Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kognitif sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan belajar dan instrumental yang terkait dalam proses belajar. Makmun 2007, hlm.165 mengugkapkan
secara sistematik dan visual faktor-faktor yang memengaruhi perilaku belajar mengajar PBM dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
Gambar 1.1 sistematik komponen P.B.M
Makmun,2007,hlm.165
Dari gambar diatas secara sistematik keempat komponen utama dari proses belajar mengajar akan memengaruhi perfomance dan outputnya. Raw input
menunjukan sebagai faktor yang terdapat dalam diri individu yang dapat menjadi fasilitas maupun penghambat, the expected output menunjukan kepada tingkat
kualifikasi ukuran yang dapat menjadi daya penarik dan motivasi, instrumentalinput
adalah sarana yag dapat menunjang pelaksanaan belajar mengajar serta enviromental adalah situasi dan keadaan iklim sekolah.
Terkait dengan proses belajar yang dilaksanakan disekolah seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa tujuan dalam pembelajaran yang harus
dicapai. Menurut Graffin,dkk 2012 dalam bukunya yang berjudul Assesment and Teaching 21 st Century Skills
menyebutkan bahwa kebutuhan pendidikan dan keterampilan pada abad ke 21 adalah cara berpikir peserta didik harus kreatif dan
inovasi, berpikir kritis, menguasai pemecahan masalah, pengembangan metakognisi, menguasai teknologi informasi dan komunikasi, terciptaya hubungan
Guru dan lain- lain
Bahan sumber Metode,
teknik, media
input instrumental
Program tugas sarana
fisik sosial
Enviromental input lingkungan
Expected output hasil belajar yang
diharapkan
P. B. M
Raw input siswa
Dan lain- lain
kultural Kapasitas
IQ Bakat
khusus Motivasi
n-Ach
Sikapkebiasaan dan lain-lain
Kematangan kesiapan
Minat Perilaku
kognitif Perilaku
afektif Perilaku
psikomotor
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sosial, perkembangan karir, pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai dan etika.
Dalam pandangan psikologi perkembangan, individu yang berada dalam jenjang pendidikan menengah atas termasuk ke dalam fase perkembangan masa
remaja. Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam setiap fase perkembangan, pada masa ini merupakan masa transisi dari fase anak menuju
dewasa. Remaja memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai, karena dalam masa ini remaja mulai memikirkan pencapaian prestasi agar dapat meraih
suatu keberhasilan dimasa yang akan datang. Remaja selalu ingin sukses dalam hidupnya dan memiliki cita-cita dimasa depan. Menurut
Havighurst dalam Yusuf,2008
salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah mengembangkan kemampuan intelektual, salah satu tujuan peserta didik pada
masa remaja adalah mencapai prestasi belajarsebaik mungkin karena dengan demikian mereka dapat menunjukan eksistensi kepada teman, keluarga dan
lingkungan sekitar. Prestasi menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk
menghadapi kehidupan yang sebenarnyaSantrock, 2003. Bandura 2002 mengatakan bahwaself efficacyberhubungan dengan diri
individu dalam arah hubungan kemampuan yang dicapai dalam melaksanakan tugas khusus sebagai prediktor kuat tentang perilaku. Selain itu menurut Sudrajat
2008, hlm. 10 “self efficacy dapat membantu perkembangan esensi minat dan keseriusan dalam bertindak dan beraktivitas
”. Hal ini berarti bahwa dalam proses pencapaian prestasi belajar salah satu faktor penentu keberhasilan adalah faktor
dalam diri individu yangtidak lepas dari pengaruh keyakinan diri yang ada pada peserta didik, keyakinan diri ini sering disebut sebagai self efficacy.Self efficacy
adalah faktor penting yang memengaruhiprestasi belajar peserta didik Bandura, 2002. Individu adalah seperti apa yang dia pikirkan, jika berpikir akan berhasil,
maka kemungkinan besar keberhasilan tersebut akan mampu untuk diraih, begitu juga sebaliknya. Pada dasarnya setiap individu sudah memiliki kemampuan yang
menjadi modal untuk mencapai keberhasilan,kuncinya adalah pada keyakinan yang merupakan penentu sikap dan perilaku yang akan dilakukan dalam
menghadapi permasalahan dalam mencapai tujuan. Orang yang gagal dapat jadi
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak yakin bahwa setiap orang dapat mencapai apa yang diharapkan.
Menurut Bandura, dkk dalam Nilsen. 2009 motivasi, Self efficacy dan nilai harapan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap kinerja akademik
peserta didik.Peserta didik yang memiliki self efficacy yang rendah akan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan-kesulitanmenghadapi tugas sekolah.
Sebaliknya remaja dengan self efficacy yang tinggi akan bertahandalam menghadapi kesulitan, dan mencoba mengatasinya hingga tuntas Schunkdalam
Steinberg, 2002. Self efficacy akan memberi landasan bagi remaja untukbertingkah laku secara tekun, ulet, dan berani menghadapi permasalahan
Bandura,1997. Self efficacy
berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk menangani tugas-tugas akademik secara efektif dan melakukan tindakan
yang diperlukan. Keberhasilan memungkinkan individu membandingkan kemampuan pribadi dengan kemampuan orang lain maupun kemampuan dirinya
dalam menghadapi tugas serupa di masa lalu. Ketika seseorang mendapati dirinya berhasil dalam pencapaian prestasi, berarti orang tersebut mempunyai cukup
kemampuan untuk berhadapan dengan situasi yang mengharuskannya melakukan pencapain prestasi dengan baik. Bila seseorang gagal dalam pencapaian prestasi,
maka akan menilai negatif pada dirinya pada saat berhadapan dengan situasi yang mengharuskan untuk terus berusaha mencapai tujuan.
Reivich dan Shatte dalam Wahyuni, 2013, hlm. 2 mendefinisikan self efficacy
sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Keyakinan yang timbul dari diri peserta
didik diharapkan dapat menjadi bekal berprestasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan pada pencapaian prestasi akademik. Prestasi tidak datang begitu
saja pada diri peserta didik yang hanya mengandalkan kesempatan, tetapi dengan adanya rasa keyakinan dan sikap sungguh-sungguh akan menuntun peserta didik
pada pencapaian prestasi belajar. Bandura dan Wood 1989 menyatakan bahwa self efficacy adalah
keyakinan terhadap kemampuan seseorang untuk menggerakan motivasi, sumber-
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sumber kognitif, dan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dari situasi yang dihadapi.
Menurut Sukmadinata 2009, hlm.70 menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan peserta didik memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting
dalam dunia pendidikan yaitu motivasi berprestasi, motivasi berkuasa dan motivasi berafiliasi. Dari ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi berprestasi
memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia pendidikan karenadengan motivasi berprestasi yang tinggi peserta didikakanberusaha secara terusmenerus
dalam meraihprestasi belajar. Oleh sebab itumotivasi berprestasi sangat diperlukan dalam masa remaja agar dapat tercapaianya tugas perkembangan
dalam hal meraih prestasi belajar dalam jenjang pendidikan sekolah menengah atas.
McCelland 1975 menyebutkan motivasi berprestasi adalah suatu pikiran yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya
bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan sebelumnya dan lebih efisien dengan hasil maksimal.Santrock 2011 menjelaskan bahwa motivasi berprestasi
merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai
kesuksesan. Menurut Morgan 1990 menyatakan bahwa banyak faktor yang
memengaruhi motivasi berprestasi yaitu harapan orang tua, pengalamanan yang dialami individu, latar belakang kehidupan, lingkungan serta observasional
learning yaitu proses peniruan atas model yang menjadi idola dari setiap individu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fu 2011 di Cina menyatakan bahwaadanya hubungan yang positif signifikan antara self efficacy dengan
motivasi berprestasi, dengan korelasi positif kuat antara self efficacy dengan motif untuk meraih sukses dan korelasi negatif kuat antara self efficacy dengan motif
menghindari kegagalan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat self efficacy
maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi berprestasi, sedangkan semakin rendah tingkat self efficacy maka akan semakin rendah pula tingkat
motivasi berprestasinya.
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil penelitian lain oleh Mazub dan Yusuf 2012 di Malaysia menyatakan adanya hubungan antara self efficacy dengan motivasi
berprestasi tetapi hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi memiliki hubungan lebih rendah dibandingkan dengan dengan hubungan motivasi
berprestasi dengan strategi belajar. Penelitian menunjukan adanya gap antara penelitian sebelumnya yang dilakukan Fu di Cina yang menyatakan bahwa adanya
hubungan yang tinggi positif signifikan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi.
Selanjutnya berdasarkan hasil obeservasi didapatkan informasi bahwa sebagian besar peserta didik di SMAN 6 Bandung memiliki tingakatan prestasi
belajar yang beragam, hal ini dapat dilihat dari nilai raport yang sudah memenuhi standar nilai yang ditentukan. Namun ada pula siswa yang belum mencapai
standar nilai, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bermalas-malasan dalam belajar, sering tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas, tidak
memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran, dan ada pulapeserta didik tidak mengetahui tujuan yang jelas buat apa pergi ke sekolah, serta mengalami
kebingungan dalam pemilihan karir sehingga membuat peserta didik tidak termotivasi mengejar prestasi belajar dalam pencapaian nilai yang maksimal.
Mengacu pada pentingnya self efficacydan motivasi berprestasi dalam menentukan prestasi belajar peserta didik maka Berdasarkan informasi mengenai
fenomena di sekolah serta gap penelitian di cina dan di malaysia, perlu adanya kajian kembali mengenai pengaruh antara self efficacydan motivasi berprestasi
tehadap prestasi belajar peserta didik di SMAN 6 Bandung. Peserta didik yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu mengatasi
masalah yang timbul akibat stimulus-stimulus yang terbentuk dari lingkungan. Motivasi peserta didik terbentuk karena adanya rasa percaya akan kemampuan
diri dalam menyelesaikan dan persepsi dalam menghadapi tugas. Peserta didik yang memiliki komitmen tinggi terhadap tujuannya akan memilih strategi dan
berusaha semaksimal mungkin agar segala usaha yang sudah dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal. Begitupun sebaliknya individu yang memiliki
self efficacy rendah maka akan cenderung menghindar dari tugas tertentu agar
merasa lebih aman. Hal ini sesuai dengan pendapat Atkinson, 1982 yang
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk berusaha meraih kesuksesan dan memiliki orientasi tujuan, aktivitas sukses atau
gagal. Menurut Woolfolk 2008 pengertian motivasi berprestasi sebagai suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan
suatu standar mutu tertentu. Setiap individu pasti memiliki potensi dan tujuan yang ingin dicapai,
ketika individu memiliki potensi yang besar tetapi tidak memiliki keyakinan serta motivasi yang tinggi apakah dapat mencapai prestasi belajar yang baik, apabila
peserta didik tidak memiliki keyakinan maka tidak dapat mengontrol dan menghadapai setiap hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam pencapaian
prestasi belajar. Dalam perkembangan potensi setiap individu merupakan tujuan yang harus dicapai, menurut Graffin,dkk 2012 pada perkembangan abad 21
Guru harus semakin fokus pada perkembangan belajar individu secara personal untuk masing-masing peserta didik,mereka juga harus bekerja sama dengan
timberdasarkan strategi intervensi dan penggunaan sumber daya keputusan agar siswa dapat meciptakan hasil dari pembelajaran dengan bukti karya bukan hanya
sekedar pada pengetaguan dan wawasan. Pengembangan potensi, kecakapan dalam belajar yang terkait dengan self
efficacy serta peningkatan motivasi berprestasi yang ada dalam diri peserta didik
menjadi peranan penting dari bimbingan dan konseling sebagai bagian integral tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri No 111
tahun 2014 terkait bimbingan dan konseling disebutkan bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan
pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaranbidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan
bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didikKonseli untuk
mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Permendikbud, 2014, hlm. 2.Hal ini sesuai pula dengan pernyataan dari Yusuf 2008, hlm. 7 yang menyatakan
bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik mencapai
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
perkembangan yang optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.perkembangan optimal bukan
semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual tetapi menyangkut individu mampu mengenal dan memahamai diri, berani menerima kenyataan diri
secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sistem nilai serta melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung
jawab sendiri. Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada
tercapainya prestasi belajar bagi peserta didik menjadi peranan bimbingan dan konseling sebagai sistem integral dari tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu
bagian layanan dari bimbingan dan konseling adalah pemberian bimbingan belajar, hal ini dapat membantu peserta didik dalam mengoptimalkan prestasi
belajar yang ingin dicapai. Dalam Pemberian layanan bimbingan belajar agaroptimal maka diperlukannya penelitian mengenai beberapa faktor yang
memengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu self efficacy dan motivasi berprestasi. Maka dalam penelitian ini difokuskan untuk melihat dan
membuktikan sejauh mana self efficacydan motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadapprestasi belajarpeserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung
tahun ajaran 20142015.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah