Gambar 2. Sirih Merah
19
Taksonomi sirih merah.
20
Kingdom : Plantae Tumbuhan
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnolipisida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : betle
2.4.1 Kandungan sirih merah
Daun sirih merah mengandungi senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid.
21
Polifenol adalah toksik kepada bakteri. Senyawa polifenol memiliki kelompok teroksidasi yang dapat menghambat aktivitas enzim pada bakteri dan
menonaktifkan protein pada permukaan sel.
7
Ekstrak adalah sediaan dari pekat tumbuh- tumbuhan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan.
Tujuan ekstraksi pada umumnya mengambil sebagian atau seluruh zat tertentu yang ada dalam bahan tanaman agar memudahkan dalam pengaturan bentuk sediaan, dosis atau
takaran yang tepat serta mudah dalam penyimpanannya, praktis dalam penyajian dan 9
Universitas Sumatera Utara
menjaga keawetan bahan tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan degan yang disimpan dalam bentuk bahan mentah.
4
Banyak penelitian menunjukkan daun sirih mengandung zat tepung, diastases, gula dan menyusun minyak essensial dari safrole, alil pirokatekol monoacetate,
eugenol, terpinen-4-ol, eugenil asetat dan sebagainya.
18
Penapisan fitokimia daun sirih merah menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri.
20
Minyak atsiri daun sirih merah mengandung senyawa a-pinenam a-tuyan, sabinen, b-mirsena, kamfen dan trans-kariofilen. Nilai KHM untuk bakteri Gram positif yaitu
Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis secara berurutan sebesar 1, 0.25, 0.5.
20
2.4.2 Aktifitas Antimikroba
Senyawa flavanoid dan tannin pada fraksi etilsetat mempunyai efek antimikroba yang kuat terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian
Ditijen menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tannin yang bersifat antimikroba, dan senyawa karvakrol yang memiliki daya membunuh
bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa, berarti fraksi etilasetat daun sirih merah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh adanya bakteri Candida albicans,
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
21
Mekanisme penghambatan bakteri pada daun sirih dimungkinkan karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat senyawa fenol yang bersifat
bakterisid. Senyawa fenol apabila terjadi interaksi dengan dinding sel mikroorganisme akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas mikroorganisme.
Interaksi antar mikroorganisme mengakibatkan perubahan keseimbangan muatan dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan
terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur
protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan kemudian sel menjadi rusak. Selain itu senyawa
Universitas Sumatera Utara
karvakrol memberikan bau yang khas pada daun sirih dan memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol biasa.
29
Selain itu dalam daun sirih terdapat flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang
menganggu integritas membran sel bakteri. Alkaloid juga memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut. Tanin memiliki aktivitas
antibakteri, mekanisme tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati.
29
11
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori