Analisis Fungsional 1. Analisa Kegiatan dan kebutuhan Ruang

Solusi: Menambahkan Vegetasi di sekitar site, termasuk pepohonan yang berfungsi sebagai peneduh maupun sebagai Buffer radiasi matahari dan kebisingan yang ditimbulkan kendaraan bermotor. IV.2. Analisis Fungsional IV.2.1. Analisa Kegiatan dan kebutuhan Ruang

IV.2.1.1. Pengelompokan Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Untuk pengelompokan ruang serta kegiatannya akan dipaparkan dalam tabel berikut. Di dalamnya sudah termasuk Pasar Sei Sikambing, Pasar Swasta dan ruko dalam kawasan perancangan. No. Nama Ruang Pemakai Kegiatan Kriteria Ruang Utama 1. Kios Pedagang, Pembeli Mempersiapkan Barang Dagangan, Menawarkan barang Dagangan, Transaksi jual beli, Menyimpan barang Dagangan 2. Loods Pedagang, Pembeli Mempersiapkan Barang Dagangan, Menawarkan barang Dagangan, Transaksi jual beli Pendukung 1. Pusat makanan Food Court Pedagang, Pembeli Mepersiapkan Dagangan, Memasak, Mencuci Piring, makan, Menyimpan barang dagangan. 2. Informal Place Pedagang, Pembeli Mempersiapkan barang dagangan, Menawarkan Barang dagangan. 3. Kantor Pengelola Pegawai PD Pasar Mengawasi berlangsungnya kegiatan pasar, melakukan pembukuan. 4. Lavatory Pedagang, Pembeli Buang Air Besar, buang Air Kecil. Pelengkap 1. Ruang terbuka Open space Pengunjung Pembeli Duduk sambil istirahat 2. Mushalla Pengelola pasar, Pedagang, pembeli Sholat 3. Parkir Pengelola pasar, Pedagang, pembeli Parkir Kendaraan 4. Dock Bongkar muat Pedagang Bongkar muat barang dagangan 5. Tempat Pengelolaa n Sampah Petugas Kebersihan 6. Gudang 7. Pos Satpam Rumah Toko 1. Ruko Pemilik, Pembeli Tempat Tinggal, menyiapkan barang dagangan, Menyimpan barang dagangan, menawarkan barang dagangan, melakukan transaksi jual beli.

IV.2.1.2. Aliran Kegiatan

Berikut akan dideskripsikan masing-masing perilaku kegiatan masing-masing pengguna yang ada di Kawasan Pasar Sei Sikambing. A. Pedagang Kios B. Pedagang Loods C. Pedagang InformalPKL D. Pengunjung Pembeli Datang Membongk ar Barang Menggelar Dagangan Berjualan Membereskan Dagangan Simpan Pulang Datang Membuka Kios Menyiapkan Barang Dagangan Berjualan Menutup Kios Pulang Datang Menggelar Dagangan Berjualan Membereskan Dagangan Pulang Belanja Datang Mencari Barang Menawar Harga Belanja Menunggu Angkutan Pulang Tabel 4.1. Tabel Pengelompokan Ruang E. Pengelola Pasar F. Petugas Kebersihan

IV.2.1.3. Analisa Daya Tampung Pasar Terhadap Jumlah Pedagang

Untuk mengetahui daya tampung pasar terhadap jumlah pedagang yang ada, maka dilakukan penghitungan, dan memproyeksikannya untuk 10 tahun ke depan. Data yang dipakai adalah data tahun 2000 dan data 2010 yang diperoleh dari petugs PD Pasar. Jumlah Pedagang tahun 2000 : 747 Buah Jumlah Informal tahun 2000 : 186 Buah Jumlah Pedagang tahun 2010 : 757 Buah Jumlah Informal tahun 2010 : 200 Buah Dari data di atas diperoleh data pertambahan pedagang dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 1,1 untuk sektor formal dan 7 untuk sektor informal. Maka besaan ruang yang akan dirancang harus mampu menampung jumlah pedagang untuk 10 tahun ke depan, yakni sebesar: 765 buah untuk pedagang formal dan 214 buah untuk pedagang informal.

IV.2.2. Ruang

A. Kios Untuk jumlah kios, seperti telah di jelaskan sebelumnya. Diperlukan penambahan jumlah kios agar dapat dipakai untuk 10 tahun kedepan. Penghitungan dilakukan dengan melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan Datang Masuk Ke Kantor Memantau pasar Mengecek Pembukuan Pulang Datang Mengecek Kebersihan Mengelola Sampah Di Mengumpulkan Sampah Pulang ruang untuk 10 tahun dengan cara memperhatikan pertumbuhan jumlah kios selama 10 tahun sebelumnya. B. Jumlah Toilet Berdasarkan asumsi, jumlah toilet yang diperlukan adalah 4 buah toilet yang tiap ruangnya memiliki 4 ruang WC. Sehingga nantinya akan ada 16 ruang WC yang masing-masing 8 untuk pria dan 8 untuk wanita. C. Perhitungan Jumlah Parkir Dari total keseluruhan ruang yang ada, yakni sekitar 7970.6 m 2 , jika tiap orang diasumsikan memerlukan ruang sebesar 2m 2 . Maka yang dapat ditampung sekitar 3.985 orang. Jika diasumsikan yang membawa kendaraan pribadi baik roda 2 atau roda 4 adalah sekitar 15, maka yang memerlukan parkir adalah sekitar 600 orang dengan perbandingan mobil dan sepeda motor adalah 1:10 maka diperlukan parkir 54 mobil dan 540 sepeda motor. No. Nama Ruang Jumlah Dimensi Luas Satuan m 2 Luas Total m 2 Sumber Ruang Utama 1 Kios 787 2 x 2 m 4 m 2 3.148 m 2 Asumsi Loods 113 2 x 1,5 m 3 m 2 339 m 2 Asumsi Informal 412 2 x 1,5 m 3 m 2 1.236 m 2 Asumsi Sirkulasi 40 1913,2 m 2 Jumlah 6696,2 m 2 Pendukung 2 Pusat makanan 50 3 x 4 m 12 m 2 600 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 180 m 2 Jumlah 780 m 2 3 Kantor Pengelola Ruang Pimpinan 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Data Arsitek Ruang Pegawai 10 org 1,65x1,4 m 2,31 m 2 23,1 m 2 Data Arsitek Ruang Arsip 1 2 x 2 m 4 m 2 4 m 2 Asumsi KMWC 1 2org 2,15x 1,7 3,65 m 2 3,65 m 2 Data Arsitek Sirkulasi 25 9,9 m 2 Jumlah 49,6 m 2 4 Toilet Umum 4 buah 2,1x3,4 untuk 4 org 7,1 m 2 28,5 m 2 Data Arsitek Sirkulasi 25 7,1 m 2 Jumlah 35,6 m 2 Pelengkap 5 Mushalla Ruang Sholat 50 org 1,25 m 2 62,5 m 2 Asumsi Tempat Wudhu 2 Buah 8 m 2 16 m 2 Asumsi Sirkulasi 25 19,6 m 2 Jumlah 98,1 m 2 6 Dok Bongkar muat Truk 1 Buah 3,5 x 7 m 24,5 m 2 24,5 m 2 Data Arsitek Pick Up 3 Buah 2,5 x 5 m 37,5 m 2 112,5 m 2 Data Arsitek Ruang Penerina 1 2 x 2 m 4 m 2 4 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 42,3 m 2 Jumlah 183,3 m 2 Tambahan 7 Pengolahan Sampah KantorRuang Kontrol 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Penampungan 3 2 x 2 m 4 m 2 12 m 2 Asumsi Pengolahan Biogas 1 4 x 3 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Pengolahan Sampah Organik 1 4 x 3 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 14,4 m 2 Jumlah 62,4 m 2 8 Gudang 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Asumsi 9 Keamanan Pos Satpam 2 3 x 3 m 9 m 2 18 m 2 Asumsi Sirkulasi 25 4,5 m 2 Jumlah 22,5 m 2 10 Ruang Mesin Ruang Panel 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Ruang Genset 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Ruang Pompa 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 9,9 m 2 Jumlah 42,9 m 2 Total Keseluruhan 7970.6 m 2 Tabel 4.2. Tabel Kebutuhan Ruang Kebutuhan Parkir No. Parkir Jumlah Dimensi Luas Satuan m 2 Luas Total m 2 Sumber 1 Mobil 54 2,5 x 5 m 12,5 m 2 675 m 2 Data Arsitek 2 Sepeda Motor 540 1 x 2 m 2 m 2 1080 m 2 Data Arsitek 3 Becak 20 1,5x1,6 m 2,5 m 2 50 m 2 Asumsi 4 Jalur Angkot Sirkulasi 40 722 m 2 Total 2527 m 2 IV.2.3. Bentuk IV.2.3.1. Penentuan Pola Massa Bangunan Penentuan pola massa bangunan akan diambil berdasarkan tema bangunan yankni Green Architecture. Pola Massa Bangunan nantinya akan mengikuti kaidah guna memenuhi kriteria Green Architecture yang mampu menghemat energi se- efisien mungkin. Bentuk bangunan nantinya akan mengikuti konsep-konsep hijau yang akan diterapkan pada bangunan.

IV.2.3.2. Modul Bangunan

Satuan modul yang digunakan pada perencanaan dan perancangan pasar ditentukan dengan pertimbangan terhadap beberapa faktor yaitu : • Modul kegiatan, penentuan modul kegiatan didasarkan pada fungsi utama bangunan sebagai pusat belanja baik tradisional maupun modern yaitu dengan menggunakan modul kios 2m x 2m atau 3m x 4m dengan sirkulasi sebesar 40 . • Modul struktur, pemilihan modul struktur dipengaruhi dimensi, kekuatan, dan bentangan dari sistem struktur yang digunakan Tabel 4.3. Tabel Kebutuhan Parkir • Modul bahan, pemilihan modul bahan terutama ditekankan pada dimensi material alami, namun tidak tertutup kemungkinan digunakan material sintesis sesuai dengan fungsi dari bagian bangunannya.

IV.2.3.3. Ketinggian Bangunan

Ketinggian bangunan ditentukan dari : • Jarak pandang manusia skala intim. Yaitu : 1 DH 2, dimana D = jarak pengamat terhadap objek dan H = ketinggian objek • Sudut elevasi pandang manusia yaitu 27” DH = 2 pada sudut pandang 27” • Berdasarkan peraturan pemerintah setempat • Ketinggian bangunan di lingkungan sekitar skyline kawasan Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa dengan tinggi bangunan pusat perbelanjaan yang kurang lebih 20 m, maka jarak antara bangunan dengan pedestrian pejalan kaki minimal kurang lebih 20 m juga. Namun hal ini juga akan disesuaikan dengan keadaan site.

IV.2.4. Utilitas

Seperti kasus pasar yang ada pada umumnya, sistem utiltas yang ada pada Pasar Sei Sikambing juga sangat buruk. Tidak adanya perawatan dan sistem pengolahan sampah yang bagus menyebabkan banyaknya saluan utilitas yang tersumbat dan akhirnya menyebabkan banjir pada pasar ini.

IV.2.4.1. Sistem Air Bersih

Terdapat dua jenis sistem pendistribusian air bersih, yaitu secara Down Feed Dengan memanfaatkan gaya grafitasi, dan dengan sistem Up Feed dengan bantuan pompa. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing- masing sistem tersebut: Sistem Kelebihan Kelemahan Sistem Down Feed - penyaluran air digunakan dengan memanfaatkan bantuan system gravitasi, sehingga menghemat biaya operasional bangunan - system pemipaan lebih sedikit - penyaluran air tidak merata - diperlukan ruang untuk perletakan tangki pada bagian atas bangunan Sistem Up Fedd - penyaluran air dapat merata di setiap tempat - air pada bagian plumbing terus bergerak sehingga mengurangi peristiwa korosi pada pipa-pipa besi - biaya operasional lebih mahal - sistem pemipaan lebih banyak - dapat terjadi ledakan akibat tekanan dari mesin pompa Tabel 4.4. Jenis Sistem Pendistribusian Air Bersih Saluran Primer Saluran Sekunder Arah Aliran Keterangan: Gambar 4.16. Drainase Pasar Sei Sikambing Pada pasar ini air bersih digunakan untuk pengguna loods basah, tempat makan, serta toilet. Pendistribusiannya sendiri tidak dikelola secara teratur. Kondisi airnya sendiri sangat buruk karena kotor dan berbau. Sesuai dengan SNI kebutuhan air bersih untuk bangunan Pasar adalah 5 Literm 2 . Dengan demikian jika luas Pasar Sei Sikambing yang akan dirancang adalah seluas 7970 m 2 maka kebutuhan air bersih per harinya adalah 39.850 Liter atau sekitar 1194 m 3 perbulannya. Dengan memanfaatkan curah hujan yang ada yaitu 211,67 mm per bulannya dan luas permukaan atap yang dapat menampung air hujan sebesar 5206 m 2 maka akan diperoleh jumlah air hujan sebesar 783 m 3 setiap bulannya. Dengan pemanfaatan ini maka didapat efisiensi penghematan air bersih sebesar 65 dan sisanya adalah dengan memakai pasokan air bersih dari PDAM.

IV.2.4.2. Sistem Air Buangan Kotor

Dari hasil survey yang diperoleh, sumber air buangan yang terdapat pada Pasar Sei Sikambing bersumber dari: • Air buangan toilet • Air hujan • Sisa air yang berasal dari loods basah Gambar 4.17. Kondisi Pemipaan Air Bersih Kiri dan Kondisi Air Kanan Sistem distribusinya sendiri sangat buruk, karena banyak saluran buangan tersumbat dan rusak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak. Banyaknya saluran yang rusak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki yang sedang berbelanja, karena umumnya saluran pembuangan air kotor berada tepat di atas jalur pejalan kaki. Sesuai degan prinsip green architecture, menghargai site maka sebisa mungkin limbah cair yang dproduksi oleh pasar jangan sampai mencemari lingkungan. Oleh sebab itu pada pasar ini dirancang sebuah area peresapan yang dilengkapi dengan filter agar limbah cair yang diproduksi oleh pasar dikembalikakn kedalam tanah dalam keadaan bersih. Potensi: - Sebagai Negara beriklim tropis, curah hujan di Indonesia sangat tinggi. Masalah: - Ketika hujan dating, sering menimbulkan genangan dan bahkan banjir, selain itu sampah yang menumpuk di saluran buangan air kotor dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Solusi: - Curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih yang sebelumnya dapat diolah atau di filterisasi agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan Air bersih yang ada di pasar. Gambar 4.18. Kondisi Saluran Pembuangan Air Kotor - Sampah yang ada sangat potensial, apalagi sampah yang dhasilkan oleh pasar umumnya adalah sampah organic yang dapat dimanfaatkan sebagai material pembuat Biogas, methan.

IV.2.4.3. Sampah

Sampah merupakan permasalahan yang umumnya sangat banyak dijumpai pada pasar-pasar tradisional. Hal yang sama terjadi pada Pasar Sei Sikambing, bak sampah pada pasar ini diletakkan tepat di depan pasar, sehingga apabila sampah tidak diangkut dalam jangka waktu satu hari, dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Sampah yang dipoduksi oleh pasar tradisonal sangat banyak sekali, umumnya adalah sampah organic berupa sisa sayuran, menurut data pasar jumlah sampah yang dihasilkan bisa mencapai 17-33 m 3 hari. Dengan mengambil nilai tengahnya maka sampah yang dihasilkan pasar Sei Sikambing dapat mencapai 25m 3 perharinya. Dengan nilai tersebut maka 80 dari jumlah tersebut yang merupakan sampah kering dapat diolah menjadi kompos dengan menggunakan komposter dengan kapasitas 1 ton. Dengan jumlah sampah yang tersedia yakni sebesar 1,9 ton diperlukan 3buah mesin dengan kapasitas yang sama. Gambar 4.19. Jenis Sampah Yang Umumnya Berasal Dari Pasar Sampah Organik Sedangkan untuk sampah basah berupa sisa ikan dan lemak daging bias langsung disalurkan ke penampungan pengolahan biogas, yakni sebesar 4m 3 perharinya. Potensi: - Sampah yang berasal dari pasar umumnya adalah sampah organic yang sangat potensial, dan dapat dimanfaatkan kembali Masalah: - Bak sampah yang ada sekarang diletakkan di depan pasar, hal ini sangat tidak bagus karena posisinya tepat berada didepan pasar yang merupakan citra dari pasar itu sendiri. - Pengelolaan sampah pada pasar ini sangat tidak bagus, banyak tumpukan sampah yang dapat terlihat secara langsung dan sangat menggangu. Solusi: - Merancang bak sampah dengan memisahkan jenis sampah berdasarkan sifatnya sehingga lebih mudah dikelola. - Meletakkan bak sampah pada posisi yang tepat sehingga apabila terjadi keterlambatan pengangkutan dari pihak dinas kebersihan tidak terlhat secara langsung di depan bangunan. - Sampah organik seharusnya diolah dan dimanfaatkan kembali, bias sebagai sumber biogas, dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic. Untuk itu pada perancangan yang akan dilakukan dapat disediakan tempat khusus pengolahan sampah yang difungsikan untuk mengatur selruh sampah-sampah yang ada di pasar. BAB V KONSEP Sesuai dengan tema yang diambil, yakni Green Architecture, maka pada proses perancangan yang dibuat nantinya akan dirancang sesuai dengan prinsip dan teori green yang dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan setiap poin dan penerapannya dalam desain bangunan perancangan

V.1. Konservasi Energi