Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Harri Bangbang Saripudin, 2015 PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA KBU HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Oleh karena itu berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas masyarakat menjadi sumber daya yang mampu menunjang kegiatan dan mensukseskan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan factor utama dalam pembangunan bangsa, di samping sumber daya alam hayati, non hayati dan non hayati buatan serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi masyarakat dan bangsa Indonesia kini sedang memasuki gerbang era globalisasi yang penuh dengan tantangan, kompetitif serta membutuhkan manusia yang berkualitas tinggi Sudjana, 2004, hlm. 10 Namun krisis moneter yang berkepanjangan menjadi hambatan yang tidak mudah untuk di hadapi, bahkan dewasa ini lebih memepertegas lagi perlunya pengembangan Sumber Daya Manusia SDM Indonesia yang tangguh, berwawasan keunggulan, dan terampil dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai budaya, religi dan konteks lokal. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas di harapkan mampu menghadapi era globalisasi serta merupakan produksi sistem pembangunan pendidikan nasional yang tangguh. Pembangunan itu sendiri merupakan proses perubahan dan pertumbuhan yang dilakukan secara sadar, berencana, berkelanjutan, bersifat multi dimensional mengarah pada modernitas yakni mampu swasembada dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain serta merupakan upaya membina bangsa untuk mencapai kesejahteraan yang dilaksanakan secara serasi, selaras, dan seimbang. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas tersebut maka perlu adanya suatu upaya yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, ada dua hal yang penting dan perlu di perhatikan secara seksama yaitu seperti yang diungkapkan oleh Emil salim dalam Yunus, 2007, hlm. 2 sebagai berikut : pertama peningkatan kualitas sumber daya Harri Bangbang Saripudin, 2015 PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA KBU HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu manusia secara fisik mengikuti peningkatan kesehatan dan kesegaran jasmani, serta meningkatkan kualitas perbaikan gizi masyarakat. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia non fisik ditujukan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, pengembangan mental dan spritual, peningkatan etoskerja dan yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan kadar produktivitas kerja. Djudju Sudjana 2004 hlm. 131 mengemukakan bahwa tentang modal itu ada dalam diri nya sendiri yang tersirat dalam “Human Capital Theory”bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subjek baik dalam upaya meningkatkan taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan lingkungannya. Menurut teori ini konsep-konsep pendidikan harus dirasakan atas anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu meliputi :sikap, pengetahuan, keterampilan, dan aspirasi. Dengan perkataan, modal bagi kemajuan manusia tidak berada diluar dirinya melainkan di dalam dirinya sendiri dan modal itu sendiri adalah pendidikan. Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu membuat manusia itu berdaya, mampu meningkatkan kemampuan, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan agar terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan sehingga dapat hidup dengan layak dalam kemandirian, keswadayaan, partisipasi serta demokrasi bagi kehidupan bermasyarakat. Melihat pada data pengangguran dan kemiskinan di Indonesia yang masih cukup besar, tentu saja hal ini memerlukan perhatian pemerintah. Jumlah penganggur terbuka berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2013 sebesar 6,25 juta jiwa dari jumlah angkatan kerja 15 tahun keatas, yaitu sebanyak 118,19 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 10,89 juta jiwa dan bekerja penuh waktu sebanyak 25,92 juta jiwa Juknis Penyelenggaraan Program PKH 2013:1. Pada kenyataan tersebut, perlu adanya langkah-langkah yang strategis untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia agar dapat mengurangi pengangguran yang nantinya akan berdampak pada kemiskinan. Salah satu peningkatan sumber daya manusia salah satunya dapat ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan bagi masyarakat khususnya masyarakat yang tidak pernah mengenal pendidikan formal dapat di fasilitasi oleh program-program yang Harri Bangbang Saripudin, 2015 PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA KBU HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diselenggarakan pada jalur pendidikan luar sekolah, yang di naungi oleh satuan- satuan pendidikan luar sekolah yang menyelenggarakan kegiatan keaksaraan, pelatihan, pendidikan anak usia dini, life skill, dan program pelatihan keterampilan. Secara yuridis sistem pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keaagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3 bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mahaesa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut dijelaskan di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Pendidikan tersebut dapat diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga, pemerintahan, swasta maupun keluarga. Melalui pendidikan ini, diharapkan masyarakat maupun individu manusia memperoleh pengetahuan dalam menerima wawasan baru dan kecakapan hidup dalam meningkatkan harkat hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anak suku bangsa. Definisi dan fungsi pendidikan non formal sebagaimana tercantum dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yaitu: Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan juga pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Harri Bangbang Saripudin, 2015 PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA KBU HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari penjelasan di atas pendidikan non formal mempunyai fungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung semakin cepat menimbulkan kebutuhan yang beraneka ragam dalam hal peralihan informasi, pengetahuan, serta keterampilan guna pengembangan potensi peserta didik dengan menyeimbangkan antara pengetahuan dan keterampilan fungsional. Usaha pengelolaan program melalui peningkatan dan pembinaan kecakapan hidup pada saat sekarang ini semakin memerlukan perhatian dan penanganan yang benar-benar tepat guna dan hasil guna. Salah satu usaha yang dapat dikatakan sebagai jawaban permasalahan diatas adalah dengan mendirikan berbagai lembaga pelatihan dan keterampilan. Soebagio Atmodiwiro 2002, hlm. 35 mendefinisikan pelatihan adalah sebagai proses pembelajaran yang disiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang meningkat serta pelatihan sebagai suatu kegiatan pendidikan nyang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis diluar sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok, dalam waktu yang yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap, serta keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efektif dan efisien. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Sirnagalih Bina Insani merupakan lembaga yang telah berupaya untuk menjawab permasalahan mengenai kondisi pemberdayaan masyarakat dengan menyelenggarakan program kelompok bina usaha KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik. PKBM Bina Insani mempunyai tujuan agar peserta didik memilki pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab VI bagian kelima pasal 26 ayat 2 dan 5 bahwa : “... 2 Pendidikan nonformal berfungsi mengembangakan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. 5 Kursus dan pelatihan keterampilan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih ting gi.” Harri Bangbang Saripudin, 2015 PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA KBU HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program kelompok bina usaha KBU handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat yang membutuhkan keterampilan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Di dalam kegiatan program kelompok bina usaha KBU handycraft, peserta didik yang semuanya adalah masyarakat produktif usia 15-45 tahun di bina dan diberdayakan, mereka diberi pengetahuan membuat berbagai jenis keterampilan tangan seperti tas, topi, sabuk, sovenir, dan pernak-pernik lainnya. Proses pembelajaran program kelompok bina usaha KBU handycraft merupakan salah satu usaha untuk pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan minat wirausaha terhadap masyarakat yang selanjutnya dapat di implementasikan Oleh masyarakat atau peserta didik menjadi suatu wirausaha sehinnga masyarakat bisa memainkan perannya sebagai pelaku pembangunan dan membantu perekonomian. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terhadap pengelolaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivsasi wirausaha peserta didik yang diselenggarakan di PKBM Bina Insani Sirnagalih Kabupaten Cianjur.

B. Identifikasi masalah penelitian