan ?. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk menguji dan membuktikan pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan : 1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan mengenai pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi. 3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan tujuan hasil akhir dari akuntansi, sebagai ringkasan informasi transaksi keuangan yang terjadi selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak memberikan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan perusahaan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. Ditinjau dari sudut pandang pihak internal perusahaan manajer, pemilik perusahaan, karyawan, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan bila laporan keuangan ditinjau dari sudut pandang pemakai investor, kreditor, pemasok, maka informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan 2007:4 menyebutkan bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan yang telah disusun dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan karena laporan keuangan menyajikan informasi yang penting mengenai suatu perusahaan secara periodik seperti dalam bulanan, triwulan-an, kuartalan ataupun tahunan. Sofyan Syafri Harahap 2006 : 132 juga menyebutkan tujuan laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia yaitu :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto aktiva dikurangi kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para

pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan

dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktiva pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3. Jenis Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1, ada lima jenis laporan keuangan yang umumnya digunakan oleh setiap perusahaan yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penelitian ini laporan keuangan yang akan dibahas hanyalah neraca dan laporan laba rugi karena jenis laporan keuangan ini yang sesuai dan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan. Laporan neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, sedangkan laporan laba rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang yang diperoleh perusahaan pada selama suatu periode tertentu. Elemen ataupun isi dari kedua jenis laporan keuangan tersebut adalah:

a. Neraca

Neraca dapat juga disebut laporan posisi keuangan. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, biasanya pada tahun tutup buku. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat tertentu. Istilah lain yang dipakai untuk menunjukkan neraca yaitu Balance Sheet . Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang dua hal yaitu : 1 Likuiditas dan 2 Fleksibilitas Finansial perusahaan yang dapat Universitas Sumatera Utara dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi prediksi terhadap keadaan- keadaan finansial di masa yang akan datang. Adapun unsur-unsur pos-pos yang terdapat dalam neraca yaitu ; 1. Asset Harta, Aktiva Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan lain- lain. Aktiva ini lazim di Indonesia dan Amerika ditempatkan di sebelah kiri. Sedangkan di beberapa Negara Eropa lazim ditempatkan di sebelah kanan. 2. Liabilities KewajibanHutang Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:24 ,“ kewajiban liability merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva”. Sedangkan kewajiban lancar current liabilities merupakan kewajiban perusahaan yang diharapkan terseleaikan dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, yang mana yang lebih panjang. 3. Owner’s Equity Modal Pemilik Modal Equity adalah suatu hak tersisa atas aktiva suatu lembaga entity setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik Harahap 2006 : 110. Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan Retained Earnings . Dividen hanya dibayar dari laba ditahan, bukan dari modal setor. Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan Universitas Sumatera Utara dividen. Komponen berikutnya dari modal saham ini adalah labarugi yang belum direalisasi. Dalam menyajkan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu : 1. Bentuk Neraca staffel atau report form Neraca ini dilaporkan dalam satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. 2. Bentuk kedua neraca skontra atau Account Form Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri di Inggris diletakkan di sebalah kanan, kewajiban dan modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. 3. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan Financial position form. Dalam posisi ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan hasil pengurangannya diketahui Modal Kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.

b. Laba Rugi

Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba earnings atau laba bersih net insome mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan Universitas Sumatera Utara pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu : 1. Current Operating Income Dalam laporan ini, pendapatan atau beban yang dimasukkan kedalam laporan laba rugi adalah hanya yang berasal dari kegiatan normal operasional perusahaan. 2. All Inclusive Income Dalam laporan ini, seluruh pendapatan atau beban, baik yang berasal dari kegiatan normal perusahaan maupun tidak misalnya keuntungan luar biasa juga dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, menunjukkan peningkatan maupun penurunan yang terjadi dari aktivitas perusahaan pada periode tertentu. Pada dasarnya laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai suatu perusahaan kepada pihak yang berkaitan. Dari manfaat yang dimiliki tersebut, laporan keuangan juga tidak terlepas dai keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, yaitu : a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang bersifat final. Karena itu semua Universitas Sumatera Utara jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kondisi ekonomi saat tertentu . Hal ini disebabkan karena banyaknya estimasi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan secara periodik tersebut dan pencatatan aktiva-aktiva sesuai dengan harga perolehannya tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan harga yang terjadi setelah aktiva tersebut dicatat. b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk pihak bank, investor, dan pajak. c. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunanya dengan standar nilai yang mungkin berbedaberubah-ubah seperti halnya dalam pencatatan nilai aktiva. Laporan keuangan dibuat dengan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya cost acquisition dan pengurangnya dilakukan terhadap aktiva tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku book value yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. d. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli purchasing power uang tersebut semakin menurun dari waktu ke waktu Universitas Sumatera Utara berikutnya, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Karena hal tersebut, bila suatu analisa dengan memperbandingkan data tersebut beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru misleading perkembangan sebenarnya yang dicapai harus diperhatikan perubahan daya beli uang tersebut atau dengan kata lain harus dikliminasi pengaruh kenaikan harga tersebut. e. Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi- transaksi yang dapat dinyatakan dikuantifikasikan dengan satuan uang. Akibatnya laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan yang tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya. Hal ini dapat membuat pihak yang membaca laporan keuangan tersebut tidak akan mengetahui kondisi-kondisi diatas. Universitas Sumatera Utara

B. Analisa Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan seperti bahwa secara umum laporan keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan menyebabkan laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Harahap 2006:110, analisa laporan keuangan berarti “ Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat ”. Hasil laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi hasil analisa laporan keuangan tidak akan mungkin menyembunyikan semua informasi yang salah. Hal ini juga yang membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin itu tersendiri yang sifatnya objetif dan ilmiah. Hasil analisa laporan keuangan akan bisa membuka beberapa kesalahan yaitu : a. Kesalahan proses akuntansi seperti : kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal. Universitas Sumatera Utara b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing, dan lain sebagainya

2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan secara lengkap, tujuan analisa laporan keuangan ini adalah sebagai berikut : a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan implicit. c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan rating. f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Dapat menilai prestasi perusahaan. 2. Dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : a. Posisi keuangan Asset, Neraca, Modal b. Hasil usaha perusahaan Hasil dan Biaya c. Likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kemampuan jangka pendeknya. d. Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kemampuan jangka panjangnya. e. Aktivitas yaitu menggambarkan akivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. f. Rentabilitas atau Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. g. Indikator Pasar Modal 4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5. Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. Harahap juga menyebutkan, dari sudut lain tujuan analisa laporan keuangan menurut Bernstein adalah sebagai berikut : a. Screening Analisa dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger. Universitas Sumatera Utara b. Forecasting Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahan di masa yang akan datang. c. Diagnosis Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain. d. Evaluation Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain. Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.

3. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Ada beberapa metode dalam analisa laporan keuangan yaitu : a. Metode Komparatif Melakukan perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya.

b. Trend Analysis

c. Membuat laporan keuangan dalam bentuk Common Size Financial Statement,

atau bentuk sederhana awam d. Metode Index time series Universitas Sumatera Utara

e. Analisa Rasio

 Likuiditas  Profitabilitas Rentablitas  Solvabilitas  Leverage  Aktivitas  Market Based Ratio

f. Teknik analisa lain, seperti :

 Analisa Sumber dan Penggunaan Dana  Analisa Break Even  Analisa Gross Profit  Dupont Analysis

g. Analytical review Transactional Analysis

Ada beberapa jenis atau bagian dari analisa laporan keuangan. Harahap membagi rasio keuangan menjadi enam rasio yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kebutuhan jangka pendek. 2. Solvabilitas Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang. 3. RentabilitasProfitabilitas Universitas Sumatera Utara Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber daya yang ada, penjualan, kas, asset atau modal. 4. Leverage Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal maupun asset. 5. Activity Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalampenjualan dan kegiatan yang lainnya.

6. Produktivitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengetahui produktivitas unit yang dinilai.

C. Piutang

1. Pengertian Piutang

Seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa kebijakan penjualan kredit yang diterapkan oleh perusahaan akan menghasilkan piutang. Menurut Indriyo Gitosudarmo 2002 : 81 “ piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”. Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin. “ Credit Term ” atau persyaratan-persyaratan kredit dari satu Universitas Sumatera Utara jenis usaha ke jenis usaha lainnya, tetapi untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha yang sama biasanya memberikan atau memperlakukan para langganan dengan persyaratan-persyaratan kredit yang sama atau tidak terlalu jauh berbeda dengan satu sama lain. Tetapi tentu saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian-pengecualian untuk langganan tertentu baik dalam rangka membantu langganan tersebut maupun untuk menariknya agar mau menjadi langganan tetap perusahaan. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang Menurut Bambang Riyanto 2001 : 85, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut : a. Volume penjualan kredit Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang. b. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. Universitas Sumatera Utara c. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. d. Kebijakan membayar para pelanggan kredit. Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang semakin besar. e. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan. Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

3. Biaya atas piutang

Dengan dilaksanakannya penjualan secara kredit yang kemudian menimbulkan piutang maka perusahaan sebenarnya tidak terlepas dari penanggungan risiko, berupa biaya. Biaya yang timbul akibat dari adanya piutang adalah : 1. Biaya penghapusan piutang Biaya penghapusan piutangpiutang ragu-ragu bad debt receivables terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pada setiap periode. Universitas Sumatera Utara 2. Biaya pengumpulan piutang Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya pengumpulan piutang 3. Biaya administrasi Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan mengeluarkan biaya. 4. Biaya sumber dana Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk menjaganya. Dana tersebut diperlukan biaya untuk sumber dana weight of cost capital 4. Variabel-Variabel Penting Dalam Piutang Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang yaitu : a. Standar kredit Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan berapa jumlah yang dapat diberikan. b. Persyaratan kredit Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan. Menurut Lukman Syamsudin 2002 :2006, persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu : Potongan tunai, periode potongan tunai, Periode Kredit. Universitas Sumatera Utara c. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Tingkat Perputaran Piutang Piutang sebagai bagian dari modal kerja yang selalu mengalami perputaran. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya, makin pendek syarat pembayaran kredit berarti semakin pendek pula terikatnya modal kerja dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang akan diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, suatu sistem pengelolaan dan pengawasan terhadap piutang sangatlah penting, karena tanpa dilakukannya pengawasan, piutang akan menumpuk menjadi suatu tingkat yang berlebihan dan akan mengakibatkan arus kas akan menurun, dan piutang tak tertagih akan menutupi laba dari penjualan. Universitas Sumatera Utara

D. Profitabilitas

Menurut Gitman 2003 : 599 : “ profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in productive activities“. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Atau dengan kata lain menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu. Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan Return On Assets ROA. Rasio ROA merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko. Universitas Sumatera Utara Masalah profitabilitas lebih penting daripada masalah profit, karena profit yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui jika profit dibandingkan dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Dengan demikian perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana usaha untuk memperbesar profit tetapi yang lebih penting ialah mencari usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya, karena profitabilitas yang tinggi merupakan cerminan efisiensi yang tinggi juga.

E. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas