Redevelopment Pasar Sukaramai ( Green Architecture )

(1)

REDEVELOPMENT PASAR SUKARAMAI ( GREEN ARCHITECTURE )

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

DIANA MAYASARI 070406044

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

REDEVELOPMENT PASAR SUKARAMAI (GREEN ARCHITECTURE)

Oleh :

DIANA MAYASARI 07 0406 044

Medan, Juni 2011

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. VINKY RAHMAN, MT NIP. 19660622 1997021001 Pembimbing I

DEVIN DEFRIZA H. ST, MT (NIP. 19750810 1998021001)

Pembimbing II

R. LISA SURYANI, ST, MT (NIP. 19770606 2003122003)


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Diana Mayasari

NIM : 07 0406 044

Judul Proyek Tugas Akhir : Redevelopment Pasar Sukaramai

Tema : Green Architecture

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Juni 2011

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TKA – 490,

A B+ B C+ C D E

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP: 19660622 1997021001

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP: 19660622 1997021001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari Papa, Mama, Kakak & Abang, serta seluruh Keluarga saya.

Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada :

Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil. Ph.D selaku pimpinan sidang dan dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Devin Defriza H. ST, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

 Seluruh teman-teman saya angkatan 2007 yang telah banyak membantu dalam proses Tugas Akhir ini.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 24 Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3. Masalah Perancangan ... 3

1.4. Pendekatan ... 3

1.5. Lingkup Batasan ... 4

1.6. Kerangka Berpikir ... 5

1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 6

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 7

2.1.1. Pengertian Judul ... 7

2.1.2. Pasar Tradisional ... 8

2.1.2.1. Klasifikasi Pasar ... 8

2.1.2.2. Unsur – Unsur Pokok Perpasaran ... 11

2.1.2.3. Materi Perdagangan di Pasar ... 12

2.1.2.4. Unsur – Unsur Penunjang Pasar ... 12

2.2. Lokasi ... 15


(6)

2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 16

2.2.1.2. Pencapaian ... 17

2.2.1.3. Area Pelayanan ... 18

2.2.2. Analisis Lokasi ... 19

2.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 19

2.2.3.1. Luas Lahan ... 19

2.2.3.2. Peraturan Site ... 20

2.2.3.3. Ketinggian Bangunan ... 21

2.2.3.4. Eksisting ... 22

2.3. Tinjauan Fungsi ... 22

2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 22

2.3.1.1.Deskripsi Kegiatan Pasar Sukaramai ... 23

2.3.1.2. Deskripsi Pengguna Pasar Sukaramai ... 23

2.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 28

2.3.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 28

2.4. Studi Banding Fungsi Sejenis ... 29

2.4.1. Pasar Beringharjo ... 30

2.4.2. Pasar Tradisional BSD ... 31

BAB 3 ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian Tema ... 32

3.2. Interpretasi Tema ... 34

3.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 35

3.3.1. Nanyang Technology University ... 35


(7)

BAB 4 ANALISA

4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 42

4.1.1.Data Site... 42

4.1.2. Analisa Pencapaian ... 46

4.1.3. Analisa Sirkulasi ... 49

4.1.4. Analisa Orientasi ... 50

4.1.5. Analisa Matahari ... 51

4.1.6. Analisa Vegetasi ... 53

4.1.7. Analisa Sarana dan Prasarana ... 53

4.1.8. Analisa Tata Guna Lahan ... 54

4.2. Analisa Fungsional ... 56

4.2.1. Analisa Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 56

4.2.1.1. Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 58

4.2.1.2. Aliran Kegiatan ... 57

4.2.1.3.Analisa Jumlah Pengunjung ... 59

4.2.2. Ruang ... 60

4.2.2.1. Besaran Ruang ... 60

4.2.3.Bentuk ... 67

4.2.3.1.Penentuan Pola Massa Bangunan ... 67

4.2.3.2.Bantuk Dasar Bangunan ... 68

4.2.3.3.Modul Bangunan ... 69

4.2.3.4.Ketinggian Bangunan ... 69

4.3. Analisa Teknologi ... 69

4.3.1. Struktur... 69

4.3.1.1. Analisa Sistem Struktur ... 69


(8)

4.3.1.3.Pondasi ... 74

4.3.1.4.Struktur Atap ... 75

4.3.2. Utilitas ... 75

4.3.2.1. Sistem Air Bersih ... 76

4.3.2.2.Sistem Distribusi Air Buangan ... 77

4.3.2.3.Sistem Penghawaan ... 77

4.3.2.4. Sistem Instalasi Listrik ... 78

4.3.2.5. Sistem Pencahayaan ... 79

4.3.2.6. Sistem Keamanan ... 79

4.3.2.7. Sistem Sirkulasi Vertikal ... 80

4.3.2.8. Sistem Pembuangan Sampah ... 80

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Tapak ... 81

5.2. Konsep Sirkulasi ... 81

5.3. Konsep Vegetasi ... 83

5.4. Konsep Massa Bagunan ... 84

5.4.1. Bentukan Dasar ... 85

5.5. Konsep Struktur ... 85

5.6. Konsep Utilitas ... 85

5.7. Konsep Pengolahan Sampah ... 89

5.7.1. Strategi Desain yang Dapat Diterapkan ... 90

5.7.1.1. Penanganan Limbah ... 90

5.7.1.2. Penghematan Penggunaan Air ... 91

5.7.1.3. Tanggap Terhadap Iklim. ... 91

5.7.1.4. Menghemat Sumber Daya Alam ... 92


(9)

5.7.1.6. Tanggap Terhadap Kondisi Tapak. ... 95

5.7.1.7. Holistik ... 95

BAB 6 LAMPIRAN 6.1. Gambar Perancangan ... 97

Gambar 6.1.1 Site Plan ... 97

Gambar 6.1.2 Ground Plan ... 98

Gambar 6.1.3 Denah Lantai 2 ... 99

Gambar 6.1.4 Denah Lantai 3 ... 100

Gambar 6.1.5 Tampak Depan ... 101

Gambar 6.1.5 Tampak Belakang ... 101

Gambar 6.1.6 Tampak Samping Kanan ... 102

Gambar 6.1.6 Tampak Samping Kiri ... 102

Gambar 6.1.7 Potongan A - A ... 103

Gambar 6.1.7 Potongan B - B ... 103

Gambar 6.1.8 Potongan C - C ... 104

Gambar 6.1.9 Rencana Pondasi ... 105

Gambar 6.1.10 Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 106

Gambar 6.1.11 Rencana Pembalokan Lantai 3 ... 107

Gambar 6.1.12 Rencana Atap... 108

Gambar 6.1.13 Rencana Vegetasi ... 109

Gambar 6.1.14 Aksono Air Bersih dan Air Kotor ... 110

Gambar 6.1.15 Aksono Elektrikal ... 111

Gambar 6.1.15 Aksono Kebakaran ... 111

Gambar 6.1.16 Detail Pondasi dan Pembalokan ... 112

Gambar 6.1.17 Detail Atap ... 113


(10)

Gambar 6.1.19 Detail Green Roof ... 115

Gambar 6.1.19 Detail Septic Tank ... 115

Gambar 6.1.20 Detail Fasade ... 116

Gambar 6.1.21 Detail Kios dan Loosd ... 117

Gambar 6.1.22 Detail Loosd ... 118

Gambar 6.1.23 Perspektif ... 119 DAFTAR PUSTAKA


(11)

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 2.1. Pembagian WPP Kota Medan ... 16

Tabel 2.2. Rincian dan Jumlah Pedagang Pasar ... 28

Tabel 4.1. Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 57

Tabel 4.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk ... 60

Tabel 4.3. Proyeksi Pertumbuhan Pedagang ... 61

Tabel 4.4. Program Ruang ... 66

Tabel 4.5. Jenis Massa Bangunan ... 67

Tabel 4.6. Bentuk Dasar Massa Bangunan ... 68

Tabel 4.7. Jenis Sistem Struktur Bangunan ... 73

Tabel 4.8. Jenis Struktur Kolom ... 74

Tabel 4.9. Analisa Pondasi ... 75

Tabel 4.10. Jenis Sistem Air Bersih ... 77

Tabel 4.11. Jenis Sistem Penghawaan ... 78

Tabel 4.12. Jenis Sistem Instalasi Listrik ... 79

Tabel 4.13. Jenis Sistem Pencahayaan ... 79

Tabel 5.1. Golongan Bahan Bangunan ... 92


(12)

D A F T A R G A M B A R

Halaman

Gambar 2.1. Peta Kota Medan ... 15

Gambar 2.2. Peta Kawasan ... 15

Gambar 2.3. Peta Lokasi ... 15

Gambar 2.4. Pemukiman Sekitar Pringgan ... 17

Gambar 2.5. Pencapaian Menuju Site ... 17

Gambar 2.6. Kawasan Pelayanan Pasar ... 18

Gambar 2.7. Perletakan Lokasi Sukaramai ... 19

Gambar 2.8. KLB Site ... 21

Gambar 2.9. KLB Eksisting Site... 22

Gambar 3.1. Green Roof dan Proses Pemanfaatan Hujan ... 34

Gambar 3.2. Konsep Pencahayaan Pada Bangunan Green ... 35

Gambar 3.3. Site Plan Nanyang University ... 36

Gambar 3.4. Denah Nanyang University ... 36

Gambar 4.1. Site ... 42

Gambar 4.2. GSB Site ... 43

Gambar 4.3. KLB Sekitar Site ... 44

Gambar 4.4. Kondisi Eksisting Site ... 45

Gambar 4.5. Pencapaian Menuju Site ... 47

Gambar 4.6. Pencapaian Pejalan Kaki ... 48

Gambar 4.7. Sirkulasi Kendaraan ... 49

Gambar 4.8. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 50

Gambar 4.9. Bagian Site ... 51

Gambar 4.10 Arah Matahari ... 52

Gambar 4.11. Analisa Vegetasi ... 53


(13)

Gambar 4.13. Potensi Site ... 55

Gambar 5.1. Konsep Tapak ... 81

Gambar 5.2. Konsep Sirkulasi ... 82

Gambar 5.3. Konsep Sirkulasi ... 82

Gambar 5.4. Konsep Vegetasi ... 83

Gambar 5.5. Zoning Pasar ... 84

Gambar 5.6 Konsep Los Pasar ... 88

Gambar 5.7. Konsep Penghawaan ... 88

Gambar 5.8. Konsep Penghawaan ... 88

Gambar 5.9. Aliran Angin ... 92

Gambar 6.1. Gambar Perancangan ... 97

Gambar 6.1.1 Site Plan ... 97

Gambar 6.1.2 Ground Plan ... 98

Gambar 6.1.3 Denah Lantai 2 ... 99

Gambar 6.1.4 Denah Lantai 3 ... 100

Gambar 6.1.5 Tampak Depan ... 101

Gambar 6.1.5 Tampak Belakang ... 101

Gambar 6.1.6 Tampak Samping Kanan ... 102

Gambar 6.1.6 Tampak Samping Kiri ... 102

Gambar 6.1.7 Potongan A - A... 103

Gambar 6.1.7 Potongan B - B ... 103

Gambar 6.1.8 Potongan C - C ... 104

Gambar 6.1.9 Rencana Pondasi ... 105

Gambar 6.1.10 Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 106

Gambar 6.1.11 Rencana Pembalokan Lantai 3 ... 107


(14)

Gambar 6.1.13 Rencana Vegetasi ... 109

Gambar 6.1.14 Aksono Air Bersih dan Air Kotor ... 110

Gambar 6.1.15 Aksono Elektrikal ... 111

Gambar 6.1.15 Aksono Kebakaran ... 111

Gambar 6.1.16 Detail Pondasi dan Pembalokan ... 112

Gambar 6.1.17 Detail Atap ... 113

Gambar 6.1.18 Detail Penampungan Air Limbah ... 114

Gambar 6.1.19 Detail Green Roof ... 115

Gambar 6.1.19 Detail Septic Tank ... 115

Gambar 6.1.20 Detail Fasade ... 116

Gambar 6.1.21 Detail Kios dan Loosd ... 117

Gambar 6.1.22 Detail Loosd ... 118


(15)

D A F T A R D I A G R A M

Halaman

Diagram 1.1. Kerangka Berpikir ... 5

Diagram 2.1. Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia ... 13

Diagram 2.2.Struktur Organisasi Pasar ... 14

Diagram 4.1. Kegiatan Pengunjung ... 58


(16)

BAB 1


(17)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PROYEK

Kondisi pasar tradisional di tanah air saat ini semakin lama semakin menyusut, tergerus dengan kokohnya pasar-pasar modern. Pangsa pasar tradisional tendensi nya makin menurun, bersamaan dengan makin meningkatnya jumlah dan kapitalisasi bisnis di pasar modern. Kini di hampir sudut-sudut kota sudah berdiri pasar-pasar modern, seperti supermarket, indomarket, mall, plaza dan pusat belanja (trade center) orang menyebut dengan istilah hypermarket. Kehadiran mall dan hypermarket akan mendorong meningkatnya aktifitas ekonomi publik. Kegiatan ekonomi selalu saja memiliki dampak positif dan negatif. Dalam konteks inilah kehadiran pasar modern baik di kota-kota maupun di daerah sering kali mengundang reaksi negatif dari sejumlah kalangan. Karena hadirnya pasar-pasar modern yang kian menjamur tersebut akan menggeser kegiatan ekonomi rakyat yang bergerak di pasar-pasar tradisional maupun ritel berskala kecil.

Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional, diantaranya; Pertama Supermarket dapat menjual lehih banyak produk yanglebih berkualitas dengan harga yang lebih murah Kedua Informasi daftar harga setiap barang tersedia dandengan mudah di akses publik Ketiga Supermarket menyediakan lingkungan berbelanjayang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit dan kartu debit dan menyediakan layanan kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar Keempat Produk yang di jual di supermarket maupun indomarket, seperti bahan pangan telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual jika telah kadaluarsa.

Pasar tradisional merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan. Sektor ini juga telah menyumbangkan lapangan kerja dan memberikan kehidupan bagi banyak orang. Saat ini di wilayah Indonesia terdapat 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh penjurutanah air, dari jumlah tersebut menampung sebanyak 12,6 juta pedagang belum termasuk para pemasok barang serta pengelola pasar. Jika setiap pedagang yang ada di pasar tersebut menghidupi minimal tiga orang yakni istri dan dua anak berati terdapat 50,4 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan pasar tradisional. Menurut data dari BPS, pasar tradisional mampu menyumbangkan lapangan kerja sebanyak 14 persen dari jumlah lapangan kerja yang ada. Oleh karena itu, keberadaan pasar tradisional yang kini semakin terhimpit dari pesatnya pertumbuhan pasar modern agar segera diselamatkan.


(18)

Dibalik peran pasar tradisional yang strategis tersebut, diperlukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan daya saing pasar tradisional yang identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, semrawut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas.

Citra Pasar Tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat dan harus di upayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik. Pembenahan pasar tersebut tentu saja bukan hanya tugas Pemerintah tetapi juga tugas masyarakat, pengelola pasar dan para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negative tesebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Di Medan masih banyak pasar tradisional yang berpotensi dan memerlukan pembenahan. Salah satu contoh pasar yang berpotensi adalah pasar Sukaramai. Seperti yang telah kita ketahui pasar Sukaramai beberapa waktu yang lalu telah terbakar. Para pedagang mengalami kerugian yang besar dan kehilangan mata pencaharian mereka dan mereka sangat berharap agar bisa kembali berjualan sebagaimana biasanya, guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga.

Lokasi Pasar Sukaramai yang berada di persimpangan Jalan A. R. Hakim dan Jalan Sutrisno secara tidak langsung mempengaruhi lalu lintas di daerah tersebut dikarenakan aktivitas yang terjadi di pasar tersebut sehingga menimbulkan kemacetan. Hal ini disebabkan PKL yang kurang memperhatikan tempat berjualan sehingga menempati badan jalan, selain itu para pengguna pasar sering memarkirkan kendaraan mereka sembarangan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dan lahan parkir yang terbatas serta sarana transportasi umum seperti becak yang menggunakan badan jalan untuk parkir.

Pasca kebakaran pedagang membuka lapak berjualan di bekas lokasi kebakaran dan di pinggir jalan A.R Hakim sehingga menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Lokasi Pasar Sukaramai saat ini sudah tidak strategis lagi untuk didirikan Pasar. Karena berada di persimpangan Jalan Arteri dan aktifitas pasar yang selalu menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Sehingga dengan mempertimbangkan segala hal yang telah disampaikan diatas, maka relokasi pasar Sukaramai adalah salah satu jalan keluar yang terbaik untuk menyelesaikan masalah Pasar Sukaramai saat ini. Mengingat terdapat banyak pedagang yang berharap dapat berjualan lagi pasca kebakaran Pasar Sukaramai beberapa bulan yang lalu.


(19)

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Menciptakan suatu wadah berjuakan bagi para pedagang yang lebih efektif dan efisien. b. Merencanakan pasar tradisional yang aman, nyaman, bersih yang tertata dengan rapih,

sehingga jauh dari kesan kumuh.

c. Membuat pasar tradisional yang dapat dikunjungi oleh semua orang tanpa melihat batasan umur baik tua atau muda.

d. Memberikan konsep yang modern pada tempat, fasilitas, bahan atau konstruksi bangunannya.

I.3 MASALAH PERANCANGAN

a. Bagaimana menerapkan tema yang sesuai dengan desain bangunan

b. Bagaimana pengaturan lalu lintas antara kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun pejalan kaki.

c. Bagaimana penataan pedagang agar tertata rapih tidak semrawut.

d. Bagaimana menata ruang yang nyaman antara pedagang dengan pembeli.

e. Bagaimana memadukan ruang dalam dan ruang luar bangunan sehingga terdapat suatu keharmonisan.

I.4 PENDEKATAN MASALAH

Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pasar tradisional untuk meningkatkan faktor kenyamanan maupun fungsinya serta daya saing terhadap pasar modern maka selanjutnya perlu dirumuskan cara-cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu:

- Survey : Metode survey dilakukan dengan cara mengamati lokasi proyek perencanaan dan tempat-tempat pameran yang ada untuk mengetahui permasalahan yang ada.

- Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan persyaratan-persyaratan perancangan dan perencanaan gedung pameran dengan cara studi literatur dan studi banding kasus proyek dan tema yang sama.

- Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yang sudah diperoleh kemudian diolah kembali sehingga didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu

- Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk menganalisa dan menetapkan usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variabel, dan persyaratan yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.

- Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil penyusunan skematik desain yang diterapkan pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan Pasar Sukaramai.


(20)

I.5 LINGKUP dan BATASAN a. Lingkup Pembahasan

Materi pembahasan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan dan perancangan ”Redevelopment Pasar Sukaramai” dengan menerapkan gagasan arsitektur fungsional untuk memperoleh desain pasar dan pusat perbelanjaan dengan tingkat fleksibilitas, kenyamanan, keamanan, efektifitas yang tinggi, sirkulasi bangunan, serta utlitas yang baik dalam bangunan.

b. Batasan Pembahasan

Perencanaan proyek ini terbatas pada perancangan bangunan gedung pasar serta fasilitas penunjangnya dengan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu gedung pasar. Pengkajian ini ditekankan pada interaksi pasar tradisional dengan bangunan yang modern.


(21)

1.6KERANGKA BERFIKIR e

Gbr. 1.1 Kerangka Berfikir Latar Belakang

Tema

Pendekatan Masalah Sasaran

Maksud dan Tujuan

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Analisa

Kerangka Survey

Survey

Data Fisik

Dokumentasi Kriteria

Desain

Potensi

Konsep

Pra Rancangan

Desain Akhir

Prospek Masalah

Kriteria Perancangan

Analisa Kriteria


(22)

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, membahas mengenai latar belakang pemilihan judul, permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, pendekatan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, kerangka berpikir, asumsi dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai deskripsi, pengertian dan batasan proyek, studi lokal, tinjauan khusus, gambaran umum lokasi proyek, lingkup dan batasan proyek, dan studi tipologi bentuk pasar tradisional dan bangunan pusat perbelanjaan.

BAB III ELABORASI TEMA, mengemukakan mengenai tinjauan teoritis / pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISA, membahas dan mempelajari masalah yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta-fakta data serta standar-standar yang sudah ada, dimulai dengan analisa mikro yang berkaitan dengan lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan. BAB V KONSEP, menguraikan konsep dasar perancangan pasar tradisional dan

pusat perbelanjaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan tapak dan konsep dasar perencanaan bangunan.


(23)

BAB 2


(24)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK II.1 Terminologi Judul

Judul kasus proyek yang akan dirancang dan direncanakan adalah ”Redevelopment Pasar Sukaramai” untuk itu akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari judul tersebut.

II.1.1 Pengertian Judul

Redevelopment atau pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut.

Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi wilayah yang akan di remajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :

1. Memberikan vitalitas baru. 2. Meningkatkan vitalitas yang ada.

3. Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.

Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbangkan kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk di kembangkan.

Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain : 1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan

sebagainya dengan maksud mencari derma.

2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.

Sukaramai adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Medan Area. Dimana kawasan Sukaramai ini terletak di persimpangan Jalan A. R. Hakim dan Jalan Sutrisno.


(25)

Jadi dapat dirangkumkan pengertian dari ”Redevelopment Pasar Sukaramai” adalah

”Pembangunan kembali Pasasr Sukaramai yang diperuntukkan sebagai tempat berjual beli (kawasan Pasar Sukaramai) yang akan dibuat terkoordinasi dan akan ditambahkan fungsi-fungsi baru yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan tersebut.”

II.1.2 Pasar Tradisional II.1.2.1 Klasifikasi pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda :

Pengertian pasar menurut sifatnya : a. Pasar nyata/ konkret

Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll.

b. Pasar abstrak

Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll.

Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :

a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.

b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.

c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas yang belum memadai.

d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.

e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa bangunan.

Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan ditentukan menjadi pasar kelas IV.


(26)

a. Pasar lingkungan

Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari

b. Pasar wilayah

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan

c. Pasar kota

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap

d. Pasar regional

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya. e. Pasar perumahan

Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.

Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya : a. Pasar siang hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB b. Pasar malam hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB. c. Pasar siang malam

Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar malam

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari e. Pasar pagi

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari f. Pasar mingguan

Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.

Pengertian pasar secara operasional a. Pasar perusahaan daerah

b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas


(27)

d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat

e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi

g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta

Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a. Pasar tradisional

Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

b. Pasar khusus

- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja.

- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. - Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata. - Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi

pasar yang merupakan bangunan umum

- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.

c. Pasar Grosir

Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar. a. Pasar Eceran

Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil. e. Pasar modern

Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.

d. Pasar wisata Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :

- Potensi wisata pada kawasan wisata

- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut - Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata


(28)

II.1.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran A. Konsumen

Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.

Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan

b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia

d. Tingkah laku adat dan kebiasaan

B. Lembaga Perdagangan dan Wadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Keuntungan yang relatif baik b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan

d. Suplai barang yang diperdagangkan

C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 :

a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll

b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.

c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll

d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll


(29)

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :

A. Jenis materi perdagangan :

a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri b. bahan sandang / tekstil

c. kebutuhan rekreasi

B. Sifat / kesan perdagangan a. basah

b. kering c. tahan lama

C. Tingkat urgensi materi perdagangan

a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good) b. barang kebutuhan berkala (convinience good)

D. Cara pangangkutan a. barang bukan pecah b. barang pecah belah

E. Cara penyajian

a. cara penyajian sedang b. cara penyajian baik

II.1.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :

a. Pemerintah

Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.


(30)

Skema II.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia (Sumber: Pemko Medan) Melihat banyaknya pasar yang ada di kota Medan, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar hubungan antara produsen dengan konsumen dan antara penjual dengan pembeli. Sebelum PD Pasar terbentuk penanganan pasar-pasar di Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar KotamadyaTingkat II Medan.

Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang di sahkan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan SK No. 188.342-09/1995 tanggal 15 Februari 1993 dibentuklah Perusahaan Daerah Pasar.

Adapun tujuan didirikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah : a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

c. Melanjutkan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi bersih, rapi dan tertib sehingga menyenangkan bagi konsumen yang belanja. d. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam penyediaan dan peningkatan sarana pasar.


(31)

Untuk setiap pasar dikelola oleh seorang kepala pasar beserta para staf dibawahnya yang ditunjuk oleh Perusahaan Daerah Pasar, berikut merupakan bagan struktur organisasi yang diadopsi oleh manajemen pasar tradisional di semua wilayah :

Skema II.2 Struktur Organisasi Pasar Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau

b. Perusahaan daerah yang memberi otoritas untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran.

Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain : 1. Memelihara kebersihan

2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar

3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari. c. Bank

Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll

b. Swasta

Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

Kepala Pasar

Keamanan & Perparkiran

Keuangan &

Administrasi Pemeliharaan Bagian

Umum


(32)

II.2 Lokasi

Adapun lokasi dari proyek ”Redevelopment Pasar Sukaramai” ini terletak di daerah Sukaramai itu sendiri, tepatnya pada Kecamatan Medan Area. Berikut merupakan tinjauan lokasi pasar Sukaramai terhadap kota Medan dan Kecamatan Area.

Gbr 2.1 Peta Kota Gbr 2.3 Peta Lokasi

II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan oleh pihak PD Pasar. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan sebagai proyek pasar yang baru.

II.2.1.1 Tinjauan terhadap struktur kota

Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP), yaitu :


(33)

WPP Cakupan Kecamatan

Pusat Pengembangan

Peruntukan Lahan Program Pembangunan

A

M. Belawan M. Marelan

M. Labuhan BELAWAN

Pelabuhan. Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim

Jalan Baru, Jaringan air minum, Septic Tank, Sarana pendidikan dan pemukiman. B M. Deli TJ. MULIA Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Pemukiman

Jalan baru, Jaringan Air Minum, Pembuangan Sampah, Sarana Pendidikan C M. Timur M.Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi Sambungan Air Minum, Septic Tank, Jalan Baru, Rumah Permanen, Sarana Pendidikan, dan Kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia INTI KOTA

CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Pemukiman

Perumahan Permanen, Pembuangan Sampah, Sarana Pendidikan E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SIKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi,

Lapangan Golf, Hutan Kota

Sambungan Air Minum, Septic Tank, Jalan Baru, Rumah Permanen, Sarana Pendidikan dan Kesehatan

Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan

Pasar Sukaramai terletak pada WPP C. Arah pengembangan wilayah ini adalah permukiman, perdagangan dan rekreasi. Keberadaan pasar sukaramai ini adalah tepat, dikarenakan terletak pada daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis dan dekat dengan pemukiman penduduk.


(34)

Gambar 2.4 Pemukiman Sekitar Sukaramai II.2.1.2 Pencapaian

Lokasi site berada di Jalan Akik yang tepat di belakang Pasar Sukaramai sebelumnya, sangat efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.

Gbr 2.5 Pencapaian Menuju Site II.2.1.3 Area pelayanan

Pasar Sukaramai

Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Sukaramai adalah pasar kecamatan, tepatnya adalah pasar kecamatan Medan Area.

Jalan Asia Raya Jalan Kapt. Jumhana

Jalan Sutrisno Jalan Akik

SITE Jalan A.R Hakim

Retail + Pemukiman

Retail + Pemukiman

Retail + Pemukiman Retail + Pemukiman

Retail + Pemukiman


(35)

Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Sukaramai memiliki kriteria sebagai berikut :

Pasar Kecamatan Medan Area :

- Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic center. - Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa

- Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km - Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar kecamatan

Gambar 2.6 Kawasan Pelayanan Pasar II.2.2 Analisis Lokasi

Site ini merupakan lokasi tunggal, karena letaknya yang sangat dekat dengan lokasi site sebelumnya dan hal ini sudah menjadi pertimbangan oleh pihak PD Pasar Medan karena pedagang tidak mau pindah ke lokasi lain. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar, antara lain :

Pasar Pagi Beruang

Pasar Pagi Perguruan

Pasar Ramai Pasar Akik


(36)

1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak

3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki.

Gambar 2.7 Perletakan Lokasi Sukaramai

II.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.2.3.1 Luas Lahan

Site terletak pada Kecamatan Medan Area. Termasuk dalam WPP C dengan fungsi sebagai Permukiman, Perdagangan dan Rekreasi.

Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : - Kelebihan :

1. Pencapaian mudah karena kawasan ini di lalui oleh banyak angkutan umum. 2. Luas lahan mencukupi, sekitar 2.3 Ha

3. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai

- Kelemahan :

1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup menyulitkan untuk memarkirkan kendaraan.

Merupakan kawasan pemukiman penduduk sehingga pasar sukaramai memiliki pelanggan tetap yang ada di sekitarnya

Lokasi site yang terletak di pusat kota sehingga mudah untuk di akses oleh masyarakat ramai Dilalui oleh jalan A.R Hakim dan Jalan Sutrisno yang dilalui oleh banyak angkutan umum, sehingga mudah dicapai oleh masyarakat


(37)

2. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum, sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang kemudian menyebabkan kemacetan

II.2.3.2 Peraturan Site 1. Land Use (RDTRK)

Rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat – syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.

2. GSB = Garis Sempadan Bangunan

Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2 x lebar jalan) + 1.

GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang di utarakan dalam penjelasan diatas, yaitu :

-GSB sebelah Utara (Jl. Asia Raya) Rumah Toko = (1/2 x 6) + 1

= 4 m

-GSB sebelah Timur (Jl. A.R. Hakim) Rumah Toko = (1/2 x 18) + 1

= 10 m

-GSB sebelah Barat (Jl. Asia) = (1/2 x 4.5) + 1

= 3.25 m

-GSB sebelah Selatan (Jl. Akik) = (1/2 x 5) + 1

= 3.5 m

3. BC + Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan)

Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan.


(38)

Sebagai kawasan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80% - 90%.

Maka koefisien dasar bangunan adalah : 80% x 19.012 m² = 15.209,6 m²

4. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan)

Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah di tetapkan total luas lantai. Koefisien ini bias lebih dari 100 % untuk bangunan bertingkat.

Untuk daerah di sekitar pasar Sukaramai, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-4 lantai. Dengan KDB sekitar 80 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.

II.2.3.3 Ketinggian Bangunan

1. Bangunan pasar Sukaramai sebelumnya terdiri dari 3 Lantai.

2. Bangunan di sekitar kawasan Sukaramai Medan, kebanyakan bangunan ruko dengan ketinggian 2 – 3 Lantai. Berikut akan disajikan ketinggian masing – masing ruko di sekitar kawasan pasar Sukaramai.

Gambar 2.8 KLB Site

= Ketinggian 6 Lantai = Ketinggian 4 Lantai

= Ketinggian 3 Lantai

= Ketinggian 2 Lantai


(39)

II.2.3.4 Eksisting

`

Gambar 2.9 KLB Eksisting Site II.3 Tinjauan Fungsi

II.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Pelaku pada proyek Redevelopment Pasar Sukaramai ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar.

Pelakunya antara lain :

-Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar (dalam kota), maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar maupun pengunjung pusat perbelanjaan.


(40)

-Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar.

-Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pusat perbelanjaan. -Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas

kepada para pedagang.

Kegiatannya antara lain :

-Berdagang yang merupakan fungsi utama dari bangunan ini. Merupakan kegiatan menajajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam bentuk kios, los dan retail.

-Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untukbarang yang di inginkan.

Secara lebih lengkap akan di bahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku Pasar Sukaramai.

II.3.1.1 Deskripsi Kegiatan Pasar Sukaramai

Dikarenakan lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai pukul 04.30 pagi s/d 18.00 WIB.

-Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar Sukaramai. -Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga pasar mulai ramai. -Pukul 06.30 – 18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang terlaksana. -Pukul 18.00 WIB pasar ditutup

II.3.1.2 Deskripsi Pengguna Pasar Sukaramai

Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi pengguna/struktur organisasi pengelola, pengunjung yang ada di kawasan pasar Sukaramai, antara lain :

Pedagang Dalam Area Pasar KIOS

No. JENIS

DAGANGAN

JUMLAH

Lantai 1

1. Kain 99

2. Tukang Mas 44

3. Elektronik 6

4. Kelontong 6


(41)

6. Pecah Belah 2

7. Imitasi 2

8. Obat – obatan 2

9. Beras 18

10. Barang Sampah 67

11. Tk. Jahit 2

12. Tas 1

13. Gilingan Cabe 1

14. Kelambu 1

Lantai 2

1. Cabai/Bawang 14

2. Kr. Kelapa 4

3. Sayur 20

4. Rempah 4

5. Kain 2

6. Bumbu 5

7. Ikan Asin 5

8. Tembakau 3

9. Bunga 3

10. Rokok 1

11. Buah 12

12. Telur 1

14. Makanan 4

15. Roti 1

16. Kosmetik 2

17. Elektronik 3

18. Gilingan Cabe 3 19. Barang Sampah 4 Lantai 3

1. Kain 11

2. Tukang Emas 2

3. Barang Sampah 15


(42)

STAND

No. JENIS

DAGANGAN

JUMLAH

Lantai 1

1. Kelontong 2

2. Barang Sampah 14

3. Kain 12

4. Selop/Sepatu 1

5. Kerajinan Tangan 2 6. Mainan anak – anak 1 Lantai 2

1. Makanan 12

2. Telur 2

3. Sayur 63

4. Tahu 1

5. Cabai 6

6. Mie 1

7. Buah 1

8. Bumbu 6

9. Cabut Bulu Ayam 15

10. K. Kelapa 9

11. T. Ayam 1

12. Rempah 1

13. Jeruk Nipis 1

14. Minuman 1

15. Ikan Asin 4

16. Ikan Gembung 1

JUMLAH 167

No. MEJA BASAH JUMLAH 1. Daging Lembu 24

2. Ikan 88


(43)

4. Kerang 3

JUMLAH 117

Pedagang Di Luar Area Pasar Jl. A. R. Hakim/Jl. Bakti

Buah 3

Sayur 10

Kelapa 8

Tukang Ayam 4

Kedai Sampah 3

Cabai 1

Makanan 7

Plastik 2

Perabot 5

Rokok 1

Tahu/Tempe 2

Kain 4

Telur 4

Bumbu 2

Minuman 3

JUMLAH 59

Jl. Sutrisno/Jl. Antara

VCD/DVD 3

Sayur 5

Makanan 8

Pakaian 15

Tas/Sepatu/Dompet 17

Kedai Sampah 6

Kosmetik 2

Emas 1

Ikan Asin 4

Tukang Kelapa 1


(44)

Aksesoris 2

Buah 2

Jam 8

Ayam 4

Rokok 8

JUMLAH 89

Jl. Denai

Makanan 10

Rokok 7

Minuman 5

Kedai Kopi 7

VCD/DVD 5

Kain 2

Bumbu 2

Pecah Belah 2

Jam 6

Tempel Sepatu 1

Tukang Kelapa 2

JUMLAH 49

Pasar Tradisional Jl. Akik

Tukang Daging 16

Tukang Ikan 67

Ayam 12

Cabai 10

Sayur 172

Kedai Kopi 8

Tukang Kelapa 4

Bumbu 6

Tahu 5

Kelontong 15

Sandal 5


(45)

Bawang 8

Buah 12

Jam 4

Rokok 5

Ikan asin 5

Telur 3

Aksesoris 4

VCD/DVD 3

Barang sampah 16

Tempel sepatu 2

Kain 7

Tas / dompet 4

Rempah 5

Mainan Anak – anak 3

Kerang/udang 9

Minuman 6

Makanan 4

Gilingan Cabe 2

Bunga 4

JUMLAH 428

Tabel 2.2 Rincian dan Jumlah Pedagang Pasar

II.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya.

II.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :


(46)

Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang

c. Ketinggian ruang

d. Tata letak stan, kios dan los

2. Kenyamanan

Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.

a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan

3. Sirkulasi

Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.

II.4 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis

Konsep pasar modern mulai bermunculan dewasa ini. Pasar modern muncul sebagai suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama karena pasar tradisional terlihat lecek, becek dan kotor. Berbelanja di pasar tradisional sangat dirasa tidak nyaman. Sebagian anggota masyarakat beralih ke supermarket atau hipermarket. Selain nyaman, berbelanja kebutuhan pokok dapat dilakukan sambil jalan-jalan bersama keluarga. Jika tidak diantisipasi dengan segera maka pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggan.

Kehadiran pasar modern di berbagai tempat tak urung membuat suasana belanja di pasar basah lebih nyaman. Maklum, kesan pasar tradisional yang panas, kumuh, becek, dan berbau apek tak tampak lagi. mengangkat kembali pamor pasar tradisional agar tak tenggelam melawan semarak kemunculan pusat belanja modern sangat sederhana, yaitu memoles pasar menjadi bersih, tidak kumuh, dan aman.


(47)

II.4.1 Pasar Beringharjo, Yogyakarta

Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.

II.4.2 Pasar Tradisional BSD (Bumi Serpong Damai)

Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.


(48)

Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini.


(49)

BAB 3


(50)

BAB III

ELABORASI TEMA III.1. PENGERTIAN TEMA

Adapun pengertian tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Pasar Sukaramai adalah

Green Architecture.

Istilah Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti Hijau. Kata Architecture berasal dari bahasa Yunani

1). Arche : yang asli, yang utama, yang awal

2) Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3). Archetektoon : pembangunan utama, tukang ahli bangunan yang utama.

Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.

Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah – langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.

Beberapa pemahaman akan green architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut :

a. Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi

Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi 2. Bekerja dengan iklim

Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.

3. Meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru

Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru dan menggunakan material ramah lingkungan.

4. Menghargai pengguna

Green Architecture menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut.

5. Menghargai Site

Meminimalisasi perusakan site 6. Holistik

Semua prinsip Green Architecture membutuhkan pendekatan holistik kepada lingkungan pembangunan.


(51)

b. Green Architecture oleh standar Leadership in Energy and Enviromental Design (LEED) : 1. Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat menggunakan

material – material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunaan roof garden dan penanaman vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung.

2. Penggunaan pendaur ulang air kotor (air yang telah digunakan) dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. Penggunaan dan penyediaan air perlu dimonitari.

3. Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam – macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatatif energi seperti energi solar dan energi dingin

4. Penggunaan material yang di daur ulang yang tidak memerlukan energi yang banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu dapat juga meggunakan material lokal yang rendah polusi.

5. Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan

personal space, ventilasi, pengkontrolan suhu, dan menggunakan material yang tidak mengandung gas beracun.

c. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2008, standar dari bangunan

eco friendly adalah :

1. Bangunan yang lebih kecil 2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energi

4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar (untuk masa pembangunan dan

furnishing) dan menghindari kayu import. 5. Menggunakan sistem penggunaan air alternatif. 6. Perawatan bangunan yang murah

7. Pendaur ulangan bangunan

8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar 10.Efisiensi energi

11.Orientasi matahari


(52)

III.2. INTERPRETASI TEMA

Dari beberapa prinsip – prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang telah di uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok – pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah :

 Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energy listrik

 Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang – buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan.

 Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangunan. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat.

 Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.

Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur – fitur sebagai berikut :

 Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.

 Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat – zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.

 Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset.


(53)

 Memanfaatkan panas matahari lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan.

Gambar 3.2 Konsep Pencahayaan Pada Bangunan Green III.3. STUDI BANDING TEMA SEJENIS

III.3.1 School of Art Design and Media, Nanyang Technology University

Sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan

finishing dasar dari kaca dan beton kasar dan beratap rumput (roof garden), bangunan ini dibuat sebagai landmark arsitektur pada universitas tersebut.

Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari kampus universitas seluas 200 Ha. Daripada mengesankan bangunan di atas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum. Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan peraturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Disini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk seperti tangan yang berpelukan pada bangunan tersebut dan atap roof garden. Semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik karya – karya kreatif mereka.

Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas sekitar 202.357 Kaki atau sekitar 4,639 Ha. Pembangunan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University ini selesai pada Juni 2006, dan berkapasitas 900 mahasiswa.


(54)

Site Plan

Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok – blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah.

Gambar 3.3 Site Plan Nanyang University Floor Plan

Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung, dari area lobbi tersebut, mahasiswa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan.


(55)

Auditorium terdiri dari dua lantai, terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai (Lounge) dan area belajar.

Entrance utama tapak ini terletak pada tapak drop-off yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin.

Fitur Green Architecture

Energi Matahari dan Pencahayaan Alami

Kaca yang menyelubungi bangunan membuat pencahayaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Dalam studio, pencahaan alami membantu dalam memberikan warna asli dalam rendering pada pekerjaan para mahasiswa. Pencahayaan alami yang di filter melalui daun-daunan dan pohon memberikan sensasi kenyamanan pada pengguna bangunan.


(56)

Elemen dan Bangunan Sustainable

Performa yang tinggi dari fasad kaca menghalangi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energi yang di habiskan pada pemakaian AC (pendingin ruangan). Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia Matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada space dibawahnya. Tempat penyiraman air di bawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap.

Penanda Lokal

Desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama-sama dengan roof gardennya, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya.

Menghubungkan Komunitas

Kampus ini terletak pada jantung kota. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan,

roof garden dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus.

III.3.2 Trafacon Office Building

Data Proyek

Nama Proyek : Trafacon Office Building

Lokasi : Jakarta, Indonesia Luas Site : 1.883 m²

Luas Lantai : 1.451 m² Firma Arsitektur : 12akitek

Arsitek Prinsipal : M. Hikmat Subarkah, Ginanjar Ramdhani Arsitek Proyek : M. Hikmat Subarkah


(57)

Sebuah bangunan sehrusnya tidak hanya merespon tentang keindahannya atau fungsinya, tetapi juga kelokalitasannya seperti kebudayaan, sosial dan iklimnya. Dalam konteks Jakarta, dimana kota tersebut sering terjadi bencana banjir, arsitek butuh untuk mengambil alih masalah selama proses desain dapat dipertanggung jawabkan antara struktur dan lingkungan.

Bangunan Trafacon Office dibangun dalam rangka melawan masalah bencana banjir di Jakarta, dan untuk mendemonstrasi arsitektur kontemporari dapat diaplikasikan tanpa mengorbankan prinsip dasar dari arsitektur tropis. Berlokasi pada lahan area hijau kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bangunan ini merupakan kantor pusat Trafacon, perusahaan konstruksi. Di dalamnya terdapat kantor pusat, kantor pemasaran, studio fotografi dan fasilitas pendukung lainnya.


(58)

Konsep utamanya adalah untuk menciptakan pencampuran suasana antara bangunan dan lingkungannya. Teknik pelipatan kertas digunakan untuk membentuk ruangan, menghasilkan bentuk yang dinamis dan tidak konvensional. Bagian luar bangunan ditutupi dengan green roof, hal ini juga merupakan strategi untuk mengganti area hijau yang terpakau oleh pembangunan bangunan ini. Prinsip dasar dari overhang, cahaya dan aliran udara diadaptasi dari fitur suistainable tradisional seperti sistem manajemen air sebaik teknik ventilasi silang terintegrasi ke arsitektur kontemporer untuk mendapatkan performa lingkungan yang baik.

Fitur Green Architecture Energi

Fungsi yang sama di kelompokkan bersama untuk meningkatkan efisiensi. Melalui pengaturan zoning secara hati – hati, aktivitas manusia menjadi lebih kecil, yang berakibat menurunnya emisi panas. Terpisah dari zona kerja, semua zona lainnya bergantung pada ventilasi alami. Walaupun AC di gunakan di zona kerja, sistem di desain untuk membuat performa yang optimal, yang mengakibatkan terhindarnya pembuangan energi yang sia – sia. Dindingnya kaca yang besar membantu mengurangi kebutuhan cahaya.


(59)

Air

Metode konvensional dan hi tech digunakan untuk menyimpan air. Green roof yang luas digunakan untuk menyimpan dan menyaring air hujan, yang mana di salurkan ke ground water tank untuk keperluan flushing kloset dan pengairan tumbuhan. Sistem filtrasi di modifikasi seperti yang digunakan oleh rumah tradisional Indonesia. Terlepas dari ruang penyimpanan yang kecil dan saringan dari kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter yang biasa. Dipasangkan dengan penggunaan teknologi peralatan air lokal, yang mana mengurangi kontaminasi dari besi, magnesium, organic, dan zat ammonium, gabungan zat yang tidak diketahui, bau dan keruh, pengumpulan air hujan juga dapat di ubah menjadi air yang dapat di minum.

Material

Material rendah energi seperti beton, kaca dan bingkai aluminium anodized digunakan dalam bangunan ini, material dengan zat kimia seperti emulsi cat dihindarkan, meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.

Kenyaman dan Kesehatan Manusia

Dinding kaca transparan diorientasikan sepanjang utara-selatan untuk menghindari sinar matahari langsung. Hal ini meminimalisir radiasi matahari dan perolehan panas, menurunkan temperature dalam ruangan. Kantilever atap yang besar digunakan untuk keperluan shading, dan green roof

yang bertingkat digunakan sebagai lapisan pendingin. Halaman gedung memiliki fountain dan pohon yang mana membantu menjaga dalam temperature sekitar dan kelembaban. Semua faktor tersebut berkontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Dengan mendesain fitur tapak yang besar yang juga dapat digunakan sebagai area social, sebuah area interkasi outdoor

alternatif dibuat disamping ruangan bersama indoor, pantry, dll. Area interkaksi hijau menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mengkontribusi psikologi yang baik bagi pengguna dimana dapat berubah menjadi efek positif pada kesehatan mereka dan performa kerja.


(60)

BAB 4

ANALISA


(61)

BAB IV ANALISA IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan

IV.1.1 Data Site

Berikut data-data serta keterangan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan site :

Gambar 4.1 Site

Judul Proyek : Redevelopmen Pasar Sukaramai Lokasi : Jalan A.R Hakim

Ukuran : 2.3 Ha

Batas – batas :

-Utara : Jl. Asia Raya, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan -Timur : Jl. A.R. Hakim, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan -Selatan : Jl. Akik, Pertokoan

-Barat : Jl. Asia, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan

Berdasarkan data – data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di sekitar kawasan pemukiman penduduk dan pertokoan, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena meiliki konsumen yang tetap.

Jl. A.R. Hakim

Jl. Sutrisno Jl. Akik Jl. Asia Raya


(62)

Peraturan – Peraturan Site :

1. GSB (Garis Sempadan Bangunan)

Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2 x lebar jalan) + 1.

Gambar 4.2 GSB Site

Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan. Dikarenakan KDB yang besar didaerah ini (sekitar 80 & – 90 % ) menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan dipakai menjadi bangunan.

2. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan)

Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah di tetapkan total luas lantai. Koefisien ini bias lebih dari 100 % untuk bangunan bertingkat.

Untuk daerah di sekitar pasar Sukaramai, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 80 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200%-300%.

Site

(½ x 17.4 m) + 1 = 9.7 m (½ x 18.5 m) + 1 = 10.25 m


(63)

Gambar 4.3 KLB Sekitar Site

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata – rata bangunan di sekitar site adalah 2-3 lantai. Sehingga berdasarkan data tersebut hal yang dapat disimpulkan adalah bangunan yang akan di desain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian yang terlalu jauh dari rata – rata bangunan, sehingga memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar.

3. BC + Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan)

Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bias berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar site adalah sekitar 80% - 90 %.

Maka koefisien dasar bangunan adalah : 80% x 19.012 m² = 15.209,6 m²

Ketinggian 6 Lantai Ketinggian 4 Lantai Ketinggian 3 Lantai Ketinggian 2 Lantai Ketinggian 1 Lantai


(64)

1. Kondisi Eksisting

Sampah – sampah pasar yang berserakan sampai ke badan jalan. Sehingga

mengganggu kelancaran lalu lintas.

Tempat penampungan sampah semetara yang tidak dapat menampung seluruh sampah pasar

Pedagang pasar yang menempati setengah badan jalan di A.R Hakim

Penampungan sementara para pedagang di sepanjang jalan A.R Hakim


(65)

Gambar 4.4 Kondisi Eksisting Site IV.1.2 Analisa Pencapaian

Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagimenjadi 2 bagian besar, antara lain : a. Kendaraan

Parkir kendaraan roda 2 di badan jalan. Parkir Becak di badan jalan

Situasi kemacetan yang selalu terjadi di kawasan ini, semakin bertambah akibat pedagang yang menempati sepanjang badan jalan A.R Hakim, Jalan Sutrisno, Jalan Akik dan Jalan Denai. Hal ini disebabkan tidak ada lagi tempat para pedagang untuk berjualan.


(66)

1. Kendaraan Pribadi (Kendaraan Roda 2 dan Roda 4)

Lokasi site yang berada di Jalan Akik, sangat efisien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.

Site sangat dekat dengan 4 jalur : 1. Jalan A.R. Hakim

2. Jalan Sutrisno 3. Jalan Asia Raya 4. Jalan Kapt. Jumhana

Gambar 4.5 Pencapaian Menuju Site 2. Angkutan Umum

List angkutan umum yang melewati site berdasarkan jalan utama yang ada di sekitar site, antara lain :

A . Jalan A. R. Hakim

-Angkot Merah 125 - Angkot Kuning 80 -Angkot Merah 124 - Angkot Kuning 53 -Angkot Merah 121 - Angkot Kuning 31 -Angkot Merah 53 - Angkot Kuning 19 -Angkot Merah 43 - Angkot Kuning 07 B . Jalan Sutrisno

-Angkot Kuning 63 - Angkot hijau 70

Jl. A.R. Hakim Jl. Asia Raya

Jl. Akik

Jl. Sutrisno Jl.Kpt. Jumhana

Site


(67)

-Angkot Kuning 53 - Angkot merah 41 -Angkot Kuning 51 - Angkot biru 26 -Angkot Kuning 16

C. Jalan Kapt. Jumhana -Angkot Merah 41 - Angkot Kuning 51 - Angkot Hijau Putih 138

Potensi : - Kawasan ini dilalui oleh berbagai macam kendaraan umum, sehingga dapat dikatakan bahwa site ini cukup mudah dicapai.

Masalah : - Banyaknya jumlah kendaraan umum, selalu menyebabkan kemacetan di sekitar Site, sehingga mengganggu kenyamanan pengendara lainnya

-Lahan parkir yang terbatas menyebabkan pengunjung memarkirkan kendaraan di pinggir jalan, sehingga turut menambah kemacetan.

Tanggapan : - Untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh angkutan umum, maka akan di buat halte untuk pengunjung.

-Untuk kendaraan pengunjung, akan disediakan parkir kendaraan pribadi serta parkir becak mesin dan becak dayung.

D. Pejalan Kaki

Gambar 4.6. Pencapaian Pejalan Kaki

Kawasan ini cukup banyak dilalui oleh pejalan kaki, terutama di mulai dari pagi hingga sore hari. Karena pada saat itu merupakan puncak dari kegiatan belanja di daerah tersebut.


(68)

Potensi

-Kawasan ini dilewati oleh banyak jalur angkutan umum. Sehingga kawasan ini dapat di jangkau dari jarak yang cukup jauh.

Permasalahan

-Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur sehingga menyebabkan kemacetan.

Masalah

-Konflik antara pejalan kaki, kendaraan pribadi dan angkutan umum, karena tidak ada pedestrian, halte, dan lahan parkir. Sehingga sangat rawan kecelakaan dan kemacetan.

Tanggapan

-Pemisahan jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan, sehingga konflik antara keduanya dapat terpecahkan.

-Pemisahan tempat angkutan umum dengan kendaraan lain, sehingga dapat mengatasi kemacetan.

IV.1.3 Analisa Sirkulasi

Untuk analisa sirkulasi, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki.

A. Kendaraan

Gambar 4.7 Sirkulasi Kendaraan

2 Arah 2 Arah

2 Arah 2 Arah

2 Arah

2 Arah

2 Arah 2 Arah 2 Arah

SITE

Sebagian jalan ditutup karena adanya pedagang yang membuka lapak berjualan.


(69)

B. Pejalan Kaki

Gambar 4.8 Sirkulasi Pejalan kaki Permasalahan

 Sirkulasi pejalan kaki di pasar Sukaramai sangat tidak teratur, karena banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan, bahkan tidak sedikit menempati badan jalan, sehingga para pejalan kaki juga menggunakan badan jalan.

 Banyaknya para pedagang yang tersebar di sepanjang jalan Sutrisno, jalan A.R Hakim dan jalan Akik menyebabkan sulitnya dilakukan pengawasan terhadap pasar.

 Para pengunjung naik dan turun kendaraan umum di tempat yang tidak sewajarnya (contoh: di persimpangan jalan) sehingga menyebabkan kendaraan lain terganggu dan mengakibatkan kemacetan.

Tanggapan

 Memperjelas orientasi sirkulasi pada pasar yang akan di desain.

 Menyediakan halte untuk tempat turun dan naik nya penumpang angkutan umum. IV.1.4 Analisa Orientasi

Untuk analisa view bangunan, maka akan dibagi menjadi 3 (dua) bagian, antara lain :

A. Orientasi dari Luar ke Dalam

Site di apit oleh 3 jalan, yaitu Jalan A.R Hakim (Jalan Primer), Jalan Asia Raya (Jalan Sekunder), dan Jalan Akik (Jalan Sekunder).

Sehingga bagian dari site yang tampak dari jalan harus di ekspos sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk datang.


(70)

Gambar 4.9 Bagian Site

B. View dari Dalam ke Luar

Di sekitar site tidak ada bagian tertentu dari kawasan yang cukup menarik, sehingga bangunan tidak perlu di orientasikan ke suatu arah tertentu.

Selain dari alasan tidak ada view yang baik di sekitar bangunan, untuk kasus pusat perbelanjaan terkadang bangunan sengaja meminimalkan bukaan dengan tujuan agar pengunjung tidak mengingat waktu dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja.

Potensi

-Site dilewati oleh jalan yang sangat padat serta dikelilingi pemukiman penduduk, sehingga dapat terlihat oleh orang – orang yang lewat.

Masalah

-Jalan Akik di tutup oleh pedagang – pedagang sehingga jalan ini tidak dapat di lewati oleh kendaraan.

-Jalan A.R. Hakim merupakan jalan utama, tetapi ada beberapa bangunan ruko dan rumah tinggal yang semi permanen menjadi penghambat view dari jalan A.R. Hakim. Sehingga menutupi sebagian besar site yang seharusnya dapat terlihat dari jalan utama.

Tanggapan

-Pada bagian site yang terlihat dari jalan akan di buat fasade yang menarik mungkin, sehingga menarik masyarakat untuk datang.

-Merelokasikan ruko – ruko dan rumah semi permanen di jalan A.R. Hakim yang menutupi site.

-Perbaikan kualitas kawasan sekitar sehingga nantinya bangunan yang akan di desain memiliki ke harmonisan dengan kawasan sekitarnya.

= Bagian Site yang tampak dari jalan


(71)

IV.1.5 Analisa Matahari

Untuk permasalahan matahari yang akan dibahas dalam analisa matahari, akan dijelaskan dari peta pergerakan matahari pada kawasan yang akan dirancang nantinya sebagai berikut :

Gambar 4.10 Arah Matahari

Berdasarkan gambar pergerakan matahari pada site di atas, maka dapat di ketahui :

- Bagian yang berwarna kuning muda merupakan bagian yang paling banyak terkena sinar matahari. Karena posisi matahari kebanyakan selalu berada di atas site.

- Bagian yang berwarna kuning tua menunjukkan bahwa intensitas matahari semakin berkurang.

Potensi

- Site dikelilingi oleh bangunan yang memiliki ketinggian rata – rata 2-3 lantai sehingga secara tidak langsung menjadi peneduh bagi pejalan kaki dari arah tersebut.

Masalah

- Pada siang hari suhu udara cukup tinggi dan tidak ada vegetasi di sekitar site. Tanggapan

- Untuk pencahayaan site di usahakan kontribusi dari pencahayaan alami. Khusus untuk pasar pencahayaan akan di usahakan dengan penggunaan skylight sehingga dapat dilakukan dengan pembuatan listrik.

- Untuk beberapa kawasan pada site akan ditempatkan vegetasi yang berfungsi sebagai buffer

panas sehingga pejalan kaki yang melewati daerah tersebut dapat merasa nyaman.


(72)

IV.1.6 Analisa Vegetasi

Gambar 4.11 Analisa Vegetasi

IV.1.7 Analisa Sarana dan Prasarana 1. Pola drainase site

- Drainase utama pada site terdapat di sepanjang jalan A.R Hakim dengan lebar jalan sekitar 18.5 meter.

- Drainase sekunder pada site terdapat di sepanjang jalan Akik.

Gambar 4.12 Analisa Sarana dan Prasarana

Pada jalan Asia Raya terdapat vegetasi yang di tanam sendiri oleh pihak pertokoan Asia Mega Mas.

Pada pinggir site terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, tapi kondisi vegetasi tidak terawat.

Pada jalan Antara terdapat vegetasi yang hanya terdapat di median jalan dengan jarak ±4 m, tapi fungsinya untuk peneduh kurang terasa.

Saluran drainase utama

Tidak ada saluran drainase Saluran drainase sekunder


(73)

Permasalahan

- Pada bagian site di kawasan Jalan Asia Raya tidak terdapat saluran drainase.

Tanggapan

- Pada bagian site di kawasan jalan Asia Raya akan di buat saluran drainase, sehingga aliran drainase tidak menumpuk hanya pada jalan Akik dan Jalan A.R Hakim.

2. Jaringan Listrik dan Telepon

- Jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Perletakan kedua sistem ini mengikuti sistem yang sudah ada yaitu penggunaan tiang listrik dan telepon (ada di atas tanah).

Permasalahan

- Perletakan kabel listrik yang tidak tertata rapi, sehingga mengganggu terhadap view menuju kawasan.

Tanggapan

- Penataan kembali sistem listrik dan telepon, di usahakan agar perletakannnya berada di bawah tanah, sehingga tidak mengganggu view dan dapat lebih efektif penggunaannya.

IV.1.8 Analisa Tata Guna Lahan

Untuk analisa tata guna lahan, maka kawasan sekitar yang akan disurvei hanya sebatas bangunan yang terdapat di sekeliling site, di karenakan bangunan sekitar inilah yang paling memilki pengaruh terhadap site nantinya.

Pada peta tata guna lahan di atas, di buat dengan radius kawasan sekitar 500 meter. Sehingga tidak begitu detail. Namun berikut akan di sampaikan tata guna lahan yang lebih detail dari kawasan sekitar site :

Potensi

- Pada kawasan ini cukup banyak toko yang memiliki berbagai jenis usaha. Sehingga turut mendukung jenis usaha yang terdapat pada site.


(74)

Gambar 4.13 Potensi Site Permasalahan

- Karena banyaknya toko dan jenis usaha yang beraneka ragam, maka permasalahan parkir pengunjung menjadi masalah yang cukup rumit.

Tanggapan

-Ruko yang terdapat di luar site akan dicoba untuk di kombinasikan dengan bangunan yang terdapat di dalam site, sehingga menjadi keharmonisan.

-Usaha untuk menyatukan keduanya di harapkan dapat mengatasi parkir, sehingga parkir yang berada di dalam site dapat di manfaatkan untuk parkir pengunjung toko yang berada diluar site. IV.2 Analisa Fungsional

= Bangunan Komersil = Bangunan Kantor

= Bangunan Prndidikan = Tempat Ibadah


(75)

IV.2.1 Analisa Kegiatan dan Kriteria Ruang

IV.2.1.1 Pengelompokan Kegiatan dan Kriteria Ruang No

.

Elemen Ruang Pemakai Kegiatan

1. Utama - Kios - Loosd

- Pedagang Menawarkan Menjual 2. Pendukung - Pusat Makanan - Pedagang

- Pembeli

Menjual Membeli

- R. Makan - Pembeli

- Pengelola

- Makan

- Membersihkan Ruangan

- Dapur - Pengelola - Memasak

- KM / WC - Pedagang - Pembeli

- Buang Air

- Kantor Pengelola

- R. Pimpinan - Pimpinan - Membuat Pembukuan - R. Kerja Pegawai - Pengelola - Mengawasi kegiatan di

pasar

- KM / WC - Pengelola - Buang Arir 3. Pelengkap - Plaza - Pedagang

- Pembeli -Pengelola

- Sirkulasi - Istirahat

- Mushalla

- R. Sholat - Pedagang - Pembeli - Pengelola

- Sholat

- R. Wudhu - Pedagamg

- Pembeli


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernst, (1997), Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst, (1997), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta.

(2005); Kamus Besar Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta (2005); Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta

Brenda & Vale,Robert (1996), Green Architecture, Design For Suistainable Future Wines, J. (2008). Green Architecture. Koln, Germany: Taschen Gmbh.

Pemerintah Daerah Pasar Kota Medan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Klas I Polonia Kantor Kecamatan Medan Area

http://www.pemkomedan.go.id/ http://www.pemkomedan.go.id/mdnare.php http://maps.google.co.id/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Beringharjo http://www.kreativitas.net/pasar-modern-bsd.html http://www.greenroofs.com/projects/pview.php?id=846 http://en.wikipedia.org/wiki/Nanyang_Technological_University http://rwienuniverse.blogspot.com/2009/07/trafacon-office-building.html