BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Jadwal Existing Produksi Perusahaan dan Heijunka
Penjadwalan yang terdapat pada perusahaan menggunakan penjadwalan tradisional yaitu membuat produk dengan jumlah yang besar untuk satu periode
yang menyebabkan pekerja, peralatan, dan mesin harus bekerja berlebih dan berakibat pada tingginya risiko. Kemudian pada periode berikutnya, jumlah
pesanan kecil maka pekerjaan menjadi sedikit sehingga pekerja, peralatan, dan mesin menjadi kurang bermanfaat underutilized.
Tabel 6.1. Waktu Produksi Existing No
Tanggal Waktu Produksi
detik
1 01 Desember 2010
55457,29 2
02 Desember 2010 62806,79
3 03 Desember 2010
60906,96 4
06 Desember 2010 64230,46
5 08 Desember 2010
64603,51 6
09 Desember 2010 61383,26
7 10 Desember 2010
61327,19 8
13 Desember 2010 62372,17
9 14 Desember 2010
62386,86 10
15 Desember 2010 63059,82
11 16 Desember 2010
63595,53 12
17 Desember 2010 63813,53
13 20 Desember 2010
62017,10 14
21 Desember 2010 61680,45
15 22 Desember 2010
61493,13 16
23 Desember 2010 61507,43
17 27 Desember 2010
61873,63 18
28 Desember 2010 7741,88
Sedangkan pada penjadwalan dengan metode heijunka basis harian, jumlah produk yang akan diproduksi tiap harinya berjumlah sama.
Tabel 6.2. Waktu Produksi dengan Pendekatan Heijunka No
Tanggal Waktu Produksi
detik
1 01 Desember 2010
59742,12 2
02 Desember 2010 59742,12
3 03 Desember 2010
59742,12 4
06 Desember 2010 59742,12
5 08 Desember 2010
59742,12 6
09 Desember 2010 59742,12
7 10 Desember 2010
59742,12 8
13 Desember 2010 59742,12
9 14 Desember 2010
59742,12 10
15 Desember 2010 59742,12
11 16 Desember 2010
59742,12 12
17 Desember 2010 59742,12
13 20 Desember 2010
59742,12 14
21 Desember 2010 59742,12
15 22 Desember 2010
59742,12 16
23 Desember 2010 59742,12
17 27 Desember 2010
59742,12 18
28 Desember 2010 59742,12
Hal ini mengindikasikan bahwa produksi dengan metode Heijunka menghasilkan jadwal dengan waktu yang sama sehingga pekerja, mesin, peralatan
akan melakukan beban kerja yang sama setiap harinya. Cara tersebut dapat mengurangi kondisi yang tidak teratur mura yang
akhirnya memunculkan beberapa pemborosan muda seperti lembur, persediaan, biaya pengiriman, stress pekerja. TPS menyiasati hal tersebut dengan meratakan
beban dan tidak selalu memproduksi berdasarkan pesanan.
6.2. Analisis Nilai VAE Existing Produksi Perusahaan dan Heijunka